BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman suku bangsa dan budaya yang dimiliki oleh setiap negara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tari sebagai ekspresi jiwa manusia dapat diwujudkan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Dairi, Nias, Sibolga, Angkola, dan Tapanuli Selatan.

TOR-TOR PADA UPACARA ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT TAPANULI SELATAN

TORTOR MANILPOKKON HASAYA DALAM UPACARA ADAT HORJA GODANG DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN TERHADAP BENTUK PENYAJIAN

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Sumatera dan Suku Mandailing adalah salah satu sub suku Batak

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbagai keperluan. Upacara adat adalah suatu hal yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suzanne K. Langer (1998:2) menyatakan bahwa Kesenian adalah

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan dan merupakan tiang yang

BAB I PENDAHULUAN. Utara.Sumatera Utara juga memiliki kebudayaan yang beragam.

BAB I PENDAHULUAN. Selo Soemardjan dalam Simanjuntak (2000:107) Menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang melahirkan pemikiran-pemikiran yang dianggap benar dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang dikenal dunia kaya akan suku dan

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari masyarakat karena mencakup aktivitas masyarakat dari tiap tiap

BAB I PENDAHULUAN. ragam etnik, seperti Batak Toba, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Mandailing,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, hokum adat, organisasi sosial dan kesenian. Keberagaman keindahan,

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lain menunjukan ciri khas dari daerah masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan kenyataan, bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Simalungun adalah salah satu kabupaten yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan etnis dan

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau merupakan salah satu dari antara kelompok etnis utama bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya. Menurut Koenrtjaraningrat (1996:186), wujud kebudayaan dibedakan

BAB I PENDAHULUAN. zaman itu masyarakat memiliki sistem nilai. Nilai nilai budaya yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia didalam era globalisasi sangat pesat perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Provinsi Sumatera Utara adalah salah Provinsi yang terletak di Negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yaitu melestarikan musiknya. setiap titik sudutnya adalah batu sebagaimana dalihan ( tungku).

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB I PENDAHULUAN. Pada etnik Simalungun memiliki struktur sosial berbentuk pentangon sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

DAFTAR LAMPIRAN. a. Opung : Orangtua Ayah atau Ibu, maupun saudara (kakak/adik) dari orangtua Ayah dan Ibu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan etnis yang berada di Sumatera Utara dan mendiami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. dulu mereka telah memiliki budaya. Budaya dalam hal ini memiliki arti bahwa

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

BENTUK PENYAJIAN TARI TOR-TOR NAPOSO NAULI BULUNG PADA ADAT PERKAWINAN MANDAILING DI KELURAHAN PIDOLI DOLOK ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Samosir merupakan salah satu daerah pariwisata yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. universal artinya dapat di temukan pada setiap kebudayaan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. disusun selaras dengan irama musik, serta mempunyai maksud tertentu. Tari pada

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Neneng Yessi Milniasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dari yang terendah: Mate di Bortian (meninggal dalam kandungan), Mate Posoposo

D. Dinamika Kependudukan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa berperanan penting dalam kehidupan manusia dengan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai seperangkat norma, nilai, kepercayaan, adat-istiadat, aturan dan

BAB I PENDAHULUAN. Batak Angkola bermukim di daerah Tapanuli Bagian Selatan yang merupakan. Etnis Angkola bekerja sebagai petani dan beragama Islam.

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti melakukan batasan

BAB I PENDAHULUAN. satunya Indonesia, Indonesia sendiri memiliki berbagai macam suku

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nila yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Manusia lahir, hidup dan berinteraksi secara sosial-bekerja, berkarya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki beranekaragam kebudayaan dan kesenian tradisionalnya.

BAB I PENDAHULUAN. ini sudah memiliki kebudayaan dan karya sastra tersendiri.

BAB I PEDAHULUAN. tersebut telah menjadi tradisi tersendiri yang diturunkan secara turun-temurun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. terbesar terjadi karena pecahan terhadap tahap pertama disebut unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan yang sampai saat ini merupakan hal yang berpengaruh besar pada sikap

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. fenomena/gejala kian merenggangnya nilai-nilai kebersamaan, karena semakin suburnya

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, yang lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan menetapkan masa depan masyarakat melalui pelaksana religinya.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu unsur kebudayaan dan sebagai salah satu perantara sosial

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. digunakan Dalihan na tolu beserta tindak tutur yang dominan diujarkan. Temuan

2015 EKSISTENSI KESENIAN HADRO DI KECAMATAN BUNGBULANG KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan kebutuhan hidup manusia secara kodrati, dan sekaligus

A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keanekaragaman suku bangsa dan budaya yang dimiliki oleh setiap negara merupakan kebanggaan yang luar biasa bagi negaranya sendiri. Begitu juga dengan keanekaragaman suku bangsa dan budaya yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia yang pantas mendapat perhatian dunia. Adanya kebudayaan dikarenakan dukungan dari masyarakat yang dijadikan sebagai pedoman dan pondasi dalam menjalani kehidupan masyarakat. Suatu kebudayaan juga dapat terbentuk karena adanya akal sehat manusia yang melahirkan pemikiranpemikiran yang dianggap benar dan diwujudkan ke dalam suatu hasil karya. Adapun unsur dari kebudayaan tersebut adalah sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian, sistem teknologi dan peralatan. Menurut Koentjaraningrat dalam Dharsono Kartika (2007:113) menyebutkan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan Mulyana dan Rakhmat (1990:19) mengataka bahwa: Budaya itu adalah suatu konsep yang membangkitkan minat dan secara formal budaya dapat didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai sikap maka hirarkis (sistem turun temurun) agama,waktu, peranan, hubungan, konsep alam semesta, objekobjek materi dan milik yang diperoleh sekelompok. 1

2 Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, kebudayaan adalah wujud atau bentuk yang dihasilkan dari setiap perilaku manusia dan dilakukan secara turun-temurun yang selalu dipengaruhi oleh norma adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat. Norma, adat dan kebiasaan ini menjadi pedoman bagi anggota masyarakat, dalam berbuat bertindak, baik secara individu maupun secara sosial dalam kelompok tersebut. Masyarakat menyebutkan bahwa seni itu sama dengan kebudayaan, sedangkan Ki Hajar Dewantara (1994:77) berpendapat bahwa: Kebudayaan itu berarti buah budi manusia dan karenanya selalu mengandung sifat-sifat keluhuran dan kehalusan, etis dan estetis, baik yang bersifat lahir dan bathin, yang ada pada hidup manusia dan pada umumnya. Kebudayaan adalah hasil karya manusia yang terbentuk dari suatu kesatuan masyarakat, sedangkan kesenian merupakan salah satu tiang yang menopang keberadaan masyarakat dalam berbagai upacara-upacara yang terdapat ditengah-tengah masyarakat seperti upacara keagamaan (religi), upacara adat perkawinan, upacara adat kematian, upacara muda-mudi, upacara pemberian nama, upacara masuk rumah baru dan berbagai macam aktifitas masyarakat lainnya. Kesenian merupakan sarana komunikasi baik dengan warga masyarakat maupun alam semesta Koentjarangrat (1995: 25) berpendapat bahwa: Kebudayaan adalah keseluruhan dari hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapat dengan cara belajar dan semua semua itu tersusun dalam kehidupan masyarakat. Salah satu bentuk nyata atau wujud dari kebudayaan yang merupakan kompleks ide-ide, gagasan serta hasil karya manusia adalah kesenian.

3 Kesenian merupakan salah satu bentuk aktifitas masyarakat. Segala bentuk dan fungsinya akan berkaitan dengan kehidupan masyarakat setempat. Kita mengetahui bahwa kebudayaan tradisional sangat banyak ragamnya di Indonesia, melibatkan perhatian yang serius untuk melestarikannya, agar tidak punah dan hilang, karena kebudayaan itu sendiri merupakan kekayaan yang dimiliki oleh bangsa kita. Kesenian juga merupakan salah satu produk budaya yang dalam kehidupannya selalu tidak pernah lepas dari masyarakat. Kesenian merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam kebudayaan. Jadi, kesenian adalah aktifitas dari masyarakat itu sendiri yang hidup dan berkembang. Menurut Drs Popo Iskandar dalam www.disukai.com seni adalah hasil ungkapan emosi yang ingin di sampaikan kepada orang lain dalam kesadaran hidup bermasyarakat/berkelompok. Dengan demikian masyarakat memegang peranan penting dalam penyangga kebudayaan, salah satunya adalah seni tari. Sesuai dengan penjelasan di atas, kesenian merupakan bagian dari kebudayaan yang sangat penting bagi masyarakat setiap suku atau etnis, begitu juga dengan masyarakat Mandailing yang merupakan salah satu suku yang ada di Sumatera Utara yang memiliki kesenian dengan ciri khasnya sendiri yang disesuaikan dengan sistem kekerabatan, norma dan adat-istiadatnya. Kesenian bagi masyarakat Mandailing tentu memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, baik itu seni tari, seni musik, seni anyam, dan lain-lain.

4 Salah satu seni yang terdapat pada masyarakat Mandailing adalah seni tari yang dilakukan pada upacara adat, yaitu Tor-tor yang berperan penting pada upacara adat perkawinan, salah satu diantaranya adalah Tor-tor Manilpokkon Hasaya. Tor-tor Manilpokkon Hasaya dilakukan pada saat upacara perkawinan Horja Godang Haroan Boru (untuk pengantin). Tor-tor Manilpokkon Hasaya adalah suatu yang dipersembahkan untuk sidang adat pada masyarakat Mandailing yang dilaksanakan saat upacara perkawinan Horja Godang yang dilakukan selama tiga hari tiga malam, atau tujuh hari tujuh malam pada zaman dahulunya dan diwajibkan untuk menyembelih kerbau atau lembu, namun karena perkembangan zaman dan faktor lainnya, sekarang Horja Godang ini lebih sering dilaksanakan tiga hari tiga malam bahkan hanya satu hari satu malam. Dilihat dari segi fungsi tari Soedarsono dalam Nurwani (2010:42) terdiri dari tiga bagian yaitu: tari upacara, tari hiburan dan tari pertunjukan. Tari upacara merupakan tari yang berhubungan dengan agama dan nilai sakral yang magis. Tor-tor Manilpokkon Hasaya adalah tari Upacara Adat Horja Godang (pesta besar-besaran). Tor-tor ini dilakukan ketika mengadakan hajatan yaitu pada Upacara Adat Horja Godang dikabupaten Tapanuli Selatan. Hasaya adalah Horbo Nabottar (kerbau putih) yang dibuat sebagai simbol untuk menyampaikan hajatan tersebut. Hasaya ini dilakukan pada saat Matani Horja (Puncak pesta) dilaksanakan.

5 Tor-tor ini sering digunakan pada upacara adat perkawinan masyarakat Tapanuli Selatan, tetapi tidak semua perkawinan yang ada di daerah Tapanuli Selatan msnggunakan Tor-tor. Tor-tor pada perkawinan ini hanya digunakan pada perkawinan besar yang disebut dengan Horja Godang, yang mana pada saat itulah Margondang dilaksanakan. Adapun maksud dari Margondang yaitu sebutan untuk pesta atau pelaksanaan Horja Godang. Horja Godang dan Margondang adalah suatu perangkat adat Tapanuli Selatan yang tidak bisa dipisahkan, karena kalau tidak ada Horja Godang maka Margondang pun tidak akan dilaksanakan. Horja Godang dilaksanakan selama satu hari satu malam, tiga hari tiga malam, ataupun tujuh hari tujuh malam, tetapi sekarang masyarakat lebih sering melaksanakannya selama satu hari satu malam ataupun tiga hari tiga malam. Tor-tor adalah suatu media utama bagi masyarakat Tapanuli Selatan dalam pelaksanaan upacara adat, sehingga masyarakat harus menjaga dan melestarikannya. Oleh karena itu dalam setiap pelaksanaan upacara adat ada manortor (menari). Di dalam manortor manilpokkon hasaya ada beberapa terdapat panortor (penari) khusus. Salah satunya Tor-tor Manilpokkon Hasaya yang dilakukan oleh kaum laki-laki saja. Dalam tor-tor ini mempunyai makna dan simbol. Adanya simbol dalam tiap gerakan dan musik yang mewakili suatu makna pada nyatanya tidak semua peserta dan penonton yang menyaksikan dapat mengerti dan memahami apa makna dalam gerakan dan musik dalam tarian Tortor tersebut, karena keterbatasan

6 sebagian penikmat seni yang memahami dalam proses komunikasi nonverbal yang terjadi tergolong ke dalam klasifikasi bahasa tubuh di mana penyampaian pesan dilakukan hanya melalui isyarat tangan, gerakan kepala, postur tubuh dan posisikaki, ekspresi wajah, tatapan mata, sertamusik pengiring tarian Tortor. Tor-tor pada upacara adat perkawinan Tapanuli Selatan diberi nama sesuai dengan status adat yang digunakan pada saat upacara perkawinan tersebut. Oleh karena itu Tor-tor dalam upacara perkawinan dikategorikan sebagai berikut: 1. Tor-tor Suhut Bolon 2. Tor-tor Kahanggi 3. Tor-tor Kahanggi Hombar Suhut 4. Tor-tor anak Boru 5. Tor-tor Pisang Raut 6. Tor-tor Mora Hatobangon 7. Tor-tor Harajaon Torbing Balok 8. Tor-tor Panusunan Bulung 9. Tor-tor Mora Pule 10. Tor-tor Naposo Bulung 11. Tor-tor Manilpokkon Hasaya Melihat banyaknya Tor-tor yang ditarikan pada upacara adat perkawinan masyarakat Tapanuli Selatan, penulis tertarik untuk mengangkat Tor-tor Manilpokkon Hasaya yang sama sekali belum pernah diteliti orang lain. Adapun topik yang akan diteliti adalah Tor-tor Manilpokkon Hasaya Dalam Upacara

Adat Horja Godang di Kabupaten Tapanuli Selatan Terhadap Bentuk Penyajian. 7 B. Identifikasi Masalah Masalah adalah kesenjangan antara apa yang seharusnya menjadi harapan dengan apa yang ada dalam kenyataan sekarang. Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah sehingga cakupan masalah yang dibahas tidak menjadi luas. Dari uraian latar belakang masalah adalah, permasalahan-permasalahan dalam penelitian ini dapat teridentifikasikan menjadi beberapa hal, diantaranya sebagai berikut: 1. Bagaimanakah fungsi yang terkandung dalam Tor-tor Manilpokkon Hasaya dalam upacara Adat Horja Godang di Kabupaten Tapanuli Selatan? 2. Bagaimanakah bentuk penyajian Tor-tor Manilpokkon Hasaya dalam upacara Adat Horja Godang di Kabupaten Tapanuli Selatan? 3. Bagaimana perkembangan Tor-tor Manilpokkon Hasaya dalam upacara Adat Horja Godang di Kabupaten Tapanuli Selatan? 4. Apa makna dan simbol dalam Tor-tor Manilpokkon Hasaya dalam upacara Adat Horja Godang di Kabupaten Tapanuli Selatan? C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu, dana dan kemampuan teoritis, maka penulis merasa perlu mengadakan pembatasan masalah

untuk memudahkan pemecahan masalah merupakan pernyataan-pernyataan yang dicoba untuk ditemukan jawabannya. 8 Jadi dapat disimpulkan bahwa setiap permasalahan-permasalahan itu harus ditemukan jawabannya. Adapun yang menjadi pembatas masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana bentuk penyajian Tor-tor Manilpokkon Hasaya pada upacara adat Horja Godang di Kabupaten Tapanuli Selatan? 2. Apa makna dan simbol dari Tor-tor Manilpokkon Hasaya pada upacara adat Horja Godang di Kabupaten Tapanuli Selatan? D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi, dan pembatasan masalah, maka permasalahan diatas dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana bentuk penyajian Tor-tor Manilpokkon Hasaya pada upacara adat Horja Godang masyarakat Mandailing di Kabupaten Tapanuli Selatan? E. Tujuan Penelitian Setiap kegiatan senantiasa berorientasi kepada tujuan. Tanpa adanya tujuan yang jelas, maka arah kegiatan yang akan dilakukan tidak terarah karena tidak tahu apa yang ingin dicapai kegiatan tersebut. Secara umum tujuan penelitian menurut S. Margono (1997) adalah untuk meningkatkan daya

imajinasi mengenai masalah-masalah, kemudian meningkatkan daya nalar untuk mencari jawaban permasalahan itu melalui penelitian. 9 Jadi jelas bahwa tujuan adalah suatu yang ingin dicapai agar arah penelitian dapat sasaran yang diharapkan. Sesuai dengan perumusan masalah tujuan dari penelitian ini dikembangkan sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan bentuk penyajian Tor-tor Manilpokkon Hasaya dalam upacara Adat Horja Godang di Kabupaten Tapanuli Selatan. 2. Mendeskripsikan makna simbol Tor-tor Manilpokkon Hasaya dalam upacara Adat Horja Godang di Kabupaten Tapanuli Selatan. F. Manfaat Penelitian Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia manfaat adalah guna, faedah. Manfaat penelitian dapat bersifat keilmuan dan kepraktisan, artinya hasil penelitian akan bermanfaat untuk mengembangkan ilmu dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian diharapkan dapat bermanfaat sebagai: 1. Sebagai bahan informasi tertulis kepada masyarakat atau lembaga yang mengembangkan visi dan misi kebudayaan, khususnya dibidang kesenian tradisional. 2. Bahan motivasi bagi setiap pembaca, khususnya masyarakat Mandailing untuk melestarikan Tor-tor Manilpokkon Hasaya pada adat Horja godang.

10 3. Menunjukkan bahwa Tor-tor Manilpokkon Hasaya memiliki makna dan nilai-nilai bagi masyarakat Mandailing Kabupaten Tapanuli Selatan. 4. Untuk mengembangkan apa itu nilai budaya Mandailing sehingga dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas. 5. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi dan jadi bahan pertimbangan bagi peneliti lain untuk meneliti kesenian ini lebih lanjut lagi.