PENELITIAN DAN NUKLIR ABSTRAK PEKERJA BKTPB 1,27. msv. BEM. merupakan. tahun. ABSTRACTT. for radiation. carried out. on radiation.

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS DOSIS RADIASI PEKERJA RADIASI IEBE BERDASARKAN KETENTUAN ICRP 60/1990 DAN PP NO.33/2007

KAJIAN PENERIMAAN OOSIS RADlASI EKSTERNA PEKERJA RADlASI PRSG-BATAN SERPONG. Sunarningsih, Mashudi, A.Lilik W, Yosep S.

BAB II Besaran dan Satuan Radiasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PEMANTAUAN DOSIS PERORANGAN DI PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI - BATAN BANDUNG

EVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNAL PEKERJA PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA ( PRR )

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

EVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNAL PEKERJA PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA ( PRR )

PREDIKSI DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

BAB V Ketentuan Proteksi Radiasi

Paparan radiasi dari pekerja radiasi sejak tahun berdasarkan kriteria dan lama kerja

Widyanuklida, Vol. 15 No. 1, November 2015: ISSN

PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI LINGKUNGAN DI PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR TAHUN 2011

KAJIAN KESELAMATAN PADA PROSES PRODUKSI ELEMEN BAKAR NUKLIR UNTUK REAKTOR RISET

PEMANTAUAN DOSIS RADIASI INTERNAL DENGAN WBC UNTUK PEKERJA PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF SERPONG TAHUN 2012

PENGENDALIAN PERSONEL DI PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG TAHUN 2005

PENGUKURAN RADIASI. Dipresentasikan dalam Mata Kuliah Pengukuran Besaran Listrik Dosen Pengajar : Dr.-Ing Eko Adhi Setiawan S.T., M.T.

TINJAUAN DOSIS RADIASI EKSTERNAL TERHADAP PEKERJA DALAM PERBAIKAN DETEKTOR NEUTRON JKT03 CX 821 DI RSG-GAS

SISTEM MANAJEMEN DOSIS PADA PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF DENGAN KENDARAAN DARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGUKURAN DAN EVALUASI KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI EKSTERNA DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

PENENTUAN DOSIS RADIASI EKSTERNAL PADA PEKERJA RADIASI DI RUANG PENYINARAN UNIT RADIOTERAPI RUMAH SAKIT DR.KARIADI SEMARANG

PENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Diterima: 6 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

KAJIAN PENERIMAAN DOSIS RADIASI EKSTERNA MELEBIHI BATAS YANG DITENTUKAN.

PENGUKURAN DOSIMETER PERORANGAN PEKERJA RADIASI PUSAT REAKTOR SERBA GUNA TAHUN Yanni Andriani, Elfida Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

EVALUASI PAPARAN RADIASI TERHADAP DOSIS EKSTERNA YANG DITERIMA PEKERJA RADIASI DI IEBE TAHUN 2008

TEORI DASAR RADIOTERAPI

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS WAKTU PELURUHAN TERHADAP PERSYARATAN DOSIS RADIOISOTOP UNTUK PEMERIKSAAN GONDOK

KOMPARASI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI INTERNA PEKERJA PPTN SERPONG BERDASARKAN ICRP 30 TERHADAP ICRP 68

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 4, Oktober 2014 ISSN

EVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DI INSTALASI ELEMAN BAKAR EKSPERIMENTAL TAHUN 2011

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR FORMULIR PERMOHONAN SURAT IZIN BEKERJA PETUGAS TERTENTU

ANALISIS DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI RADIOMETALURGI.

EVALUASI KESELAMATAN RADIASI PENGUNJUNG DI TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF

KAJIAN BESARNYA DOSIS YANG DITERIMA PEKERJA RADIASI PADA PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP

KAJIAN DAMPAK PENERAPAN BSS-115 DI FASILITAS RADIOTERAPI DAN INDUSTRI DI INDONESIA

Bab 2. Nilai Batas Dosis

MONITORING DOSIS DAN KESEHATAN PEKERJA PPTN SERPONG TAHUN 2006

PENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Novita Rosyida

Dasar Proteksi Radiasi

UJI STATISTIK PENERIMAAN DOSIS EKSTERNA PADA PEKERJA RADIASI PATIR BATAN PERIODE 2004 s.d 2008

BAB V KETENTUAN KESELAMATAN RADIASI

OPERASIONAL SISTEM PEMANTAUAN RADIASI SECARA REALTIME DI DAERAH KERJA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF

PEMANTAUAN PENERIMAAN DOSIS EKSTERNA DAN INTERNA DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2012

EVALUASI PENGENDALIAN KESELAMATAN RADIASI DAN NON RADIASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TAHUN

KAJIAN ASPEK KESELAMATAN DALAM PENANGANAN PENERIMAAN DOSIS RADIASI EKSTERNA BERLEBIH DI PRR

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI PENERIMAAN DOSIS EKSTERNA PADA PEKERJA RADIASI DI KAWASAN BATAN YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN PENGENDALIAN PROTEKSI RADIASI DAERAH KERJA, PERSONIL DAN LINGKUNGAN DI PTLR

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

PEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 2005

ANALISIS KESELAMATAN RADIASI PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI INTERIM STORAGE-1 SELAMA PERIODE

DAFTAR ISI. BAB I. PENDAHULUAN.. 01 A. Latar Belakang 01 Tujuan Instruksional Umum. 02 Tujuan Instruksional Khusus 02

BAB III BESARAN DOSIS RADIASI

EVALUASI PENGENDALIAN KESELAMATAN RADIASI DAN NON RADIASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TAHUN

ASPEK KESELAMATAN PADA PENGANGKUTAN BAHAN NUKLIR DENGAN KENDARAAN DARAT

EVALUASI DOSIS EKIVALENT SELURUH TUBUH (DEST) PEKERJA RADIASI DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2010

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

PENERAPAN KOEFISIEN KOREKSI ELEMEN KARTU THERMOLUMINISENCE (TLD) UNTUK PERHITUNGAN DOSIS EKSTERNA

EV ALUASI DOSIS RADIASI PERSONIL PEKERJA RADIASI PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN GALIAN DAN GEOLOGI NUKLffi TAHUN

PEMANTAUAN DOSIS INTERNA PEKERJA RADIASI DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DAN KONTAMINASI DI DALAM HOTCELL 101 INSTALASI RADIOMETALURGI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI

SUB POKOK BAHASAN. I. Dosis Radiasi & Satuan Pengukur. Dosis Radiasi

PENGAWASAN PEMBUATAN DI PUSA T RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA

Pengukuran Dosis Radiasi dan Estimasi Efek Biologis yang Diterima Pasien Radiografi Gigi Anak Menggunakan TLD-100 pada Titik Pengukuran Mata dan Timus

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TENTANG PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2000 Tentang : Keselamatan Dan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan para tenaga kerjanya (Siswanto, 2001). penting. Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2003

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENGGUNAAN RADIOTERAPI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 63 TAHUN 2000 (63/2000) TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENGGUNAAN IRADIATOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN

Dokumen yang Perlu Dipahami 1 Label Peringatan 2 ALARA 2 Dosimeter 3 Risiko Radiasi 3 Prinsip Proteksi Radiasi 5 Aturan Keselamatan Umum 6

PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DAN KONTAMINASI RADIOAKTIF DI RUANG PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF PTKMR-BATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENENTUAN TEBAL PERISAI RADIASI PERANGKAT RADIOTERAPI EKSTERNAL Co-60 UNTUK POSISI PENYINARAN

KAJIAN TERHADAP IMPLEMENTASI PROGRAM PROTEKSI RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

oleh Werdi Putra Daeng Beta, SKM, M.Si

X. ADMILNISTRASI. 1. Konsep satuan-satuan radiasi. Besaran-besaran radiologis yang banyak digunakan dalam proteksi radiasi adalah :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1202, 2012 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Kedokteran Nuklir. Radiasi. Keselamatan.

PRARANCANGAN SISTEM PEMANTAUAN DOSIS EKSTERNAL PERORANGAN PEKERJA RADIASI PLTN

PEMANTAUAN TINGKAT KEBISINGAN DAERAH KERJA UNTUK MENUNJANG KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI PTLR-BATAN

LAPORAN PRAKTIKUM ALAT DETEKSI DAN PROTEKSI RADIASI PENGENALAN ALAT UKUR RADIASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Alat Proteksi Radiasi

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM KEDOKTERAN NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENGGUNAAN RADIOTERAPI

Transkripsi:

PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Yogyakarta, 26 September 2012 EVALUASI PENERIMAAN DOSIS RADIASI EKSTERNA PEKERJA RADIASI DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA TAHUN 2011 Fajar Panuntun, Suparno Pusat Teknologi Akselerator dan Prosess Bahan-BATAN Yogyakartaa e-mail : ptapb@batan.go.id ABSTRAK EVALUASI PENERIMAAN DOSIS RADIASI EKSTERNA PEKERJA RADIASI DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA TAHUN 2011. Keselamatan radiasi dimaksudkan sebagai usaha untuk melindungi seseorang. Pemegang Izin (PI) yakni Kepala PTAPB-BATAN mempunyai tanggung jawab tertinggi terhadap masalah keselamatan radiasi dengan menerapkan sistem manajemen keselamatan radiasii diantaranya pemantauann dosis pekerja radiasi. Telah dilakukan evaluasi penerimaan dosis radiasi eksterna para pekerja radiasi diptapb-batan Yogyakarta selama. Pengamatann dilakukan terhadap pekerja radiasi yang telah memiliki Termoluminisensi Dosimeter (TLD) yang dipasang pada bagian dada dan dipakai setiap saat mereka bekerja. Kemudian dilakukan evaluasi terhadap hasil pembacaan TLD yang diterima dari PTKMR-BATAN. Dari hasil evaluasi diperoleh bahwa dosis rata-rata tiap bidang di PTAPB yaitu: BK2 1,39 msv; BEM 1,84; BR1,53 msv; BTAFN 1, 15 msv dan BKTPB 1,27 msv. BEM merupakan bidang yang paling banyak menerima paparan radiasi dengan dosis ata-rata 1,84 msv, sedangkan BTAFN adalah bidang yang paling sedikit menerima paparan radiasi dengan dosis rata-rata 1,15 msv. Secara keseluruhan penerimaann dosis setiap pekerja radiasi di PTAPB padaa masih dibawah Nilai Batas Dosis (NBD) yang ditetapkan BAPETEN dan rekomendasi ICRP yaitu 20 msv setiap tahun. Kata kunci: dosis radiasi, evaluasi ABSTRACTT EVALUATION OF RECEIVED EXTERNAL RADIATION DOSE IN PTAPB-BATAN YOGYAKARTA S RADIATION WORKER IN 2011. Radiation safety intended as an attempt to protect someone. License holder that is head of PTAPB-BATAN have ultimate responsibility for radiation safety issues with implementing safety management systems including monitoring of radiation dose radiation to their workers. Evaluation of acceptance external radiation doses has been carried out on radiation workers in PTAPB-BATA AN Yogyakarta during the year 2011. Observations one made of the radiation workers who have Termoluminis sensi Dosimeters (TLD) that is placed on the chest and it used every time they work. Then evaluation of the TLD readings that are receive from PTKMR-BATAN. Evaluation of the results obtained that the average dose of each field in PTAPB: BK2 is 1.39 msv; BEM is 1.84; BR is 1.53 msv; BTAFN is 1.15 msv and 1.27 msv is BKTPB. BEM is an area that received the highest radiation exposure with average dose of 1.84 msv, while BTAFN is an area of at least receive a radiation exposure dose of 1.15 msv on average. Overall the acceptance per worker dose in PTAPB in 2011 was still under of the dose limit value was defined BAPETEN and ICRP recommendations is 20 msv/year. Keyword: radiation dose, evaluation PENDAHULUAN K eselamatan radiasi dimaksudkan sebagai usaha untuk melindungi seseorang, keturunannya, dan juga anggota masyarakat secara keseluruhan terhadap kemungkinan terjadinya akibat biologi yang merugikan dari radiasi (1). Sesuai ketentuan keselamatan kerja terhadap radiasi, Pemegang Izin (PI) yakni Kepala PTAPB-BATAN mempunyai Buku II hal. 322

tanggung jawab tertinggi terhadap masalah keselamatan radiasi dengan menerapkan sistem manajemen keselamatan radiasi diantaranya pemantauan dosis pekerja radiasi (2). Salah satu realisasi tanggung jawab dari PI adalah adanya upaya untuk menyediakan pemantau dosis radiasi bagi personil berupa Thermoluminescent Dosimeter badge (TLD badge). Alat pemantau dosis radiasi personil digunakan untuk mengetahui nilai kumulatif dosis radiasi yang telah diterima setiap pekerja. Alat pemantau dosis radiasi harus dipakai selama pekerja berinteraksi dengan radiasi dan/atau melaksanakan tugas di daerah radiasi. Untuk mengetahui nilai dosis radiasi yang telah berinteraksi dengan TLD badge, harus dilakukan pembacaan nilai dosis dengan TLD Reader di PTKMR-BATAN. Hasil pembacaan dosis radiasi harus dilaporkan kepada PI dan BAPETEN serta harus dievaluasi secara berkala dan harus disimpan secara baik sekurang-kurangnya untuk jangka 30 (tiga puluh) tahun sejak pekerja berhenti bekerja dengan radiasi (1,2). Paparan radiasi didefinisikan sebagai kemampuan radiasi sinar x atau gamma untuk menimbulkan ionisasi di udara dalam volume tertentu (2). Secara matematis paparan dapat ditulis (1,2) : dq X C/ kg (1) dm X adalah paparan dengan satuan (coulomb/kilogram atau biasa ditulis C/kg), dq adalah jumlah muatan pasangan ion (coulomb), sedangkan dm adalah volume udara (kilogram). Pengertian 1 C/kg adalah besar paparan yang dapat menyebabkan terbentuknya muatan listrik sebesar 1 coulomb pada suatu elemen volume udara yang mempunyai massa 1 kg. Satuan lamanya adalah Roentgen (R). Satu Roentgen = 2,58 x 10-4 C/kg (2). Dosis serap didefinisikan sebagai energi rata-rata yang diserap bahan persatuan masa bahan.secara matematis dapat ditulis: de D (2) dm de adalah energi yang diserap oleh bahan yang mempunyai masa dm dalam satuan gray (Gy). Satuan laju dosis serap Gy/jam. Meskipun dosis serap pada dasarnya untuk penggunaan pada suatu titik tertentu, namun untuk kepentingan proteksi radiasi digunakan untuk menunjukkan dosis ratarata pada suatu jaringan atau organ tubuh (1,2). Dosis ekivalen adalah dosis serap yang sama tetapi berasal dari jenis radiasi yang berbeda akan memberikan efek biologi yang berbeda pada sistem jaringan tubuh, karena daya ionisasi masingmasing jenis radiasi berbeda.secara matematis dosis ekivalen dapat dituliskan sebagai berikut (1,2) : H (Dx.W ) (3) H adalah dosis ekivalen dalam satuan sievert (Sv), W adalah faktor bobot radiasi terhadap organ/jaringan tubuh. Pembatasan nilai bobot dimaksudkan untuk dikaitkan dengan dosis radiasi yang diterima pekerja radiasi dalam jangka waktu satu tahun. Pemonitoran perorangan mutlak dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang penyinaran pada individu. Informasi ini berguna untuk membatasi dosis radiasi pada pekerja dan menunjukkan dipenuhinya peraturan sistim pembatasan dosis yang dikeluarkan oleh BAPETEN dan ICRP. Disamping itu juga dapat digunakan untuk mengamati unjuk kerja seseorang dalam melaksanakan kegiatan (2). Nilai Batas Dosis (NBD) merupakan salah satu ketentuan mengenai pembatasan dosis bagi pekerja radiasi. Untuk penyinaran yang berkenaan dengan pekerjaan batas-batas kesetaraan dosis tahunan sebagai berikut (3) : NBD untuk pekerja radiasi yang memperoleh penyinaran seluruh tubuh ditetapkan 20 msv per tahun. Batas tertinggi penerimaan dosis pada abdomen pekerja radiasi wanita dalam usia subur ditetapkan tidak lebih dari 5 msv dalam jangka waktu 13 minggu. NBD untuk wanita hamil sama sekali tidak boleh melebihi 4 msv terhitung sejak dinyatakan mengandung hingga melahirkan. NBD untuk penyinaran lokal: 0,5 Svdalam setahun untuk semua jaringan, 0,15 Svdalam setahun untuk lensa mata. Rekomendasi ICRP No.60 tahun 1990 menetapkan nilai batas dosis efektif sebesar 20 msv pertahun, yang dirata-ratakan untuk 5 tahun, dengan ketentuan selanjutnya bahwa batasan dosis efektif tersebut boleh sampai dengan 50 msv asal tahun sebelumnya tidak lebih dari 20 msv dan rata-rata dalam 5 tahun berturut-turut tidak lebih dari 20 msv (3). Di PTAPB BATAN Yogyakarta banyak kegiatan yang melibatkan penggunaan zat radioaktif atau sumber radiasi yang berpotensi menambah paparan radiasi eksterna dan interna. Tujuan evaluasi dosis radiasi eksterna terhadap pekerja radiasi iniadalah untuk mengetahui dosis yang diterima oleh pekerja radiasi selama periode tahun 2011. Cara pendekatan untuk mencapai tujuan proteksi radiasi adalah didasarkan pada prinsip azas proteksi radiasi yaitu azas Justifikasi, azas Limitasi dan azas Optimasi dan yang bertujuan (3) : Untuk mencegah terjadinya efek deterministik, untuk memperkecil frekuensi/resiko efek stokastik sampai. Buku II hal. 323

pada suatu nilai yang dapat diterima oleh masyarakat. TATA KERJA Alat yang digunakan Pelaksanaan evaluasi dosis radiasi personil diambil dari analisis data dosis radiasi yang dikeluarkan oleh PTKMR-BATAN dan tersimpan di Sub Bidang Proteksi Radiasi dan Keselamatan Kerja. Evaluasi dilakukan terhadap catatan dosis radiasi dari seluruh pekerja radiasi PTAPB yang telah memiliki TLD badge (116 personil). TLD-700. buatan Harshaw, untuk mengukur besaran radiasi yang berasal dari sinar X, β dan γ, sedangkan jenis TLD-600 untuk mengukur besaran radiasi yang berasal dari sinar gamma pada daerah radiasi tinggi dan netron. TLD-Reader digunakan untuk pembacaan besaran dosis radiasi yang terukur pada TLD di PTKMR-BATAN. Cara Kerja Pemonitoran dosis personil terhadap paparan radiasi eksterna dilakukan dengan cara memakai/memasang TLD di dada atau dibagian lain pada tubuh pekerja radiasi.tld yang dipakai jenis TLD-700 untuk radiasi yang berasal dari sinar X, β dan γ, sedangkan jenis TLD-600 untuk radiasi yang berasal dari sinar gamma pada daerah radiasi tinggi dan neutron. Sampel diambil dari pekerja yang memungkinkan menerima paparan radiasi lebih besar, yaitu Bidang Reaktor (BR), Bidang Teknologi Akselerator dan Fisika Nuklir (BTAFN), Bidang Keselamatan dan Kesehatan (BK2), Bidang Kimia dan Teknologi Proses Bahan (BKTPB) dan beberapa orang dari Balai Elektronika dan Mekanik (BEM). Pembacaan dosis radiasi dengan alat TLD- Reader dilakukan oleh PTKMR-BATAN Jakarta yang dilakukan 3 bulan sekali.evaluasi dosis personil dilakukan pada periode. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pembacaan TLD untuk paparan radiasi eksterna perorangan triwulan I s/d IV periode disajikan pada Gambar 1, Gambar 2, Gambar 3, Gambar 4, Gambar 5 dan Gambar 6 yang merupakan diagram hubungan antara dosis rata-rata per bidang terhadap tiap triwulan di. Ada dua bidang yang data dosis beberapa personilnya tidak lengkap yaitu BK2 dan BKTPB. Hal ini disebabkan memang ada beberapa pekerja yang telah pensiun, pindah tugas, sakit, atau pekerja radiasi baru yang mulai bekerja ditengah atau diawal. Gambar 1. Dosis tahunan paparan radiasi eksterna personil BK2 periode triwulan I s/d IV Gambar 2. Dosis tahunan paparan radiasi eksterna personil BEM periode triwulan I s/d IV Gambar 3. Dosis tahunan paparan radiasi eksterna personil BR periode triwulan I s/d IV Gambar 4. Dosis tahunan paparan radiasi eksterna personil BTAFN periode triwulan I s/d IV Buku II hal. 324

Gambar 5. Dosis tahunan paparan radiasi eksterna personil BKTPB periode triwulan I s/d IV Gambar 6. Diagram hubungan antara dosis rata-rata per bidang tiap triwulan pada tahun 2011 BK2 (Gambar 1) dengan subyek penelitian 20 pekerja radiasi mengalami naik turun. Pada triwulan I diperoleh dosis rata-rata pada 0,39 msv, kemudian menurun di triwulan II pada 0,29 msv, naik lagi di triwulan III menjadi 0,42 msv dan terakhir menurun lagi di triwulan IV pada 0,36 msv (Gambar 1). Penerimaan jumlah dosis berada dalam interval 0,32 2,14 msv dengan rata-rata 1,39 msv selama. Kenaikan dan penurunan penerimaan dosis ini tergantung dari aktivitas pengawasan radiasi yang dilakukan oleh pekerja radiasi BK2. Penerimaan paparan eksterna berasal dari jenis kegiatan survei daerah kerja dan daerah pengawasan di lingkungan PTAPB, penelitian, pengolahan dan pengelolaan limbah radioaktif serta dari sumber radiasi standar untuk keperluan kalibrasi alat ukur/alat cacah. BEM (Gambar 2) dengan subyek penelitian 3 pekerja radiasi mengalami kenaikan pada triwulan I s/d III yaitu dengan dosis rata-rata masing-masing 0,32 msv, 0,46 msv dan 0,55 msv (Gambar 6). Namun mengalami penurunan pada triwulan IV dengan dosis rata-rata 0,51 msv. Interval jumlah penerimaan dosis selama adalah 1,08 2,26 msv dengan rata-rata 1.84 msv. Balai Elektronika dan Mekanik (BEM) adalah bidang yang memiliki tugas melakukan perawatan dan perbaikan alat-alat instrumentasi yang ada di PTAPB. Ada beberapa pekerja (3 orang) dari BEM yang dimungkinkan terkena paparan radiasi karena memang sering masuk ke daerah radiasi baik itu untuk komisioning, melakukan perawatan ataupun memperbaiki peralatan instrumentasi. Bidang Reaktor (Gambar 3) dengan subyek penelitian 34 pekerja radiasi. Selama interval jumlah penerimaan dosis radiasi pekerjanya 0,51 2,35 msv dengan rata-rata 1,53 msv. BR mengalami penerimaan dosis rata-rata tertinggi pada triwulan III yaitu 0,56 msv. Ini adalah dosis rata-rata tertinggi selama (Gambar 6). Pada triwulan ini BR sedang melakukan pengecatan sehingga diperkirakan pekerja menerima paparan lebih besar pada saat mereka memindahkan barangbarang di dalam ruang reaktor yang berupa bahan teraktivasi dan sumber radioaktif. Namun kembali menurun cukup jauh di akhir (dosis rata-rata 0, 27 msv) karena pada triwulan ini BR mengalami penurunan kegiatan operasi dan kegiatan lainya. Hal ini bisa dilihat pada logbook daerah pengawasan pengoperasian reaktor oleh PPR di BK2. Sedangkan dosis penerimaan triwulan IV hampir setara dengan triwulan II (0,24 msv). BTAFN (Gambar 4) dengan subyek penelitian 25 pekerja radiasi, jumlah penerimaan dosis tahun 2011 bidang ini dalam interval 0,88 1,41 msv dengan rata-rata 1,15 msv. Bidang ini tidak mengalami fluktuasi yang relatif tinggi di tahun 2011 (Gambar 6). Potensi bahaya eksternaberasal dari kegiatanoperasi Akselerator seperti Implantasi Ion, Generator Netron dan MBE dan sumbersumber standar untuk alat cacah yang aktivitasnya rendah tidak mangalami kenaikan intensitas pengoperasian. Sehingga volume kegiatan hampir seimbang dari awal tahun sampai akhir selama. BKTPB (Gambar 5) dengan subyek penelitian 36 pekerja radiasi.tahun 2011 jumlah penerimaan dosis pekerjanya berada dalam interval0,75 1,89 msv dengan rata-rata 1,27 msv. Bidang ini juga tidak mengalami fluktuasi penerimaan dosis ratarata yang relatif tinggi, hampir sama sepanjang dimana triwulan I, II, III dan IV masingmasing 0,29 msv, 0,30 msv, 0,35 msv dan 0,33 msv (Gambar 6). KESIMPULAN Berdasarkan hasil evaluasi dan analisis data dosis paparan radiasi eksterna pekerja radiasitriwulan I s/d IV periode di. Buku II hal. 325

PTAPB-BATAN Yogyakarta, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. a. Dosis rata-rata tiap bidang di PTAPB yaitu: BK2 1,39 msv; BEM 1,84; BR 1,53 msv; BTAFN 1,15 msv dan BKTPB 1,27 msv. b. BEM merupakan bidang yang paling banyak menerima paparan radiasi dengan dosis rata-rata 1,84 msv, sedangkan BTAFN adalah bidang yang paling sedikit menerima paparan radiasi dengan dosis rata-rata 1,15 msv. c. Secara keseluruhan penerimaan dosis setiap pekerja radiasi di PTAPB masih dibawah Nilai Batas Dosis (NBD) yang ditetapkan BAPETEN (SK No.01/Ka.BAPETEN/V/99) yaitu 50 msv/tahun dan rekomendasi ICRP no. 60 tahun1990yang besarnya 20 msv tiap tahun. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Sdr/Sdri Darjono dan Any Bahtiar yang telah membantu terselenggaranya evaluasi ini. DAFTAR PUSTAKA 1. BAPETEN. Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi (SK BAPETEN No.01/Ka- BAPETEN/V/99) Jakarta, 1999. 2. ANONIM. Materi Diklat Patugas Proteksi Radiasi. STTN-BATAN Yogayakarta,2010. 3. SUPARNO. Evaluasi Penerimaan Dosis Radiasi Eksterna Para Pekerja Radiasi Di PTAPB-Batan Yogyakarta. BATAN- Yogyakarta, 2010. 4. KUSTIONO, ARIFIN.S Evaluasi Terhadap Penerimaan Dosis Pekerja Radiasi di Indonesia (Selama Pelita V) (presentasi Ilmiah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan), Jakarta, BATAN, 1993. TANYA JAWAB Siswandi Dalam pemakaian/pemasangan TLD biasanya dipakai/ditempel pada bagian badan, bukan dikepala, tangan dan kaki apakah hal ini bisa mewakili dosis yang diterima keseluruan (seluruh tubuh) Fajar Panuntun Setiap organ memiliki kepekaan yang berbedabeda terhadap radiasi, yang disebut faktor bobot organ (W T ). harga faktor bobot (W T ) untuk seluruh tubuh adalah Menurut KRP No. 60 (1990), nilai W T untuk organ yang terletak di dada dan sekitarnya mencapai 0,73. Jadi dari dasar inilah mengapa TLD dipakai di dada. Adi Wijayanto Bagaimana tindakannya apabila seorang pekerja mendapat dosis melebihi MAB? Fajar Panuntun Pekerja tersebut harus bekerja di daerah yang bukan daerah radiasi dalam batas waktu tertentu Buku II hal. 326