ekonomi Kelas X BANK SENTRAL DAN OTORITAS JASA KEUANGAN KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Sentral Tujuan Pembelajaran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. Akibat hukum adalah akibat dari melakukan suatu tindakan untuk. memperoleh suatu akibat yang dikehendaki oleh pelaku dan atau telah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata Bank dalam kehidupan sehari-hari bukanlah merupakan hal yang asing lagi.

- 2 - Hal ini dirasakan sangatlah terbatas dan belum mencakup fungsi the Lender of the Last Resort yang dapat digunakan dalam kondisi darurat atau

Sosialisasi UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. SAMARINDA, 2 juli 2015

Peran Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Pengawasan Lembaga Keuangan

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 25/PUU-XII/2014 Tugas Pengaturan Dan Pengawasan Di Sektor Perbankan oleh Otoritas Jasa Keuangan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TUGAS-TUGAS BANK INDONESIA. Mulyati, SE., M.T.I.

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN BANK & LEMBAGA KEUANGAN 1. Berbeda dengan Undang undang Nomor 13 Tahun 1968 tentang Bank

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 25/PUU-XII/2014 Tugas Pengaturan Dan Pengawasan Di Sektor Perbankan oleh Otoritas Jasa Keuangan

BAB II OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) REGIONAL 5 SUMATERA BAGIAN UTARA

a. Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah wajib menjalankan fungsi menghimpun dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga yang didirikan berdasarkan Undang-

BAB II KEDUDUKAN BANK INDONESIA DALAM SISTEM KEUANGAN NEGARA. Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998

PENANGANAN BANK GAGAL BERDAMPAK SISTEMIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA

Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

OTORITAS JASA KEUANGAN DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN. Pertemuan 4

BAB I PENDAHULUAN. pada pertengahan tahun 1997, banyak kejadian-kejadian penting yang

Lex Privatum, Vol.III/No. 2/Apr-Jun/2015

Ikhtisar Undang-undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia PENDAHULUAN

PERBANDINGAN BANK INDONESIA DENGAN BANK NEGARA LAIN DI ASEAN

Bab 2. Otoritas Moneter dan Kebijakan Moneter

BAB I PENDAHULUAN. terkait, baik pemilik dan pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank maupun

PENGALIHAN FUNGSI PENGAWASAN LEMBAGA PERBANKAN DARI BANK INDONESIA KE OTORITAS JASA KEUANGAN ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. antara lain sektor hukum, ekonomi, politik, sosial, budaya, dan sebagainya. Sektor yang

RGS Mitra 1 of 22 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Otoritas Moneter di Indonesia

Ilmu Ekonomi Bank Sentral dan Kebijakan moneter

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/3/PBI/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. yang menjadi sarana dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah yaitu kebijakan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN DAN BANK INDONESIA DALAM FUNGSI MENGATUR DAN MENGAWASI BANK

Makalah Bank Central (Bank Indonesia) Ekonomi

PUNGUTAN OJK TERHADAP BPJS

KONSEP PENGAWASAN OJK TERHADAP BPJS Disampaikan dalam Workshop Penelitian Kebijakan Kesehatan dan Kebijakan Medik

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /POJK.03/2017 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK UMUM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-2- sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu diperlukan penyempurnaan mekanisme tindak lanjut penanganan permasalahan Ban

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab krisis moneter yang melanda Indonesia bukanlah fundamental

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan

Perusahaan adalah perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, dan perusahaan reasuransi syariah. 4. Perusahaan Asu

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN /POJK.04/2014 TENTANG PEDOMAN REPURCHASE AGREEMENT DENGAN MENGGUNAKAN GMRA INDONESIA ANNEX

Mengenal Otoritas Jasa Keuangan

2015, No.73 2 e. bahwa sehubungan dengan huruf a sampai dengan huruf d diatas diperlukan penyesuaian terhadap ketentuan tentang Kewajiban Penyediaan M

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANDRI HELMI M, A.Md., SE., MM.

I. PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang No. 21 tahun 2011 tentang OJK. Pembentukan lembaga

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 16 /PBI/2012 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR... TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan upaya untuk mewujudkan masyarakat

BAB II KEDUDUKAN BANK INDONESIA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN DI INDONESIA. A. Perkembangan Pengaturan Perbankan di Indonesia

BAB II PENGAWASAN KEGIATAN PERBANKAN KONVENSIONAL. A. Bentuk Kegiatan Perbankan Konvensional Menurut Undang-undang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan moneter adalah suatu kebijakan yang mengatur persediaan akan

RANCANGAN POJK PERUSAHAAN INDUK KONGLOMERASI KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. tentang Bank Indonesia, dikatakan bahwa untuk memelihara kesinambungan

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran N

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan

9. UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN

Kebijakan Pemerintah KEBIJAKAN PEMERINTAH. Kebijakan Pemerintah. Kebijakan Pemerintah 4/29/2017. Tujuan

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/POJK.05/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT RISIKO LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

-2- Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu untuk mengatur kembali PLJP bagi Bank yang diharapkan dapat memelihara stabilitas sistem keuangan teruta

2017, No menetapkan Peraturan Bank Indonesia tentang Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : 1. Undang-Undang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. menimbulkan munculnya gagasan pendirian bank sirkulasi untuk Hindia Belanda.

BAB II STANDAR PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN DIREKSI DI INDUSTRI KEUANGAN BANK. A. Pengaturan dan Pengawasan Bank oleh Otoritas Jasa Keuangan

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian

BAB II STANDAR PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN DIREKSI DI INDUSTRI KEUANGAN BANK. A. Pengaturan dan Pengawasan Bank oleh Otoritas Jasa Keuangan

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/POJK.05/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT RISIKO LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN

TINJAUAN HUKUM TENTANG PENGAWASAN BANK DAN PERLINDUNGAN NASABAH OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN CHAIRIL SUSANTO / D

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1999 TENTANG PENCABUTAN IZIN USAHA, PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Keuangan Bank (Bank Financial Institution) merupakan salah

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA Nomor: 8/1/PBI/2006 TENTANG FASILITAS PEMBIAYAAN DARURAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 26 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Andri Helmi M, SE., MM. Sistem Ekonomi Indonesia

Transkripsi:

KTSP & K-13 Kelas X ekonomi BANK SENTRAL DAN OTORITAS JASA KEUANGAN Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami fungsi serta peranan bank sentral. 2. Memahami fungsi serta peranan Otoritas Jasa Keuangan. A. Pengertian Bank Sentral Setiap negara di belahan dunia mana pun pasti sangat mengharapkan kondisi perekonomian yang senantiasa stabil. Dengan stabilnya perekonomian, diharapkan akan berdampak pada stabilnya aspek kehidupan manusia di bidang lainnya. Mengingat pentingnya menciptakan kestabilan perekonomian dalam suatu negara, pemerintah terus berupaya melakukan berbagai tindakan. Salah satunya mendirikan lembaga keuangan yang memiliki kekuasaan yang besar demi mencapai tujuan tersebut. Lembaga yang dimaksud dikenal dengan sebutan bank sentral. Di Indonesia, bank sentral dikenal dengan nama Bank Indonesia. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia yang merupakan lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah dan/atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang. Tujuan Bank Indonesia sebagai bank sentral ialah untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Demi mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia melaksanakan berbagai jenis kebijakan moneter secara berkelanjutan, konsisten, transparan, dan wajib

mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian. Artinya, Bank Indonesia harus bersinergi dengan pemerintah pusat (eksekutif) guna mencapai terciptanya berbagai tujuan yang diharapkan. B. Tugas dan Wewenang Bank Sentral Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Bank Indonesia dalam kapasitasnya sebagai bank sentral memiliki tujuan tunggal, yaitu tercapainya kestabilan nilai rupiah. Nilai rupiah yang stabil memiliki dua aspek makna, yaitu kestabilan nilai mata uang rupiah terhadap barang dan jasa serta kestabilan terhadap mata uang asing (kurs valuta asing). Idealnya, kestabilan rupiah terhadap barang/jasa dan mata uang asing akan menciptakan suatu keadaan perekonomian stabil yang dapat dirasakan manfaatnya secara langsung bagi masyarakat. Demi mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia perlu untuk melakukan sejumlah tugas yaitu sebagai berikut. 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh Bank Indonesia untuk mencapai kestabilan nilai rupiah melalui pengendalian jumlah uang beredar (JUB) dan pengendalian suku bunga. 2. Mengatur, menjaga, dan memelihara kelancaran sistem pembayaran. Guna melaksanakan tugas tersebut, Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga di Indonesia yang berwenang untuk mengeluarkan, mengedarkan, mencabut, menarik, dan memusnahkan uang rupiah dari peredaran. Guna melaksanakan kebijakan moneter, Bank Indonesia memiliki sejumlah wewenang yaitu sebagai berikut. 1. Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memerhatikan sasaran laju inflasi. Inflasi adalah suatu keadaan ketika harga barang mengalami kenaikan secara terus menerus dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama atau berkelanjutan. 2. Melakukan pengendalian moneter dengan langkah-langkah berikut. a. Operasi pasar terbuka, yaitu kegiatan bank sentral untuk membeli atau menjual surat berharga. b. Politik diskonto, yaitu menetapkan besaran tingkat suku bunga perbankan yang berlaku di suatu negara. c. Cadangan wajib minimum, yaitu kebijakan bank sentral dalam menentukan besaran cadangan kas yang harus disimpan oleh bank umum. d. Pengaturan kredit atau pembiayaan. 2

C. Peran Bank Indonesia dalam Stabilitas Sistem Keuangan Dalam suatu perekonomian, sistem keuangan memegang peranan yang sangat penting. Hal ini disebabkan karena dengan sistem keuangan yang jelas dan kuat maka akan menghasilkan adanya rasa kepastian pada diri masyarakat dan pelaku ekonomi dalam melakukan setiap tindakan yang diinginkan. Sistem keuangan berfungsi mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami kelebihan dana (surplus) kepada pihak yang kekurangan dana (defisit). Apabila sistem keuangan pada suatu negara tidak stabil dan tidak berfungsi dengan efisien, pengalokasian dana tidak akan berjalan dengan baik sehingga dapat menghambat terciptanya pertumbuhan ekonomi yang diinginkan. Sistem keuangan yang tidak stabil, terutama jika terjadi krisis dalam penyelamatannya akan memerlukan biaya yang sangat tinggi. Beberapa hal yang berhubungan dengan sistem keuangan adalah sebagai berikut. 1. Sistem keuangan yang stabil mampu mengalokasikan sumber dana dan menyerap kejutan (shock) yang terjadi sehingga dapat mencegah gangguan terhadap kegiatan sektor riil dan sistem keuangan. 2. Sistem keuangan yang stabil adalah sistem keuangan yang kuat dan tahan terhadap berbagai gangguan ekonomi sehingga tetap mampu melakukan fungsi intermediasi, melaksanakan kegiatan pembayaran, dan menyebar risiko dengan baik. 3. Sistem keuangan yang stabil adalah suatu kondisi di mana mekanisme ekonomi dalam penetapan harga, alokasi dana, dan pengelolaan risiko berfungsi secara baik dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Dalam menjalankan fungsinya sebagai bank sentral, Bank Indonesia memiliki lima peran utama dalam menjaga stabilitas sistem keuangan. Kelima peran tersebut adalah sebagai berikut. 1. Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter dengan cara penggunaan instrumen kebijakan moneter. 2. Bank Indonesia memiliki peran penting dalam menciptakan kinerja lembaga keuangan yang sehat, khususnya perbankan melalui mekanisme pengawasan dan regulasi. 3. Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. 4. Dalam menjalankan fungsinya melalui kegiatan riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan. 5. Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistem keuangan melalui fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR). Artinya, Bank Indonesia 3

dapat memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah kepada bank yang mengalami kesulitan likuiditas jangka pendek yang disebabkan oleh terjadinya mismatch dalam pengelolaan dana. Pinjaman tersebut berjangka waktu maksimal 90 hari dan bank penerima pinjaman wajib menyediakan agunan yang berkualitas tinggi serta mudah dicairkan dengan nilai sekurang-kurangnya sama dengan jumlah pinjaman. D. Pengertian Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mulai 31 Desember 2012 pengaturan dan pengawasan pasar modal dan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) yang mulanya menjadi tugas Bapepam-LK beralih ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Demikian pula pengaturan dan pengawasan perbankan sejak 31 Desember 2013 dialihkan dari Bank Indonesia (BI) ke OJK. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011, OJK merupakan lembaga yang bersifat mandiri dan bebas dari campur tangan pihak lain yang mempunyai fungsi, tugas, wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan. OJK berkewajiban menyampaikan laporan kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). OJK memiliki fungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. Sebagai lembaga yang mandiri dan bebas dari campur tangan pihak lain, OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap: 1. kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan; 2. kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal; 3. kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, pegadaian, dan lembaga jasa keuangan lainnya yang menyelenggarakan pengelolaan dana masyarakat. Sementara itu, beberapa tujuan dibentuknya OJK adalah sebagai berikut. 1. Terselenggaranya kegiatan jasa keuangan yang teratur, adil, dan transparan. 2. Terwujudnya sistem keuangan yang berkelanjutan dan stabil. 3. Terlindunginya kepentingan konsumen dan masyarakat dalam sektor jasa keuangan. 4

E. Fungsi, Tugas, dan Wewenang OJK Fungsi utama dari OJK adalah menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan dalam sektor jasa keuangan. OJK juga mempunyai tugas dan wewenang adalah sebagai berikut. 1. Mengatur dan mengawasi kegiatan di sektor perbankan, dengan wewenang: a. memberikan izin untuk pendirian bank, pembukaan kantor, anggaran dasar, rencana kerja, kepengurusan, penggabungan badan usaha (konsolidasi, merger), serta pencabutan izin usaha; b. menilai tingkat kesehatan perbankan yang mencakup rasio keuangan (likuiditas, rentabilitas, solvabilitas), laporan bank, sistem informasi debitur, dan standar akuntansi perbankan; dan c. menentukan aspek kehati-hatian meliputi manajemen risiko, tata kelola bank, pencegahan kejahatan dan terorisme, serta pemeriksaan bank. 2. Mengatur dan mengawasi kegiatan di sektor pasar modal dan lembaga keuangan bukan bank lainnya, seperti asuransi, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya, dengan wewenang: a. menetapkan kebijakan operasional kegiatan jasa keuangan; b. menetapkan pengelolaan statuter; c. menetapkan sanksi administratif terhadap segala macam bentuk pelanggaran; dan d. memberikan perizinan, pengesahan, pembubaran, dan pencabutan izin usaha kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundangundangan di sektor jasa keuangan. 5