Nomor : S. /PHM-1/2012 Februari 2012 Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Laporan Rekap Berita Minggu IV Bulan Januari 2012

dokumen-dokumen yang mirip
Nomor : S. /PHM-1/2012 Februari 2012 Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Laporan Rekap Berita Minggu III Bulan Januari 2012

Nomor : S. /PHM-1/2011 Januari 2012 Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Laporan Rekap Berita Minggu IV & V Bulan Desember 2011

Nomor : S. /PHM-1/2012 Januari 2012 Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Laporan Rekap Berita Minggu I Bulan Januari 2012

NOTA DINAS Nomor: ND. /II-PHM/2012

Mei NOTA DINAS Nomor: ND. /II-PHM/2012

Frekuensi Pemberitaan Media Massa Minggu I & II Bulan November 2012.

NOTA DINAS Nomor: ND. /II-PHM/2012

Frekuensi Pemberitaan Media Massa Bulan Oktober 2012.

Nomor : S. /PHM-1/2011 Desember 2011 Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Laporan Rekap Berita Bulan November 2011

Nomor : S. /PHM-1/2011 Desember 2011 Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Laporan Rekap Berita Minggu I, II & III Bulan Desember 2011

Frekuensi Pemberitaan Media Massa Bulan Januari 2013.

Frekuensi Pemberitaan Media Massa Bulan Februari 2013.

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN

PENATAAN KORIDOR RIMBA

Eksekutif DATA STRATEGIS KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.9/Menhut-II/2011P. /Menhut-II/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2012 TENTANG

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi Sedang Membuka Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan Kehutanan Daerah Provinsi Jambi Tahun /10/2014 2

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.7/Menhut-II/2010P. /Menhut-II/2009 TENTANG

sebagai Kawasan Ekosistem Esensial)

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.7/Menhut-II/2014 TENTANG

HUTAN KEMASYARAKATAN (HKm) Oleh Agus Budhi Prasetyo

Kondisi Hutan (Deforestasi) di Indonesia dan Peran KPH dalam penurunan emisi dari perubahan lahan hutan

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.64/Menhut-II/2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis letak Indonesia berada di daerah tropis atau berada di sekitar

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.8/Menhut-II/2014

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.38/Menhut-II/2014 TENTANG

2 Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 (Lem

BIRO HUKUM DAN ORGANISASI - KEMENTERIAN KEHUTANAN Pemerintah dapat menetapkan kawasan hutan tertentu untuk tujuan khusus.

PERSIAPAN DUKUNGAN BAHAN BAKU INDUSTRI BERBASIS KEHUTANAN. Oleh : Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Kementerian Kehutanan

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.14/Menhut-II/2006 TENTANG PEDOMAN PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN,

ISU ISU STRATEGIS KEHUTANAN. Oleh : Ir. Masyhud, MM (Kepala Pusat Humas Kemhut) Pada Orientasi Jurnalistik Kehutanan Jakarta, 14 Juni 2011

TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 03/Menhut-II/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS TAMAN NASIONAL MENTERI KEHUTANAN,

SISTEMATIKA PENYAJIAN :

SMP NEGERI 3 MENGGALA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P. 34/Menhut-II/2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN. NOMOR : SK.421/Menhut-II/2006. Tentang FOKUS-FOKUS KEGIATAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.378, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Kawasan Hutan. Fungsi. Perubahan.

Ekspansi Industri Pulp: Cara Optimis Penghancuran Hutan Alam

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 13/Menhut-II/2009 TENTANG HUTAN TANAMAN HASIL REHABILITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

USULAN STRUKTUR KELEMBAGAAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

LAPORAN SINGKAT RAPAT KOMISI IV DPR RI BIDANG PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN, PERUM BULOG, DAN DEWAN KELAUTAN INDONESIA

KEBIJAKAN PELEPASAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI UNTUK PEMBANGUNAN DILUAR KEGIATAN KEHUTANAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Gedong Wani

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

NERACA SUMBER DAYA HUTAN NASIONAL TAHUN 2013

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.352/Menhut-II/2004

disampaikan oleh: Direktur Perencanaan Kawasan Kehutanan Kementerian Kehutanan Jakarta, 29 Juli 2011

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN J A K A R T A : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. telah berlangsung sebelum legalitas hukum formal ditetapkan oleh pemerintah.

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN RESTORASI EKOSISTEM

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.12/Menhut-II/2004 TENTANG

2. Dinamika ekosistem kawasan terus berubah (cenderung semakin terdegradasi),

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN. Nomor : P.14/Menhut-II/2006 TENTANG PEDOMAN PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.31/Menhut-II/2014 TENTANG

REKALKUKASI SUMBER DAYA HUTAN INDONESIA TAHUN 2003

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN KEHUTANAN November, 2009

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN,

C. BIDANG KEHUTANAN SUB SUB BIDANG SUB BIDANG URAIAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 61/Menhut-II/2008 TENTANG

C. BIDANG KEHUTANAN SUB SUB BIDANG SUB BIDANG URAIAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.63/Menhut-II/2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.65, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Koridor. Penggunaan. Pembuatan.

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

TATA CARA MASUK KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU

PAPARAN LATAR BELAKANG HASIL TELAHAN YURIDIS DRAF PERMENHUT SKEMA KHDTK PETA

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN KPH

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam Sejahtera Om Swastiastu

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN REKLAMASI HUTAN PADA AREAL BENCANA ALAM

KRITERIA CALON AREAL IUPHHK-RE DALAM HUTAN PRODUKSI

2 Pemberantasan Korupsi Tahun 2013, maka perlu pengaturan kembali mengenai Tata Cara Pemberian dan Peluasan Areal Kerja Izin Usaha Pemanfaatan Hasil H

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.35/MEN/2011 TENTANG

I. PENDAHULUAN. margasatwa, kawasan pelestarian alam seperti taman nasional, taman wisata alam,

PAPARAN PROGRESS. IMPLEMENTASI RENCANA AKSI KORSUP PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM SEKTOR KEHUTANAN DAN PERTAMBANGAN DI PROVINSI GORONTALo

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN. Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM BALAI TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.37/Menhut-II/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.12/Menhut-II/2004 TENTANG PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN LINDUNG UNTUK KEGIATAN PERTAMBANGAN MENTERI KEHUTANAN,

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN Nomor : SK.51/VI-BPHA/2007

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR: P. 2/Menhut-II/2008 TENTANG

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.10/Menhut-II/2010 TENTANG MEKANISME DAN TATA CARA AUDIT KAWASAN HUTAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT

SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PADA ACARA MEMPERINGATI HARI LINGKUNGAN HIDUP SEDUNIA

BAB I PENDAHULUAN. Hampir separuh wilayah daratnya berupa hutan. Untuk itu pemerintah

Transkripsi:

Nomor : S. /PHM-1/2012 Februari 2012 Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Laporan Rekap Berita Minggu IV Bulan Januari 2012 Kepada Yth : 1. Menteri Kehutanan 2. Sekretaris Jenderal. Inspektur Jenderal. Direktur Jenderal Planologi Kehutanan 5. Direktur Jenderal PHKA 6. Direktur Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial 7. Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan 8. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kehutanan 9. Kepala Badan Litbang Kehutanan 10. SAM I-V 11. Direktur Utama Perum Perhutani 12. Kepala Biro dan Pusat lingkup Setjen di Jakarta. Memperhatikan berita media cetak pada Minggu IV Bulan Januari 2012, dengan hormat bersama ini kami laporkan hal-hal sebagai berikut : 1. Terdapat 105 berita kehutanan dari 17 media massa nasional dengan fokus utama mengenai Tata Batas, Penetapan kawasan dan Konservasi Kawasan. 2. Peran strategis kawasan hutan yang mencakup hampir 70 persen daratan wilayah Indonesia menjadikan tekanan terhadap kawasan hutan juga semakin kuat. Pertambahan penduduk yang terus meningkat, dinamika pembangunan yang juga terus berlanjut, menyebabkan kebutuhan akan lahan menjadi bertambah pula. Permintaan untuk mengkonversi hutan ke non-kawasan hutan semakin hari kian bertambah. Hampir setiap provinsi yang melakukan review tata ruang selalu mengusulkan adanya perubahan status kawasan hutan menjadi areal penggunaan lain. Jumlahnya tidak sedikit, dari yang puluhan ribu ha hingga jutaan ha. Kemenhut selalu hati-hati menyikapi ini. Proses review tata ruang tata ruang sebenarnya bisa menjadi solusi konflik kawasan hutan. Pasalnya, proses review tata ruang melibatkan banyak pihak. Pemerintah daerah berperan mengidentifikasi lahan-lahan konflik dan pemukiman penduduk, sehingga menjadi bahan bagi tim terpadu dalam mengambil keputusan tepat, sebagaimana disampaikan Bambang Soepijanto, Dirjen Planologi Kehutanan, Kemenhut.

. PT. Adhiniaga Kreasi Nusa (AKN) selaku pemegang izin konsesi hutan konservasi Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) di Lampung akan memperluas kawasan konservasi tersebut. Luas tambahan yang diupayakan AKN mencapai 27 ribu ha dari sekitar 5 ribu ha luas yang ada sekarang. Lokasi perluasan di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) bagian utara. Kawasan TWNC terletak di dua titik lokasi, yaitu Tampang di Kabupaten Tanggamus dan Belimbing di Kabupaten Lampung Barat. Menurut Heru W Dharsono, Direktur Utama TWNC, perluasan tersebut harus dilakukan sebab kawasan Tambling merupakan penghalang (barrier) bagi arus panas di Utara yang berembus dari Laut Cina Selatan dan arus dingin di Selatan. Akibat fisik yang ditimbulkan adalah semakin tergerusnya daratan Tambling. Hal itu tentu saja mengancam kehidupan spesies tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi di kawasan tersebut. Kepala TNBBS, John Kennedy, mengatakan, Kementerian Kehutanan sudah merelokasi sekitar 00 kepala keluarga perambah yang berada di perbatasan Tambling. Hal itu sebagai langkah mengurangi tekanan terhadap kawasan konservasi Tambling yang areal perambahannya sudah meluas mencapai 1.00 ha.. Pemberitaan yang terkait isu Konflik lahan, akses legal masyarakat dan kepastian usaha swasta/pihak ketiga masih menunjukan hal yang signifikan dengan pemberitaan sebanyak 5 berita. 5. Sehubungan dengan topik utama pemberitaan media Minggu III bulan Januari 2012, diperlukan perhatian lebih lanjut dari Direktorat Perencanaan Kawasan Hutan, Ditjen Planologi dan Direktorat Kawasan K 6. onservasi dan Bina Hutan Lindung, Ditjen PHKA serta semua eselon I Kemenhut. Demikian laporan kami, atas perhatian Bapak kami ucapkan terima kasih. Kepala Pusat, Sumarto NIP. 19610708 19870 1 002 Tembusan kepada yth. : 1. Direktur Perencanaan Kawasan Hutan, Ditjen Planologi 2. Direktur Kawasan Konservasi dan Bina Hutan Lindung, Ditjen PHKA.

Lampiran 1. Frekuensi Pemberitaan Media Massa Minggu IV Bulan Januari 2012. NO MEDIA JUMLAH BERITA 1 Kompas 21 berita 2 Media Indonesia 12 berita Investor Daily 7 berita Jakarta Post 7 berita 5 Harian Terbit 7 berita 6 Pikiran Rakyat 6 berita 7 Jurnal Nasional 5 berita 8 Indopos berita 9 Kontan berita 10 Sinar Harapan berita 11 Rakyat Merdeka berita 12 Bisnis Indonesia berita 1 Seputar Indonesia berita 1 Republika berita 15 Suara Karya berita 16 Suara Pembaruan 2 berita 17 Koran Tempo 1 berita JUMLAH 96 berita

Lampiran 2. Topik Utama Pemberitaan Media Massa Minggu IV Bulan Januari 2012. a. Flora Fauna sebanyak 26 berita, dengan berita positif sebanyak 11 berita, dan negatif sebanyak 10 berita. Fokus pemberitaan mengenai tata hutan. Peran strategis kawasan hutan yang mencakup hampir 70 persen daratan wilayah Indonesia menjadikan tekanan terhadap kawasan hutan juga semakin kuat. Pertambahan penduduk yang terus meningkat, dinamika pembangunan yang juga terus berlanjut, menyebabkan kebutuhan akan lahan menjadi bertambah pula. Permintaan untuk mengkonversi hutan ke non-kawasan hutan semakin hari kian bertambah. Hampir setiap provinsi yang melakukan review tata ruang selalu mengusulkan adanya perubahan status kawasan hutan menjadi areal penggunaan lain. Jumlahnya tidak sedikit, dari yang puluhan ribu ha hingga jutaan ha. Kemenhut selalu hati-hati menyikapi ini, ujar Bambang Soepijanto, Dirjen Planologi Kehutanan, kemenhut. b. IUPHHK (HTI/HPH)-Kepastian usaha Swasta/Pihak Ketiga sebanyak 20 berita, berita positif sebanyak 8 berita, dan negatif sebanyak 12 berita. Fokus pemberitaan mengenai Perluasan Kawasan konservasi Tambling. PT. Adhiniaga Kreasi Nusa (AKN) selaku pemegang izin konsesi hutan konservasi Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) di Lampung akan memperluas kawasan konservasi tersebut. Luas tambahan yang diupayakan AKN mencapai 27 ribu ha dari sekitar 5 ribu ha luas yang ada sekarang. Lokasi perluasan di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) bagian utara. Kawasan TWNC terletak di dua titik lokasi, yaitu Tampang di Kabupaten Tanggamus dan Belimbing di Kabupaten Lampung Barat. Menurut Heru W Dharsono, Direktur Utama TWNC, perluasan tersebut harus dilakukan sebab kawasan Tambling merupakan penghalang (barrier) bagi arus panas di Utara yang berembus dari Laut Cina Selatan dan arus dingin di Selatan. Akibat fisik yang ditimbulkan adalah semakin tergerusnya daratan Tambling. Hal itu tentu saja mengancam kehidupan spesies tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi di kawasan tersebut. Kepala TNBBS, John Kennedy, mengatakan, Kementerian Kehutanan sudah merelokasi sekitar e00 kepala keluarga perambah yang berada di perbatasan Tambling. Hal itu sebagai langkah mengurangi tekanan terhadap kawasan konservasi Tambling yang areal perambahannya sudah meluas mencapai 1.00 ha. c. Tata Batas, Penetapan kawasan dan Konflik Lahan 15 berita, dengan berita positif sebanyak 9 berita, dan berita negatif 7 berita. Fokus pemberitaan mengenai Konservasi Satwa. Spesies harimau Sumatera di Indonesia saat ini diperkirakan tinggal 00 ekor. Keberadaan hewan langka tersebut kian terancam akibat perambahan hutan. Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Darori mengungkapkan, harimau sumatera sebagian besar mati akibat konflik yang terjadi baik dengan masyarakat maupun dengan pemburu liar. Kementerian Kehutanan mengusulkan pembentukan yayasan penyelamatan harimau. Lembaga itu akan menghimpun dana tanggung jawab sosial perusahaan untuk meningkatkan populasi harimau sumatera. d. Konservasi Kawasan sebanyak 12 berita, dengan berita positif sebanyak 10 berita dan berita negatif 1 berita. Fokus pemberitaan mengenai Kegiatan RAPP di Pulau padang dihentikan sementara. Dirjen BPDAS PS telah mengeluarkan surat No. 5./VI-BUHT/2012 tertanggal Januari 2012 perihal penghentian sementara kegiatan izin usaha pemanfaatan hasil hutan (IUPHH) hutan tanaman PT Riau Andalan Pulp and paper (RAPP) di Pulau Padang, Riau. Perusahaan ini diminta menghentikan sementara seluruh kegiatannya di Pulau padang sampai ada pemberitahuan lebih lanjut. Berkaitan dengan hal tersebut, Sekjen Kementerian Kehutanan Hadi Daryanto meminta semua pihak dapat memahami dan menerima upaya-upaya penyelesaian konflik Pulau Padang yang ditempuh Kementerian Kehutanan.

Lampiran PEMBERITAAN MASS MEDIA CETAK TENTANG KEHUTANAN BERDASARKAN TEMA BERITA Minggu IV Bulan Januari 2012 NO TEMA BERITA FREKUENSI BERITA (KALI) BERDASARKAN NAMA MEDIA CETAK KET Σ I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV XV XVI XVII + N - 1 ILLEGAL LOGGING 1 1 1 1 0 2 2 INDUSTRI KEHUTANAN 1 2 2 0 1 IUPHHK-HA/HT (HPH/HTI)- KEPASTIAN USAHA SWASTA/PIHAK KETIGA 2 2 2 1 7 1 1 1 2 1 20 8 0 12 HASIL HUTAN NON KAYU 1 1 1 2 0 1 5 WISATA ALAM DAN JASA LINGKUNGAN 1 1 2 2 0 0 6 GERHAN/KMDM, KAMPANYE INDONESIA MENANAM 2 1 1 0 0 7 KONSERVASI KAWASAN (TN, HL, CA, SM, TAHURA, T. BURU, HUTAN KOTA) 1 1 5 1 1 12 11 0 1 8 FLORA DAN FAUNA 1 6 5 9 2 1 1 1 26 22 0 9 REHABILITASI DAS/ BENCANA ALAM 1 1 1 0 0 10 KEBAKARAN HUTAN/LAHAN 0 0 0 0 11 TATA BATAS, PENETAPAN KAWASAN DAN KONFLIK LAHAN 1 1 1 1 2 1 2 2 1 15 7 0 8 12 PERTAMBANGAN DI HUTAN LINDUNG 0 0 0 0 1 AKSES LEGAL MASYARAKAT (PMDH, PHBM, HKM, SOSFOR, HUTAN RAKYAT, HTI- RAKYAT) 0 0 0 0 1 PERHUTANI/INHUTANI 1 2 1 1 1 6 6 0 0 15 PENGEMBANGAN SDM DAN KELEMBAGAAN 1 1 1 0 0 16 LAIN-LAIN 0 0 0 0 JUMLAH 7 7 1 21 12 6 2 7 5 96 67 0 29 KETERANGAN : I. HARIAN TERBIT V. KORAN TEMPO IX. SEPUTAR INDONESIA XIII. SUARA PEMBARUAN XVII. JURNAL NASIONAL II. BISNIS INDONESIA VI. KOMPAS X. PIKIRAN RAKYAT XIV. SUARA KARYA III. THE JAKARTA POST VII. MEDIA INDONESIA XI. REPUBLIKA XV. INDOPOS

Lampiran Gambar 1. Frekuensi Berita Kehutanan Minggu IV Bulan Januari 2012 Frekuensi Pemberitaan 25 20 15 10 5 0 7 7 A B C 21 1 D E F 12 6 2 G H I J K L M N O P Media Massa 7 5 Q Keterangan : A Harian Terbit B Bisnis Indonesia C The Jakarta Post D. Rakyat Merdeka E. Koran Tempo F. Kompas G. Media Indonesia H. Kontan I. Seputar Indonesia J. Pikiran Rakyat K. Republika L. Sinar Harapan M. Suara Pembaruan N. Suara Karya O. Indopos P. Investor Daily Q. Jurnal Nasional Gambar 2. Frekuensi Kehutanan Berdasarkan Tema Berita Minggu ke IV Bulan Januari 2012 Frekuensi Pemberitaan 0 25 20 15 10 5 0 A Keterangan : A. Illegal logging B. Industri Kehutanan C. IUPHHK-HA/HT (HPH-HTI)- Kepastian usahaa swasta/pihak ketiga D. Hasil Hutan Non Kayu E. Wisata Alam & Jasa Lingkungann F. Gerhan/KMDM, Kampanye Indonesia Menanam B 20 C 2 D E F 12 G 26 H Tema Berita G. Konservasi Kawasan (TN, HL,CA,SM,Tahura,T.Buru,Hutan Kota) H. Flora dan Fauna I. Rehabilitasi DAS/Bencana Alam J. Kebakaran Hutan/Lahan K. Tata Batas, Pemantapan Kawasan dan Konflik lahan L. Pertambangan di Hutan Lindung 1 I 0 J 15 K 6 0 0 1 0 L M N O P M. Akses Legal Masyarakat (PMDH,PHBM,HKM,Sosfor, Ht.Rakyat,Ht.Kota) N. Perhutani/Inhutani O. Pengembangan SDM dan Kelembagaan P. Lain-lain