GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 25 A TAHUN 2014.. TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN DALAM RANGKA PENYELESAIAN PEKERJAAN YANG TIDAK TERSELESAIKAN SAMPAI DENGAN AKHIR TAHUN ANGGARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015, telah diatur pelaksanaan anggaran dalam rangka penyelesaian pekerjaan/kegiatan yang tidak terselesaikan sampai dengan akhir tahun anggaran; b. bahwa untuk memberikan kepastian hukum terhadap kegiatan atau pekerjaan yang belum selesai sampai dengan berakhirnya tahun anggaran, perlu disediakan petunjuk pelaksanaan dalam rangka penyelesaian sisa pekerjaan dari kontrak tertentu pada akhir tahun anggaran; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Penganggaran Pelaksanaan Penyelesaian Pekerjaan Yang Tidak Terselesaikan Sampai Dengan Akhir Tahun Anggaran; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1969 tentang Pembentukan Propinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten-kabupaten Otonom di Propinsi Irian Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2907); 3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4151) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2008 Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4884); 4. Undang-Undang.../2
- 2-4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5588) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 11. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 155, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5334); 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310); 13. Peraturan.../3
- 3-13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 680); 14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 194/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Anggaran Dalam Rangka Penyelesaian Pekerjaan Yang Tidak Terselesaikan Sampai Dengan Akhir Tahun Anggaran; 15. Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 24 Tahun 2013 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Papua Tahun 2013 Nomor 24); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PENGANGGARAN PELAKSANAAN PENYELESAIAN PEKERJAAN YANG TIDAK TERSELESAIKAN SAMPAI DENGAN AKHIR TAHUN ANGGARAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Papua. 2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat daerah sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Gubernur ialah Gubernur Papua. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Papua, yang selanjutnya disingkat DPRP adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Papua sebagai badan legislatif daerah Provinsi Papua. 5. Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah atau pejabat yang disamakan pada institusi lain pengguna anggaran pendapatan dan belanja daerah. 6. Kuasa Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian kewenangan pengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah. 7. Pejabat Pembuat Komitmen, yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang melaksanakan kewenangan PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran pendapatan dan belanja daerah. 8. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya disingkat PPTK adalah pejabat pada unit kerja SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya. 9. Pejabat Penatausahaan Keuangan, yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang melaksanakan fungsi ketatausahaan keuangan. 10. Daftar Pelaksanaan Anggaran, yang selanjutnya disingkat DPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang digunakan sebagai acuan PA dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. 11. Kontrak adalah perjanjian tertulis antara PPK dengan penyedia barang dan/atau jasa untuk melaksanakan suatu pekerjaan tertentu. 12. Tahun.../4
- 4-12. Tahun Anggaran adalah masa berlakunya anggaran yang dihitung mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. 13. Tahun Anggaran Berikutnya adalah masa 1 (satu) tahun anggaran setelah tahun anggaran berkenaan berakhir. BAB II SISA PEKERJAAN YANG TIDAK TERSELESAIKAN SAMPAI DENGAN AKHIR TAHUN ANGGARAN Pasal 2 Pekerjaan dari suatu kontrak tahunan yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dalam bentuk rupiah wajib diselesaikan pada akhir masa kontrak dalam tahun anggaran berkenaan. Pasal 3 (1) Dalam hal pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 tidak terselesaikan sampai dengan berakhirnya tahun anggaran berkenaan, penyelesaian sisa pekerjaan dapat dilanjutkan ke tahun anggaran berikutnya. (2) Sisa nilai pekerjaan yang tidak terselesaikan sampai dengan berakhirnya tahun anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat diluncurkan ke tahun anggaran berikutnya, kecuali pekerjaan yang dinyatakan dalam kondisi Force Major atau keadaan kahar. (3) Sisa nilai pekerjaan yang tidak dapat diluncurkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat ditambahkan (out top) kedalam anggaran tahun berikutnya. Pasal 4 (1) Sisa pekerjaan yang dapat dilanjutkan ke tahun anggaran berikutnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) diberikan tambahan waktu sampai dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak berakhirnya masa pelaksanaan pekerjaan. (2) Apabila setelah tambahan waktu penyelesaian pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) penyedia barang/jasa tidak menyelesaikan pekerjaan maka dilakukan pemutusan kontrak, dimasukkan daftar hitam (black list ) dan denda serta jaminan pelaksanaan pekerjaan ditarik dan disetor ke Kas Daerah. Pasal 5 (1) Penyelesaian sisa pekerjaan yang dapat dilanjutkan ke tahun anggaran berikutnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. berdasarkan penelitian PA/KPA, penyedia barang/jasa akan mampu menyelesaikan keseluruhan pekerjaan setelah diberikan kesempatan sampai dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak berakhirnya masa pelaksanaan pekerjaan; b. penyedia.../5
- 5 - b. penyedia barang/jasa sanggup untuk menyelesaikan sisa pekerjaan paling lama 50 (lima puluh) hari kalender sejak berakhirnya masa pelaksanaan pekerjaan yang dinyatakan dengan surat pernyataan kesanggupan yang ditandatangani diatas kertas bermeterai; dan c. berdasarkan penelitian PA/KPA, pembayaran atas penyelesaian sisa pekerjaan dimaksud pada tahun anggaran berikutnya yang dialokasikan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran Lanjutan (DPAL) yang telah disahkan dapat dilaksanakan mendahului penetapan APBD Perubahan Tahun Anggaran 2015. (2) Surat pernyataan kesanggupan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b paling sedikit memuat : a. pernyataan kesanggupan dari penyedia barang/jasa untuk menyelesaikan sisa pekerjaan; b. waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan sisa pekerjaan, dengan ketentuan paling lama 50(lima puluh) hari kalender sejak berakhirnya masa pelaksanaan pekerjaan; c. pernyataan bahwa penyedia barang/jasa bersedia dikenakan denda keterlambatan penyelesaian pekrejaan; dan d. pernyataan bahwa penyedia barang/jasa tidak menuntut denda/bunga apabila terdapat keterlambatan pembayaran atas penyelesaian sisa pekerjaan pada tahun anggaran berikutnya. (3) Berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) PA/KPA memutuskan untuk : a. melanjutkan sisa penyelesaian ke tahun anggaran berikutnya; atau b. tidak melanjutkan penyelesaian sisa pekerjaan ke tahun anggaran berikutnya. (4) Dalam rangka mengambil keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) PA/KPA dapat melakukan konsultasi dengan Aparat Pengawasan Interen Pemerintah (APIP)/Inpektorat Provinsi Papua. Pasal 6 Penyelesaian sisa pekerjaan yang dilanjutkan ke tahun anggaran berikutnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf a tetap merupakan pekerjaan dari kontrak berkenaan. Pasal 7 Penyelesaian sisa pekerjaan yang tidak dilanjutkan ke tahun anggaran berikutnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf b dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai barang/jasa pemerintah. Pasal.../6
- 6 - Pasal 8 PA/KPA bertanggungjawab secara formal dan material atas : a. Keputusan untuk melanjutkan penyelesaian sisa pekerjaan ke tahun anggaran berikutnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf a dan penyelesaian sisa pekerjaan yang dilanjutkan ke tahun anggaran berikutnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6; atau b. Keputusan untuk tidak melanjutkan penyelesaian sisa pekerjaan ke tahun anggaran berikutnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf b. BAB III PENYEDIAAN DANA Pasal 9 (1) Penyelesaian sisa pekerjaan yang dilanjutkan ke tahun anggaran berikutnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dibebankan pada DPA tahun anggaran berikutnya. (2) Sisa pekerjaan yang dibayar dengan beban DPA tahun anggaran berikutnya merupakan sisa pekerjaan tahun anggaran berkenaan yang dilaksanakan setelah selesai masa pelaksanaan pekerjaan tahun berkenaan dan atau setelah 31 Desember. (3) PA/KPA harus menyediakan alokasi anggaran pada DPA satuan kerja berkenaan tahun anggaran berikutnya. (4) Penyediaan alokasi anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan melalui mekanisme revisi anggaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai tata cara revisi anggaran. (5) Pengajuan usul revisi anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan paling lama sebelum batas akhir penyelesaian sisa pekerjaan yang tercantum dalam surat pernyataan kesanggupan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2). BAB IV PERUBAHAN KONTRAK Pasal 10 (1) Dalam rangka menyelesaikan sisa pekerjaan yang dilanjutkan ke tahun anggaran berikutnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf a, PA/KPA melakukan perubahan kontrak berkenaan. (2) Perubahan kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan ketentuan : a. mencantumkan sumber dana untuk membiayai penyelesaian sisa pekerjaan yang akan dilanjutkan ke tahun anggaran berikutnya dari DPA tahun anggaran berikutnya; dan b. tidak boleh menambah jangka waktu/masa pelaksanaan pekerjaan. (3) Perubahan.../7
- 7 - (3) Perubahan kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sebelum jangka waktu kontrak berakhir. (4) Penyedia barang/jasa menyampaikan jaminan pelaksanaan pekerjaan sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai sisa pekerjaan yang akan dilanjutkan ke tahun anggaran berikutnya kepada PA/KPA sebelum dilakukan pendantanganan perubahan kontrak. BAB V TATA CARA PENYELESAIAN SISA PEKERJAAN Pasal 11 (1) PA/KPA menyampaikan pemberitahuan kepada Badan Pengelola Keuangan dan Asset Daerah (BPKAD) atas pekerjaan yang akan dilanjutkan pada tahun anggaran berikutnya. (2) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sudah diterima oleh Badan Pengelola Keuangan dan Asset Daerah (BPKAD) paling lama 5 (lima) hari kerja sebelum akhir tahun anggaran berkenan. (3) Penyampaian pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri dengan copy surat pernyataan kesanggupan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b yang telah dilegalisasi oleh PA/KPA. (4) Berdasarkan pemberitahuan dari PA/KPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BPKAD melakukan klaim pencairan jaminan/garansi bank sebesar sisa nilai pekerjaan yang akan dilanjutkan ke tahun anggaran berikutnya untuk untung Kas Daerah. (5) Pencairan jaminan/garansi bank sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Dan Pengeluaran Daerah Pada Akhir Tahun Anggaran. (6) Dalam hal pencairan jaminan/garansi bank sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak dapat dilaksanakan karena masa berlaku jaminan/garansi bank sudah berakhir atau dikarenakan sebab lainnya, penyedia barang/ jasa wajib menyetorkan jumlah uang ke kas daerah sebesar nilai sisa pekerjaan yang akan dilanjutkan ke tahun anggaran berikutnya sebagai pengganti klaim pencairan jaminan/garansi bank pada kesempatan pertama. Pasal 12 (1) Penyedia barang/jasa harus menyelesaikan sisa pekerjaan di tahun anggaran berikutnya sesuai waktu penyelesaian pekerjaan yang tercantum dalam surat pernyataan kesanggupan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2). (2) Terhadap penyelesaian sisa pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) penyedia barang/jasa dikenakan denda keterlambatan sebesar 1/1000 atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang pengadaan barang dan/atau jasa. (3) Dalam.../8
- 8 - (3) Dalam hal sampai dengan berakhirnya waktu penyelesaian pekerjaan yang tercantum dalam surat pernyataan kesanggupan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2), pekerjaan belum dapat diselesaikan, PA/KPA melaksanakan hal-hal sebagai berikut : a. menghentikan pelaksanaan pekerjaan; dan b. mengenakan denda maksimum keterlambatan penyelesaian kepada penyedia barang/jasa sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai pengadaan barang dan/atau jasa. (4) Denda keterlambatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) atau ayat (3) huruf b : a. disetorkan ke Kas Daerah oleh penyedia barang/jasa; atau b. diperhitungkan dalam pembayaran tagihan atas penyelesaian pekerjaan. BAB VI PEMBAYARAN PENYELESAIAN SISA PEKERJAAN Pasal 13 Pembayaran atas penyelesaian sisa pekerjaan yang dilanjutkan ke tahun anggaran berikutnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf a dilaksanakan : a. sesuai dengan prestasi pekerjaan yang diselesaikan kurang dari atau sama dengan tambahan 50 hari kalender kepada penyedia barang/jasa; b. dikenakan pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 14 Tata cara penyelesaian tagihan, pengajuan SPM ke Badan Pengelola Keuangan dan Asset Daerah, dan penerbitan SP2D dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai tata cara pembayaran dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Papua. Ditetapkan di Jayapura pada tanggal 8 Desember 2014 GUBERNUR PAPUA, CAP/TTD LUKAS ENEMBE, SIP, MH Diundangkan di Jayapura Pada tanggal 9 Desember 2014 Sekretaris Daerah Provinsi Papua CAP/TTD T.E.A. HERY DOSINAEN, S.IP BERITA DAERAH PROVINSI PAPUA TAHUN 2014 NOMOR 25 A Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM Y. DEREK HEGEMUR, SH.,MH