PENGEMBANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENYEBARAN RUTE ANGKUTAN UMUM KOTA SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA

SISTEM IFORMASI GEOGRAFI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Informasi Geografis Pencarian Apotik terdekat di Kota Yogyakarta. Pada

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAERAH TITIK RAWAN KECELAKAAN DI PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memahami SIG. Dengan melihat unsur-unsur pokoknya, maka jelas SIG

[Type the document title]

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah uang. Salah satu yang menunjang aktivitas manusia adalah alat

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN MADRASAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMANTAUAN PENYEBARAN TENAGA PENGAJAR (Studi Kasus: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kampar)

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

ABSTRAK. Kata kunci: Pelayanan kesehatan, Georaphical Information System (GIS), Kebumen, Rumah sakit dan puskesmas

Seminar Nasional Informatika 2008 (semnasif 2008) ISSN: UPN Veteran Yogyakarta, 24 Mei 2008

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS - PENGENALAN AWAL MENGENAI SIG & KONSEP DASAR SIG OUTLINE

RINGKASAN SKRIPSI. Telkom Flexi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi

SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN (Kuliah ke 12)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAERAH BANJIR DI DKI JAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ARC VIEW

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS FASILITAS UMUM BERBASIS WEB (STUDI KASUS DI KOTA YOGYAKARTA)

RANCANG BANGUN SISTEM PENGELOLAAN PEMETAAN WILAYAH JAWA TENGAH BERBASIS GIS

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENENTUAN JALUR JALAN OPTIMUM KODYA YOGYAKARTA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBARAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN QUANTUM GIS

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Potensi Usaha Industri Kreatif

Keywords: Sistem Informasi Georafis, Pemetaan, Pabrik Sawit

Pengantar GIS Pengenalan GIS. By: Junta Zeniarja, M.Kom, M.CS

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN Perkembangan kota yang semakin pesat membuat banyak bangunan didirikan dimana-mana dan tentunya akan merubah tata ruang yang telah ada.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian (yang disebut

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

17.2 Pengertian Informasi Geografis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Metode dan Teori-Teori Sistem Informasi Geografis. Pengembangan perangkat lunak mempunyai langkah-langkah yang terstruktur

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LAHAN DAN TATA RUANG WILAYAH PETERNAKAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR BERBASIS WEB.

BAB I PENDAHULUAN I-1

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI PROFIL DESA TEMUWUH KECAMATAN DLINGO, KABUPATEN BANTUL BERBASIS WEB

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENENTUAN JALUR JALAN OPTIMUM KODYA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. informasi tersebut. Berkembangnya teknologi informasi dan komputer

BAB III LANDASAN TEORI

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a) Purwadhi (1994) dalam Husein (2006) menyatakan: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan data, serta

BAB IV BASIS DATA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DAERAH PENELITIAN

Pengertian Sistem Informasi Geografis

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2013/2014

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN

MEMBUAT SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI SMA

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BUDIDAYA IKAN LELE DIKAWASAN WISATA KAMPUNG LELE KAMPAR RIAU

Pengenalan Sistem Informasi Geografis

SISTEM INFORMASI PEMETAAN SISWA BERPRESTASI DI BIDANG OLAHRAGA KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG

MONITORING KONDISI JALAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MEMBANTU PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN JALAN KOTA DEPOK

Pengantar Teknologi. Informasi (Teori) Minggu ke-11. Geogrphical Information System (GIS) Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN POTENSI SMA/SMK BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kabupaten Kebumen)

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi di bidang geografis, informasi dapat ditampilkan dengan lebih

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENENTUAN JALUR JALAN OPTIMUM KODYA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. I Wayan Eka Swastikayana (2011) judul Penelitian Sistem Informasi

ARTIKEL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS FASILITAS UMUM DI NGANJUK KOTA DENGAN MENGGUNAKAN QUANTUMGIS

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TAMAN MINI INDONESIA INDAH DENGAN MENGGUNAKAN ARCVIEW

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BENCANA ALAM BANJIR JAKARTA SELATAN

PEMETAAN SARANA DAN PRASARANA OBJEK PARIWISATA DI KABUPATEN SEMARANG JAWA TENGAH MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO

Penggunaan Sistem Informasi Geografis untuk Memetakan Distribusi Snack Move Industries

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Menggunakan

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN PENCARIAN RUMAH SAKIT DI KOTA YOGYAKARTA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DISTRIBUSI SAMPAH UNTUK MENANGGULANGI BANJIR. Oleh : Supangkat Eka Prasetya Teknik Informatika, STMIK Amikom Purwokerto

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENGATURAN SPOOR DAN JADWAL KEBERANGKATAN KERETA API

ANALISIS SPASIAL PENENTUAN LOKASI KESEHATAN DI KOTA SALATIGA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JARINGAN JALAN DI WILAYAH KOTA SAMARINDA DENGAN MENGGUNAKAN PETA DIGITAL

TELEMATIKA, Vol. 06, No. 02, JANUARI, 2010, Pp ISSN X SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB LOKASI BAHAN GALIAN KABUPATEN PONOROGO

SISTEM INFORMASI GEORAFIS TATA RUANG KOTA di SAUMLAKI. Rofina Manunwembun ( ) Pembimbing : Didik Tristianto,S.Kom, M.

SISTEM INFORMASI JALUR TRANSPORTASI DAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI KOTA MEDAN BERBASIS WEB-GIS. Oleh : Handri Sunjaya, M.Cs.

WEBGIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITM A STAR (A*) (Studi Kasus: Kota Bontang)

BAB II LANDASAN TEORI. Analisis (analysis) dapat didefinisikan sebagai : Sedangkan Analisis sistem (systems analysis) dapat didefinisikan sebagai

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB PENYEBARAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH. Hamidi

Tujuan. Pengenalan SIG

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pondok Pesantren di Sumatera Barat

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

Sistem Informasi Geografis Pemetaan Populasi Hewan Ternak Di. Sumatera Selatan Berbasis Web

Informasi Geografis untuk Kepadatan Lalu Lintas

SISTEM INFORMASI APLIKASI PENJUALAN PADA BUTIK BIG SIZE NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Esa Apriyana

3/17/2011. Sistem Informasi Geografis

TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PENGELOLAAN REKLAME DI SURABAYA BERBASIS WEB. Nurul Hilmy Rahmawati NRP:

EVALUASI PENEMPATAN LOKASI POS PEMADAM KEBAKARAN DI KOTA SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

PENGEMBANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENYEBARAN RUTE ANGKUTAN UMUM KOTA SEMARANG Afif Luthfi Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro Email : luthrev@gmail.com ABSTRAK : Tugas Akhir ini berisi perancangan, pembuatan, dan analisis sistem informasi geografis penyebaran angkutan umum Kota. Sistem informasi geografis adalah sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisa, dan menghasilkan data bereferensi geografis. sistem informasi penyebaran angkutan umum Kota ini memuat peta dan database spasial penyebaran rute angkutan umum kota semarang yang meliputi peta rute angkutan cabang, angkutan ranting dan angkutan bus. Sistem informasi geografis ini dikembangkan dengan metode Xtreme Programming, dan dibangun menggunakan AcrGIS sebagai alat untuk pembuatan dan analisis data spasial, DotSpatial sebagai library dan pemrograman bahasa C# Micrososft Visual Studio. Kata Kunci : Sistem Informasi Geografis, Umum, XP PENDAHULUAN umum dalam sistem transportasi memiliki peran sangat signifikan dikarenakan rendahnya kualitas dan kuantitas dari angkutan umum tersebut dapat menurunkan efektifitas dan efisiensi dari sistem transportasi secara keseluruhan. Untuk kota-kota di negara berkembang seperti kota-kota yang ada di Indonesia sebagian masyarakat kotanya sangat tergantung kepada angkutan umum. Dimana adanya aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat kota di tempat yang berbeda dengan tempat mereka tinggal menjadikan kebutuhan masyarakat akan kebutuhan mobilitas yang baik. Kota merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia dengan keanekaragaman budaya, sosial, penduduk dan ekonomi. Dengan jumlah penduduk Kota tercatat sebesar 1.559.198 jiwa dan panjang jalan yang dimiliki Kota yaitu 2.786,28 km [1]. Jumlah angkutan umum yang melayani transportasi Kota saat ini yaitu 3.205 armada, terdiri dari 2.376 Mikrolet/Daihatsu dan 829 Bus/Damri. Dengan jumlah rute trayek sebanyak 80 rute, terdiri dari 13 rute trayek angkutan cabang, 31 rute trayek angkutan ranting/lingkungan, 31 rute trayek bus. Secara umum masalah yang berkaitan dengan angkutan umum di Kota diantaranya belum meratanya penyebaran rute angkutan umum, tumpang tindih rute, selain itu fenomena rute gemuk dan kurus pada

beberapa rute angkutan umum banyak di temui di Kota. Dalam mengatasi permasalahan ini, penerapan Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan salah satu langkah yang dapat digunakan untuk memberikan gambaran secara geografis penyebaran angkutan umum Kota. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk inventarisasi rute trayek angkutan umum Kota, Merancang prototipe sistem informasi geografis penyebaran rute angkutan umum di Kota, dan mengimplementasikan prototipe sistem informasi geografis penyebaran rute angkutan umum Kota. LANDASAN TEORI Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah teknologi untuk mengelola, manganalisis dan menyebarkan informasi geografis dengan menggunakan peta sebagai antar muka [6]. Menurut Star Jeffrey dan Estes John [2], SIG adalah sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara sapsial atau koordinat geografi. Dengan kata lain, SIG merupakan sistem basis data dengan kemapuan-kemampuan khusus dalam menangani data tereferensi secara spasial, selain merupakan sekumpulan operasi-operasi yang dikenakan terhadap data tersebut. SIG adalah kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang memungkinkan untuk mengelola (manage), menganalisa, memetakan informasi spasial berikut data atributnya (data deskriptif) dengan akurasi kartografi. Secara diagram, model pekerjaan Sistem Informasi Geografis dapat digambarkan sebagai berikut: [2] Gambar 1. Model Pekerjaan SIG Sub Sistem SIG SIG dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem sebagai berikut: [7] 1. Data Input Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggung jawab dalam mengkonversi atau mentransformasikan format-format data-data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oleh SIG. 2. Data Output Subsitem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basisdata baik dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardcopy seperti : tabel, grafik, peta dan lain-lain. 3. Data Management Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basisdata sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, diupdate dan di-edit. 4. Data Manipulation & Analysis Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data

untuk menghasilkan informasi yang diharapkan. Gambar 2. Uraian Subsistemsubsistem SIG METODOLOGI PENELITIAN Objek Penelitian Dalam tugas akhir ini penulis melakukan penelitian berkaitan dengan penyebaran rute angkutan umum di Kota di Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota. Jenis Data Jenis data atau tipe data yang digunakan dalam SIG disebut data Geospasial. Data Geospasial tersebut memisahkan SIG dari sistem informasi lainya. Data geospasial ini terbagi dalam dua kelompok yaitu: 1. Data Spasial Data spasial adalaha data mengenai objek-objek atau unsur geografis (baik dibawah, diatas dan di permukaan bumi) yang dapat diidentifikasi dan mempunyai acuan lokasiberdasarkan sistem koordinat tertentu atau bergeoreferensi. Data spasial terdiri dari: a. Data Grafis Yaitu elemen gambar dalam komputer yang bisa berupa titik (node), garis (arc) dan luasan (polygon) dalam bentuk data vektor maupun data raster. b. Atribut/Tabular Yaitu data dalam bentuk teks atau angka, sesuai dengan karakteristik obyeknya yang bersifat kuantitatif atau kualitatif. Metode Pengembangan Sistem Dalam melakukan pengembangan sistem, penulis memilih Metode Pengembangan Perangkat Lunak Agile atau sering disebut rekayasa perangkat lunak cepat. Dikarenakan kemampuanya dalam proses beradaptasi (pada proyek dan kondisi-kondisi teknis yang berubah-ubah dengan cepat). Suatu proses cepat sesungguhnya merupakan proses yang harus dapat beradaptasi secara meningkat. Untuk mencapai adaptasi yang meningkat, suatu tim cepat membutuhkan umpan balik yang datang dari para pelanggan sehingga adaptasi-adaptasi yang tepat dapat terjadi. Pendekatan iteratif ini memungkinkan para pelanggan mengevaluasi peningkatan perangkat lunak secara teratur. Salah satu proses pengembangan perangkat lunak dalam Metode Agile yaitu Extreme Programming (XP), pemrograman Ekstrem menggunakan suatu pendekatan berorientasi objek sebagai paradigma pengembangan yang diinginkan dan mencakup didalamnya seperangkat aturan dan praktik-praktik yang terjadi dalam konteks empat kegiatan kerangka kerja: perencanaan, perancangan, pengkodean, dan pengujian. [12] Gambar 3. Ilustrasi Proses XP [12]

RANCANGAN SISTEM Analisis Proses Dalam analisis proses Tugas Akhir ini menggunakan Data Flow Diagram (DFD) atau Diagram Alir Data (DAD) adalah sebuah teknik grafis yang menggambarkan aliran informasi dan transformasi yang diaplikasikan pada saat bergerak dari input menjadi output [12]. DFD dapat digunakan untuk menyajikan sebuah sistem pada setiap tingkat abstraksi dan dapat dipartisi ke dalam tingkatan yang merepresentasikan pertambahan aliran informasi. Context Diagram Merupakan aliran informasi yang berfungsi memetakan model lingkungan yang dipresentasikan dengan lingkungan tunggal yang mewakili keseluruhan sistem. Berikut ini diagram konteks pada Sistem Informasi Geografis Penyebaran Rute Umum Kota : Trayek Umum BAPPEDA Peta Kepadatan Trayek Informasi Penyebaran Trayek Informasi Kepadatan Trayek Peta Jalan, Peta Kecamatan, Peta Kelurahan Data Trayek Sistem Informasi Geografis Penyebaran Rute Umum Peta Kepadatan Trayek Informasi Penyebaran Trayek Informasi Kepadatan Trayek Pengusaha Umum Gambar 4. Context Diagram Data Flow Diagram (DFD) Level 1 Merupakan tindak lanjut dari diagram konteks yang menjelaskan lebih rinci lagi dari proses-proses yang terjadi dalam diagram konteks. Dalam DFD level 1 memiliki tiga proses yang akan dijelaskan berikut ini: 1. Digitasi Peta. Proses ini dilakukan untuk membuat peta angkutan umum yaitu angkutan cabang, angkutan ranting, angkutan bus. 2. Overlay Peta. Proses ini mengambil data shapefile yang selanjutnya ditampilkan secara tumpang tindih atau overlay. 3. Analisis Peta. Proses analisis atribut peta untuk menghasilkan informasi kepadatan, penyebaran angkutan umum. Peta Jalan Data Trayek Cabang Cabang 1 Digitasi Peta Ranting Ranting 2 Overlay Peta Bus Bus Cabang Ranting Bus Peta Kecamatan Peta Kelurahan Peta Kepadatan Peta Kepadatan Peta Kepadatan 3 Analisis Peta Informasi Kepadatan Informasi Kepadatan Informasi Penyebaran Informasi Penyebaran Gambar 5. DFD Level 1 IMPLEMENTASI SISTEM Implementasi Data Spasial Proses pembuatan data spasial ini menggunakan aplikasi ArcGIS 10.1. Dengan memanfaatkan peta Kota kemudian di dijitasi dan tergeoreferensi dalam sistem koordinat WGS 1984 sehingga mendapatkan beberapa layer berikut : Layer Kecamatan Kota Layer ini menampilkan batasbatas kecamatan yang ada di Kota berbentuk polygon. Gambar 63. Layer Batas Kecamatan Layer Rute Trayek Layer ini menampilkan rute trayek yang terdiri dari rute trayek cabang dan rute trayek ranting berbentuk polyline

Gambar 7. Layer Rute Trayek Implementasi Data Atribut Data atribut merupakan keterangan dari data spasial yang telah didijitasi sebelumnya. Data atribut ini disimpan dalam satu tabel dengan kolom-kolom sesuai dengan informasi yang akan disampaikan. Pembuatan data atribut ini dilakukan menggunakan ArcGIS 10.1 sehingga menghasilkan beberapa tabel atribut sebagai berikut : Atribut Kecamatan dan Kelurahan Kota Tabel 2. Atribut Kelurahan Kota Atribut Jaringan Jalan Kota Tabel 3. Atribut Jaringan Jalan Kota Atribut Rute Trayek Kota Tabel 1. Atribut Kecamatan Kota Tabel 4. Atribut Rute Trayek Kota

Implementasi Aplikasi Halaman Home Gambar 8. Halaman Home Halaman Peta Rute Mungkur Gayamsari 61594 643,49 95,718659 Genuk 59850 2729,46 21,927414 Gunung Pati 54881 6150,19 8,923464 Mijen 36441 5384,01 6,768375 Ngaliyan 78658 4491,51 17,512596 Pedurungan 125422 2216,6 56,583055 142901 2214,18 64,539017 Selatan 77385 614,56 125,919357 Tengah 77884 535,37 145,47696 Timur 85449 561,73 152,117565 Utara 127051 1140,35 111,41404 Tembalang 94530 4145,23 22,804525 Tugu 29976 2723,84 11,005052 Tabel 5. Tabel Kepadatan Penduduk Dari tabel diatas dapat dilihat ada 4 kecamatan yang mempunyai kepadatan penduduk yang tinggi, 4 kecamatan dengan kepadatan sedang dan 7 kecamatan dengan kepadatan rendah. Gambar 9. Halaman Lihat Rute Implementasi Halaman Peta Analisis Gambar 10. Halaman Peta Analisis HASIL DAN PEMBAHASAN Peta Kepadatan Penduduk Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) Luas (Ha) Kepadatan (Jiwa/Ha) Banyumanik 97818 3092,6 31,629696697 Candisari 76854 661,33 116,211271 Gajah 56088 941,39 59,579983 Gambar 11. Tampilan Peta Kepadatan Penduduk Peta Kepadatan Rute Kecamatan Jenis Cabang Ranting Bus Total Banyumani 18 3 5 10 k Candisari 5 2 16 23 Gajah 23 4 3 16 Mungkur Gayamsari 5 3 25 33 Genuk 2 4 23 29 Gunung Pati - 4 4 8 Mijen - 1 3 4 Ngaliyan 2 9 11 22 Pedurungan 3 8 10 21 25 3 9 13 38 11 5 22 Selatan

45 13 6 26 Tengah 38 12 3 23 Timur 38 12 4 22 Utara Tembalang 3 4 8 15 Tugu - 1 5 6 Tabel 6. Tabel Kepadatan C.8 5 C.9 6 C.10 7 C.10.a 7 Selatan, Timur, Utara, Selatan, Ngaliyan, Timur, Utara, Banyumanik, Candisari, Gajah Mungkur, Selatan Timur, Utara, Banyumanik, Candisari, Gajah Mungkur, Selatan Gambar 4. Tampilan Peta Kepadatan Peta Penyebaran Rute Kode Kecamatan yang dilewati Jumlah Kecamatan C.1.a 5 Utara C.1.b 5 Utara C.2 6 Timur Utara, Candisari, Selatan, Tembalang C.2.a 6 Timur Utara, Candisari, Selatan, Tembalang C.3 6 Timur, Utara, Selatan C.4 6 Timur, Utara, Selatan C.5 7 Timur, Utara, Selatan, Tembalang C.6 6 Timur, Utara, Banyumanik, Gajah Mungkur, Selatan C.7 6 tengah, Timur, Utara, Selatan, Ngaliyan, Tabel 7. Tabel Penyebaran Rute Cabang Kode Kecamatan yang dilewati Jumlah Kecamatan R.1.a 1 Genuk R.1.c 1 Genuk R.2.c 5 tengah, Timur, Utara, Selatan, R.2.e 4 Utara, Selatan, R.3.a 2 Ngaliyan, R.3.b 2 Ngaliyan, R.3.c 3 Selatan, R.3.d 5 Selatan, Gunung Pati, Ngaliyan, R.4.a 1 Ngaliyan R.4.b 1 Ngaliyan R.4.c 1 Ngaliyan R.4.d 1 Ngaliyan R.5.a 3 Gunung Pati, Mijen, Ngaliyan R.6 3 Ngaliyan,, Tugu R.8.b 2 Banyumanik, Tembalang R.8.d 1 Banyumanik R.8.e 2 Banyumanik, Tembalang R.10.a 2 Gajah Mungkur, R.10.b 4 Banyumanik, Gajah Mungkur, gunung Pati, R.10.c 4 Banyumanik, Candisari, Gajah Mungkur, Gunung Pati R.11.b 5 Timur, Utara R.11.d 1 Pedurungan R.11.e 5 Timur, Utara R.11.f 2 Pedurungan, Tembalang R.11.G 2 Genuk, Pedurungan

R.11.h 2 Genuk, Pedurungan R.12.c 4 Candisari, Selatan R.12.d 2 Pedurungan, Tembalang Tabel 8. Tabel Penyebaran Rute Ranting Kode Kecamatan yang dilewati Jumlah Kecamatan B.09 10 Utara, Banyumanik, Selatan, Gunung Pati B.10 11 Utara, Candisari, Gajah Mungkur, Selatan Gunung pati, Ngaliyan, B.12 6 Genuk, Pedurungan, Candisari, Gajah Mungkur, Selatan, Tembalang B.13.a 9 Utara, Banyumanik, Selatan B.14 6 tengah, Candisari, Gajah Mungkur, Selatan, Tembalang, B.15 10 Utara, Candisari, Gajah Mungkur, Selatan, Ngaliyan, B.16 9 Utara, Banyumanik, Selatan B.17 10 Utara, Banyumanik, Selatan, Gunung Pati B.18 6 Tengah, Candisari, Gajah Mungkur, Selatan, Tembalang, B.19 10 Utara, Banyumanik, Selatan, Tembalang B.20 9 Utara, Banyumanik, Selatan B.21 9 tengah, Banyumanik, Selatan, Tembalang, B.22 9 B.23 4 B.25 6 B.28 6 B.31 7 B.34 9 B.35 9 B.36 9 B.38 10 B.39 6 B.40 6 B.41 5 B.42 6 B.43 9 B.44 9 B.45 7 Ngaliyan,, Tugu Utara, Selatan, Mijen, Ngaliyan, Utara Banyumanik, Candisari, Gajah Mungkur, Ngaliyan,, Tugu Banyumanik, Candisari, Gajah Mungkur, Selatan Tengah Selatan, Ngaliyan,, Tugu Utara, Selatan, Ngaliyan,, Tugu Utara, Selatan, Mijen, Ngaliyan, Utara, Selatan, Mijen, Ngaliyan, Utara, Selatan, Tembalang Gayamsari, Genuk, Pedurungan, tengah, Timur, Utara, Gayamsari, Genuk, Pedurungan, tengah, Timur, Utara tengah, Timur, Utara Gayamsari, Genuk, Pedurungan, tengah, Timur, Selatan Utara, Banyumanik, Selatan Utara, Selatan, Gunung Pati, Ngaliyan, Gayamsari, Genuk, Pedurungan, tengah,

B.46 7 Timur, Utara, Tembalang Gayamsari, Genuk, Pedurungan, tengah, Timur, Utara, Tembalang B.51 8 Utara, Ngaliyan,, Tugu Tabel 91. Tabel Penyebaran Rute Bus Gambar 13. Tampilan Peta Penyebaran PENUTUP Kesimpulan 1. Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan selama pengembangan sistem informasi geografis penyebaran rute angkutan umum kota semarang, maka dapat diambil kesimpulan bahwa perancangan dan pengembangan sistem informasi geografis penyebaran rute angkutan umum kota semarang dengan metode extreme programming sudah dapat dilaksanakan. 2. Kecamatan Selatan, Tengah, dan Timur adalah kecamatan yang mempunyai tingkat kepadatan penduduk yang tinggi dibandingkan 16 kecamatan yang lain di Kota. Selain itu tiga kecamatan tersebut juga memiliki tingkat kepadatan rute angkutan yang tinggi dimana dilewati oleh lebih dari 25 rute angkutan termasuk dua kecamatan yang lain yaitu Kecamatan Gayamsari dan kecamatan Utara. 3. Penyebaran rute angkutan umum sudah melewati seluruh kecamatan di Kota semarang meskipun hanya angkutan bus yang mempunyai tingkat penyebaran rute yang luas. Saran 1. Dalam Sistem Informasi Geografis ini perlu ditambah dengan rute angkutan BRT supaya memperlengkap sistem yang telah dibuat. 2. Untuk pengembangan Sistem Informasi Geografis ini selanjutnya diharapkan dapat diberikan fungsi untuk melakukan penambahan, pengeditan, pembaruan feature dan atribut tabel sehingga data lebih terupdate. DAFTAR PUSTAKA [1] B., dalam Angka 2012. : BPS, 2013. [2] E. Prahasta, Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung: Informatika, 2005. [3] S. Y. Hanum, "Sistem Informasi Transportasi dan Jalur Kota Untuk Penataan Ruang Wilayah Kota Guna Membantu Pengambilan Keputusan," Jurnal Dinamika Informatika, vol. I, Mar. 2009. [4] D. Manongga, "Sistem Informasi Geografis untuk Perjalanan Wisata di Kota," Jurnal Informatika, vol. 10, 2009.

[5] Hamidi, "Aplikasi Sistem Informasi Geografis Berbasis WEB Penyebaran Dana Bantuan Sekolah," Jurnal Masyarakat Informatika, vol. II. [6] S. P. Muh Aziz, Sistem Informasi Geografis Berbasis Dekstop dan Web. Yogyakarta: Gava Media, 2006. [7] Y. Yousman, Sistem Informasi Geografis dengan MapInfo. Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2004. [8] W. S, Merencanakan Sistem Perangkutan. Bandung: Penerbit ITB, 1990. [9] E. Prahasta, Tutorial ArcGIS Desktop untuk bidang geodesi dan geodinamika. Bandung: Informatika, 2011. [10] E. D. H., Pemrograman Berorientasi Objek C#. Bandung, Indonesia: Informatika Bandung, 2011. [11] http://dotspatial.codeplex.com/. [12] R. s. Pressman, Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan Praktisi. Yogyakarta: Andi, 2002.