IDENTIFIKASI SEBARAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK HAMBATAN JENIS DI DESA LEMBAN TONGOA

dokumen-dokumen yang mirip
Rustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia

IDENTIFIKASI SEBARAN BIJIH BESI DI DESA PANCUMA KECAMATAN TOJO MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK HAMBATAN JENIS

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

PENENTUAN RESISTIVITAS BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY DAN VERTICAL ELECTRICAL SOUNDING

Identifikasi Sistem Panas Bumi Di Desa Masaingi Dengan Menggunakan Metode Geolistrik

MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU

Penerapan Metode Geolistrik Untuk Identifikasi Pola Penyebaran Zona Asin Di Bledug Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah

Identifikasi Sebaran Aquifer Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Desa Bora Kecamatan Sigi Biromari Kabupaten Sigi

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

HP :

IDENTIFIKASI POLA AKUIFER DI SEKITAR DANAU MATANO SOROAKO KAB. LUWU TIMUR Zulfikar, Drs. Hasanuddin M.Si, Syamsuddin, S.Si, MT

Identifikasi Jalur Patahan Dengan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Wilayah Palu Barat

e-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDUGAAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI DESA TELLUMPANUA KEC.TANETE RILAU KAB. BARRU SULAWESI-SELATAN

METODE EKSPERIMEN Tujuan

IDENTIFIKASI KEDALAMAN AQUIFER DI KECAMATAN BANGGAE TIMUR DENGAN METODA GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

MENENTUKAN AKUIFER LAPISAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN GRIYO PUSPITO DAN BUMI TAMPAN LESTARI

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI POLE-POLE UNTUK MENENTUKAN SEBARAN DAN KEDALAMAN BATUAN SEDIMEN DI DESA WONOSARI KECAMATAN NGALIYAN SEMARANG

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat, Jalan Jhoni Anwar No. 85 Lapai, Padang 25142, Telp : (0751)

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

SURVEI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI KELURAHAN BONTO RAYA KECAMATAN BATANG KABUPATEN JENEPONTO

POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal ISSN :

Interpretasi Bawah Permukaan. (Aditya Yoga Purnama) 99. Oleh: Aditya Yoga Purnama 1*), Denny Darmawan 1, Nugroho Budi Wibowo 2 1

SURVEI GEOLISTRIK METODE RESISTIVITAS UNTUK INTERPRETASI KEDALAMAN LAPISAN BEDROCK DI PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR

REVISI, PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 2, April 2013 ISSN

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman ISSN:

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN

PROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER (STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG)

Dinisa Hanifa 1, Ibrahim Sota 1, Simon Sadok Siregar 1

APLIKASI METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER- SCHLUMBERGER UNTUK SURVEY PIPA BAWAH PERMUKAAN

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 33-37

POLA ALIRAN AIR BAWAH TANAH DI PERUMNAS GRIYA BINA WIDYA UNRI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI ELEKTRODA SCHLUMBERGER

IDENTIFIKASI SEBARAN BIJI BESIDENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK HAMBATAN JENIS DI DESA OGOWELE KABUPATEN TOLITOLI. Abstrak

PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH

INVESTIGASI PENYEBARAN LAPISAN PEMBAWA EMAS MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITY DI KELURAHAN LATUPPA

Riad Syech, Juandi,M, M.Edizar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Pekanbaru ABSTRAK

Cross Diagonal Survey Geolistrik Tahanan Jenis 3D untuk Menentukan Pola Penyebaran Batuan Basal di Daerah Pakuan Aji Lampung Timur

PENENTUAN ZONA PENGENDAPAN TIMAH PLASER DAERAH LAUT LUBUK BUNDAR DENGAN MARINE RESISTIVITY Muhammad Irpan Kusuma 1), Muhammad Hamzah 2), Makhrani 2)

SURVAI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER DI DESA BANJAR SARI, KEC. ENGGANO, KAB.

Pendugaan Akuifer serta Pola Alirannya dengan Metode Geolistrik Daerah Pondok Pesantren Gontor 11 Solok Sumatera Barat

IDENTIFIKASI BATUAN GRANIT KECAMATAN SENDANA KOTA PALOPO MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS (RESISTIVITY)

Pemetaan Akuifer Air Tanah Di Sekitar Candi Prambanan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Dengan Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis

Jurnal Einstein 3 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

Metode Geolistrik (Tahanan Jenis)

PEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANASBUMI MATALOKO. Abstrak

PENENTUAN KEDALAMAN AKUIFER BEBAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR ZONA RAWAN LONGSOR MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE DI PAYUNG KOTA BATU

Nurun Fiizumi, Riad Syech, Sugianto.

STUDI BIDANG GELINCIR SEBAGAI LANGKAH AWAL MITIGASI BENCANA LONGSOR

III. METODE PENELITIAN

Jurnal Einstein 4 (3) (2016): Jurnal Einstein. Available online

Penyelidikan Struktur Pondasi Jembatan Lamnyong Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner-Schlumberger

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 1-5 PENDUGAAN POLA SEBARAN LIMBAH TPA JATIBARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK

PENGUKURAN TAHANAN JENIS (RESISTIVITY) UNTUK PEMETAAN POTENSI AIR TANAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRAYA. Oleh:

PEMODELAN 3D RESISTIVITAS BATUAN ANDESIT DAERAH SANGON, KAB. KULONPROGO, PROVINSI DIY

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kerentanan longsor yang cukup besar. Meningkatnya intensitas hujan

PENERAPAN GEOLISTRIK RESISTIVTY 2D DAN BANTUAN PROGRAM GEOSOFT UNTUK ESTIMASI SUMBERDAYA ANDESIT DI PT. MDG KULONPROGO DIY

ANALISIS KEBERADAAN BIJIH BESI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK 2D DI LOKASI X KABUPATEN LAMANDAU KALIMANTAN TENGAH

Identifikasi Akuifer Dangkal dan Akuifer Dalam dengan Metode Geolistrik (Kasus: Di Kecamatan Masaran)

IDENTIFIKASI DISTRIBUSI 3D AIR LINDI DI TPA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE UNTUK IDENTIVIKASI POTENSI SEBARAN GALENA (PBS) DAERAH-X, KABUPATEN WONOGIRI

Pengaruh Kadar Air Tanah Lempung Terhadap Nilai Resistivitas/Tahanan Jenis pada Model Fisik dengan Metode ERT (Electrical Resistivity Tomography)

APLIKASI GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE DIPOLE UNTUK PENDUGAAN ASBUTON

IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN JALUR SESAR DI DUSUN PATEN DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE

ANALISIS DATA GEOLISTRIK UNTUK IDENTIFIKASI PENYEBARAN AKUIFER DAERAH ABEPURA, JAYAPURA

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

INVESTIGASI LAPISAN BEDROCK DENGAN MENGGUNAKAN METODA GEOLISTRIK (Studi Kasus: Gedung Olah Raga Universitas Hasanuddin)

Muhammad Kadri and Eko Banjarnahor Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK. Kata Kunci: metode resistivitas, XRD, dan batu kapur.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pemodelan Inversi Data Geolistrik untuk Menentukan Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Daerah Panasbumi Mataloko

NILAI RESISTIVITAS DENGAN VARIASI JARAK DI TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH GUNUNG KUPANG BANJARBARU

Sehah dan Hartono. Keywords: groundwater aquifer, village of Kedungwuluh, geoelectric of resistivity method, Wenner configuration.

Jurnal Fisika Unand Vol. 1, No. 1, Oktober 2012 ISSN

Indonesian Journal of Applied Physics (2017) Vol.7 No.2 halaman107

IDENTIFIKASI PENYEBARAN LIMBAH CAIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS 3D (MODEL LABORATORIUM)

PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITAS JEMBER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK

INVESTIGASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH RAWAN GERAKAN TANAH JALUR LINTAS BENGKULU-CURUP KEPAHIYANG. HENNY JOHAN, S.Si

Mahasiswa Prodi Fisika Jurusan Fisika FMIPA UNP, dan ABSTRACT

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2 DIMENSI UNTUK MENENTUKAN PERSEBARAN AIR TANAH DI DESA GUNUNGJATI KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

Interpretasi Data Geolistrik untuk Memetakan Potensi Air Tanah dalam Menunjang Pengembangan Data Hidrogeologi di Kabupaten Jombang, Jawa Timur

ANALISIS RESISTIVITAS BATU BARA BARRU DUSUN PALLUDA KABUPATEN BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

SKRIPSI FITRIKAYANTI HASIBUAN NIM : DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

IDENTIFIKASI ZONA SESAR OPAK DI DAERAH BANTUL YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

*

Identifikasi Bijih Besi Menggunakan Metode Geolistrik Schlumberger Di Kabupaten Tanah Laut

KARAKTERISTIK TAHANAN JENIS DAN INTERPRETASI SATUAN BATUAN BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN PENGUKURAN GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

APLIKASI METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS UNTUK MENENTUKAN ZONA INTRUSI AIR LAUT DI KECAMATAN GENUK SEMARANG

Optimalisasi Desain Parameter Lapangan Untuk Data Resistivitas Pseudo 3D

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HP:

Identifikasi Daya Dukung Batuan untuk Rencana Lokasi Tempat Pembuangan Sampah di Desa Tulaa, Bone Bolango

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DI TEMPAT WISATA BANTIR SUMOWONO SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA LONGSOR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data geolistrik dan GPS (akusisi data oleh Pusat Survei Geologi)

Transkripsi:

IDENTIFIKASI SEBARAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK HAMBATAN JENIS DI DESA LEMBAN TONGOA (Identification of The Coal Distribution Using Geoelectrical Resistivity Method at Lemban Tongoa Village) Ida fitriani 1, Moh. Dahlan Th. Musa 1, Sandra1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia ABSTRAK Telah dilakukan penelitian di Desa Lemban Tongoa Kecamatan Palolo yang betujuan untuk mengidentifikasi sebaran batuabara di bawah permukaan. Penelitian ini menggunakan metode geolistrik hambatan jenis konfigurasi dipol-dipol. Pengukuran dilakukan sebanyak 4 Lintasan yang tersebar di daerah penelitian. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak Res2dinv diperoleh nilai hambatan jenis batubara berkisar antara 152 Ωm 227 Ωm. Ketebalan lapisan minimal 0,3 meter dan ketebalan maksimal 1 meter. Penyebaran lapisan batubara diduga menebal secara merata dari arah utara ke selatan. Kata Kunci : Geolistrik, Hambatan Jenis, Res2dinv, Batubara ABSTRACT Study at Lemban Tongoa Village, District of Palolo to identify the distribution of coal below the soil surface has been conducted. The research used geoelectrical resistivity with Dipole-dipole configuration. Processing 4 suspect point spread in the study area using software Res2dinv obtained resistivity values of coal ranges from 152 Ωm to 227 Ωm with a maximum layer thickness reaches 1 meters and a minimum thickness reaches 0,3 meters. Spreading layers that suspected contain coal estimated thicken in prevalent from the north to the south.. Keywords: Geoelectrical, Resistivity, Res2dinv, Coal 1. PENDAHULUAN Batubara merupakan salah satu jenis sumber daya alam yang tersusun dari bahan organik dan anorganik. Kandungan bahan organik ini berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang mengalami berbagai dekomposisi dan perubahan sifat-sifat fisik dan kimia, baik sebelum maupun sesudah tertutup oleh endapan di atasnya. Sedangkan bahan anorganik terdiri dari bermacammacam mineral, terutama mineral lempung, karbonat, silikat dan berbagai mineral lainnya yang jumlahnya lebih sedikit. Sebagai salah satu sumber energi, batubara mampu menghasilkan kalori/panas yang cukup tinggi yaitu antara 5.000 sampai 9.000 kalori setiap gram (Azhar, 2001). Menurut Amri (2000) formasi batubara tersebar di wilayah seluas 298 juta Ha yang meliputi Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Pulau Jawa dan Papua. Dari jumlah tersebut, sekitar 25% yang sudah diselidiki, sedangkan yang sudah dieksploitasi baru sekitar 3% (Azhar, 2001). Potensi energi nasional sumber daya batubara mencapai 57 miliar ton, cadangannya 19,3 miliar ton, sedangkan yang diproduksi baru mencapai 130 juta ton (Gunawan, H., 2004). Oleh karena itu, perlu ditingkatkan penyelidikan tentang keberadaan batubara tersebut serta kelayakan lingkungannya. Berdasarkan Peta Geologi Lembar Poso, diketahui bahwa salah satu wilayah yang memiliki potensi sumber daya batubara adalah Kecamatan Palolo. Hal ini dapat dilihat dari terdapatnya Formasi Napu yang berumur Pliosen-Plistosen. Dalam buku Potensi Sumber Daya Mineral Kecamatan Palolo (Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kab. Sigi, 2013), di Desa Lemban Tongoa terdapat batubara dengan golongan lignit yang tersebar di sekitar pedataran Lembah Lemban Tongoa. Dari survei pendahuluan yang telah dilakukan ditemukan singkapan batubara di tepi Sungai Takelemo. Namun, keberadaan sebaran batubara di Desa Lemban Tongoa ini belum diketahui secara jelas. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi tentang keberadaan sebaran batubara tersebut. Identifikasi batubara di Desa Lemban Tongoa sangat penting dilakukan untuk mengetahui keberadaan 1

sebaran batubara. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode geolistrik hambatan jenis. Metoda geolistrik hambatan jenis adalah salah satu dari kelompok metode geolistrik yang digunakan untuk mempelajari keadaan bawah permukaan dengan cara mempelajari sifat aliran listrik dalam batuan di bawah permukaan bumi. Pembahasan tentang kelistrikan bumi, sesuai dengan sifatnya cenderung membahas sifat-sifat kelistrikan bumi. Metode geolistrik hambatan jenis merupakan metode geolistrik yang mempelajari sifat hambatan jenis dari lapisan batuan di dalam bumi (Telford, dkk., 1990). Prinsip dasar metode ini adalah menginjeksikan arus ke dalam tanah melalui elektroda arus dan mengukur harga potensial yang dihasilkan melalui elektroda potensial (Bhattacharya, dkk., dalam Musa, 2004). Penurunan potensial yang terukur di permukaan bumi akibat injeksi sumber arus mengikuti asumsi bahwa bumi tersusun oleh lapisan-lapisan dalam medium homogen isotropis (Telford, dkk., 1990). Pada penerapan praktis, arus yang berlawanan polaritasnya diinjeksikan pada 2 elektroda (C 1 dan C 2 ) dan mengukur respon potensial. Pada penerapan di lapangan, seperti pada Gambar 1 pengukuran dengan metode geolistrik hambatan jenis menggunakan 2 elektroda arus (A dan B) dan 2 elektroda potensial (M dan N). Beda potensial yang terjadi antara MN yang disebabkan oleh injeksi arus pada AB adalah: I 1 1 V ( M ) 2 AM BM I 1 1 V (N) 2 AN BN (1) (2) Sehingga beda potensial antara M dan N adalah: V V( M) V( N) (3) I 1 1 1 1 V V V (4) M N 2 AM BM AN BN Dari Persamaan (4) faktor geometris K, dapat dijabarkan sebagai berikut : 2 K (5) (1/ AM 1/ BM 1/ AN 1/ BN ) Dimana hambatan jenisnya : 2 V. (1/ AM 1/ BM 1/ AN 1/ BN ) I (6) Konfigurasi Dipole-Dipole Gambar 1 Bentuk susunan elektroda pada survei geolistrik hambatan jenis (Santoso, 2002) Pada konfigurasi dipole-dipole (Gambar 1) jarak elektroda arus dan elektroda potensial sebesar a. Letak elektroda potensial berada di luar elektroda arus dengan jarak sebesar na, dimana n= 1,2,3, dan seterusnya. Hasil penggambaran berada pada titik tengah antara elektroda. Gambaran bawah permukaan yang diperoleh yaitu berupa gambaran secara horisontal dan vertikal (Telford, dkk., 1990). Nilai faktor geometri (K) untuk konfigurasi elektroda dipole-dipole (Telford, dkk., 1990) yaitu : K = ( )( ) (7) Sehingga diperoleh nilai resistivitas semu ( )( ) (8) 2. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Lemban Tongoa Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi. Letak Geografisnya 120 o 12 47.74 120 o 12 57.42 BT dan 1 o 10 51.27 1 0 11 2.37 LS (Gambar 2). Pengambilan data menggunakan metode geolistrik hambatan jenis dengan beberapa peralatan sebagai berikut : 1. Satu set alat ukur geolistrik hambatan jenis 2. Satu buah kompas berfungsi untuk menentukan arah lintasan pengukuran geolistrik 3. Satu buah Global Positioning System (GPS) berfungsi untuk menentukan koordinat geografis dan elevasi titik pengukuran 4. Palu berfungsi untuk memukul patok elektroda arus dan potensial ke dalam tanah. 5. Rollmeter (meteran), berfungsi untuk mengukur panjang lintasan yang akan diukur. 6. Alat tulis untuk menulis data lapangan. 2

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Proses pengambilan data di lapangan dilakukan pada 4 Lintasan Pengukuran, selanjutnya Merangkai alat Resistivitimeter dan melakukan pengukuran. Data yang diperoleh di lapangan yaitu nilai arus, potensial dan hambatan jenis semu. Dari data tersebut, kemudian diolah dengan menggunakan program Res2dinv. Hasil yang diperoleh dari program inverse tersebut berupa variasi nilai hambatan jenis, kedalaman dan ketebalan lapisan yang kemudian dianalisa dan diinterpretasikan. Tahapan interpretasi adalah penafsiran data hasil pengolahan data untuk mendapatkan kondisi kedalaman dan nilai resistivitas sebenarnya dari daerah penelitian yang selanjutnya. Untuk memperoleh hasil interpretasi yang lebih akurat, maka diperlukan datadata pendukung yang berhubungan dengan kondisi daerah penelitian. Data-data yang diperlukan diantaranya, peta geologi dan peta rupa bumi 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Menurut peta geologi Lembar Poso (Simandjuntak, 1997), penyusun batuan di wilayah Lemban Tongoa terdiri dari Formasi Napu. Formasi ini tersingkap luas di seluruh wilayah Lemban Tongoa, dimana batuan penyusunnya terdiri dari batu pasir, konglomerat, batu lanau dengan sisipan lempung, gambut dan diduga menjemari dengan Formasi Puna. Selain itu, batuan yang mendominasi adalah batu granit, dimana desa ini masuk dalam wilayah Granit Kambuno. Formasi Napu diduga berumur Pliosenplistosen. Secara umum kondisi geologi daerah penelitian, dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Peta Geologi Lokasi Penelitian Tampilan penampang 2D hambatan jenis pada hasil inversi terdiri dari 3 penampang. Penampang pertama menunjukan penampang hambatan jenis semu hasil pengukuran (measrured apparant resistivity). Penampang yang kedua menunjukan penampang hambatan jenis semu hasil perhitungan (calculated apparant resistivity), dan penampang yang ketiga adalah penampang hambatan jenis sebenarnya yang diperoleh melalui proses pemodelan inversi (inverse resistivity section) dengan melibatkan koreksi topografi. Koreksi topografi ini diperlukan karena pada lokasi penelitian mempunyai topografi yang tidak rata. Dengan mempertimbangkan kondisi geologi, nilai hambatan jenis dari beberapa tipe batuan yang telah diketahui pada Tabel 1. Tabel 1.Nilai hambatan jenis beberapa batuan Nilai Hambatan Jenis Tipe Batuan ( m) Granit porfiritik 4,5 x 10 3 1,3 x 10 6 Syenit 10 2-10 6 Diorit porfiritik 1,9 x 10 3 2,8 x 10 4 Dasit 2 x 10 4 Andesit 4,5 x 10 4 1,7 x 10 6 Gabbro 10 3-10 6 Basalt 10 1,3 x 10 7 Olivin 10 3 6 x 10 4 Peridorit 3 x 10 3 6,5 x 10 3 Homfels 8 x 10 3 6 x 10 7 Schists 20-10 4 Tuf 2 x 10 3 10 5 Slate 6 x 10 2-4 x 10 7 Gneis 6,8 x 10 4 3 x 10 6 Marble 10 2 2,5 x 10 8 Skam 2,5 x 10 2 2,5 x 10 8 Kuarsit 10 2 x 10 8 Konglomerat 2 x 10 3 10 4 Batu Pasir 1 6,4 x 10 8 Batu Gamping 50-10 7 Dolomit 3,5 x 10 2 5 x 10 3 Lempung 20 Sumber : (Telford, 1990) 3

Nilai hambatan jenis yang diperoleh tersebut diinterpretasikan sebagai berikut : 1. Nilai hambatan jenis yang berkisar antara 40Ωm 152Ωm ditunjukan dengan warna biru tua sampai hijau diduga merupakan nilai resistivitas lempung pasiran 2. Nilai hambatan jenis yang berkisar antara 152Ωm - 227Ωm yang ditunjukan dengan warna hitam diduga merupakan lapisan batubara. 3. Nilai hambatan jenis yang berkisar antara 227Ωm - 377Ωm yang ditunjukan dengan warna hijau muda sampai merah diduga merupakan lapisan yang tersusun atas batu pasir. 4. Nilai hambatan jenis yang berkisar antara ± 377Ωm - 640Ωm yang ditunjukan dengan warna kuning sampai merah diduga merupakan lapisan konglomerat. Untuk memperoleh gambaran tentang susunan lapisan bawah permukaan, di setiap Lintasan sebagai berikut : 1. Lintasan 1 Lintasan 1 berada pada ketinggian ± 873 meter di atas permukaan laut (mdpl). Di Lintasan 1 terdapat banyak vegetasi seperti tumbuhan paku, coklat serta rumput-rumput hutan. Lintasan ini berada di sekitar Sungai Takelemo, dengan jarak 0,5 meter dari pinggiran sungai. Dari hasil pengolahan data diperoleh gambaran lapisan batubara, diduga dengan ketebalan ± 0,3 m 0,5 m yang berada pada kedalaman ± 0,85 bmt. Selain itu pada kedalaman ± 10,9 bmt diduga adanya lapisan batubara dengan ketebalan ± 0,5 m 1 m. Lapisan ini tersebar secara merata dari arah utara ke selatan, namun diselingi oleh lapisan batu pasir dan konglomerat. Berikut merupakan gambar penampang Lintasan 1 (Gambar 4). Gambar 4 Penampang 2D Lintasan 1 2. Lintasan 2 Penampang lintasan 2 berada pada ketinggian ± 905 mdpl. Di Lintasan 2 terdapat banyak vegetasi seperti tumbuhan paku, coklat, kelapa, durian, merica serta rumput-rumput hutan. Lintasan ini berada di sekitar Sungai Takelemo, dengan jarak 10 meter dari pinggiran sungai. Dari hasil pengolahan data diperoleh gambaran lapisan batubara, diduga dengan kedalaman ± 8,50 bmt dan ketebalan ± 0,5 m. Lapisan ini tersebar secara merata dari arah utara ke selatan. Berikut merupakan gambar penampang Lintasan 1 (Gambar 5). Gambar 5 Penampang 2D Lintasan 2 4

3. Lintasan 3 Penampang lintasan 3 berada pada ketinggian ± 896 mdpl. Di Lintasan 3 terdapat banyak vegetasi seperti tumbuhan paku, durian, jeruk, rambutan dan manggis. Lintasan ini berada jauh dari Sungai Takelemo, tepatnya di tengah pemukiman warga dengan jarak 85 meter dari pinggiran sungai. Dari hasil pengolahan data diperoleh gambaran lapisan batubara, diduga dengan kedalaman ± 8 bmt dan ketebalan ±0,5 meter 1 meter. Selain itu antara jarak 35 m dan 40 m diduga adanya lapisan batubara dengan kedalaman ± 10,9 bmt dan ketebalan ± 1 m. Pada Lintasan 3 lapisan batubara tersebar secara merata dari arah utara ke selatan. Berikut merupakan gambar penampang Lintasan 1 (Gambar 6). m 0,8 m. Selain itu pada kedalaman ± 10,9 bmt, diduga adanya lapisan batubara dengan ketebalan ± 0,5 m. Lapisan ini tersebara secara merata dari arah utara ke selatan. Berikut merupakan gambar penampang Lintasan 1 (Gambar 7). Gambar 7 Penampang 2D Lintasan 4 Gambar 6 Penampang 2D Lintasan 3 4. Lintasan 4 Penampang lintasan 4 berada pada ketinggian ± 897 mdpl. Di Lintasan 4 terdapat banyak vegetasi seperti tumbuhan paku, durian, manggis, dan rumput-rumput hutan. Lintasan ini berada di sekitar sungai Takelemo, dengan jarak 20 meter dari pinggiran sungai. Dari hasil pengolahan data diperoleh gambaran lapisan batubara, diduga dengan kedalaman ± 8,5 bmt dan ketebalan ± 0,5 Dengan memperhatikan uraian hasil interpretasi semua lintasan dan dikaitkan dengan tatanan geologi regional, maka dapat dianalisis lebih lanjut bahwa di Desa LembanTongoa, Kecamatan Palolo, diduga adanya sebaran batubara yang dapat dilihat dengan nilai resistivitas berkisar antara 157 Ωm 227 Ωm dengan kedalaman yang berbeda-beda pada masing-masing lintasan. 4. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil pengukuran dan tujuan dilaksanakannya pengukuran di Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah maka dapat disimpulkan bahwa penyebaran batubara di bawah permukaan berdasarkan nilai hambatan jenisnya diduga menebal secara merata dari arah utara ke selatan. Nilai hambatan jenis batubara 5

pada daerah tersebut diperkirakan berkisar antara 157 Ωm 227 Ωm dengan ketebalan lapisan maksimal mencapai 1 meter dan ketebalan minimal 0,3 meter. Saran-saran yang bisa penulis berikan guna perbaikan penelitian lebih lanjut adalah: 1. Untuk memperoleh sebaran batubara secara keseluruhan, maka titik pengukuran perlu diperbanyak. 2. Untuk pembanding data penelitian dengan geolistrik metode hambatan jenis, maka dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan metode lain. DAFTAR PUSTAKA Amri, 2000,Reschedulling Pemanfaatan Energi Batubara Indonesia, Tesis ITB, Bandung. Azhar, 2001, Pemodelan Fisis Metode Resistivity untuk Eksplorasi batubara,tesis ITB, Bandung. Dinas Energi Sumber Daya Mineral, 2013, Potensi Sumber Daya Mineral Kecamatan Palolo, Sigi. Gunawan, H., 2004, Penerapan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger untuk Penentuan Tahanan Jenis Batubara, Tesisi ITB, Bandung. Husain, S., 1996, Studi Kimia Batubara, Tesis S2 ITB, Bandung. Musa, Dahlan Th., 2004, Pemetaan Sebaran Aquifer di bagian Timur Cekungan Air Tanah (CAT) Gorontalo Dengan Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis, Tesis ITB, Bandung. Santoso, Djoko, 2002, Pengantar Teknik Geofisika, Departemen Teknik Geofisika ITB, Bandung. Telford, W. M., Sheriff, R. E., dan Geldart, L. P., 1990, Applied Geophysics, 2 nd Edition, Cambridge University Press, Cambridge. 6