BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dan kecerdasan intelektualnya agar menjadi manusia yang terampil, cerdas,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang Latar Belakang Masalah. berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas akan memajukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran berakar pada pihak pendidik. Anshari (1979:15) mengemukakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan manusia akan belajar mengenai hal hal baru sehingga

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

mengembangkan seluruh aspek pribadi peserta didik secara utuh.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum baru yaitu Kurikulum Kurikulum 2013 pada proses

meningkatkan hasil belajar. Pengertian belajar itu sendiri menurut Morgan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri, masyarakat maupun bangsa. Di dalam Undang-undang nomor 20 tahun. 2003Pasal 1 tentang sistem Pendidikan Nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hasim Bisri, 2016

BAB I PENDAHULUAN. hal kualitas banyak sekali yang menjadi persolan bersama. Berdasarkan Survey

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dimana hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup ini salah satu aktivitas dasar bagi manusia adalah. memecahkan suatu masalah. Berdasarkan kenyataan, sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil belajar merupakan sebuah tolak ukur bagi guru untuk dapat mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran penting dalam kemajuan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mengembangkan potensi dirinya, sehingga mampu. menghadapi segala perubahan dan permasalahan pada kemajuan jaman yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dan diungkapkan pula dalam pasal 1 ayat 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sebab penduduk di Indonesia kurang memperhatikan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dasar adalah proses perubahan sikap yang diterapkan sedini mungkin melalui pengajaran dan pelatihan. Adapun pendapat Abdul (2013. Hlm. 70 ) menyatakan pendidikan dasar adalah penerapan sikap dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar mampu beradaptasi dengan lingkungan. Pendidikan dasar memegang peranan kunci dalam pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas, karena melalui pendidikan dasar secara formal anak akan memperoleh pengalaman belajar. Misalnya mengenal berbagai keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung. Pendidikan mempersiapkan kualitas manusia yang unggul dan berkualitas. Berkaitan dengan pendidikan yang berkualitas, tidak terlepas dari lembaga formal penyelenggara pendidikan yaitu sekolah. Sedangkan menurut Undang- undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 menyatakan: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk mengembangkan potensi didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan hukum yuridis tersebut, pendidikan mengemban misi untuk membangun manusia sempurna. Unuk membangun bangsa dengan jati diri yang utuh, dibutuhkn sistem pendidikan yang memiliki materi baik, serta didukung dengan pengelolaan dan pelaksanaan yang baik. Dengan demikian, pendidikan dapat lebih bermutu. Kegiatan belajar mengajar dimasa lalu banyak interaksi belajar mengajar yang berjalan secara searah. Dalam hal ini fungsi dan peranan guru menjadi sangat dominan. Di lain pihak siswa hanya menyimak dan 1

2 mendengarkan informasi atau pengetahuan yang diberikan guru. Hal ini menjadikan kondisi yang tidak baik. Pendidikan sekarang pemerintah memperkenalkan kurikulum yang baru, yakni kurikulum 2013 atau kurikulum nasional. Kebijakan kurikulum 2013 dimaksudkan untuk melengkapi dan menyempurnakan berbagai kekurangan yang ada pada kurikulum sebelumnya. Perubahan kurikulum ini diharapkan mampu merubah pendidikan menjadi lebih baik dan berkualitas. Kurikulum 2013 adalah kurukilum berbasis kompetensi. Didalamnya dirumuskan secara terpadu kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus dikuasai siswa. Dan dirumuskan proses pembelajaran dengan penilaian yang dibutuhkan siswa untuk mencapai kompetensi yang diinginkan. Berlakunya kurikulum 2013 disekolah hendaknya memberikan banyak pengalaman langsung dan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan membangun ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan kelak. Selain pengetahuan, pembelajaran kurikulum 2013 membentuk anak memiliki sikap peduli, percaya diri, bertanggung jawab, dan kemampuan berkomunikasi yang baik. Namun dalam pelaksanaannya kurikulum 2013 terdapat berbagai kendala. Dari hasil observasi yang telah dilakukan di SDN Sukajadi 3 kota Bandung pada subtema usaha pelestarian lingkungan menunjukan bahwa hasil belajar siswa dalam kategori rendah. Berdasarkan data hasil observasi menunjukan rendahnya hasil belajar siswa pada Subtema Usaha Pelestarian lingkungan kelas V saat ini dikarenakan kurangnya sikap percaya diri sebesar 50%, sikap peduli sebesar 50% dan sikap tanggung jawab sebesar 50% serta kurangnya pemahaman sebesar 47% dan keterampilan mengkomunikasikan sebesar 50%. Ditunjang dengan studi pendahulu dan pengamatan yang dilakukan serta adanya wawancara dengan guru kelas V SDN Sukajadi 3 kota Bandung, Pada subtema usaha pelestarian lingkungan. dengan jumlah siswa 36 siswa ternyata hanya 17 siswa yang telah mencapai nilai ketuntasan setara dengan KKM dalam pembelajaran. Artinya masih terdapat siswa 19 yang masih belum mencapai nilai ketuntasan atau dibawah nilai KKM(70).

3 Pada proses pembelajaran. untuk menemukan dan mengungkapkan suatu permasalahan tersebut dikarenakan minimnya fasilitas dan perlengkapan siswa untuk belajar, dan kurang tepatnya model pembelajaran yang diterapkan oleh guru, guru hanya mengacu pada buku paket sehingga pada proses pembelajaran siswa kurang antusias dan kurang aktif pada proses pembelajaran guru tidak memusatkan pembelajaran kepada siswa (Student Center) sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa, dan kurangnya alat peraga yang mendukung proses pembelajaran. Oleh karena itu dalam memecahkan suatu permasalahan untuk mencapai hasil yang maksimal diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat agar Pembelajaran khususnya pada subtema usaha pelestarian lingkungan di kelas V hasil belajar siswa dapat meningkat. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar adalah menggunakan model pembelajaran problem based learning. Pembelajaran problem based learning merupakan pembelajaran yang dapat membimbing siswa untuk memperoleh dan mendapatkan informasi serta mencari jawaban atau memecahkan masalah yang telah di rumuskan oleh guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Kosasih (2014, hlm. 89) model pembelajaran problem based learning merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat menolong siswa untuk meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan pada era globalisasi saat ini. Diharapkan dengan menggunkan model Problem Based Learning ini dapat dijadikan pengetahuan dan pembelajaran bermakna serta relevan bagi siswa, memberi kesempatan bagi siswa untuk menemukan dan menerapkan idenya sendiri serta bisa bekerja sama dengan teman sebaya, gurupun hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep, dalil, prosedur. Sedangkan menurut Huda, M. (2014. Hlm. 271) menyatakan bahwa mendefinisikan pembelajaran Problem based learning pembelajaran yang diperoleh melalui proses menuju pemahaman akan suatu masalah, masalah tersebut pertama- tama ditemukan dalam proses pembelajaran.

4 Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem based learning model yang lebih banyak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, yaitu dengan proses pemecahan masalah yang sudah dibuat siswa. Kelebihan model PBL dalam Shoimin, A. (2014, hlm.132) 1. Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata. 2. Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuan sendiri melalui aktivitas belajar. 3. Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu diajarkan kepada siswa. 4. Terjadi aktivitas ilmiah. 5. Siswa terbiasa menggunakan sumber- sumber pengetahuan. 6. Siswa memiliki kemampuan menilai kemampuan belajarnya sendiri. 7. Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka. 8. Kesulitan belajar siswa secara individu dapat diatasi melalui kerja kelompok. Sedangkan Keunggulan model inkuiri menurut Sahrul (2009, hlm. 54) 1) Membantu peserta didik untuk mengembangkan kesiapan serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif. 2) Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti dan mengendap dalam pikirannya. 3) Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk belajar lebih giat lagi. 4) Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing. 5) Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta dengan peran guru yang sangat terbatas. Hal ini diperkuat dengan adanya penelitian terdahulu, data yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu saudara Heriansyah Faisal Asiraji tahun 2014 yang berjudul penggunaan model problem based learning untuk meningkatkan kerjasama siswa kelas IV SDN Sirnasari pada tema indahnya kebersamaan subtema keberagaman budaya bangsaku. Menunjukan

5 peningkatan yang baik pada setiap siklusnya dan mencapai ketuntasan sehingga kemampuan kerjasama dan hasil belajar siswa meningkat. Adapun penelian selanjutnya oleh saudari Fitri Sugiarti Tahun 2014 yang berjudul Penerapan model problem based learning learning untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam sikap rasa ingin tahu dan percaya diri dalam pembelajaran tematik. Mengalami peningkatan dari tiap siklus dan dikategorikan sangat baik sudah mencapai target yang diharapkan peneliti. Berdasarkan keunggulan model pembelajaran problem based learning dan ditunjang dengan hasil penelitian terdahulu maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem based learning dapat menciptakan kondisi belajar yang efektif dan kondusif, melibatkan pada siswa dalam proses pembelajaran Sehingga siswa terangsang rasa ingin tahu berkembang dan dapat mencari informasi dan menemukan permasalahan yang diberikan oleh guru. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian dengan judul : Penerapan Model problem based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Subtema usaha pelestarian lingkungan. (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa Kelas V SDN Sukajadi 3 Kecamatan Sukajadi Kota Bandung) B. Identifikasi Masalah Ditinjau dari latar belakang masalah di atas terdapat beberapa akibat yang menyebabkan kurangnya hasil belajar siswa kelas V dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Pembelajaran masih cenderung teacher centered 2. Guru hanya menggunakan metode ceramah 3. Siswa ketika pembelajaran masih bersifat pasif. 4. Guru belum menyusun RPP yang benar. 5. Guru belum melaksanakan RPP yang baik. 6. Rendahnya motivasi belajar dan kepercayaan diri siswa. 7. Rendahnya hasil belajar siswa yang masih dibawah KKM rata- rata (70) 8. Kurangnya variasi model atau metode dalam pembelajaran.

6 9. Kurangnya alat peraga yang mendukung pembelajaran 10. Fasilitas buku yang kurang memadai. 11. Sikap percaya diri siswa yang masih rendah. 12. Sikap peduli siswa yang masih rendah. 13. Sikap bertanggung jawab siswa yang masih rendah. 14. Keterampilan komunikasi siswa yang masih rendah. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka rumusan masalah yaitu sebagai berikut : 1. Rumusan Masalah Umum Apakah model pembelajaran Problem Based Learning mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Sukajadi 3 pada Subtema Usaha Pelestarian Lingkungan. 2. Rumusan Masalah Khusus Adapun rumusan masalah khusus dari penelitian ini untuk: a. Bagaimana Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun dengan menggunakan model Problem Based Learning pada subtema usaha pelestarian lingkungan kelas V di SDN Sukajadi 3 meningkat? b. Bagaimana pelaksanaan guru dalam menggunakan model Problem Based Learning pada subtema usaha pelestarian lingkungan agar hasil belajar siswa kelas V SDN Sukajadi 3 meningkat? c. Mampukah model Problem Based Learning meningkatkan sikap percaya diri siswa pada subtema usaha pelestarian lingkungan di kelas V SDN Sukajadi 3? d. Mampukah model Problem Based Learning meningkatkan sikap peduli siswa pada subtema usaha pelestarian lingkungan di kelas V SDN Sukajadi 3? e. Mampukah model Problem Based Learning meningkatkan sikap tanggung jawab siswa pada subtema Usaha Pelestarian lingkungan di kelas V SDN Sukajadi 3? f. Mampukah model Problem Based Learning meningkatkan pemahaman siswa pada subtema Usaha Pelestarian Lingkungan di kelas V SDN Sukajadi 3?

7 g. Dapatkah model pembelajaran Problem Based Learning meningkatkan keterampilan mengkomunikasikan siswa pada subtema Usaha Pelestarian Lingkungan di kelas V SDN Sukajadi 3? h. Mampukah model pembelajaran Problem Based Learning meningkatkan hasil belajar siswa pada subtema Usaha Pelestarian Lingkungan di kelas V SDN Sukajadi 3? D. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada subtema usaha pelestarian lingkungan dengan menggunakan model problem based Learning pada siswa kelas V SDN Sukajadi 3. 2. Tujuan Khusus a Untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) melalui penerapan model Problem Based Learning pada subtema Usaha Pelestarian Lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Sukajadi 3. b Untuk melaksanakan model Problem Based Learning pada subtema usaha pelestarian lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Sukajadi 3. c Untuk meningkatkan sikap percaya diri siswa melalui model Problem Based Learning pada subtema usaha pelestarian lingkungan di Kelas V SDN Sukajadi 3. d Untuk meningkatkan sikap peduli siswa melalui model Problem Based Learning pada subtema Usaha Pelestarian Lingkungan di Kelas V SDN Sukajadi 3. e Untuk meningkatkan sikap tanggung jawab siswa melalui model Problem Based Learning pada subtema usaha pelestarian lingkungan di Kelas V SDN Sukajadi 3. f Untuk meningkatkan pemahaman siswa melalui model Problem Based Learning pada subtema Usaha Pelestarian Lingkungan di Kelas V SDN Sukajadi 3.

8 g Untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi siswa melalui model problem based Learning pada subtema usaha pelestarian lingkungan di Kelas V SDN Sukajadi 3. h Untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui model Problem Based Learning pada subtema usaha pelestarian lingkungan di Kelas V SDN Sukajadi 3. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Berdasarkan perumusan masalah di atas, secara teoritis manfaat dari penelitian ini adalah meningkatnya hasil belajar siswa kelas V di SDN Sukajadi pada subtema usaha pelestarian lingkungan melalui model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) 2. Manfaat Praktis Adapun beberapa manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi Siswa 1) Meningkatnya hasil belajar siswa kelas V SDN Sukajadi 2) Meningkatnya sikap peduli siswa. 3) Meningkatnya sikap kerja sama siswa 4) Meningkatnya sikap percaya diri siswa 5) Meningkatkan keterampilan berkomunikasi siswa b. Bagi Guru 1) Mampu menyusun rencana pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran tematik pada subtema perubahan lingkungan di kelas V SDN Sukajadi. 2) Mampu menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran tematik pada subtema perubahan lingkungan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Sukajadi. c. Bagi Sekolah Mampu meningkatkan kualitas sekolah melalui peningkatan kompetensi guru serta peningkatan hasil belajar siswa sehingga mutu lulusan dari sekolah tersebut meningkat.

9 d. Bagi Peneliti 1) Menambah ilmu dan pengalaman peneliti, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran. 2) Dapat memberi gambaran pada pihak lain yang akan melaksanakan penelitian sejenis. F. Definisi Operasional Agar terdapat kesamaan pengertian tentang berbagai istilah yang digunakan dalam penelitian ini penulis mencantumkan definisi operasional sebagai berikut : 1. Model Problem Based Learning (PBL) Model Problem Based Learning adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri. (Arends dalam Suyadi, 2013, hlm. 13) Sedangkan Rusman 2010, hlm. 233 mengatakan bahwa Langkah utama dalam pembelajaran yang terdiri dari beberapa tahap yang harus dilalui oleh siswa, yaitu Menanya yang bertujuan untuk memunculkan masalah, Menalar yang bertujuan untuk mengumpulkan data, Mengasosiasi yang bertujuan untuk merumuskan jawaban dan mengkomunikasikan Berdasarkan kedua teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa model problem based learning model yang dapat memunculkan masalah, lalu mengumpulkan data yang bertujuan untuk merumuskan jawaban. 2. Hasil Belajar Adapun Hasil belajar Menurut Ernest R. Hilgard dalam Rusman, 2010, hlm. 233 merupakan kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar. Ranah kognitif berkenaan dengan perubahan tingkah laku dan intelektual (pengetahuan), dimana diterimanya pengetahuan oleh yang belajar sehingga terjadi perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu. Ranah afektif berkenaan dengan perubahan tingkah laku dalam sikap atau

10 perbuatannya. Ranah psikomotor berkenaan dengan kemampuan memanipulasi secara fisik, dimana diperolehnya keterampilan bagi individu yang belajar sehingga terjadi perubahan yang semula tidak bisa menjadi bisa. Sedangkan menurut Dimyanti dan mudjiono, 2015, hlm. 13 hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka- angka atau skor setlah diberikan tes hasil belajar pada setiap hir pembelajaran. Berdasarkan kedua teori tersebut maka dapat disimpulkan hasil belajar merupakan apa yang diperoleh siswa setelah dilakukan aktifitas belajar. 3. Tanggung Jawab Adapun Menurut Wibowo (2012 hlm.44) menyatakan Tanggung jawab adalah salah satu karakter yang perlu ditanamkan dalam pribadi seseorang supaya menjadi pribadi baik didalam lingkungan bermasyarakat dan bernegara dan merupakan sikap atau perilaku untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Dalam Buku Pembelajaran Seni Tari dan Drama Untuk Membentuk Karakter Pesera Didik Sekolah Dasar, (Ramlan, 2016. Hlm. 30) yaitu: Tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, social dan budaya), Negara dan Tuhan. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan, bahwa bertanggungjawab tugas yaitu memikul segala tugas baik secara individu maupun kelompok dengan penuh kesadaran. 4. Peduli Adapun menurut Blender dalam Sudjana, 2009, hlm. 135 kepedulian adalah sebuah nilai dasar kemampuan seseorang untuk membantu mengatasi penderitaan orang lain dengan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia.

11 Sedangkan Menurut Sutari Imam Barnadib, 2012, hlm. 19 Peduli merupakan sikap yang tidak melakukan aktivitas yang mengganggu dan merugikan orang lain serta membantu orang yang membutuhkan. Berdasarkan kedua teori tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa peduli merupakan, sifat yang dimiliki seseorang yang bertujuan untuk membantu tanpa adanya balas jasa. 5. Percaya diri Adapun Menurut Maslow dalam Agung, 2014, hlm. 13) Percaya diri merupakan modal dasar untuk pengembangan dalam aktualisasi diri (eksplorasi segala kemampuan dalam diri). Dengan percaya diri seseorang akan mampu mengenal dan memahami diri sendiri. Sedangkan Menurut Edi Warsidi (2011, hlm. 81) Kepercayaan Diri merupakan Hal yang sangat indah, yang menguatkan kita untuk mengahadapi hidup dengan keberanian, keterbukaan, dan kejujuran. Berdasarkan panduan penilaian untuk Sekolah Dasar percaya diri merupakan, suatu keyakinan atas kemampuannya sendiri untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Berdasarkan ketiga teori tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa peduli merupakan sifat seseorang yang mampu dan memahami dirinya sendiri dan menunjukannya pada orang lain. 6. Pemahaman Adapun Menurut Ratu Aprilia, 2008, hlm. 607 Pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti benar, sedangkan pemahaman merupakan proses pembuatan cara memahami. Sedangkan Menurut Suharsini, 2015, hlm. 115 Pemahaman siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah suatu perubahan yang membuktikan atau mengartikan bahwa ia mengerti dan memahami terhadap perbuatan yang dilakukan.

12 7. Keterampilan Komunikasi Adapun Menurut Effendi, 2011, hlm. 6 Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap-sikap, pendapat atau perilaku. Sedangkan Menurut Guntur (2013, hlm. 8 ) berpendapat bahwa mengkomunikasikan adalah mempersatukan para individu kedalam kelompokkelompok dengan jalan menghanlurkan konsep- konsep umum, memelihara serta mengawetkan ikatan- ikatan kepentingan umum, menciptakan suatu kesatuan lambang- lambang yang membedakannya dari kelompok- kelompok lain dan menetaptap suatu tindakan tersebut tidak akan ada serta dapat bertahan lama tanpa adanya komunikasi. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterampilan berkomunikasi adalah kemampuan seseorang untuk menyampaikan atau mengirim pesan yang jelas dan mudah dipahami oleh penerima pesan. Untuk itu, agar mampu melakukan komunikasi yang baik, maka seseorang harus memiliki ide dan penuh daya kreativitas yang tentunya dapat dikembangkan melalui berbagai latihan dengan berbagai macam cara, salah satunya membiasakan diri dengan berdiskusi. G. Sistematika Skripsi Struktur organisasi yang ada dalam skripsi yang saya buat ini terdiri dari lima bab. Diantaranya bab I pendahuluan, bab II kajian teori dan kerangka pemikiran, bab III metode penelitian, bab IV hasil penelitian dan pembahasan, dan yang terakhir bab V kesimpulan dan saran. Agar lebih memahmi, di dalam bab I pendahuluan antara lain : a) latar belakang masalah, b) identifikasi masalah, c) pembatasan dan rumusan masalah d) Tujuan Penelitian e) manfaat penelitian, dan f) definisi operasional. Bab II kajian teori berisikan deskripsi teoritis yang memfokuskan kepada hasil kajian atas teori, konsep, kebijaksanaan, peraturan yang ditunjang hasil penelitian terdahulu yang sesuai dengan masalah penelitian. Adapun isi dari bab II ini antara lain: a) kajian teori dan kaitannnya dengan pembelajaran yang akan diteliti melalui analisis materi ajar, b) hasil penelitian terdahulu yang

13 sesuai dengan variabel penelitian yang akan diteliti, c) kerangka pemikiran dan diagram penelitian, d) asumsi dan hipotesis penelitian. Bab III menjelaskan secara sistematis dan terperinci langkah-langkah yang digunakan dalam menjawab permasalahan dan memperoleh kesimpulan. Isi dari bab III antara lain: a) metode penelitian, b) desain penelitian c) subjek dan objek penelitian, d)operasional variabel, e) rancangan pengumpulan data dan instrument penelitian, f) rancangan analisis data. Bab IV terdiri dari deskripsi profil subjek dan objek penelitian, serta hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian, b) hasil penelitian dan pembahasan. Bab V kesimpulan dan saran merupakan kondisi hasil penelitian yang merupakan jawaban terhadap tujuan penelitian, kesimpulan disajikan pemaknaan peneliti terhadap semua hasil penelitian dan analisis sedangkan saran merupakan rekomendasi yang ditunjukan kepada peneliti berikutnya tentang tidak lanjut ataupun masukan hasil penelitian.