I. PENDAHULUAN. merupakan permasalahan yang dihadapi oleh sebagian besar negara-negara

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. pengembangan keseluruhan sistem penyelenggaraan negara untuk. mewujudkan tujuan nasional. Tujuan nasional yang tercantum dalam alenia

I. PENDAHULUAN. meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang sekaligus

I. PENDAHULUAN. Statistik Kabupaten Tulang Bawang, 2013), disamping harus memanfaatkan. seoptimal mungkin potensi daerahnya, dituntut juga untuk mampu

I. PENDAHULUAN. lapisan masyarakat yang dalam kondisi tidak mampu untuk melepaskan diri dari

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila dan UUD Salah satu arahan. pembangunan jangka panjang nasional Tahun seperti yang

JIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016

KOMISI PEMILIHAN UMUM KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM. NOMOR : 430/Kpts/KPU/TAHUN 2009 TENTANG

I. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMAN AGAMA. Pembentukan. KUA. Kecamatan.

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, Klasifikasi. Batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk

METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi. Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Lampung. Kabupaten Tulang Bawang memiliki 15 kecamatan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 1. Gerakan Serentak Membangun Kampung GSMK

RAPAT KOORDINASI PERENCANAAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. maret Pada tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Mesuji dan

Propinsi LAMPUNG. Total Kabupaten/Kota

I. PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan pertanian tidak saja dititik-beratkan pada. peningkatan produksi, namun juga mengarah pada peningkatan

III. METODE PENELITIAN. digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis dan diuji sesuai

JIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016

I. PENDAHULUAN. panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan (Arsyad, 2010).

I. PENDAHULUAN. kepedulian terhadap potensi dan keanekaragaman daerah. daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi. mendapatkan dan menganalisis data sesusai dengan tujuan.

Lampiran I.18 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang. Utara. Pada saat terbentuknya yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 2

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

BAB IV GAMBARAN UMUM. Bujur Timur sampai 105º50 (BT) Bujur Timur dan 3º45 (LS) Lintang Selatan

GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : G/3etg.,. /I1.02/HK/2016

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. satu Balai yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan untuk mengidentifikasi sektor dan subsektor unggulan di

I. PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis

I. PENDAHULUAN. dengan jalan mengolah sumberdaya ekonomi potensial menjadi ekonomi riil

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Dente Teladas Kabupaten Tulang

I. PENDAHULUAN. Tolok ukur keberhasilan pembangunan ekonomi dapat dilihat dari

I. PENDAHULUAN. menyebabkan GNP (Gross National Product) per kapita atau pendapatan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. berdasarkan pada pengalamannya terdahulu dan derajat persetujuannya terhadap

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT DI PROVINSI LAMPUNG

I. PENDAHULUAN. mutu hidup serta kesejahteraan masyarakat. Salah satu upaya peningkatan

I. PENDAHULUAN. berkembang tidak terkecuali di Indonesia. Pengangguran di Indonesia. merupakan pengangguran dalam skala yang wajar. Dalam negara maju,

LOKASI DAN ALOKASI DANA PNPM MANDIRI TAHUN ANGGARAN 2009 LAMPUNG

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR NOVEMBER 2015 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 50,38% DAN AKOMODASI LAINNYA 37,26%

Perkembangan harga Pangan Tingkat Pedagang Eceran

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR MEI 2016 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 53,21% DAN AKOMODASI LAINNYA 43,97%

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. kecamatan yang ada di Kabupaten Tulang Bawang dengan letak geografis

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Spasial

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah

III.METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi

I. PENDAHULUAN. diarahkan untuk dapat sekaligus memecahkan masalah-masalah ekonomi

I. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia

I. PENDAHULUAN. dalam hal ekonomi rumah tangga mereka. Banyak petani padi sawah khususnya. di pedesaan yang masih berada dalam garis kemiskinan.

G U B E R N U R L A M P U N G

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT DI PROVINSI LAMPUNG

2014 EKSISTENSI INDUSTRI KERIPIK PISANG DI PROVINSI LAMPUNG

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif yaitu penelitian dilakukan

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan merupakan subsektor yang sangat penting bagi Indonesia

I. PENDAHULUAN. Koperasi merupakan soko guru perekonomian nasional yang turut. maupun tidak langsung. Tujuan pembangunan nasional khususnya pada

JIIA, VOLUME 1 No. 2, APRIL 2013

I. PENDAHULUAN jumlah pengangguran terdidik meningkat, yaitu sebanyak

P U T U S A N Nomor 84/PHPU.C-VII/2009 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. pada hakekatnya pembangunan daerah merupakan bagian integral dari. serta kesejahteraan penduduk. Kesenjangan laju pertumbuhan ekonomi

I. PENDAHULUAN. setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau

Peranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program GSMK Kabupaten Tulang Bawang

III. METODE PENELITIAN. Provinsi Lampung adalah data sekunder berupa PDRB tiap kabupaten/kota di

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MESUJI DI PROVINSI LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

III. METODE PENELITIAN. menggunakan data sekunder yang berasal dari instansi atau dinas terkait.

*Program Padat Karya Tunai Irigasi di Lampung Dilaksanakan di 151 Lokasi*

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MESUJI DI PROVINSI LAMPUNG

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

BAB IV GAMBARAN UMUM. Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14

I. PENDAHULUAN. dalam mengelola potensi sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 30 PERIODE APRIL 2017

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

I. PENDAHULUAN. hingga kini masih menjadi isu sentral di belahan bumi mana pun. Selain bersifat

I. PENDAHULUAN. Lampung Selatan merupakan pusat kota dan ibukota kabupaten. Pembangunan merupakan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT 8 EDISI 26 PERIODE 7-22 FEBRUARI 2017

IV. GAMBARAN UMUM. Lampung, yang memiliki luas wilayah seluas 3.921,63 km 2 atau sebesar 11,11. persen dari luas Provinsi Lampung, dan dibatasi oleh:

I. PENDAHULUAN. negara, termasuk Indonesia. Pembangunan itu sendiri diartikan sebagai upayaupaya

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 32 PERIODE MEI Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 35 PERIODE 1-16 JULI Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 38 PERIODE 18 AGUSTUS - 2 SEPTEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 39 PERIODE 3-18 SEPTEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 41 PERIODE 5-20 OKTOBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 42 PERIODE 21 OKTOBER -5 NOVEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 43 PERIODE 6-21 NOVEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 51 PERIODE MARET Luas Baku Sawah Kecamatan

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan suatu daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. untuk tanaman pangan salah satunya yaitu ubi kayu (Manihot utilissima). Ubi

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui. perannya dalam pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), penyerapan

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditi perkebunan yang masuk dalam kategori komoditi

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai kinerja implementasi program

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Tingkat kemiskinan merupakan salah satu indikator yang dapat menggambarkan taraf kehidupan masyarakat secara umum. Kemiskinan dan kesenjangan sosial merupakan permasalahan yang dihadapi oleh sebagian besar negara-negara berkembang di seluruh dunia tanpa terkecuali Indonesia, sehingga pengentasan kemiskinan dan pemerataan kesenjangan sosial merupakan agenda utama yang harus segera diwujudkan oleh pemerintah Indonesia, termasuk pemerintah daerah disetiap provinsi di Indonesia. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi dengan jumlah penduduk miskin yang cukup besar di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung tahun 2012 jumlah penduduk miskin di Provinsi Lampung pada tahun 2012 masih sangat tinggi yaitu sebanyak 1.253 juta jiwa atau 16,18% dari total penduduk Provinsi Lampung, yang tersebar di empat belas kabupaten/kota. Data jumlah dan persentase penduduk miskin Provinsi Lampung yang tersebar di empat belas kabupaten/kota yang ada di Provinsi Lampung pada tahun 2011-2012 dapat dilihat pada Tabel 1.

2 Tabel 1. Jumlah dan persentase penduduk miskin menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung, 2011-2012 Kabupaten/Kota Lampung Barat Tanggamus Lampung Selatan Lampung Timur Lampung Tengah Lampung Utara Way Kanan Tulang Bawang Pesawaran Pringsewu Mesuji Tulang Bawang Barat Bandar Lampung Metro Jumlah Penduduk Miskin (000) Persentase Penduduk Miskin 2011 2012 2011 2012 67,88 64,80 15,99 15,13 92,75 88,40 17,06 16,10 177,74 169,5 19,23 18,19 189,46 180,8 19,66 18,59 187,00 178,4 15,76 14,96 155,81 148,6 26,33 25,17 72,51 69,2 17,63 16,54 40,75 38,8 10,11 9,43 77,05 73,5 19,06 18,01 43,02 41,0 11,62 11,01 15,32 14,6 8,07 7,69 18,06 17,3 7,11 6,73 359 947 116,3 13,61 12,65 255 231 18,10 12,90 12,09 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2012 Berdasarkan jumlah dan persentase penduduk miskin menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung tahun 2011-2012, Kabupaten Lampung Timur merupakan kabupaten dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Provinsi Lampung, sedangkan Kabupaten Mesuji merupakan kabupaten dengan tingkat kemiskinan terendah. Selama kurun waktu tahun 2011-2012 terjadi penurunan kemiskinan yang berbeda-beda di setiap kabupaten/kota, dengan rata-rata penurunan sebesar 11,85% Konsentrasi penduduk miskin terbesar terdapat di wilayah pedesaan dibandingkan dengan wilayah perkotaan. Salah satu penyebab banyaknya penduduk miskin dipedesaan adalah sulitnya akses ke pedesaan (Jayadinata, 1999). Kondisi yang demikian membuat peran serta sektor pertanian yang merupakan mata

3 pencaharian sebagian besar penduduk desa tidak dapat menunjang untuk peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat pedesaan. Penyediaan prasarana merupakan bagian terpenting dalam upaya pengembangan dan pembangunan wilayah. Tersedianya prasarana yang memadai dapat meningkatkan kegiatan sosial ekonomi (Jayadinata,1999). Kondisi sosial ekonomi yang baik, masyarakat akan lebih memiliki kemampuan berpartisipasi dalam penyediaan prasarana di lingkungannya. Terkait dengan program pengentasan kemiskinan melalui pengembangan prasarana pedesaan di Provinsi Lampung, telah banyak program pembangunan yang digulirkan, salah satunya adalah yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Tulang Bawang. Sejak tahun 2013 Kabupaten Tulang Bawang telah menggulirkan Program Gerakan Serentak Membangun Kampung/Kelurahan (GSMK). Program yang direncanakan akan dilaksanakan selama 5 tahun (2013-2017) ini ditujukan untuk mengembangkan infrastruktur prasarana di wilayah Kabupaten Tulang Bawang dengan berbasis partisipasi dan keswadayaan masyarakat. Program GSMK merupakan upaya pemerintah kabupaten untuk mendorong berkembangnya program pembangunan dengan memanfaatkan potensi dan pranata sosial khas yang ada di Tulang Bawang. Program GSMK dilakukan melalui pemberian bantuan dana langsung sebagai stimulan kepada masyarakat kampung/kelurahan untuk pembangunan sarana dan prasarana (infrastruktur) yang sangat dibutuhkan dan bermanfaat untuk masyarakat. Adapun besaran dana bantuan yang diberikan oleh pemerintah Kabupaten Tulang Bawang dalam

4 Program GSMK terhadap masing-masing kampung/kelurahan adalah sebesar 200 juta rupiah. Program GSMK adalah suatu gerakan yang dilakukan oleh, dari, dan untuk masyarakat Kabupaten Tulang Bawang agar berbuat kebaikan secara bersama dalam upaya mempercepat pembangunan infrastruktur kampung/kelurahan diseluruh wilayah Kabupaten Tulang Bawang, oleh karena itu partisipasi dan swadaya masyarakat sangatlah penting dalam program GSMK ini. Partisipasi masyarakat dalam program ini yaitu keikutsertaan masyarakat dalam mensukseskan program ini dan swadaya masyarakat berupa tenaga bantuan, dana bantuan dan material bahan bangunan yang berguna bagi program ini. Pelaksanaan Program GSMK di tingkat kampung/kelurahan, dijalankan dan dikoordinasikan oleh kelompok masyarakat (pokmas). Peran dan tugas pokmas yang diatur dalam petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program GSMK yaitu diantaranya adalah sebagai: penyelenggara dan penanggung jawab secara teknis dan administratif dalam pelaksanaan kegiatan, penyusun proposal dan rencana teknis kegiatan yang akan dilaksanakan dengan difasilitasi Petugas Teknis Kecamatan dan Astek (Konsultan Manajemen Pendamping), menginventarisasi dan menghimpun potensi swadaya masyarakat untuk pelaksanaan kegiatan, melaksanakan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana yang direncanakan bersama masyarakat, membimbing dan mengarahkan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan. Program GSMK dilaksanakan dengan pemberian bantuan dana oleh Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang dan dibantu oleh bantuan langsung mandiri (BLM)

5 dan swadaya masyarakat. BLM dan swadaya masyarakat dihimpun secara periodik oleh masing masing kecamatan yang ada di Kabupaten Tulang Bawang dengan jumlah yang berbeda di setiap kecamatan. Tabel 2. Jumlah BLM dan swadaya masyarakat dalam Program GSMK di setiap Kecamatan di Kabupaten Tulang Bawang, 2013 No Kecamatan BLM Swadaya Jumlah (Rp) (Rp) (Rp) 1 Rawa Jitu Selatan 1,800,000,000 381,855,500 2,181,855,500 2 Banjar Agung 2,200,000,000 441,341,000 2,641,341,000 3 Gedung Aji 2,000,000,000 503,422,500 2,503,422,500 4 Gedung Aji Baru 1,800,000,000 362,097,000 2,162,097,000 5 Rawa Jitu Timur 1,600,000,000 320,000,000 1,920,000,000 6 Menggala Timur 2,000,000,000 403,073,000 2,403,073,000 7 Menggala Kota 1,800,000,000 363,957,500 2,163,957,500 8 Banjar Baru 2,000,000,000 468,575,000 2,468,575,000 9 Penawar Aji 1,800,000,000 373,174,250 2,173,174,250 10 Rawa Pitu 1,800,000,000 361,353,000 2,161,353,000 11 Meraksa Aji 1,600,000,000 322,100,500 1,922,100,500 12 Penawar Tama 2,800,000,000 605,287,000 3,405,287,000 13 Banjar Margo 2,400,000,000 483,592,500 2,883,592,500 14 Gedung Meneng 2,200,000,000 444,271,500 2,644,271,500 15 Dente Teladas 2,200,000,000 400,333,000 2,600,333,000 Jumlah 30,000,000,000 Sumber: Laporan Program GSMK 2013 6,234,433,250 36,234,433,250 Lokasi sasaran kegiatan Program GSMK adalah di wilayah kampung/kelurahan di Kabupaten Tulang Bawang, salah satunya adalah kampung/kelurahan yang berada di Kecamatan Gedung Aji Baru. Merujuk jumlah BLM dan swadaya masyarakat dalam program GSMK, Kecamatan Gedung Aji Baru dengan sembilan kampung/kelurahan mendapatkan total bantuan 1,8 miliar rupiah. Total dana swadaya masyarakat Kecamatan Gedung Aji Baru dalam Program GSMK adalah 362 juta rupiah, dana swadaya masyarakat Kecamatan Gedung Aji Baru

6 termasuk rendah jika dibandingkan dengan dana swadaya masyarakat kecamatan lain di Kabupaten Tulang Bawang. Berdasarkan uraian di atas masalah yang dapat diidentifikasi adalah: 1. bagaimanakah tingkat partisipasi masyarakat Kecamatan Gedung Aji Baru Kabupaten Tulang Bawang dalam Program GSMK? 2. bagaimanakah tingkat peranan kelompok masyarakat dalam menggerakkan partisipasi masyarakat dalam Program GSMK? 3. apakah terdapat hubungan antara peranan kelompok masyarakat dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam Program GSMK? B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis: 1. Tingkat partisipasi masyarakat di Kecamatan Gedung Aji Baru Kabupaten Tulang Bawang dalam Program GSMK. 2. Peranan kelompok masyarakat dalam menggerakkan partisipasi masyarakat pada Program GSMK di Kecamatan Gedung Aji Baru Kabupaten Tulang Bawang. 3. Hubungan antara peranan kelompok masyarakat dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam Program GSMK di Kecamatan Gedung Aji Baru Kabupaten Tulang Bawang.

7 C. Kegunaan penelitian Penelitian ini berguna sebagai : 1. Informasi bagi masyarakat dan pemerintah daerah, khususnya bagi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dalam penyelenggaraan pembangunan daerah Kabupaten Tulang Bawang. 2. Referensi atau acuan bagi peneliti sejenis.