PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN OPERASI ALJABAR EDI MULYADIN Edi.mulyadin@yahoo.com ABSTRACT : A learning process could be succeed while supported by correct learning method and also active participation of students, so that student could be motivated to learn, especially if the material related with real world or contextual. The researcher here tried to apply a learning method focused on control learning with cooperative work, so that the student could participate actively in learning process, the method was GI (group investigation) cooperative type consisted of 6 phases, they were topic selection, cooperation planning, implementation, analysis and synthesis, presentation, and evaluation. The research aimed to develop the application of cooperative learning Group Investigation type in supporting students material comprehension. Research design used action research. Approach used was qualitative approach. Subject in this research consisted of all students in grade VIII Junior High School of Muhammadiyah 06 Malang year 2010/2011consisted of 41 students. Data used in this research were qualitative and quantitative data. Qualitative data consisted of observation, interview, and field note with data analysis used were: (1) data reduction, (2) data presentation, and (3) verification/conclusion. While quantitative data consisted of the final cycle test analyzed to find out the average of class and study completeness percentage fitted with SKBM, that was > 75% students got > 65 point. Data collection method used in this research were: (1) test; (2) interview; (3) observation; and (4) field note. Result showed that the final test cycle I found average 50,32 point with study completeness percentage 41,94%, so that the learning in cycle I could be said incomplete, since the final test cycle I didn t reach the completeness percentage stated by school, where > 80% students got > 65 point. The result of final test cycle II found average class 77,97 with students completeness 87.42%, so that learning in cycle II could be said as complete. According to above data explanation, there could be concluded that cooperative learning GI type method application could increase the comprehension of students in grade VIII C SMP 04 Junior high School of Muhammadiyah 06 Malang year 2010/2011 especially in algebra operation material. Keywords: GI (Group Investigation) Type, Material Comprehension ABSTRAK : Suatu proses pembelajaran dapat berhasil jika didukung oleh metode pembelajaran yang tepat dan juga partisipasi aktif dari siswa sehingga siswa dapat termotivasi untuk belajar khususnya bila materi berkaitan dengan dunia nyata atau kontekstual. peneliti mencoba menerapkan suatu metode pembelajaran yang menekankan latihan terkontrol dengan kerja kooperatif sehingga siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran, metode ini adalah metode pembelajaran kooperatif tipe GI (group investigation) yang terdiri dari 6 tahap, yaitu seleksi topik, merencanakan kerjasama, implementasi, analisis dan sintesis, presentasi, dan evaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan 44
penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) dalam meningkatkan pemahaman materi siswa. Rancangan penelitian menggunakan rancangan penelitian tindakan (action research). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitan terdiri dari semua siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah 06 Malang tahun palajaran 2010/2011 yang berjumlah 41 siswa. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa hasil observasi, hasil wawancara, dan hasil catatan lapangan dengan analisis data yang digunakan yaitu: (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan/verifikasi. Sedangkan data kuantitatif berupa hasil tes akhir siklus dianalisis untuk mengetahui rata-rata kelas dan nilai persentase ketuntasan belajar yang disesuaikan dengan SKBM, yaitu 80% siswa mendapat nilai 65. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) tes; 2) wawancara; 3) observasi; dan 4) catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tes akhir siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas 50,32 dengan persentase ketuntasan belajar siswa 41,94%, sehingga pembelajaran pada siklus I dapat dikatakan belum tuntas hal ini dikarenakan hasil tes akhir siswa siklus I belum mencapai persentase ketuntasan yang ditetapkan oleh pihak sekolah yakni 80% siswa mendapat nilai 65. Adapun hasil dari tes akhir siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas adalah 77,97 dengan persentase ketuntasan belajar siswa 87,42%, sehingga pembelajaran pada siklus II dapat dinyatakan tuntas. Berdasarkan paparan data diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas SMP 4 Muhammadiyah 06 Malang tahun palajaran 2010/2011khususnya pada materi operasi aljabar. Keywords: Kata-kata kunci: kooperatif tipe GI (group investigation), pemahaman materi. PENDAHULUAN Ilmu pengetahuan selalu berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Ilmu pengetahuan dan teknologi turut mewarnai dunia pendidikan dewasa ini. Dunia pendidikan merupakan faktor penentu kualitas kehidupan suatu bangsa. Menurut Nurhadi, dkk. (2004:1), kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Oleh karena itu pendidikan harus selalu berkembang dan ditata dengan baik untuk meningkatkan kualitas kehidupan suatu bangsa. Upaya peningkatan kualitas pendidikan merupakan salah satu fokus di dalam pembangunan pendidikan Indonesia dewasa ini. Menurut Mulyasa (2009:5), guru merupakan titik sentral dari peningkatan kualitas pendidikan yang 45
bertumpu pada proses belajar mengajar. Menurut Mulyasa (2009:5), guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang terus mendapat perhatian sentral, pertama, dan utama. Menurut Goodlad (dalam Suyanto, 2006:1), hal ini sangat masuk akal, karena ketika proses pembelajaran berlangsung, guru dapat melakukan apa saja di kelas. Guru merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan. Guru selalu menginginkan bahwa tujuan pengajaranya berhasil. Maksudnya bahwa materi pelajaran yang disampaikan dapat di terima bahkan di pahami oleh siswanya. Oleh karena itu seorang guru harus mempunyai kemampuan mengajar yaitu kemampuan yang tidak hanya menyampaikan materi kepada siswanya saja, tetapi bagaimana agar siswa dapat tertarik, aktif dan semangat dalam memahami materi yang di ajarkan dalam proses belajar mengajar. Dalam konteks itula guru perlu mentunkan metode pembelajaran yang tepat agar mencapai hasil yang diharapkan. Metode pembelajaran yang tepat adalah yang sesuai dan dapat diterapkan pada siswa, sehingga siswa mampu menerima pelajaran dengan baik, khususnya dalam bidang matematika. Karena semua tahu bahwa matematika sering dikeluhkan sebagai bidang studi yang sulit dan membosankan, sehingga tidak heran apabila nilai matematika siswa rendah di banding nilai pelajaran lain dan penguasaan terhadap matematika juga kurang. Pemerintah saat ini dihadapkan pada rendahnya kualitas guru. Karena guru dianggap belum mampu menjalankan proses pembelajaran dengan baik. Menurut Mulyasa (2009:6), menyadari kondisi di atas, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan standar kompetensi dan sertifikasi guru. Hal ini terbukti dengan telah disahkannya undang-undang guru dan dosen dan ditindaklanjuti dengan pengembangan rancangan peraturan pemerintah (RPP) tentang guru dan dosen yang kesemuanya dilakukan untuk profesionalisme dan kompetensi guru. Guru yang profesional diharapkan mampu menjalankan proses pembelajaran dengan baik. Menurut (Suyanto, 2006:3), guru yang profesional perlu melakukan pembelajaran di kelas secara efektif. Menurut Gary A Davis dan 46
Margaret A. Thomas (dalam Suyanto, 2006:4), ada empat kelompok besar guru yang efektif, salah satunya adalah mampu menerapkan kurikulum dan metode mengajar secara inovatif. Dalam proses pembelajaran di kelas masih banyak guru yang menggunakan metode-metode konvensional. Sehingga banyak siswa merasa bosan/tidak senang karena pembelajaran dengan metode konvensional bersifat monoton dan tidak menyenangkan. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan metode konvensional perlu adanya perubahan dari guru untuk mendapatkan pembelajaran yang baik. Suatu proses pembelajaran dapat berhasil jika didukung oleh metode pembelajaran yang tepat dan juga partisipasi aktif dari siswa sehingga siswa dapat termotivasi untuk belajar khususnya bila materi berkaitan dengan dunia nyata atau kontekstual. peneliti mencoba menerapkan suatu metode pembelajaran yang menekankan latihan terkontrol dengan kerja kooperatif sehingga siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran, metode ini adalah metode pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) yang terdiri dari 6 tahap, yaitu seleksi topik, merencanakan kerjasama, implementasi, analisis dan sintesis, presentasi, dan evaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) dalam meningkatkan pemahaman materi siswa. Penerapan metode kooperatif model group investigation (GI) berlangsung secara menarik dan menyenangkan bagi siswa, karena guru bukan satu-satunya sumber belajar dan sumber informasi. Dalam metode kooperatif model group investigation (GI) guru berperan sebagai motivator dan fasilitator yang dituntut untuk bisa membangkitkan minat belajar siswa, sehingga diharapkan bisa meningkatkan pemahaman materi siswa terutama pada materi operasi aljabar. METODE PENELITIAN Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, karena tindakan kepada subyek penelitian sangat diutamakan pengungkapan makna dan proses pembelajarannya sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman melalui pembelajaran kooperatif model GI. Penelitian ini dimaksudkan untuk 47
mendeskripsikan peristiwa-peristiwa yang terjadi di lapangan secara alami. Data yang diperoleh dinyatakan dalam bentuk verbal disertai dengan analisis statistik sederhana untuk mengetahui apakah penerapan metode pembelajaran kooperatif model group investigation (GI) dapat meningkatkan pemahaman materi operasi aljabar siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah 06 Malang tahun palajaran 2010/2011. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas partisipan, sebab peneliti terlibat langsung di dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan penyajian hasil penelitian yang berupa laporan. Dengan demikian, sejak perencanaan peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mencatat, dan mengumpulkan data, kemudian menganalisis data serta berakhir dengan melaporkan hasil penelitiannya (Aqib, 2006:20). Rancangan penelitian menggunakan rancangan penelitian tindakan (action research). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitan terdiri dari semua siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah 06 Malang tahun palajaran 2013/2014yang berjumlah 31 siswa. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa hasil observasi, hasil wawancara, dan hasil catatan lapangan dengan analisis data yang digunakan yaitu: (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan/verifikasi. Sedangkan data kuantitatif berupa hasil tes akhir siklus dianalisis untuk mengetahui rata-rata kelas dan nilai persentase ketuntasan belajar yang disesuaikan dengan SKBM, yaitu 80% siswa mendapat nilai 65. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) tes; 2) wawancara; 3) observasi; dan 4) catatan lapangan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil analisis data yang akan dipaparkan adalah hasil analisis data kualitatif yang meliputi kegiatan guru dan siswa dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif model group investigation serta aktivitas belajar siswa dan analisis data kuantitatif yaitu hasil tes akhir siklus. 48
a) Kegiatan Guru pada pelaksanaan siklus I dan siklus II Dalam hal ini akan dipaparkan hasil analisis kegiatan guru dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif model group investigation pada siklus I dan siklus II yang dapat dilihat peningkatannya pada Tabel 4.11 sebagai berikut: Siklus ke- Tabel 4.11. Hasil Analisis Kegiatan Guru dengan Metode Kooperatif Model Persentase Keberhasilan Tindakan GI Siklus I dan Siklus II Nilai dengan Huruf Nilai dengan Angka Taraf keberhasilan I 85% A 5 Sangat Baik II 95% A 5 Sangat Baik Dari hasil analisis tersebut di atas dapat dilihat bahwa pada siklus I kegiatan guru sudah mencapai lebih dari taraf keberhasilan yang ditetapkan sekolah yakni 85% kegiatan telah terlaksana, dan pada siklus II persentase itu meningkat menjadi 95% dengan taraf keberhasilan sangat baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dari segi guru telah berhasil, baik pada siklus I maupun siklus II. b) Kegiatan Siswa pada pelaksanaan siklus I dan siklus II Dalam hal ini akan dipaparkan hasil analisis kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode kooperatif model group investigation pada siklus I dan siklus II yang dapat dilihat peningkatannya pada Tabel 4.12 di bawah ini: Tabel 4.12. Hasil Analisis Kegiatan Siswa dengan metode kooperatif model GI Siklus I dan Siklus II Siklus ke- Persentase Keberhasilan Tindakan Nilai dengan Huruf Nilai dengan Angka Taraf keberhasilan I 55,92% C 4 Cukup II 84,68% A 5 Sangat Baik 49
Dari hasil analisis tersebut di atas dapat dilihat bahwa kegiatan siswa pada siklus I mencapai 55,92% dengan taraf keberhasilan baik. Persentase ini belum memenuhi taraf keberhasilan yang ditetapkan, yaitu 80% siswa aktif dalam proses pembelajaran sehingga peneliti perlu memberikan tindakan lagi. Sedangkan pada siklus II persentase ini meningkat menjadi 84,68% dengan taraf keberhasilan sangat baik. Persentase ini sudah melebihi taraf keberhasilan yang ditetapkan, yaitu 80% siswa aktif dalam proses pembelajaran sehingga peneliti tidak perlu memberikan tindakan lagi. Hasil analisis data kuantitatif dalam penelitian ini yaitu analisis hasil tes akhir siklus yang dapat dilihat peningkatanya pada tabel 4.14 berikut Tabel 4.14. Hasil Tes Akhir Siklus I dan Siklus II Siklus ke- Jumlah Siswa Tuntas Persentase Taraf ketuntasan Keberhasilan I 18 41,94% Cukup II 29 87,42% Baik Dari hasil analisis tersebut di atas dapat dilihat bahwa hasil tes akhir pada siklus I mencapai 41,94% dengan taraf keberhasilan Cukup. Persentase ini belum memenuhi taraf keberhasilan yang ditetapkan, yaitu 80% siswa mendapat nilai 65 sehingga peneliti perlu mengadakan tindakan lagi. Sedangkan pada siklus II persentase ini meningkat menjadi 87,42% dengan taraf keberhasilan baik. Persentase ini sudah mencapai taraf keberhasilan yang telah ditetapkan, yaitu 80% siswa mendapat nilai 65 sehingga tindakan tidak diperlukan lagi. Dari hasil analisis data kualitatif dan kuantitatif di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran baik dari segi guru maupun siswa telah mengalami 50
peningkatan dan sesuai dengan standar keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 80% tindakan telah tercapai sehingga siklus dapat dihentikan. Pembahasan Hasil Penelitian Penerapan metode pembelajaran kooperatif model group investigation pada materi operasi aljabar dalam penelitian ini dapat meningkatkan keaktifan siswa. Hal ini dikarenakan siswa bisa bekerjasama untuk saling bertukar pikiran, dan saling mengeluarkan pendapatnya baik itu dikelas maupun diluar kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Isjoni (2007:59) yang menyatakan pembelajaran kooperatif model group investigation merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa untuk aktif dalam penguasaan materi pelajaran. Sedangkan dari hasil wawancara dengan guru matematika dan observasi sebelum peneliti mengadakan penelitian diketahui bahwa siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah 06 Malang merupakan siswa dengan kemampuan yang heterogen dan banyak siswa yang tidak tertarik dengan pelajaran matematika sehingga pembelajaran dalam kelas dapat dikategorikan pasif. Dari paparan diatas, peneliti kemudian merencanakan pembelajaran matematika dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model group investigation yang terdiri dari tahap seleksi topik, merencanakan kerjasama, implementasi, analisis dan sintesis, presentasi dan evaluasi yang dilakukan dalam dua siklus, serta materi yang dibahas adalah operasi aljabar. Berdasarkan pengamatan dari peneliti sendiri dan kedua observer yang dapat dilihat pada paparan diatas serta lampiran observasi aktivitas siswa, kegiatan siswa dan tes akhir siswa pada siklus I dan siklus II dimana terjadi peningkatan dibandingkan sebelum peneliti melakukan penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa 51
metode pembelajaran kooperatif model group investigation dapat meningkatkan pemahaman siswa. Adapun hasil analisis data penerapan metode kooperatif model group investigation dalam penelitian ini, dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Aktivitas siswa Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar mengalami peningkatan yang sangat berpengaruh dalam pembelajaran kelompok yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat pada pelaksanaan tindakan siklus I yang masih tergolong cukup dengan persentase keberhasilan tindakan 55,92% dan mengalami peningkatan pada siklus II dengan persentase keberhasilan tindakan menjadi 84% yang tergolong dalam kriteria sangat baik. Pada Siklus I khususnya pertemuan awal kondisi kelas masih belum kondusif sehingga siswa belum bisa bekerja sama dengan maksimal dalam kelompok untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru, namun pada pertemuan-pertemuan selanjutnya kondisi pembelajaran sudah mengarah pada pembelajaran yang lebih baik, siswa mampu bekerja sama dalam kelompok untuk memahami tugas yang diberikan oleh guru, siswa mampu berpartisipasi pada setiap kegiatan dalam kelompok dan mampu memahami serta melaksanakan perintah guru. Peningkatan aktivitas siswa sangat nampak terutama dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus II. Hal ini dapat dilihat dari data hasil observasi terhadap aktivitas siswa yang selalu mengalami peningkatan. 52
2) Aktivitas guru Meningkatnya aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas guru dalam mempertahankan dan meningkatkan suasana pembelajaran yang sesuai dengan metode pembelajaran kooperatif model group investigation. Guru intensif membimbing siswa, terutama saat siswa mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran baik pada siklus I dan siklus II dimana terjadi peningkatan persentase ketuntasan tindakan yakni dari 85% menjadi 95% dengan kriteria sangat baik. 3) Peningkatan pemahaman Dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model group investigation pemahaman siswa dapat mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari hasil tes akhir siklus II dimana mengalami peningkatan dari tes akhir siklus I baik dari rata-rata maupun persentase ketuntasan belajar siswa. Peningkatan rata-ratanya yaitu dari 50,32 pada siklus I menjadi 77,97 pada siklus II, dan siswa yang tuntas belajar pun mengalami peningkatan yaitu dari 18 siswa atau 41,94% pada siklus I menjadi 29 siswa atau 87,42% pada siklus II. 53
RUJUKAN Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya. Isjoni, 2007. Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Berkelompok. Bandung: Alfabeta. Mulyasa, E. 2009. Standar kompetensi dan sertifikasi guru. Bandung: remaja rosdakarya. Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang (UMPRESS). Suyanto. 2006. Guru Yang Profesional dan Efektif. (Online) Tersedia: http://www.dikdasmen.org/guruefektif.htm [ 11 Januari 2010] 54