1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis global yang melanda dunia sekarang ini khususnya dalam bidang ekonomi sangat berpengaruh terhadap pasar saham. Kondisi keuangan yang melemah serta ketertarikan investor dalam menanamkan modal. Pada tahun 2015 masa kelabu bagi pasar saham Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan anjlok ke 4.479,49. Ini merupakan level terendah indeks saham selama 18 bulan terakhir. Tetapi Indonesia kembali bangkit 2,34 persen pada 4.584,25. Mayoritas harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) rontok. Hal ini tercermin dari nilai kapitalisasi pasar BEI senilai Rp 4.759,07 triliun. Angka itu sudah merosot Rp 776,41 triliun. Jika pasar modal kembali normal maka saham berkapitalisasi besar akan kembali ke harga sewajarnya. Pada dasarnya harga saham merupakan acuan para investor dalam mengambil keputusan investasi. Harga saham sering kali berubah-ubah menyesuaikan dengan tingkat penawaran serta permintaan. Permintaan terhadap saham dipengaruhi oleh berbagai informasi yang dimiliki oleh para investor mengenai perusahaan. Tidak mudah untuk menarik para investor agar bersedia menanamkan modalnya, karena setiap investor memiliki kriteria yang berbeda dalam menilai suatu investasi (Dewi & Suaryana, 2013). Dalam dunia saham telah diketahui dua faktor yang sedikitnya mempengaruhi harga saham. Yaitu faktor internal dan eksternal. 1) Faktor internal harga saham : Faktor ini biasanya dipengaruhi dari si penjual atau kemampuan dari suatu perusahaan tersebut dalam menangani kinerja perusahaan baik ekonomi dan 1
2 manajemen finansialnya. Bagaimana perusahaan tersebut bisa memanage modal yang ada, mengatur kegiatan dari operasioanal perusahaan tersebut, bagaimana perusahaan tersebut bisa menarik keuntungan dari operasionalnya. 2) Faktor eksternal harga saham : Faktor eksternal biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang terjadi di suatu negara. Misalkan di Indonesia, harga saham bisa saja dipengaruhi oleh kondisi kurs rupiah dan inflasi yang terjadi saat ini atau dari waktu ke waktu (Daniel,2015). Menurut Bodie, Kane dan Marcus (2008), pada hakikatnya harga saham perusahaan ditentukan oleh prospek perusahaan tersebut di masa mendatang. Harga saham adalah cerminan dari pengelolaan prospek usaha, sehingga memperoleh keuntungan dan mampu memenuhi tanggung jawabnya terhadap pemilik, karyawan, masyarakat dan pemerintah. Pergerakan harga saham akan naik maupun turun yang dapat mendatangkan keuntungan dan kerugian bagi investor. Dari pergerakan harga saham tersebut dapat disebabkan oleh perubahan kondisi fundamental perusahaan, lingkungan usaha serta permintaan dan penawaran saham di bursa. Pentingnya saham bagi suatu perusahaan adalah menentukan sejauh mana perusahaan tersebut dapat melakukan aktivitasnya secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Likuiditas adalah salah satu faktor yang mampu mendorong terjadinya perubahan harga saham. Apabila likuiditas perusahaan tinggi maka perusahaan tersebut telah menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Menurut Kasmir (2014) rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar
3 perusahaan maupun di dalam perusahaan. Likuiditas suatu perusahaan dapat diukur dengan menggunakan Current Ratio (CR). Current Ratio atau rasio lancar digunakan untuk melihat perbandingan aktiva lancar perusahaan terhadap utang lancarnya. Rasio ini dapat digunakan investor dalam mengukur kemampuan dalam menutup hutang lancarnya dengan asset lancar yang dimiliki perusahaan. Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Ketika kondisi perusahaan mengalami keuntungan maka investor akan membeli saham perusahaan dan akan mendorong harga saham naik. Profitabilitas dapat diukur dengan Earning Per Share (EPS). Rasio laba per lembar saham atau Earning Per Share (EPS) digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Keuntungan bagi pemegang saham biasa adalah jumlah keuntungan dikurangi pajak, dividen dan dikurangi hak-hak lain (Kasmir,2014). Sebelumnya telah banyak penelitian yang dilakukan mengenai Harga Saham. Penelitian yang pernah dilakukan diantaranya yaitu hasil penelitian yang dilakukan oleh Meythi, dkk (2011) yang menunjukkan hasil bahwa Current Ratio dan Earnings Per Share berpengaruh negatif terhadap harga saham. Penelitian dari Tan, dkk (2014) bahwa Current Ratio berpengaruh positif terhadap harga saham. Sedangkan menurut Takarini dan Hendrarini (2011), Yanti dan Suaryana (2013) serta penelitian dari Dewi dan Suaryana (2013) menyatakan bahwa Earnings Per Share berpengaruh positif terhadap harga saham.
4 Penelitian ini merupakan replika dari penelitian Tan, dkk (2014) tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham pada Industri Transportation Services di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2012. Variabel penelitian ini dengan penelitian Tan, dkk (2014) sama-sama menggunakan variabel independen Current Ratio (CR) dan Earning Per Share (EPS) dan variabel dependennya harga saham.. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian pada Tan, dkk (2014) menggunakan pada Industri Transportation Services di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2012 dan penelitian ini menggunakan sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015 sebagai objek penelitian. Pada penelitian ini, sektor pertambangan dipilih sebagai objek penelitian karena dilihat dari sisi geografis Indonesia yang merupakan negara dengan struktur kepulauan yang banyak sekali mengandung kekayaan alam berupa hasil tambang. Dengan kekayaan tambang yang melimpah ini, menjadikan daya tarik tersendiri bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan untuk beroperasi di Indonesia. Perdagangan tambang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Beberapa hasil perdagangan perusahaan tambang merupakan perdagangan yang penting bagi dunia seperti batubara, timah, minyak dan gas bumi serta hasil perdagangan pertambangan lainnya. Selain itu, sektor pertambangan juga memberikan laba yang menguntungkan dalam berinvestasi Verawati, dkk (2015). Dari latar belakang diatas, terdapat adanya perbedaan dari hasil penelitian sebelumnya. Hasil penelitian yang tidak konsisten mengenai pengaruh Current Ratio (CR) dan Earning Per Share (EPS). Maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan menguji pengaruh Current Ratio (CR) dan Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham dengan judul: Pengaruh Current Ratio
5 (CR) dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2013-2015. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Harga Saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah pengaruh Earnings Per Share (EPS) terhadap Harga Saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Harga Saham perusahaan pertambangan. 2. Untuk mengetahui pengaruh Earnings Per Share (EPS) terhadap Harga Saham perusahaan pertambangan. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi, pengetahuan dan wawasan penulis mengenai pengaruh likuiditas dan profitabilitas terhadap harga saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan memberikan saran sebagai acuan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
6 3. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi masyarakat tentang pengaruh likuiditas dan profitabilitas terhadap harga saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.5 Sistematika Penulisan Agar mempermudah pemahaman dan penyajian hasil penelitian, maka peneliti memberikan gambaran dengan sistematika penelitian sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang digunakan sebagai acuan teori, dasar melakukan analisis, penelitian terdahulu, kerangka konseptual dan hipotesis penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang variabel-variabel penelitian, definisi operasional, penentuan sampel, sumber dan jenis data yang digunakan, metode pengumpulan data, serta metode analisis yang digunakan. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan tentang analisis data dan hasil penelitian serta pembahasan dari masalah.
7 BAB V PENUTUP Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan serta saran yang mungkin akan digunakan oleh pihak perusahaan maupun penelitian selanjutnya.