IMOBILISASI KONSENTRAT LIMBAH CAIR AKTIVITAS RENDAH SHELL NOMOR 17 A

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISASI LlMBAH HASIL SEMENTASI. Siswanto Hadi, Mardini, Suparno Pusat Teknologi Umbah Radioa~,tif, BATAN

PENGARUH BAHAN PENCAMPUR SEMEN CHORMEN TERHADAP KEKUATAN FISIKA DAN KIMIA BETON LIMBAH

OPTIMALISASI PE EMPATA KEMASA LIMBAH RADIOAKTIF AKTIVITAS RE DAH DA SEDA G DALAM REPOSITORI

PENGARUH KANDUNGAN LIMBAH RESIN DAN BAHAN ADITIF (BETONMIX) TERHADAP KARAKTERISTIK HASIL SEMENTASI

PENGARUH LIMBAH KARBON AKTIF Cs-137 TERHADAP KERAPATAN DAN KUAT TEKAN BETON LIMBAH

IMOBILISASI LlMBAH SLUDGE RADIOAKTIF DARI PROSES PENGOLAHAN LlMBAH RADIOAKTIF CAIR SECARA KIMIA DENGAN KOAGULAN FERI KLORIDA MENGGUNAKANSEMEN

ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

PROSES PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR SECARA EVAPORASI DAN SEMENTASI

PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF SEMI CAIR DENGAN CARA SEMENTASI

PEMBUATAN CAMPURAN MATRIKS UNTUK SEMENTASI. Tri Salyo, Sarjono, Syarip Unus Pusat Teknologi Limbah Radioaf,tif, SATAN

PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH TERKONTAMINASI AKTINIDA DENGAN METODE REDUKSI VOLUME

PENGARU:H ABU BATU BARA PADA SEMENTASI YANG MEI"lGANDUNG AS AM BORAT ~. ~

PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF HEPA FILTER MENGGUNAKAN METODE REDUKSI VOLUME DAN IMOBILISASI DENGAN MATRIK SEMEN

PENGOLAHAN LIMBAH PENDUKUNG INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF

PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF HEPA FILTER MENGGUNAKAN METODE REDUKSI VOLUME DAN IMOBILISASI DENGAN MATRIK SEMEN

PENGARUH PENAMBAHAN AGREGAT PASIR SILIKAT PADA SEMENTASI LIMBAH URANIUM KONSENTRAT EVAPORATOR

PERAWATAN PERALATAN SISTEM MEKANIK UNIT SEMENT ASI. Tarmusid Pusat Teknologi Limbah Radoaktif, BATAN

PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT HASIL DEKOMISIONING FASILITAS INSTALASI PEMURNIAN ASAM FOSFAT PETROKIMIA GRESIK

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN LIMBAH RADIOAKTIF DI PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF

SAM PEL LlMBAH UNTUK ANALISIS DI LABORA TORIUM

KONDISIONING LIMBAH RADIOAKTIF PADAT TAK TERKOMPAKSI MENGGUNAKAN MATRIKS SEMEN

PERAWATAN PERALATAN PROSES SEMENTASI. Suparno Pusat Teknologi Limbah Radoaktif

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR HASIL SAMPING PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI

BAB III LANDASAN TEORI

Ayi Muziyawati, li.'ardini. Sugeng P., Darmawan Aji Pusat Peng~mban~an Pengelolaan Limbah Radioaktif

KARAKTERISTIK LIMBAH HASIL IMOBILISASI DALAM KESELAMATAN PENYIMPANAN.

Kinerja Kuat Tekan Beton dengan Accelerator Alami Larutan Tebu 0.3% Lampiran 1 Foto Selama Penelitian

Waste Acceptance Criteria (Per 26 Feb 2016)

PENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT DAN CAIR DARI PENIMBUL KE INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Arifin Pusat Teknologi Limbah Radioaktif -BATAN

KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN LIMBAH BATU BARA (FLY ASH) PADA PRODUKSI PAVING BLOCK

GLASS FRIT DAN POLIMER UNTUK SOLIDIFIKASI LIMBAH CAIR AKTIVITAS RENDAH SKALA INDUSTRI.

PENGOLAHAN LIMBAH BORON-10 DARI OPERASI PLTN TIPE PWR DENGAN TEKNIK SOLIDIFIKASI HYPER CEMENT

PENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI

PRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF

Scanned by CamScanner

ANALISIS KUALITAS DESTILAT, DOUBTFUL EFFLUENT DAN ACTIVE EFFLUENT UNTUK TINDAK LANJUT PELEPASAN PADA TAHUN 2012

Heru Indra Siregar NRP : Pembimbing : Ny. Winarni Hadipratomo, Ir. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

PENGARUH PENAMBAHAN SILICA FUME TERHADAP PENGURANGAN SUSUT BETON. Abstrak

ANALISIS LEPASAN RADIOAKTIF DI RSG GAS

SISTEM PENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT, CAIR DAN GAS. Arifin Pusat Teknologi Pengolahan Limbah Radioaktif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERAWATAN PERALATAN MEKANIK UNIT SEMENTASI

MEMPELAJARI KARAKTERISTIK KERAMIK DARI MINERAL LOKAL KAOLIN, DOLOMIT, PASIR ILMENIT

KAJIAN KESELAMATAN PENYIMPANAN LlMBAH THORIUM DARI PABRIK KAOS LAMPU

PEMANFAATAN CLAY EX. BENGALON SEBAGAI AGREGAT BUATAN DAN PASIR EX. PALU DALAM CAMPURAN BETON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Desember 2012 JURNAL TUGAS AKHIR. REANATA KADIMA GINTING ( )

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

ANALISIS KENAIKAN HARGA AKTIVITAS KPK 01 CR001

BAB III LANDASAN TEORI

EVALUASI KESELAMATAN RADIASI PENGUNJUNG DI TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF

LIMBAH PADAT PABRIK KERAMIK SEBAGAI BAHAN CAMPURAN BATAKO DITINJAU TERHADAP KUAT TEKAN

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN

III. METODE PENELITIAN. ini adalah paving block dengan tiga variasi bentuk yaitu berbentuk tiga

PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU YANG DIOVEN PADA SUHU 400 O C UNTUK CAMPURAN PEMBUATAN DINDING PANEL PAGAR ABSTRAK

KARAKTERISTIK HASIL KONDISIONING LIMBAH RADIOAKTIF UNTUK KESELAMATAN PENYIMPANAN CHARACTERISTICS OF CONDISIONED RADIOACTIVE WASTE FOR DISPOSAL SAFETY

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

Semen (Portland) padatan berbentuk bubuk, tanpa memandang proses

PENGARUH JENIS AIR PENCAMPUR DAN PERENDAMAN TERHADAP PERILAKU KEKUATAN TEKAN MORTAR CAMPURAN SEMEN-PASIR

KAJIAN KEGAGALAN PENGUKURAN KETINGGIAN AIR SISTEM PENAMPUNGAN LIMBAH CAIR AKTIVITAS RENDAH (KPK01 CL001) DI RSG-GAS

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar berat bangunan dapat dikurangi yang berdampak pada efisiensi

PERAWATAN PERALATAN LlSTRIK (PENGENDALI) PROSES SEMENT ASI

Beton Ringan Berbahan Dasar Lumpur Bakar Sidoarjo dengan Campuran Fly Ash dan Foam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan cetakan pasir dan pencampuran abu sekam padi

PEMADATAN RESIN PENUKAR ION BEKAS YANG MENGANDUNG LIMBAH CAIR TRANSURANIUM SIMULASI DENGAN EPOKSI

PENGARUH IRADIASI BATU TOPAS TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN PRIMER DAN KESELAMATAN RSG-GAS

BAB I PENDAHULUAN. & error) untuk membuat duplikasi proses tersebut. Menurut (Abdullah Yudith, 2008 dalam lesli 2012) berdasarkan beratnya,

Viscocrete Kadar 0 %

PENGGUNAAN AKSELERATOR PADA BETON YANG MENGGUNAKAN PEREKAT BERUPA CAMPURAN SEMEN PORTLAND TIPE I DAN ABU TERBANG

BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istimewa Yogyakarta. Alirannya melintasi Kabupaten Sleman dan Kabupaten

PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI INTERM STORAGE I, INTERM STORAGE II DAN PSLAT. Sagino Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

PENYIMPANAN LlMBAH RADIOAKTIF DIINTERM STORAGE I, INTERM STORAGE II DAN PSLAT

STUDI DEKOMISIONING INSTALASI EVAPORATOR PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF

PENGOPERASIAN SISTEM AIR ElEBAS MINERAL SEBAGAI PENUNJANG PENGOLAHAN LlMBAH RADIOAKTIF. Sri Maryanto Pusat Teknologi Limbah RAdioaktif, BATAN

PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT RENDAH DAN TINGKAT SEDANG

PERBANDINGAN KINERJA BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I

PEMADATAN SLUDGE Ca 3 (PO 4 ) 2 HASIL PENGOLAHAN KIMIA LIMBAH CAIR YANG TERKONTAMINASI URANIUM MENGGUNAKAN LEMPUNG

Cara uji berat isi beton ringan struktural

Spesifikasi abu terbang dan pozolan lainnya untuk digunakan dengan kapur

Pengaruh Penambahan Abu Terbang (Fly Ash) Terhadap Kuat Tekan Mortar Semen Tipe PCC Serta Analisis Air Laut Yang Digunakan Untuk Perendaman

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

BAB III LANDASAN TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

II. TINJAUAN PUSTAKA. sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. 2. Kegunaan dan Keuntungan Paving Block

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

PRESENTASI SEMINAR SKRIPSI

BATU ABU SEBAGAI BAHAN CAMPURAN PEMBUATAN TEGEL

PENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF. Untara, M. Cecep CH, Mahmudin, Sudiyati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sifat beton itu. Departemen Pekerjaan Umum 1989-(SNI ). Batako terdiri dari beberapa jenis batako:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT DAN SIKAMENT-520 TERHADAP KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN PORTLAND POZZOLAND CEMENT (PPC)

Mardini, Ayi Muziyawati, Darrnawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioal<tif, BATAN

PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KAJIAN PENERIMAAN DOSIS RADIASI PADA PEKERJA D.A.LAM PROSES DISMANTLIN(3 SUMBER BEKAS

Transkripsi:

IMOBILISASI KONSENTRAT LIMBAH CAIR AKTIVITAS RENDAH SHELL NOMOR 17 A Bahdir Johan, Tri Salyo, Kuat Heriyanto, Tarmusid, Suparno, Sarjono, Syarip Unus, Bambang Sugito Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK IMOBILISASI KONSENTRAT LIMBAH CAIR AKTIVITAS RENDAH NOMOR SHELL 17 A. Telah dilakukan imobilisasi konsentrat LCAR yang mengandung 137 CS, 56 Mn, 60 Co dan 89 Sr menggunakan matrik semen Portland type I dan pasir. Uji kualitas hasil imobilisasi meliputi densitas, kuat tekan dan uji lindi. Benda uji dibuat dengan cara mengambil adonan semen dari dalam shell 950 liter nomor 17A, dicetak menjadi bentuk silinder dengan diameter 50 mm dan tinggi 50 mm. Densitas diukur dengan cara menimbang dan mengukur volume benda uji, kuat tekan dengan alat buatan Paul Weber dan media pelindi dugunakan air bebas mineral. Diperoleh hasil densitas ρ = (2,40 ± 0,01) g.cm -3, Kuat Tekan Γ = (29,10 ± 0,19) N.mm -2, dan laju lindi Rn = 1,40 x 10-2 sampai dengan 3,50 x 10-3 g.cm -2.hari -1. Paparan dosis pada kontak permukaan D o =0,015 mrem.jam -1 dan pada jarak 1 meter D 1 = 0,014 mrem.jam -1. Laju dosis diluar interim storage D out = 0,016 sampai dengan 0,0135 mrem.jam -1. Berdasarkan hasil kajian ini kualitas blok beton hasil imobilisasi konsentrat LCAR dalam shell 950 liter nomor 17A telah memenuhi standar Kualitas IAEA. ABSTRACT IMMOBILIZATION OF LOW LEVEL LIQUID WASTE CONCENTRATE IN THE SHELL NUMBER 17A. the immobilization of concentrate containing 137 Cs, 56 Mn, 60 Co and 89 Sr in the Portland cement type I and sand matrix has been done. The quality test comprised density, compression strength and leaching test. Samples were made by molding the mixed pasta taken from shell number 17 A into plastic cylinders (50 mm in diameter, 50 mm in high). Density was determined by weighing and volume measuring, compression strength was determined using Paul Weber and the leach media was demineralized water. The result were 2.40+ 0.01 g.cm -3 in density, 29.10+0.19 N.mm -2 in compression strength, and 1.40x10-2 to 3.50x10-3 g.cm -2.day -1. The contact radioactive dosage of shell number 17A was 0.015 mrem.h -1 and 1 m distance was 0.014 mrem.h -1. The dosage rate outer the interim storage facility was 0.016 mrem.h -1 to 0.0135 mrem.h -1. according to the assessment of the quality, the immobilized waste has been full fill the IAEA quality standard. PENDAHULUAN Limbah cair aktivitas rendah (LCAR) di Reaktor Serba Guna GA Siwabessy (RSG GAS)berasal dari limpahan air kolam, buangan air pada saat venting pendingin utama, air bekas dekontaminasi dan kondensasi sistem ventilasi. Perkiraan volume limbah cair aktivitas rendah per tahun berjumlah 1105,50 m 3 dengan aktivitas 10-2 Ci.m -3. Limbah tersebut ditampung dalam dua buah tangki penampung KBB 01 dan KBB 02 dengan kapasitas volume masing-masing tangki 20,0 m 3[1]. Untuk melakukan pengelolaan limbah terpadu, limbah cair dari RSG- GAS dikirim dan diserahkan kepada Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif (IPLR). Proses pengiriman dan penyerahan limbah ini dilakukan apabila tangki penampung LCAR telah penuh dan petugas pengelola limbah di RSG-GAS

mengajukan permohonan kepada petugas pengangkutan di IPLR untuk memindahkan LCAR tersebut ke tangki penampungan di IPLR. Selanjutnya Sub Bidang Pengangkutan dari Bidang Pengolahan Limbah Radiokatif (BPLR- P2PLR) mengangkut limbah tersebut dengan menggunakan truk khusus untuk pengangkutan limbah cair. Pada proses pengangkutan limbah, dosis ekivalen transporter yang mengangkut limbah niklir harus memenuhi persyaratan laju dosis pada permukaan kontak < 10 mrem.per.jam, laju dosis didalam kabin pengemudi < 0,75 mrem.per.jam [2]. Apabila limbah yang diangkut dari RSG-GAS telah sampai di IPLR, petugas pengangkut limbah melaporkan kepada petugas Sub Bidang Operasi Evaporasi untuk memasukan limbah cair ke dalam tangki penampung R 22001A atau R 22001B atau R22001D di ruang 3.B.01. dengan volume masingmasing 50,0 m 3. Untuk memudahkan pengolahannya, limbah cair terlebuh dahulu direduksi volume dengan metode evaporasi. Sebelum di evaporasi terlebih dahulu dilakukan analisis di laboratorium. Apabila LCAR telah memenuhi syarat untuk diproses, pihak laboratorium akan merekomendasikan agar dilakukan proses evaporasioleh Sub Bidang Pengolahan Limbah Cair di ruang 4.B.01. yang dikendalikan secara otomatis dari panel kontrol diruang 2.0.13. Karakteristik limbah cair yang dapat di evaporasi [3] adalah kadar ekstark kering 5,0 gram.liter -1, aktvitas spesifik 1,0 x 10-6 < A 10-2 Ci.m -3, tidak mengandung bahan organik ph 7, kandungan klorida dibawah 0,10 gram.liter -1. Dari proses evaporasi diperoleh hasil berupa konsentrat yang ditampung dalam tangki R 2204. Apabila tangki R 22004 telah terisi penuh, konsentrat dialirkan ke tangki R 33001 yang terletak di ruang 4.1.01. Selain konsentrat dari hasil proses evaporasi diperoleh pula destilat yang ditempatkan dalam tangki R 2206A dan R 2206B. Destilat ini dapat langsung dibuang ke lingkungan apabila telah memenuhi syarat dan memperoleh rekomendasi pembuangan dari Bidang Keselamatan Kerja dan Lingkungan (BKKL)-P2PLR. Agar konsentrat (LCAR) yang dihasilkan dari proses evaporasi dapat dikelola dengan mudah,maka konsentrat dengan aktivitas spesifik A< 1,0 Ci.m3, tidak mengandung radionuklida pemancar α, dan mempunyai ph 6 7 harus diimobilisasi [4]. Pada makalah ini akan dijelaskan hasil uji kualitas proses imobilisasi dengan metode sementasi menggunakan semen Portland tipe I. TATA KERJA Bahan Untuk setiap shell 950 liter dapat diimobilisasi 266 liter konsentrat LCAR menggunakan matrik semen sebanyak 600 Kg dan Pasir 450 Kg. Untuk uji kualitas blok beton hasil imobilisasi konsentrat LCAR dibuat 13 buah cuplikan 243

blok beton berbentuk silinder dengan diameter 50 mm, tinggi 50 mm diperlukan 3000 gram adonan semen dan air pelindi sebanyak 1 liter. Alat Untuk imobilisasi konsentrat LCAR diperlukan shell beton 950 liter yang berkualitas baik dan peralatan sementasi dan alat untuk uji kualitas (pot polietilen, alat uji tekan dan perlengkapan uji lindi, alat cacah MCA). Metoda Imobilisasi konsentrat menggunakan matriks semen dan pasir Dilakukan pengukurab konsentrat sebanyak 266 liter dimasukkan ke dalam shell beton 950 liter nomor 15 A. Ke dalam shell yang telah diisi konsentrat ditambahkan campuran beton kering yang terdiri dari 600 Kg Semen dan 450 Kg Pasir. Campuran konsentrat, semen dan pasir diaduk secara otomatis selama 1 jam, kemudian shell ditutup. Membuat benda uji blok beton Diambil 3000 gram adonan semen dari shell 950 liter nomor 17A di Stasion I diruang 4.0.01. Adonan semen dicetak menjadi berbentuk silinder dengan mengggunakan pot polietilen dengan diameter 50 mm dan tinggi 50 mm sebanyak 13 buah (10 buah untuk uji densitas dan uji tekan, 3 buah untuk uji lindi). Uji kualitas blok beton hasil imobilisasi Sebelum dilakukan uji kualitas, benda uji (13 benda uji) didiamkan selama 28 hari agar reakssi hidratasi dapat berlangsung secara sempuna, dan dilakukan pengukuran paparan pada kontak permukaan sheel 950 liter nomor 17 A dan pada jarak 1 meter dari kontak dan diluar interim storage. Setelah reaksi hidratasi berlangsung sempurna, dilakukan uji densitas blok beton dengan cara menimbang dan mengukur volume benda uji ( 10 benda uji ). Selanjutnya benda uji yang telah diukur densitasnya tersebut dugunakan kembali untuk dilakukan uji kuat tekan dengan menggunkan alat uji tekan buatan Paul Weber. Untuk tiga benda uji lain yang tidak digunakan dalam uji densitas dan uji kuat tekan, dilakuykan uji lindi dengan menggunakan air bebas mineral sebagai media pelindi. Perlakukan terhadap media pelindi adalah dengan mengukur aktivitas awalnya (Ao) dan aktivitas media lindi pada hari ke 1 sampai hari ke 28. HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan matrik yang digunakan pada proses sementasi di IPLR adalah semen Portland type I yang penyusun utamanya terdiri dari 50% Trikalsium Silikat (C 3 S), 3CaO.SiO 2, 24% Dikalsium Silikat (C 2 S), 2 CaO.SiO 2, 11%. Trikalsium Aluminat ( C 3 A), 3CaO.Al 2 O 3, 8% Tetrakalsium Aluminof (C 4.A.F). 4CaO.Al 2 O 3 Fe 2 O 3 dan 7% kandungan lain [5]. 244

Hasil proses sementasi adalah blok beton yang ditempatkan dalam shell beton bervolume 950 liter sebagai wadah [6]. Untuk menjamin kualitas blok beton yang mengungkung konsentrat dalam wadah shell 950 liter tidak mudah terlepas ke lingkungan, blok beton hasil imobilisasi limbah harus diuji melalui uji kualitas. Kualitas blok beton hasil sementasi yang memenuhi standar IAEA harus mempunyai densitas (ρ) = 1,70 s.d. 2,50 gram.cm -3, Kuat tekan (Γ) = 20,0 s.d. 50,0 N.mm -2, Laju Lindi (Rn) = 1,70 x 10-1 s.d. 2,50 x 10-4 gram. Cm -2.hari -1, laju dosis pada permukaan kontak, 200 mrem.jam -1, laju dosis pada jarak 1 meter dari permukaan kontak < 10 mrem.jam -1, laju dosis diluar inter storage,0,50 mrem.jam -1[7]. Faktor yang sangat berpengaruh terhadap kualitas blok beton hasil imobilisasi konsentrat adalah reaksi hidrasi yang terjadi antara semen dengan air. Reaksi hidrasi ini merupakan fungsi kehalusan partikal semen, jumlah molekul air yang ditambahkan, aditif dan temperatur. Reaksi hidrasi antara semen dan air [5] dapat dijabarkan sebagai berikut : 2(3CaO.SiO 2 ) + 6H 2 O 3CaO. 2SiO 2.3H 2 O + 3 Ca(OH) 2 2(2CaO.SiO 2 ) + 4H 2 O 3CaO. 2SiO 2.3H 2 O + Ca(OH) 2 3CaO.Al 2 O 3 + 6H 2 O 3CaO.Al 2 O 3.6H 2 O 3CaO.Al 2 O 3.Fe 2 O 3 + 17H 2 O 3CaO.Al 2 O 3.6H 2 O12H 2 O + CaO.Fe 2 O 3 5H 2 O Komponen yang sangat menentukan kekuatan mekanis pada semen portland adalah C 3 S, makin tinggi kandungan C 3 S, makin tinggi kekuatan mekanik blok beton hasil imobilisasi konsentrat. Salah satu pengujian yang dilakukan terhadap blok beton adalah uji lindi yang digunakan untuk mengetahui kecepatan terlepasnya suatu unsur radioaktif dalam blok beton ke media cair (Rn). Harga laju lindi (Rn) dapat diperoleh melalui persamaan [6] : G 2 1 Rn = Fn (g.cm.hari ) (1) S.t dengan Rn = laju lindi (gram. Cm -2.hari -1 ); Fn = friksi terlindi=an/ao; An = aktivitas cuplikan pengukuran ke n (µci.cm -3 ), Ao = aktivitas awal cuplikan (µci.cm -3 ), G = berat cuplikan (gram), S = luas permukaan cuplikan (cm 2 ); Tn = waktu pengukuran cuplikan ke n hari (hari). Telah diimobilisasi konsentrat limbah cair sebanyak 266 liter menggunakan semen sebanyak 600 kg dan pasir 450 kg, dengan perbandingan air/semen (A/S) 0,35 dan perbandingan pasir /semen (P/S) 0,75. Dari tigabelas benda uji berbentuk silinder dengan diameter 50 mm dan tinggi 50 mm yang telah didiamkan selam 28 hari, sepuluh diantaranya dilakukan uji densitas dan uji kuat tekan dan tiga benda uji lainnya dilakukan uji lindi. Laju dosis paparan serta paparan dosis diluar interm storage diukur langsung sesaat setelah proses imobilisasi selesai. 245

Dari pengukuran laju dosis diperoleh data laju dosis pada kontak permukaan Do = 0,015 mrem.jam -1, laju dosis paparan pada jarak 1 meter dari kontak permukaan D 1 = 0,014 mrem.jam -1. Range laju dosis diluar gedung interm storage yang terukur adalah sebesar D out = 0,016 mrem.jam -1 sampai dengan 0,135 mrem.jam -1. Data tersebut telah memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam standar IAEA. Dari pengujian yang dilakukan terhadap sepuluh benda uji yaitu pada uji densitas diperoleh berat rata-rata benda uji adalah 235,84 gram, volume ratarata 98,21 cm 3 (Tabel 1). Dari hasil tersebut dapat dihitung densitas benda uji sebesar 2,40 g.cm -3 dan simpangan baku σ = 0,01. Dengan demikian, densitas blok beton hasil imobilisasi dalam shell 950 liter nomor 17 A secara umum dapat ditulis sebesar ρ = (2,40 ± 0,01) g.cm -3. Tabel 1. Data Densitas Cuplikan Blok Beton Dalam Shell 950 Liter Nomor 17A Setelah dilakukan uji densitas, selanjutnya sepuluh benda uji tersebut dugunakan kembali untuk uji tekan. Dari Uji tekan yang dilakukan diperoleh hasil kuat tekan rata-rata Γ = 29,10 N.mm -2 dengan simpangan baku σ = 0,19 (Tabel 2). Harga densitas serta kuat tekan blok beton hasil pengujian, apabila dibandingkan dengan standar densitas dan kuat tekan dari IAEA, maka kedua hasil pengujian tersebut telah memenuhi kriteria yang ditetapkan. Uji lindi dilakukan terhadap tiga benda uji yang tidak digunakan dalam uji densitas maupun uji kuat tekan. Dari uji lindi yang dilakukan selama 28 hari dengan pelaksanaan pengujian adalah pada hari ke-1 sampai hari ke-7, hari ke-14 dan hari ke-28. Dari urutan pengujian yang dilakukan diperoleh data fraksi terlindi (Fn) seperti ditampilkan pada Tabel 3. Dengan memasukkan data fraksi terlindi yang diperoleh dalam persamaan (1), maka dapat dihitung laju lindi (Rn) pada hari ke-1 sampai ke-7, laju lindi ke-14 dan laju lindi hari ke-28 seperti ditampilkan pada Tabel 3. 246

Tabel 2. Data Kuat Tekan Cuplikan Blok Beton Dalam Shell 950 Liter Nomor 17A Tabel 3. Data Laju Lindi Cuplikan Blok Beton Dalam Shell 950 Liter Nomor 17 A Dari grafik laju lindi fungsi waktu dapat laju lindi minimum (R min ) = 3,50 x 10-2.hari -1. Pada hari ke-1 sampai hari ke-7 laju lindi turun dengan tajam apabila dibandingkan dengan laju lindi maksimum (R maks) sebesar 1,40 x 10-2 g.cm -2.. hari -1. Penurunan laju lindi tidak terlalu tajam setelah hari ke-7 sampai dengan hari ke-14. KESIMPULAN Berdasarkan hasil uji kualitas yang dieroleh, diketahui bahwa blok beton yang dibuat dari campuran semen Pordland dan pasir Cisadane dapat digunakan sebagai imubilisator konsentrat aktivitas rendah, karena mempunyai densitas(ρ) = 2,40 ± 0,011 g.cm -3, kuat tekan (Γ) = 29,29.± 22 N.mm -2, dan laju lindi (R n ) =(14,20 3,60) x 10-3 g.cm -2.hari -1, laju dosis paparan pada kontak permukaan (D 0 ) = 0,015 mrem.jam -1 dan pada jarak 1 m (D1) = 0,014 rem.jam -1, serta diluar interim storage (D out ) = (0,0135 0,016) mrem.jam -1, kesemuanya telah memenuhi kriteria standar yang ditetapkan IAEA. 247

DAFTAR PUSTAKA 1. ALIM T., dkk., Penanganan Limbah RSG GAS Selama Lima Tahun Pertama Operasi, Seminar Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir, Serpong, 9 11 Pebruari 1993 2. STEGMAIER. W., Interim Storage Untreated and Condisioned Waste, International Training Karlshure, 1989 3. BATAN-TECHNICATOME, System Note Liquid Waste Treatment by Evaporation, WSPG 220 NTA 9001, Technicatome, Paris, 1986 4. BATAN-TECHNICATOME, Routine Laboratory, WSPG 530 NTA 0002, Tachnicatome, Paris, 1896 5. JOHAN B., SALIMIN Z., Pengaruh Aditif Abu Batu Bara Pada Sementasi Limbah Yang Mengandung Asam Borat, Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir, P3TM, Yogyakarta, 14 15 Juli 1999 6. SAMLUNG der VERTRAGE ANLASSLISCH des 7, Project Wieder auf Abtailung, KfK, FRD, 1998 7. HAUSER. W., Packaging of Low and Medium Level Waste, IAEA, International Training, Karlsruhe, 1989 248