BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kemampuan berbahasa pada siswa. Dari pengajaran sastra, siswa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra secara sungguh-sungguh. Salah satu karya sastra adalah puisi.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

berkonotasi. Kemampuan menulis puisi merupakan salah satu materi pembelajaran sastra yang diajarkan dikelas. Ketrampilan menulis puisi wajib dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan menulis seseorang akan mampu mengungkapkan segala pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari bahasa saja, tetapi juga mempelajari sastra. Menurut Lukens

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Oleh karena itu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia tidak terlepas dari karya sastra,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27.

BAB 1 PENDAHULUAN. mencakup empat jenis yaitu keterampilan menyimak (listening skill),

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan pendidik tentang karakteristik peserta didik tersebut hendaknya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi, mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi terhadap

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. bahan yang harus diajarkan kepada siswa selain keterampilan berbahasa lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan cerminan kehidupan dari masyarakat. Secara alami,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kompetensinya yaitu mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui. kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan tidak pernah lepas dari kegiatan menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONSTRUKTIVISME DI KELAS V

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional/Negara yang sangat penting

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RUDY PRASETYO A1D111001

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. membaca, menulis, menyimak, berbicara. Setiap keterampilan erat sekali kaitannya

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. mengarungi kehidupannya di dunia. Pendidikan bahasa Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, atau keinginannya. Keterampilan menulis yang baik sangatlah penting

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 14 PALOPO

BAB I PENDAHULUAN. keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sugono, 2011: 159). Pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN. diri yang kuat untuk menepati apa yang telah direncanakan itu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami ide, gagasan, maupun pengalaman penulisnya.

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. 1..1Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan satu sama lain. pada dasarnya belajar bahasa diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara

BAB I PENDAHULUAN. baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis. Selain itu, pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan sikap dan tatalaku

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang wajib untuk diikuti oleh peserta didik, baik dari tingkat SD, SMP, SMA bahkan sampai ke Perguruan Tinggi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, sehingga dengan menggunakan bahasa Indonesia siswa dapat memahami pelajaran-pelajaran lain yang menggunakan bahasa Indonesia. Materi pembelajaran bahasa Indonesia terdiri atas dua bagian, yaitu sastra dan bahasa. Pengajaran sastra mempunyai peranan yang sangat penting dalam watak, kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa pada siswa. Dari pengajaran sastra, siswa dapat mengenal dan menikmati karya sastra itu sendiri. Selain itu, dalam pengajaran sastra siswa dapat mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat yang menjadi ekspresi siswa. Selanjutnya mengenai pengajaran bahasa juga tidak kalah pentingnya dari pengajaran sastra karena pengajaran bahasa itu bertujuan agar kita dapat terampil dalam berbahasa, dan mampu berkomunikasi dengan baik, secara lisan maupun tulisan. Jika kita tidak bisa berbahasa dengan baik pastimya kita tidak akan bisa mengerti sebuah sastra. Keterampilan berbahasa terdiri dari empat komponen yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan 1

2 menulis. Salah satu keterampilan berbahasa yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis. Kegiatan menulis biasanya digunakan oleh pelajar untuk mencatat, melaporkan, memperluas wawasan, dan menggambarkan imaginasi-imaginasi mereka dalam bentuk tulisan yang sering disebut karya sastra. Pembelajaran sastra dan memahami sastra dengan seutuhnya dapat membentuk kepribadian yang dinamis dan kreatif. Sehingga dalam pendidikan formal dituntut agar siswa mampu memahami sastra dan berkarya sebagai wujud dari pemahamannya. Tarigan (1986:21) menyatakan bahwa menulis atau mengarang adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut. Dengan kata lain, menulis dapat berupa pencerminan ide, pikiran, dan gagasan seseorang kepada orang lain dengan maksud orang lain paham dan mengerti dengan apa yang ingin disampaikan. Salah satu produk sastra yang yang dijadikan bahan ajar dalam dunia pendidikan adalah puisi. Puisi diartikan sebagai ragam sastra yang terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Kemampuan siswa dalam menulis puisi merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus diajarkan di kelas VII. Kemampuan ini dijabarkan dalam silabus KTSP pada Standar Kompetensi 16, yaitu Mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui kegiatan menulis kreatif puisi. tepatnya pada Kompetensi Dasar 16.1, yaitu Menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.

3 Dari fakta tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa setelah membahas ataupun mempelajari materi tersebut, siswa seharusnya telah mampu menulis puisi dengan baik, dengan memperhatikan bait, irama, dan rima yang terdapat pada sebuah puisi. Akan tetapi, kenyataannya hal tersebut tidak sepenuhnya berjalan dengan baik. Di SMP Swasta Istiqlal Delitua, setelah peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia, kemampuan siswa dalam menulis puisi masih rendah. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil kemampuan menulis puisi sebelum melakukan kegiatan membaca kritis sastra, dari 30 siswa terdapat skor yang paling tinggi 75 dan skor yang paling rendah 50 dengan rata-rata 62. Maka dari itu kemampuan menulis puisi di SMP Istiqlal Delitua termasuk kategori cukup. Siswa merasa bahwa menulis puisi itu merupakan kegiatan yang sangat membosankan. Siswa sulit untuk menemukan ide untuk dituangkan kemudian diimajinasikan ke dalam bentuk tulisan. Hal ini disebabkan, guru masih menggunakan metode ceramah dan hanya memberikan tugas menulis puisi saja kepada siswa tanpa harus memperhatikan puisi yang ditulis oleh siswa, apakah sudah menggunakan rima, dan diksi yang sesuai. Di bawah ini daftar nilai siswa kelas VII3 SMP Swasta Istiqlal Delitua: Tabel 1.1 Daftar Nilai Puisi Siswa Kelas VII SMP Istiqlal Delitua Tahun Pembelajaran 2015/2016 No Nama Siswa Nilai 1 M. Raihan 55 2 M. Randi Fahrezi 60 3 M. Rifandi Wanzilah 65 4 Malika Auliacasta Lubis 50 5 Marshanda Maharani 75 6 Mas Ayu Anastasya 55 7 Mawirna 75

4 8 May Reza Syahputri 70 9 Maylani 50 10 Mellinda Safrianti 50 11 Mellyana 60 12 Mhd. Pasha Firmansyah 75 13 Mhd. Rafly Syahputra 65 14 Muhammad Abdul Rasyid 65 15 Muhammad Abdul Wakhit 55 16 Muhammad Akmal Fadilah 55 17 Muhammad Alfiansyah 75 18 Muhammad August 70 Riansyah 19 Muhammad Fadhel H 60 20 Muhammad Fadhil 60 21 Muhammad Fahri Prahdifta 70 22 Muhammad Farhan Al- 55 Faris 23 Muhammad Farhan F 50 24 Muhammad Farhan S 70 25 Muhammad Fauzan 65 26 Muhammad Firman 70 27 Muhammad Hardian 60 28 Muhammad Mirza 50 29 Muhammad Naufal Habib 60 30 Muhammad Rafi 65 Jumlah 1860 Nilai Tertinggi 75 Nilai Terendah 50 Rata-rata 62 Hal tersebut didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Suhatman Jaya, dkk dalam jurnalnya (2013:91) dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Media Gambar Siswa Kelas X.1 SMA Negeri 2 Kota Sungai Penuh menyatakan bahwa puisi yang ditulis oleh siswa indikator penggunaan bahasa dan diksi yang puitis. Selain itu, puisi yang ditulis siswa cenderung informasional sehingga kurang untuk membangkitkan emosional

5 pembaca. Siswa belum mampu menggunakan kata-kata yang tepat, sehingga tidak menimbulkan bunyi yang merdu yang mendukung efek kepuitisan sebuah puisi. Berkaitan dengan masalah ini, Tri Wulandri, dkk (2012:79) menyatakan dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Motivasi Dan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Penerapan Metode Menulis Berantai Pada Siswa Sekolah Menengah Atas bahwa kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Gondangrejo dinilai masih rendah. Siswa yang mampu mencapai ketuntasan belajar (KKM 65) sebanyak 44,12% atau 15 siswa. Sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar (KKM 65) sebanyak 55,88% atau 19 siswa. Hal ini disebabkan karena siswa tidak termotivasi karena selalu diberi tugas oleh guru, siswa sulit membuat tulisan yang runtut dan mudah kehabisan topik, guru cenderung hanya menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas menulis puisi pada siswa, tanpa memberikan contoh-contoh puisi yang bagus dan memenuhi unsur-unsur yang harus terkandung dalam sebuah puisi. Hal ini membuat ide siswa tidak dapat berkembang dengan baik. Guru sebagai fasilitator dituntut keprofesionalannya menghadapi berbagai macam karakter anak. Mendidik dan mengajar adalah tanggung jawab seseorang sebagai guru. Kesulitan dalam menyampaikan materi menulis puisi memang masih menjadi kendala setiap guru bahasa Indonesia. Apalagi untuk peserta didik yang masih berpikir bahwa puisi adalah kata-kata yang sulit untuk dipahami. Seringkali pada saat peserta didik melaksanakan pembelajaran menulis puisi, peserta didik merasa dihadapkan pada sebuah pekerjaan berat yang sering menimbulkan rasa bimbang, ragu karena merasa tidak berbakat dalam hal

6 tersebut. Bahkan peserta didik seringkali membutuhkan waktu yang lama ketika ditugaskan untuk menulis sebuah puisi. Hal demikian terjadi karena kemampuan peserta didik dalam menggali imaginasi masih sangat terbatas. Serta pemahaman tentang menulis puisi pun masih kurang untuk dikuasai. Bila kondisi tersebut dibiarkan terus menerus, maka pembelajaran menulis puisi tidak akan mencapai tujuan. Untuk mengatasi kondisi tersebut diperlukan cara-cara kreatif dan variatif untuk dapat membangkitkan semangat peserta didik dalam kegiatan menulis puisi. Untuk itu, guru bahasa Indonesia harus kreatif dalam mengajarkan pelajaran menulis puisi tersebut. Menulis puisi membutuhkan proses kreatif yang tidak dapat dicapai secara instant. Oleh karena itu, dibutuhkan pengetahuan tentang puisi agar siswa lebih mudah dalam menulis puisi, karena salah satu penyebab kurangnya kemampuan siswa dalam menulis puisi adalah karena minimnya wawasan siswa tentang puisi dan bagaimana cara menuangkannya secara tepat dalam bentuk puisi. Untuk mewujudkan apresiasi puisi secara optimal, guru perlu mengkondisikan pembelajaran yang menyenangkan dengan berbagai cara yang mampu merangsang minat siswa dalam menulis puisi. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah melaksanakan kegiatan membaca kritis sastra, yaitu dengan memberikan beberapa contoh-contoh puisi yang bagus dan memenuhi unsur-unsur yang harus terkandung dalam sebuah puisi. Saat melaksanakan kegiatan membaca sastra, siswa akan dituntut untuk mengaktifkan daya imajinasinya dan kreativitasnya agar dapat memahami dan menghayati isi puisi yang dibacanya dan untuk menambah kosakata siswa tentang diksi-diksi yang ada dalam puisi.

7 Berkaitan dengan hal ini, menurut Joko Sukoyo dalam jurnalnya (2013:24), Apabila dicermati salah satu faktor yang diduga sebagai penyebab rendahnya kualitas tulisan siswa adalah rendahnya penguasaan kosakata. Rendahnya penguasaan kosakata menyebabkan mereka kesulitan untuk memilih kata yang dapat mewakili ide dan gagasannya. Keterampilan menulis seseorang akan semakin meningkat apabila penguasaan kosakata juga meningkat. Dengan demikian penguasaan kosakata mempunyai peranan yang cukup penting dalam peningkatan keterampilan menulis. Sejalan dengan itu, Atmazaki dalam jurnalnya menjelaskan bahwa artikel merupakan salah satu jenis prosa yang berisi pendapat penulis (penjelasan) tentang suatu masalah secara menarik. Berdasarkan teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa agar siswa terampil menulis artikel populer, siswa harus memiliki kemampuan membaca yang baik, sehingga dapat memahami tulisan yang dibacanya. berdampak dengan keterampilan menulis, siswa akan lebih mudah menemukan ide dan gagasan, yang akan menunjang kreatifitas dalam menulis. Dari beberapa pendapat di atas penulis mengharapkan kegiatan ini dapat memotivasi siswa untuk menulis puisi, siswa dapat menulis puisi tanpa adanya tekanan dalam diri mereka sendiri bahwa mereka tidak bisa menulis puisi, menulis puisi itu sukar, hasil puisi yang mereka tulis tidak bagus, dan lain sebagainya. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Kegiatan Membaca Kritis Sastra Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Kelas VII SMP Istiqlal Delitua.

8 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang maka timbul beberapa masalah yang dapat di identifikasikan dalam penelitian ini yaitu: 1. Kurangnya minat siswa dalam pembelajaran menulis puisi. 2. Kemampuan siswa dalam menulis puisi masih rendah. 3. Kesulitan siswa dalam menyampaikan ide, pikiran, dan perasaannya ke dalam bentuk tulisan. 4. Guru masih menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran menulis puisi, C. Batasan Masalah Melihat begitu banyaknya jenis-jenis puisi, penulis hanya melihat kemampuan siswa dalam menulis puisi bebas dengan cara menilai hasil karya puisi yang dibuat oleh siswa. Dan selanjutnya di sini penulis hanya menggunakan kegiatan membaca ktritis sastra yang akan diterapkan dalam pembelajaran menulis puisi di kelas VII SMP Swasta Istiqlal Delitua tahun pembelajaran 2015/2016. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah 1. Bagaimanakah kemampuan menulis puisi siswa kelas VII SMP Swasta Istiqlal Delitua Tahun Pembelajaran 2015/2016 sebelum menggunakan kegiatan membaca kritis sastra?

9 2. Bagaimanakah kemampuan menulis puisi siswa kelas VII SMP Swasta Istiqlal Delitua Tahun Pembelajaran 2015/2016 setelah menggunakan kegiatan membaca kritis sastra? 3. Bagaimanakah pengaruh kegiatan membaca kritis sastra terhadap kemampuan menulis puisi siswa kelas VII SMP Swasta Istiqlal Delitua Tahun Pembelajaran 2015/2016? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui kemampuan menulis puisi siswa kelas VII SMP Swasta Istiqlal Delitua Tahun Pembelajaran 2015/2016 sebelum menggunakan kegiatan membaca kritis sastra. 2. Untuk mengetahui kemampuan menulis puisi siswa kelas VII SMP Swasta Istiqlal Delitua Tahun Pembelajaran 2015/2016 setelah menggunakan kegiatan membaca kritis sastra. 3. Untuk mengetahui adanya pengaruh kegiatan membaca kritis sastra terhadap kemampuan menulis puisi siswa kelas VII SMP Swasta Istiqlal Delitua Tahun Pembelajaran 2015/2016. F. Manfaat Penelitian Suatu penelitian diharapkan memberikan manfaat baik bagi diri penulis maupun kepada orang lain. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah.

10 1. Sebagai masukan bagi guru bahasa Indonesia dalam mengajarkan kemampuan siswa dalam menulis puisi di SMP Swasta Istiqlal Delitua. 2. Manfaat bagi siswa, siswa dapat menulis puisi dengan baik, sesuai dengan ketentuan dalam menulis puisi. 3. Sebagai masukan bagi peneliti lain dalam permasalahan yang sama.