BAB II MENURUT FIKIH JINAYAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS JARI<MAH TA ZI<R TERHADAP SANKSI HUKUM MERUSAK ATAU MENGHILANGKAN TANDA TANDA BATAS NEGARA DI INDONESIA

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI NARAPIDANA MENURUT PERMEN NO.M.2.PK.

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAKAN ASUSILA DAN PENGANIAYAAN OLEH OKNUM TNI

BAB IV. A. Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Meulaboh dalam Putusan No. 131/Pid.B/2013/PN.MBO tentang Tindak Pidana Pembakaran Lahan.

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TERHADAP TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG DILAKUKAN ANAK DIBAWAH UMUR

BAB II PEMIDANAAN MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM

BAB II PENGAMPUNAN DALAM HUKUM PIDANA ISLAM

BAB IV STUDI KOMPARASI ANTARA HUKUM PIDANA DAN FIQH JINAYAH TERHADAP TINDAK KEJAHATAN PERDAGANGAN ORGAN TUBUH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUMAN DAN MACAM- MACAM HUKUMAN MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM SERTA CUTI BERSYARAT

BAB II KONSEP PENAMBAHAN HUKUMAN MENURUT FIQH JINAYAH. Hukuman dalam bahasa Arab disebut uqūbāh.

BAB II PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN (PENCURIAN) MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM. A. Pengertian Pelanggaran Hak Pemegang Paten (Pencurian)

KAIDAH FIQH PENGGABUNGAN HUKUMAN DAN KAFFAROH. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Penggabungan HUKUMAN dan KAFFAROH

BAB III TINJAUAN FIQH JINAYAH TERHADAPPERCOBAAN KEJAHATAN

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu ketentraman umum serta tindakan melawan perundang-undangan.

KAIDAH FIQH. Sama saja antara orang yang merusak milik orang lain baik dengan sengaja, tidak tahu, ataupun lupa

BAB IV. Dasar Pertimbangan Hakim Terhadap Putusan Pengadilan Negeri. Pidana Hacker. Negeri Purwokerto No: 133/Pid.B/2012/PN.

Dalam memeriksa putusan pengadilan paling tidak harus berisikan. tentang isi dan sistematika putusan yang meliputi 4 (empat) hal, yaitu:

BAB IV. A. Analisis Pertimbangan Hakim pada Putusan Pengadilan Negeri Jombang No.23/Pid.B/2016/PN.JBG tentang Penggelapan dalam Jabatan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN NO. 488/PID.B/2015/PN.SDA TENTANG PERCOBAAN PENCURIAN

KAIDAH FIQH. Pengakuan Adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Pengakuan adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas

BAB II TINDAK PIDANA PEMALSUAN SURAT MENURUT HUKUM POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM

BAB II KONSEP TINDAK PIDANA ISLAM

BAB IV ANALISIS PERTANGGUNG JAWABAN PEMERIKSAAN TERSANGKA PENGIDAP GANGGUAN JIWA MENURUT HUKUM PIDANA POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT

BAB IV. A. Penerapan Perda Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Larangan Menggunakan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

UNTUK KALANGAN SENDIRI

A. Analisis Tentang Fenomena Pemasangan Identitas KH. Abdurraman Wahid (Gus Dur) pada Alat Peraga Kampanye PKB di Surabaya

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB II SANKSI TINDAK PIDANA PENCURIAN MENURUT KONSEP SARIQAH DALAM FIKIH JINAYAH

ISLAM IS THE BEST CHOICE

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB II SANKSI HUKUM TERHADAP ILLEGAL LOGGING DALAM HUKUM PIDANA ISLAM DAN HUKUM POSITIF

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PIDANA DAN HUKUM PIDANA ISLAM. Hukum pidana adalah sistem aturan yang mengatur semua perbuatan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat ialah tentang kejahatan. Kejahatan adalah suatu

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH. Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni

BAB 1V ANALISIS DATA. A. Analisis Sistem Pemberian Komisi Penjualan Kepada SPB (Sales Promotion Boy) Di Sumber Rizky Furniture Bandar Lampung

Syarah Istighfar dan Taubat

BAB III PEMAAFAN BAGI PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN DALAM KEADAAN MABUK. A. Alasan Obyektif Pemaafan bagi Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM TERHADAP PELAKU PERCOBAAN PEMBUNUHAN OLEH AYAH KANDUNG DITINJAU DARI ASPEK HUKUM PIDANA POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

Bolehkah melaksanakan perkawinan seorang perempuan dengan seorang laki laki yang bapak keduanya saudara sekandung, yaitu seayah dan seibu?

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SANKSI PIDANA PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI LAMONGAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PEMERASAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat, karena adanya pelanggaran atas ketentuan-ketentuan

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil

KAIDAH FIQH. Sesuatu yang Diperbolehkan Oleh Syar'i Meniadakan Kewajiban Mengganti. Publication 1438 H_2016 M

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

BAB II SANKSI PIDANA PENCEMARAN NAMA BAIK OLEH PERS MENURUT FIQIH JINA>YAH. mengadu domba, memata-matai, mengumpat, mencaci maki, memanggil

BAB IV ANALISIS PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI BMT BINTORO MADANI DEMAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN PENENTUAN HAPUSNYA PENUNTUTAN PIDANA KARENA DALUWARSA DALAM KUHP

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB II TINDAK PIDANA KEKERASAN SECARA MASSAL DALAM PASAL 170 AYAT (2) BIS KE 3 KUHP MENURUT FIQH JINAYAH

MAHRAM. Pertanyaan: Jawaban:

KAIDAH FIQH. Sebuah Ijtihad Tidak Bisa Dibatalkan Dengan Ijtihad Lain. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menjamin, melindungi dan menjaga kemaslahatan kemaslahatan

Tindak pidana perampasan kemerdekaan orang lain atas dasar. keduanya, diantaranya persamaan-persamaan itu adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

BAB 13 SALAT JAMAK DAN QASAR

Iman Kepada KITAB-KITAB

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

BAB II HAKIKAT BURUK SANGKA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HADIAH/ UANG YANG DIBERIKAN OLEH CALON ANGOTA DPRD KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN DIWEK

BAB V PENUTUP. sebelumnya, serta arahan dari pembimbing maka dalam bab ini penulis dapat

PEMBUNUHAN KARENA KELIRU (TIDAK DISENGAJA)

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA- MENYEWA TANAH FASUM DI PERUMAHAN TNI AL DESA SUGIHWARAS CANDI SIDOARJO

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

Transkripsi:

BAB II SANKSI TERHADAP PELANGGARAN ILLEGAL LOGGING MENURUT FIKIH JINAYAH A. Gambaran Sanksi Terhadap Pelaku Illegal Logging menurut Hukum Islam 1. Pengertian Jarimah Jarimah menurut bahasa adalah melakukan perbuatan-perbuatan atau hal-hal yang dipandang tidak baik, dibenci oleh manusia karena bertentangan dengan keadilan, kebenaran, dan jalan yang lurus (agama). Pengertian jarimah menurut istilah adalah perbuatan-perbuatan yang dilarang syara, yang diancam dengan hukuman had atau ta zir. Menurut pengertian tersebut suatu perbuatan yang dianggap sebagai tindak pidana, apabila bertentangan dengan undang-undang dan diancam dengan hukuman. Apabila perbuatan itu tidak bertentangan dengan hukum (undang-undang), artinya hukum tidak melarangnya dan tidak ada hukumannya dalam undang-undang maka perbuatan itu tidak dianggap sebagai tindak pidana. 1 Pada dasarnya, pengertian dari istilah jinayah mengacu kepada hasil perbuatan seseorang. Di kalanga fuqaha, perkataan jinayah berarti perbuatanperbuatan yang terlarang menurut syara. Istilah lain yang sepadan dengan istilah 1 Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas-Asas Hukum Pidana Islam Fikih Jinayah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2004). 10 21

22 jinayah adalah jarimah, yaitu larangan-larangan syara yang diancam Allah dengan hukuman had atau ta zir. jinayah merupakan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh syara dan dapat mengakibatkan hukuman had atau ta zir. 2 Konsep jinayah merupakan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh syara. Sesuai dengan ketentuan fiqih, larangan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu tidak hanya cukup dengan niat baik, tetapi harus disertai dengan sanksi (hukuman). Hal ini di dasarkan pada pertimbangan bahwa secara intrinsik hukuman itu sendiri tidak merupakan suatu kebaikan sekurang-kurangnya bagi pelaku kejahatan itu sendiri. Hal inipun mengharuskan adanya aturan terlebih dahulu. Oleh karena itu Abdul Qadir Audah menyimpulkan dalam kaidah : 3 ا ل ا جر م ياةا ا وا لع ق م وب ا ةا ب ا ل ناص Artinya: Tidak ada jarimah (tindak kejahatan) dan tidak adanya hukuman tanpa adanya aturan Di tinjau dari segi berat hukumannya, jarimah dapat di bagi menjadi tiga bagian antara lain 4 : a. Jarimah hudud, adalah jarimah yang diancam dengan hukuman had. Hukuman had adalah hukuman yang telah di tentukan oleh syara dan menjadi hak Allah (hak masyarakat). Jarimah hudud ini ada tujuh macam antara lain sebagia halm 1 2 H. A. Djazuli. Fiqh Jinayah. Cetakan kedua, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1997), 3 Ibid, 7 4 Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam (fikih Jinayah), cet 1, (Jakarta : Sinar Grafika, 2004), 17

23 berikut : Zina, Qazaf, Meminu-minuman keras, Mencuri, Melakuakn hirabah (gangguan keamanan), Murtad, Pemberontak, b. Jarimah qisas, adalah jarimah yang diancam dengan hukuman qishash atau diat. Jarimah qisas dan diat ini ada dua macam, yaitu pembunuhan dan penganiayaan, c. Jarimah ta zir, jarimah yang diancam dengan hukuman ta zir. Hukuman ta zir adalah hukuman pendidikan atas dosa (tindak pidana) yang belum di tentukan oleh syara. Abdul Qadir Audah mengemukakan bahwa unsur-unsur umum jarimah untuk jarimah itu ada 3 macam, yaitu: 1. Unsur formal (al-rukn al-syar i), yaitu adanya nash (ketentuan) yang melarang perbuatan dan mengancamnya dengan hukuman, 2. Unsur material (al-rukn al-madi), yaitu adanya tingkah laku yang membentuk jarimah, baik berupa perbuatan nyata (positif) maupun tidak berbuat (negatif), 3. Unsur moral (al-rukn al-adabi), yaitu bahwa pelaku adalah orang yang mukallaf, yakni orang yang dapat dimintai pertanggung jawaban atas tindak pidana yang dilakukannya. 5 Pengertian jarimah menurut syara yang telah dikemukakan di atas, pada lahirnya agak berbeda dengan pengertian jarimah atau tindak pidana menurut hukum positif dalam kaitan dengan masalah hukuman ta zir. Menurut hukum Islam hukuman ta zir adalah hukuman yang tidak tercantum ketentuannya dalam nash dan 5 Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Azas-Azas Hukum Pidana Islam Fikih Jinayah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2004), 9

24 dalam al-qur an dan as-sunnah, dengan ketentuan yang pasti dan terperinci. 6 Hukuman ta zir dimaksudkan untuk mencegah kerusakan dan menolak timbulnya bahaya. Sebagaimana firman Allah Swt dalam Q.S.7 al-a raaf: 85. و إ ل ى م د ي ن أ خ اى م ش ع ي ب ا ق ال ي ا ق و م اع ب د وا الل و م ا ل ك م م ن إ ل و غ ي ر ه ق د ج اء ت ك م ب ي ن ة م ن ر ب ك م ف أ و ف وا ال ك ي ل و ال م يز ان و ال ت ب خ س وا الن اس أ ش ي اء ى م و ال ت ف س د وا ف ي األر ض ب ع د إ ص الح ه ا ذ ل ك م خ ي ر ل ك م إ ن ك ن ت م م ؤ م ن ين Artinya: Dan( Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syuaib. Ia berkata: Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman. 7 2. Hukuman Ta zir م ن ع sinonimnya: yang ع ز ر : kata Menurut arti bahasa, lafaz ta zir beasal dari ع ظ م و و ق mendidik); (yang artinya ا د ب menolak); (yang artinya mencegah atau و ر د 6 H. Rahmad Hakim, Hukum Pidana Islam (fiqih Jinayah), (Bandung: Pustaka Setia, 2000) 7 Departemen Agama RI, al-qur an dan Terjemahannya, 338

25 (yang artinya mengagungkan atau menghormati); (yang artinya ا ع ان و ق و ى و ن ص ر membantu, menguatkan dan menolong). Dari keempat pengertian tersebut, yang paling relevan adalah pengertian pertama ( mencegah atau menolak). Dari definisi-definisi yang dikemukakan diatas, jelaslah bahwa ta zir adalah suatu istilah untuk hukuman jarimah-jarimah yang hukumanya belum ditetapkan oleh syara dinamakan dengan jarimah ta zir. Jadi, istilah ta zir digunakan untuk huku]man dan bisa digunakan untuk jarimah (tindak pidana). Dari definisi tersebut, juga dipahami bahwa jarimah ta zir terdiri atas perbuatan-perbuatan maksiat yang tidak dikenakan hukuman hadd dan tidak pula kifarat. Dengan demikian, inti jarimah ta zir adalah perbuatan maksiat. Di samping itu juga hukuman ta zir dapat dijatuhi apabila hal itu dikehendaki oleh kemaslahatan umum, meskipun perbuatanya bukan maksiat, melainkan pada awalnya mubah. Perbuatan perbuatan yang termasuk kelompok ini tidak bisa ditentukan, karena perbuatan tersebut tidak diharamkan karena zatnya, melainkan karena sifatnya. Apabila sifat tersebut ada maka perbuatanya diharamkan, dan (illat) dikenakannya hukuman atas perbuatan tersebut adalah membahayakan atau merugikan kepentingan umum. 8 Apabila dalam suatu perbuatan terdapat unsur merugikan kepentingan umum maka perbuatan tersebut dianggap jarimah dan pelaku dikenakan 8 Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, ( Jakarta: Sinar Grafika,2005), 249

26 hukuman. Akan tetapi apabila dalam perbuatan tersebut tidak terdapat unsur merugikan kepentingan umum maka perbuatan tersebut bukan jarimah dan pelakunya tidak dikenakan hukuman. Penjatuhan hukuman ta zir untuk kepentingan umum ini didasarkan kepada tindakan Rasulullah saw yang menahan seorang laki-laki yang diduga mencuri unta. Setelah diketahui ia tidak mencurinya, Rasulullah saw melepaskanya 9. Analisa terhadap tindakan Rasulullah saw tersebut adalah bahwa penahanan merupakan hukuman ta zir, sedangkan hukuman hanya dapat dikenakan terhadap suatu jarimah yang telah dapat dibuktikan. Apabila pada peristiwa tersebut tidak terdapat unsur pidana maka artinya Rasulullah saw mengenakan hukuman penjara/ penahanan hanya karena tuduhan semata-mata (tuhmah). Hal ini mengandung arti bahwa Rasulullah saw membolehkan penjatuhan hukuman terhadap seseorang yang berada diposisi tersangka, meskipun ia tidak melakukan perbuatan yang dilarang. Tindakan yang diambil Rasulullah tersebut dibenarkan oleh kepentingan umum, sebab membiarkan si tersangka hidup bebas sebelum dilakukan penyelidikan tentang kebenaran tuduhan terhadap dirinya bisa mengakibatkan ia lari, dan bisa juga menyebabkan dijatuhkan vonis yang tidak benar terhadap dirinya, atau menyebabkan tidak dapat dijalankannya hukuman yang telah diputuskan. 9 Ibnu Qayyim Al-jauziyah, Hukum Acara Peradilan Islam, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2006), 188

27 B. Macam-Macam Jarimah Ta zir Dalam uaraian yang lalu dijelaskan bahwa dilihat dari hak yang dilanggar, jarimah ta zir dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: 1. Jarimah ta zir yang berkaitan dengan hak Allah, 2. Jarimah ta zir yang berkaitan hak individu Dari segi sifatnya, jarimah ta zir dapat dibagi kepada tiga bagian, yaitu: 1. Ta zir karena melakukan perbuatan maksiat, 2. Ta zir karena melakukan perbuatan yang membahayakan kepentingan umum, 3. Ta zir yang melakukan pelanggaran (mukhalafah) 10 Di samping itu, dilihat dari segi dasar hukum (penetapanya), ta zir juga dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut: 1. Jarimah ta zir yang berasal dari jarimah-jarimah hudud dan qishash, tetapi syarat-syarat tidak terpenuhi, atau ada syubhat, seperti pencurian yang tidak mencapai nishab, atau oleh keluarga sendiri, 2. Jarimah ta zir yang jenisnya disebutkan dalam syara tetapi hukumnya belum ditetapkan, seperti riba, suap, dan mengurangi takaran dan timbangan, 3. Jarimah ta zir yang baik jenis maupun sanksinya belum ditetapkan oleh syara. Jenis ketiga ini sepenuhnya diserahkan kepada ulil amri, seperti pelanggaran disiplin pegawai pemerintah. Abdul Aziz Amir membagi jarimah ta zir secara rinci kepada beberapa bagian, yaitu: 1. Jarimah ta zir yang berkaitan dengan pembunuhan, 2.Jarimah ta zir yang 2004), 19 10 Ahmad Wardi Muslich, Pengantar Dan Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika,

28 berkaitan dengan pelukaan, 3. Jarimah ta zir yang berkaitan dengan kejahatan terhadap kehormatan dan kerusakan akhlak, 4. Jarimah ta zir yang berkaitan dengan harta, 5. Jarimah ta zir yang berkaitan dengan kemaslahatan individu, 6. Jarimah ta zir yang berkaitan dengan kemaslahatan umum. C. Macam-Macam Hukuman Ta zir Hukuman-hukuman ta'zir banyak jumlahnya, yang dimulai dari hukuman paling ringan sampai hukuman yang yang terberat. Hakim diberi wewenang untuk memilih diantara hukuman hukuman tersebut, yaitu hukuman yang sesuai dengan keadaan jarimah serta diri pembuatnya. 11 Hukuman hukuman ta'zir antara lain: 1) Hukuman Mati 12 Pada dasarnya menurut syari'ah Islam, hukuman ta'zir adalah untuk memberikan pengajaran (ta'dib) dan tidak sampai membinasakan. Oleh karena itu, dalam hukum ta'zir tidak boleh ada pemotongan anggota badan atau penghilangan nyawa. Akan tetapi beberapa fuqoha memberikan pengecualian dari aturan umum tersebut, yaitu kebolehan dijatuhkan hukuman mati jika kepentingan umum menghendaki demikian, atau kalau pemberantasan tidak bisa terlaksana kecuali dengan jalan membunuhnya, seperti mata mata, pembuat fitnah, residivis yang membahayakan. namun menurut sebagian fuqoha yang lain, di dalam jarimah ta'zir tidak ada hukuman mati. Izzah,2002), 249 11 Abdurrahman al-maliki, Sistem Sanksi Dalam Islam,( Bogor : Pustaka Thariqul 12 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, 10- terjemahan( H.A. Ali, Bandung: Alma arif,1987), 164

29 2) Hukuman Jilid Dikalangan fuqoha terjadi perbedaan tentang batas tertinggi hukuman jilid dalam ta'zir. Menurut pendapat yang terkenal di kalangan ulama' Maliki, batas tertinggi diserahkan kepada penguasa karena hukuman ta'zir didasarkan atas kemaslahatan masyarakat dan atas dasar berat ringannya jarimah. Imam Abu Hanifah dan Muhammad berpendapat bahwa batas tertinggi hukuman jilid dalam ta'zir adalah 39 kali, dan menurut Abu Yusuf adalah 75 kali. Sedangkan di kalangan madzhab Syafi'i ada tiga pendapat. Pendapat pertama sama dengan pendapat Imam Abu Hanifah dan Muhammad. Pendapat kedua sama dengan pendapat Abu Yusuf. Sedangkan pendapat ketiga, hukuman jilid pada ta'zir boleh lebih dari 75 kali, tetapi tidak sampai seratus kali, dengan syarat bahwa jarimah ta'zir yang dilakukan hampir sejenis dengan jarimah hudud. Dalam madzhab Hambali ada lima pendapat. Tiga di antaranya sama dengan pendapat madzhab Syafi'i di atas. Pendapat ke empat mengatakan bahwa jilid yang diancam atas sesuatu perbuatan jarimah tidak boleh menyamai hukuman yang dijatuhkan terhadap jarimah lain yang sejenis, tetapi tidak boleh melebihi hukuman jarimah lain yang tidak sejenisnya. Pendapat ke lima mengatakan bahwa hukuman ta'zir tidak boleh lebih dari 10 kali. 3) Hukuman-Kawalan (Penjara Kurungan) Ada dua macam hukuman kawalan dalam hukum Islam. Pembagian ini didasarkan pada lama waktu hukuman. Pertama, Hukuman kawalan terbatas. Batas

30 terendah hukuman ini adalah satu hari, sedang batas tertinggi, ulama' berbeda pendapat. Menurut pendapat beberapa ulama menetapkan batas tertingginya satu tahun, karena mereka mempersamakannya dengan pengasingan dalam jarimah zina. Sementara ulama' ulama' lain menyerahkan semuanya pada penguasa berdasarkan maslahat. Kedua, Hukuman kawalan tidak terbatas. Sudah disepakati bahwa hukuman kawalan ini tidak ditentukan masanya terlebih dahulu, melainkan berlangsung terus sampai terhukum mati atau taubat dan baik pribadinya. Orang yang dikenakan hukuman ini adalah penjahat yang berbahaya atau orang yang berulang ulang melakukan jarimah-jarimah yang berbahaya. Dan Allah swt telah membatasi pemenjaraan dengan kematian, seperti firman Allah Swt dalam Q.S.4 al-nisa : 15. و الالت ي ي أ ت ين ال ف اح ش ة م ن ن س ائ ك م ف اس ت ش ه د وا ع ل ي ه ن أ ر ب ع ة م ن ك م ف إ ن ش ه د وا ف أ م س ك وى ن ف ي ال ب ي وت ح ت ى ي ت و ف اى ن ال م و ت أ و ي ج ع ل الل و ل ه ن س ب يال Artinya: Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan perbuatan keji, hendaklah ada empat orang saksi di antara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka telah memberi persaksian, maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan yang lain kepadanya. 13 4) Hukuman Salib 14 13 Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1967), 274 14 Ibid

31 Hukuman salib sudah dibicarakan dalam jarimah gangguan keamanan (hirobah), dan untuk jarimah ini hukuman tersebut meruapakan hukuman hadd. Akan tetapi untuk jarimah ta'zir hukuman salib tidak dibarengi atau didahului dengan oleh hukuman mati, melainkan si terhukum si terhukum disalib hidup hidup dan tidak dilarang makan minum, tidak dilarang mengerjakan wudhu, tetapi dalam menjalankan shalat cukup dengan isyarat. Dalam penyaliban ini, menurut fuqaha tidak lebih dari tiga hari. 5) Hukuman Ancaman (Tahdid), Teguran (Tanbih) dan Peringatan Ancaman juga merupakan salah satu hukuman ta'zir, dengan syarat akan membawa hasil dan bukan hanya ancaman kosong. Misalnya dengan ancama akan dijilid, dipenjarakan atau dihukum dengan hukuman yang lain jika pelaku mengulangi tindakannya lagi. 6) Hukuman Pengucilan (al Hajru) 15 Hukuman pengucilan merupakan salah satu jenis hukuman ta'zir yang disyari'atkan oleh Islam. Dalam sejarah, Rasulullah pernah melakukan hukuman pengucilan terhadap tiga orang yang tidak ikut serta dalam perang Tabuk, yaitu Ka'ab bin Malik, Miroroh bin Rubai'ah, dan Hilal bin Umaiyah. 7) Hukuman Denda (tahdid) Hukuman Denda ditetapkan juga oleh syari'at Islam sebagai hukuman. Antara lain mengenai pencurian buah yang masih tergantung dipohonnya, 15 Ramhat Hakim, Hukum Pidana Islam, ( Bandung: Pustaka Setia, 2000), 145

32 hukumannya didenda dengan lipat dua kali harga buah tersebut, disamping hukuman lain yang sesuai dengan perbuatannya tersebut. Hukuman yang sama juga dikenakan terhadap orang yang menyembunyikan barang hilang. D. Hikmah Disyariatkannya Ta zir Islam mensyariatkan hukuman ta zir sebagai tindakan edukatif terhadap orang-orang yang berbuat maksiat atau orang-orang yang keluar dari tatanan peraturan. Hikmahnya adalah sama dengan hikmah yang terdapat dalam hukuman hadd. Hanya saja hukuman ta zir ini berbeda dengan hukuman hadd karena tiga hal berikut ini: 1) Pelaksanaan hukuman hadd tanpa pandang bulu, lain dengan hukuman ta zir yang pelaksanaannya berbeda sesuai dengan kondisi masing-masing orang, 2) Dalam kasus hadd tidak diperkenankan meminta grasi sesudah kasusnya dilaporkan kepada sang hakim, sedangkan dalam kasus hukuman ta zir hal itu diperbolehkan, 3) Sesungguhnya orang yang mati akibat hukuman ta zir orang yang melaksanakannya harus bertanggung jawab terhadap kematiannya. Pernah terjadi Khalifah Umar menakut-nakuti seorang wanita sehingga wanita tersebut mengalami keguguran karena merasa kaget dan ketakutan, akhirnya Umar ra. Menanggung diat atas janinnya. 16 16 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah,10- terjemahan oleh( H.A. Ali Bandung: Alma arif,1987), 161