(SAVI) PADA MATERI SISTEM SARAF

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Biologi. Oleh

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

Keywords: Concepts, Misconceptions, Certainty Response Indeks (CRI).

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice

Desain Sampul dan Tata Letak: Ridwan Efendi. Penerbit: Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA UPI

PENGGUNAAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC TEST DISERTAI CRI UNTUK MENGANALISIS MISKONSEPSI SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BAHAN KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Artikel diterima: Oktober 2017; Dipublikasikan: November 2017

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA POKOK BAHASAN RANGKAIAN ARUS SEARAH DI KELAS XII MAN 1 JEMBER. Risalatun Nur Rohmah

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

THE EFFECT OF THE READING REFUTATION TEXT TO STUDENT S MISCONCEPTIONS REMEDIATION OF ACID BASE CONCEPT IN XI SCIENCES CLASS SMA NEGERI 4 PONTIANAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FLUIDA

PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK YANG DIBERI PERLAKUAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA

ANALYSIS OF STUDENT MISCONCEPTIONS IN PHYSICS LEARNING OF STATIC FLUID MATERIALS USING CERTAIN OF RESPONSE INDEX (CRI) METHOD IN SMAN 7 PEKANBARU

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIC MULTIPLE CHOICE BERBANTUAN CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX)

IDENTIFIKASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM MEMAHAMI KESETIMBANGAN KIMIA

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA MATERI SISTEM EKSKRESI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 4 KISARAN T.P.

PENGARUH PEMBELAJARAN DIAGRAM ROUNDHOUSE DISERTAI MODUL TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI MTSN DEWANTARA

Kata Kunci: pendekatan SAVI melalui metode eksperimen, aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LAJU REAKSI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER

Penerapan Pendekatan Auditory Intellectually Repetition (AIR) pada Materi Pertidaksamaan Di Kelas X-C SMAN 1 Kauman Tulungagung Anisa Fatmawati

KAJIAN KEBERLANJUTAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN REDOKS KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 5 BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2016/2017

(The Influence of Advance Organizer Learning Model Based Concept Map on Students Learning Achievement in Human Excretion Subject) ABSTRACT

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

(The Influence of Creative Problem Solving Learning Model by Video Media to The Student Achievement on The Material Environmental Pollution.

PENGARUH PENERAPAN SAVI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

Keyword: four-tier multiple choice, level of understanding, chemical bonding.

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

Daimul Hasanah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP SISTEM REPRODUKSI MANUSIA KELAS XI IPA SMA UNGGUL ALI HASJMY KABUPATEN ACEH BESAR

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA SMA SEKECAMATAN KAPUAS TENTANG GERAK MELINGKAR BERATURAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST

PENERAPAN ACCELERATED LEARNING DENGAN TEKNIK MENGAJUKAN PERTANYAAN YANG DITEMPELKAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS XI IPA SMA N 1 KEC.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN DISCOVERY-INQUIRY DI SMA

PENGARUH PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, DAN INTELEKTUAL) MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW (SQ3R) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI EKOSISTEM

PROFIL KONSEPSI SISWA SMP DENGAN CRI TEST BERBASIS REVISED BLOOM S TAXONOMY PADA MATERI KLASIFIKASI MATERI DAN PERUBAHANNYA

Identifikasi Miskonsepsi Siswa SDN Kemayoran I Bangkalan pada Konsep Cahaya Menggunakan CRI (Certainty Of Response Index)

Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Matematika materi

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 3 Cibalong Kabupaten Tasikmalaya JURNAL

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

Nur Fitriyana dan Marfuatun, M. Si. Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

Ema Susanti Purwati Kuswarini Suprapto

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

Penerapan Mind Mapping pada Pembelajaran Biologi Konsep Sistem Pernapasan Manusia terhadap Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB MATERI ARTHROPODA

PENERAPAN MODEL CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG

PROFIL MISKONSEPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA KONSEP LISTRIK DINAMIS. Skripsi Oleh: Isdiana Kurniawati NIM K

Darussalam 23111, Banda Aceh. ABSTRAK. Kata Kunci: Kooperatif Tipe Jigsaw, Pencemaran Lingkungan, Berpikir Kritis.

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

PEMBELAJARAN MELALUI MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME DALAM UPAYA MENGATASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK PADA KONSEP SEL DI SMA NEGERI 2 SABANG

LAPORAN PENELITIAN. Dibiayai oleh anggaran Penerimaan dan Belanja Universitas Muria Kudus Tahun Anggaran 2015/2016. PUSAT STUDI : SAINS dan TEKNOLOGI

Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 2014

PENYUSUNAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK FISIKA SMA PADA POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA. Skripsi Oleh : Siti Nurrohmah K

Nurasia Jurusan Kimia Fakultas Sains Universitas Cokroaminoto Palopo

Automotive Science and Education Journal

Influence of Cooperative Learning Type Snowball Throwing


Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, ISSN:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

(Difference of Students Achievement Using Double Loop Problem Solving Model and Problem Based Learning Model on The Human Respiration System)

Program Studi Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER

Keywords: Advance Organizer, Output Learning, Atomic Structure.

Murniati 1,sainab 2. Kata Kunci : Hasil Belajar Kognitif, IPA Terpadu, Model Pembelajaran Aktif, dan Quiz Team

LINDA ROSETA RISTIYANI K

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATERI SUHU DAN KALOR BERBASIS SCIENTIFIC METHOD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

PENYEDIAAN BACAAN BERBENTUK REFUTATION TEXT UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Pendekatan Saintifik

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF TEKNIK PERMAINAN SUCKER BALL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS XI SOS SMA NEGERI 1 LEMBAH GUMANTI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHEIVEMENT DIVISIONS

Sherli Malinda, Nyoman Rohadi dan Rosane Medriati

Alumni Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Mataram 2

IDENTIFIKASI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP REAKSI REDOKS IDENTIFICATION OF DIFFICULT CONCEPTS AND MISCONCEPTIONS OF REDOX REACTION

Unnes Physics Education Journal

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 03, September 2016, ISSN:

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Visual untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)

Febriani, RRP. Megahati S, Novi Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatra Barat

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP DALAM MATERI PERBANDINGAN DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI)

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA KONSEP SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 16 TASIKMALAYA JURNAL

PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 RANDANGAN KABUPATEN POHUWATO SKRIPSI OLEH IMRAN RAHIM

Komparasi Penerapan Strategi Learning By Questioning dengan Pertanyaan Literal dan Inferensial terhadap Keterampilan Berpikir Kritis

Keywords: Cooperative Model, Student Teams Achievement Division (STAD) and Two Stay Two Stray, mind mapping, the digestive system in human.

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

JURNAL. Oleh. Jahardi Ineng Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji. Nip Nip

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEBAK KATA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, AND INTELLECTUALY (SAVI)

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DAN PENYEBABNYA PADA SISWA KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 06 No. 03, September 2017, ISSN:

[53] Jurnal Biotik, ISSN: , Vol. 2, No. 1, Ed. April 2014, Hal ABSTRAK

PEMAHAMAN KONSEP MATERI LARUTAN PENYANGGA MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC INSTRUMENT DI SMA

Transkripsi:

PENGGUNAAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA DAN CARA MEMPERBAIKINYA DENGAN MODEL SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION INTELLECTUALLY (SAVI) PADA MATERI SISTEM SARAF Mia Putri Syafrudin 1, Tuti Kurniati 2, Sumiyati Sa adah 3 Prodi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati 3 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati e-mail: miaputri03@gmail.com ABSTRACT The problem in this research the students have difficulty understandingconcepts, abstract such difficulties can lead to misconceptions. The misconception is the understanding of matter / concept that is incompatible with a scientific understanding or definition proposed by the experts. Misconception would hinder the success of students in the learning process. This study aims to identify students on the material of the nervous system using diagnostic tests Two-Tier. Misconceptions that have been identified further improved by using model Somatic (SAVI), which can reduce misconceptions to enhance students' understanding. The method used is descriptive analysis. This research was conducted at SMAN 26 Bandung, the sample used in this study was collected from population bytechnique, purposive sampling which is a class XI-MIA-4. Data collected by thediagnostic tests Two-Tier that multiple choice questions with two floors, namely in the form of pre-test, post-test and questionnaire. The research proves that there is a misconception on each subconcepts of the nervous system in order from the highest percentage are as follows: the influence of psychotropic substances to the nervous system (62.50%), introduction of the nervous system (56.25%), the principle of impulse conduction (52, 35%), disorder and abnormalities in the human nervous system (43.75%), nerve cells (34.38%) and the composition of the human nervous system (33.86%). The decrease misconceptions students in learning by using learning model SAVI is 43.31%, and increase student understanding as much as 61.15%. The response of students to teaching biology using SAVI learning model to the decline of misconceptions on the nervous system materials have a positive response with an average score of 127. From these results it can be concluded that most students understand the concepts are not intact on the nervous system material with the achievement of results student learning is low (still under 50%) and the average percentage of students who have misconceptions in every subconcepts amounted to 47.18%. Keywords: Test Two-Tier Multiple Choice, SAVI model, Misconception, CNS 1

ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep bersifat abstrak, kesulitan tersebut dapat menyebabkan terjadinya miskonsepsi. Miskonsepsi adalah pemahaman materi/ konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang dikemukakan oleh para ahli. Miskonsepsi akan menghambat keberhasilan siswa dalam proses belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi siswa pada materi sistem saraf menggunakan tes diagnostik Two-Tier. Miskonsepsi yang telah teridentifikasi selanjutnya diperbaiki dengan menggunakan model Visualization Intellectually (SAVI) yang dapat mengurangi miskonsepsi dengan meningkatkan pemahaman siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis. Penelitian ini dilakukan di SMAN 26 Bandung, sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari populasi dengan teknik purposive sampling, yaitu kelas XI-MIA-4. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes diagnostik Two-Tier yakni soal pilihan ganda bertingkat dua, yaitu berupa pretest, postest dan angket. Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat miskonsepsi pada setiap subkonsep dari sistem saraf dengan urutan dari persentase tertinggi adalah sebagai berikut: pengaruh zat psikotropika terhadap sistem saraf (62,50%), pengantar sistem saraf (56,25%), prinsip penghantaran impuls (52,35%), gangguan dan kelainan pada sistem saraf manusia (43,75%), sel saraf (34,38%) dan susunan sistem saraf manusia (33,86%). Penurunan miskonsepsi siswa pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran SAVI adalah 43,31%, dan peningkatan pemahaman siswa sebanyak 61,15%. Respons siswa terhadap pembelajaran biologi dengan menggunakan model pembelajaran SAVI terhadap penurunan miskonsepsi pada materi sistem saraf memiliki respons positif dengan skor rata-rata sebesar 127. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa memahami konsep secara tidak utuh pada materi sistem saraf dengan pencapaian hasil belajar siswa yang rendah (masih di bawah 50%) dan rerata persentase siswa yang mengalami miskonsepsi di setiap subkonsep sebesar 47,18%. Kata kunci: Tes Two-Tier Multiple Choice, Model SAVI, Miskonsepsi, Sistem Saraf PENDAHULUAN Pendidikan IPA sebagai bagian dari pendidikan formal ikut memberi kontribusi dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, termasuk dalam hal ini adalah biologi (Holzner, 2006:7). Menurut Sencar dan Eryilmaz (2004:606), mata pelajaran Biologi menempati tempat ke-4 sebagai mata pelajaran favorit sebanyak 15% setelah Matematika (34%), Fisika (16%), Kimia (11%) dan mata pelajaran lain (24%). Persentase yang diperoleh dapat menjelaskan bahwa Biologi sebagai salah satu mata pelajaran sains yang tidak mudah bagi siswa, karena selain harus menghafal siswa juga dituntut untuk memahami konsep, terutama pada konsepkonsep yang bersifat abstrak, yaitu konsep yang tidak bisa dilihat secara langsung prosesnya oleh siswa. 2

Siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep dapat menyebabkan terjadinya miskonsepsi. Miskonsepsi adalah pemahaman materi/ konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang dikemukakan oleh para ahli (Suparno, 2013:4). Miskonsepsi dalam pembelajaran banyak terjadi mulai dari siswa tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai dengan mahasiswa di Perguruan Tinggi (PT). Miskonsepsi akan menghambat proses penerimaan dan asimilasi pengetahuanpengetahuan baru dalam diri siswa, sehingga akan menghalangi keberhasilan siswa dalam proses belajar. Miskonsepsi yang terjadi dalam pembelajaran biologi masih menjadi masalah utama dan titik fokus penelitian pendidikan beberapa tahun terakhir (Hidayati, 2013:1). Miskonsepsi diakibatkan oleh pengetahuan awal siswa terhadap konsep awal yang keliru atau konsep awal siswa benar, tetapi siswa salah dalam menghubungkan konsep tersebut (Kusumaningrum, 2014:2-3). Konsep yang terdapat di dalam satu materi saling berhubungan dengan konsep pada materi selanjutnya, sehingga dibutuhkan pemahaman konsep yang benar. Identifikasi miskonsepsi pada siswa perlu dilakukan sejak dini karena sulit mengubah konsep yang salah menjadi konsep yang benar. Adapun terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi pada siswa, salah satunya yaitu tes diagnostik Two-Tier Multiple Choice. Instrumen ini adalah sebuah tes diagnostik berupa soal pilihan ganda bertingkat dua yang dikembangkan pertama kali oleh Treagust (1988). Tingkat pertama berisi tentang pertanyaan mengenai konsep yang diujikan sedangkan tingkat kedua berisi alasan untuk setiap jawaban pada pertanyaan di tingkat pertama sebagai bentuk tes diagnosa. Dengan menggunakan instrumen ini kemungkinan siswa untuk menebak jawaban benar dapat diperkecil menjadi 4% (Tuysuz, 2009:626). Miskonsepsi yang telah teridentifikasi selanjutnya perlu diperbaiki, salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa. Model Pembelajaran Somatic (SAVI) adalah model pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indera yang dimiliki siswa, dengan menitikberatkan pembelajaran pada keterlibatan siswa secara utuh dalam proses pembelajaran (Meier, 2005:90). Model pembelajaran SAVI dapat meningkatkan pemahaman siswa dengan melibatkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran secara aktif, sehingga konsep yang dicapai lebih baik (Astuti, 2002:112). 3

METODE Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Jenis penelitiannya adalah penelitian deskriptif analisis. Sampel penelitian terdiri dari satu kelas, yaitu kelas XI-MIA 4 SMAN 26 Bandung. Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, tes, dan studi dokumentasi. Adapun instrumen yang digunakan adalah dengan tes diagnostik Two-Tier yakni soal pilihan ganda bertingkat dua, yaitu berupa pretest, postest dan angket. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan dalam 3 (tiga) kali pertemuan pada materi sistem saraf. Penelitian ini juga didukung dengan menggunakan angket siswa terhadap pembelajaran Biologi dengan (SAVI) terhadap penurunan miskonsepsi pada materi Sistem Saraf. Setelah dilakukan serangkaian langkah penelitian dan pengolahan data, maka didapatkan hasil tes diagnostik TTMC yang dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1, rata-rata total dari kategori memahami 29,91%, memahami sebagian sebesar 0,00%, miskonsepsi sebesar 47,18%, dan tidak memahami sebesar 22,79%. Terdapat tiga subkonsep dengan rerata miskonsepsi yang melebihi rata-rata total miskonsepsi (47,18%). Ketiga subkonsep tersebut adalah subkonsep pengantar sistem saraf (56,25%), prinsip penghantaran impuls (52,35%), dan pengaruh zat psikotropika terhadap sistem saraf (62,50%). Terdapat dua subkonsep dengan rerata tidak paham yang melebihi rata-rata total tidak paham (22,79%). Kedua subkonsep tersebut adalah susunan sistem saraf manusia (42,19%), dan gangguan dan kelainan pada sistem saraf manusia (50,00%). Tabel 1 Rerata Kategori Jawaban Siswa per Subkonsep 4

Urutan subkonsep yang teridentifikasi miskonsepsi dari yang memiliki persentase tertinggi berdasarkan Tabel 1 adalah sebagai berikut: pengaruh zat psikotropika terhadap sistem saraf (62,50%), pengantar sistem saraf (56,25%), prinsip penghantaran impuls (52,35%), gangguan dan kelainan pada sistem saraf manusia (43,75%), sel saraf (34,38%) dan susunan sistem saraf manusia (33,86%). Menurut Irvan (2013:259) pencapaian ketuntasan belajar berdasarkan konsep belajar tuntas sebesar 75%-90% dari materi yang harus dikuasai oleh siswa. Namun, berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa rerata pencapaan hasil belajar siswa rendah (masih di bawah 50%). Adapun subkonsep yang mencapai 50% adalah subkonsep sel saraf yang diwakili oleh nomor 1 dan 3. Namun, ternyata persentase pemahaman tersebut tidak juga menunjukkan pemahaman yang baik karena didominasi oleh pemahaman yang miskonsepsi. Menurut Treagust (1988:167) rendahnya pemahaman siswa yang terungkap dari hasil belajar melalui tes diagnostik TTMC menunjukkan bahwa siswa memiliki pemahaman konsep yang rendah. Miskonsepsi yang telah teridentifikasi selanjutnya diperbaiki dengan model Visualization Intellectually (SAVI). Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran SAVI serta dilakukan pretest dan postest menggunakan tes diagnostik Two-Tier, maka diperoleh data penurunan miskonsepsi pada subkonsep sistem saraf. Untuk mengetahui penurunan miskonsepsi siswa dapat dilihat pada Tabel 2 berikut: Tabel 2 Penurunan Miskonsepsi Siswa pada Setiap Subkonsep dari Materi Sistem Saraf Dari Tabel 2 di atas dapat kita lihat bahwa semua subkonsep sistem saraf mengalami penurunan miskonsepsi yang sangat signifikan. Hal ini dapat dilihat pada 5

tabel di atas bahwa pada subkonsep nomor 1, 2, 3, 4, dan 5 miskonsepsi siswa pada materi sistem saraf manusia berhasil berkurang hingga di bawah 5%. Untuk mengetahui penurunan miskonsepsi dan peningkatan pemahaman siswa dapat dilihat pada Tabel 3 berikut: Tabel 3 Perbandingan Tingkat Pemahaman Siswa Setelah dilakukan pembelajaran (SAVI) selain terjadi penurunan miskonsepsi juga terjadi peningkatan pemahaman siswa pada materi Sistem Saraf. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat peningkatan pemahaman siswa sebanyak 61,15%, dari 29,91% menjadi 91,06%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1 berikut: Berdasarkan Tabel 3 setelah dilakukan pretest dapat diketahui bahwa siswa yang mengalami miskonsepsi hampir setengah dari jumlah kelas yaitu sebanyak 47,18%. Namun, setelah dilakukan dilakukan pembelajaran menggunakan model Visualization Intellectually (SAVI) persentase siswa yang mengalami miskonsepsi berkurang sebanyak 43,31% menjadi 3,87%. Penurunan juga terjadi pada siswa yang tidak paham konsep sebanyak 19,18%, yakni pada pretest sebanyak 22,79% berkurang menjadi 3,61%. Gambar 1 Perbandingan Tingkat Pemahaman Siswa Berdasarkan Gambar 1 terlihat jelas terjadi penurunan miskonsepsi dan peningkatan pemahaman siswa setelah dilakukan pembelajaran menggunakan model 6

Visualization Intellectually (SAVI). Hal tersebut menandakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intellectually (SAVI) berhasil mengurangi miskonsepsi dan meningkatkan pemahaman siswa secara signifikan pada materi Sistem Saraf. Selain menggunakan data kuantitatif berupa data penurunan miskonsepsi siswa, penelitian ini juga menggunakan data kualitatif berupa angket minat belajar siswa. Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa yang diperoleh melalui pembelajaran dengan menggunakan model Visualization Intellectually (SAVI). Terdapat tiga aspek yang diamati pada angket respons siswa yaitu sikap siswa terhadap pembelajaran Biologi, sikap siswa terhadap pembelajaran materi Sistem Saraf dengan penerapan model Visualization Intellectually (SAVI), dan sikap siswa terhadap soal-soal pengidentifikasian miskonsepsi pada materi Sistem Saraf. Dari ketiga aspek yang diamati tersebut didapatkan skor rata-rata respons siswa, berdasarkan hasil rekapitulasi dari kelas XI-MIA-4 yaitu 127 dengan kategori setuju terhadap pembelajaran biologi dengan menggunakan model Visualization Intellectually (SAVI) terhadap penurunan miskonsepsi pada materi sistem saraf. Berdasarkan skor pada tiap pernyataan baik pernyataan positif maupun negatif membuktikan bahwa respons siswa terhadap pembelajaran Biologi dengan (SAVI) terhadap penurunan miskonsepsi pada materi Sistem Saraf mendapatkan respon yang positif dari siswa. Siswa merasa senang dan termotivasi dalam pembelajaran Biologi dengan (SAVI). Antusias siswa juga terlihat dalam pembelajaran Biologi dengan (SAVI) dan mereka merasa lebih memahami konsep pada materi Sistem Saraf setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intellectually (SAVI). KESIMPULAN Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan hasil penelitian miskonsepsi yang diperoleh dari penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Miskonsepsi siswa yang teridentifikasi pada materi sistem 7

saraf menggunakan Two-Tier Multiple Choice (TTMC) adalah sebagian besar siswa memahami konsep secara tidak utuh dengan pencapaian hasil belajar siswa yang rendah (masih di bawah 50%). 2. Rerata persentase siswa yang mengalami miskonsepsi di setiap subkonsep sistem saraf sebesar 47,18%. 3. Penurunan miskonsepsi setelah dilakukan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intellectually (SAVI) yaitu sebesar 43,31% dan peningkatan pemahaman siswa sebanyak 61,15%, dari 29,91% menjadi 91,06%. 4. Respons siswa terhadap pembelajaran biologi dengan menggunakan model Visualization Intellectually (SAVI) terhadap penurunan miskonsepsi pada materi sistem saraf memiliki respons positif dengan skor rata-rata sebesar 127. SARAN 1. Instrumen tes diagnostik Two-Tier Multiple Choice (TTMC) dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk mengidentifikasi miskonsepsi pada konsep-konsep materi Biologi lainnya. 2. Sebaiknya untuk meminimalisasi miskonsepsi, guru dapat memberikan tugas pada siswa terlebih dahulu pada pertemuan sebelumnya sehingga guru dapat mengenali konsepsi awal yang ada pada diri siswa sebelum siswa menerima materi. Guru juga hendaknya memeriksa tugas kelompok/ individu agar tidak ada pemahaman konsep yang salah dan memberikan penguatan konsep di setiap akhir pembelajaran dengan memberikan kesimpulan. 3. Dalam menggunakan model Visualization Intellectually (SAVI) diperlukan keterampilan pendidik untuk menyesuaikan dengan materi pembelajaran serta memperhatikan sarana dan prasarana yang tersedia sehingga model pembelajaran ini dapat meminimalisir miskonsepsi karena siswa dapat mengonstruk pengetahuannya dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Astuti, Rahmani. (2002). The Accelerated Learning Handbook-Panduan Kreatif Dan Efektif Merancang Program Pendidikan Dan Pelatihan (Dave Meier. Terjemahan). Bandung: Kaifa. Hidayati, Irma. (2013). Analisis Miskonsepsi Guru dan Buku Teks Biologi Kelas XI SMAN pada Materi 8

Sistem Saraf di Kabupaten Nagan Raya. Tesis. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala. Tersedia: http://etd.unsyiah.ac.id/index.php?p= show_detail&id=6798 [4 April 2017]. Holzner, Burkart., and Leslie Holzner. (2006). Transparency in global change: the vanguard of the open society. Pittsburgh, PA: University of Pittsburgh Press. Tersedia: www.journals.uchicago.edu/doi/abs/1 0.1086/592526 [4 April 2017]. Irvan, Muhamad., dan Wiyani, Novan. (2013). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Kusumaningrum, Ratri. (2014). Pengaruh Model Guided Discovery Learning terhadap Miskonsepsi siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar pada Konsep Sistem Imun. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Tersedia: https://digilib.uns.ac.id/dokumen/deta il/42228/pengaruh-model-guided- Discovery-Learning-Terhadap- Miskonsepsi-Siswa-Kelas-Xi-Ipa- Sma-Muhammadiyah-1- Karanganyar-Pada-Konsep-Sistem- Imun [4 April 2017]. Meier, Dave. (2005). The Accelerated Learning Handbook. New York: McGraw-Hill Companies. Sencar, Selen dan Eryilmaz, Ali. (2004). Factor Mediating the Effect of Gender on Ninth-Grade Turkish Students Misconception Concerning Electric Circuit. Journal of Research in Science Teaching, Vol. 41. Tersedia: http://www.kentsenglish.com/portfoli o/portfolio/research/actionresearch/s encar.pdf [4 April 2017]. Suparno, Paul. (2013). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo. Treagust, David F. (1988). Development and Use of Diagnostic Test to Evaluate Students s Misconceptions in Science. Journal Science Education No. 10. Tersedia: http://postdocs.stanford.edu/educatio n/pdfs/treagust_1988.pdf [4 April 2017]. Tuysuz, Cengiz. (2009). Development of Two-Tier Diagnostic Instrumen and Assess Student s Misunderstanding in Chemistry. Scientific Research and Essay Vol. 4. Tersedia: http://www.academicjournals.org/arti cle/article1380558833_tuysuz.pdf [4 April 2017]. 9