I. PENDAHULUAN. Dengan adanya hukum, hak-hak serta kewajiban-kewajiban anggota masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I P E N D A H U L U A N. Hukum sebagai suatu dasar pengikat nilai-nilai dalam kehidupan ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam keadaan yang sedang dilanda krisis multidimensi seperti yang

TINJAUAN PUSTAKA. hukum antara orang yang satu dan orang yang lain. Perikatan atau hubungan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya, mereka harus

I. PENDAHULUAN. dalam masyarakat diselesaikan secara musyawarah mufakat. Peradilan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata (Burgerlijkrecht) ialah rangkaian peraturan-peraturan

III. METODE PENELITIAN. penelitian hukum yang objek kajiannya meliputi ketentuan-ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah perkembangan kehidupan, manusia pada zaman apapun

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

I. PENDAHULUAN. pembangunan. Saat ini, kebutuhan akan bangunan gedung yang dipergunakan

[FIKA ASHARINA KARKHAM,SH]

BAB I PENDAHULUAN. yaitu saat di lahirkan dan meninggal dunia, dimana peristiwa tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan hak atas tanah oleh individu atau perorangan. Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perjanjian merupakan suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka waktu pendek atau panjang, perjanjian sudah menjadi bagian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perikatan merupakan hubungan hukum yang tercipta karena adanya peristiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Subekti dan Tjitrosudibio, Cet. 34, Edisi Revisi (Jakarta: Pradnya Paramita,1995), pasal 1233.

BAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

PERIKATAN YANG LAHIR DARI UNDANG-UNDANG. A. Perbuatan Manusia yang tidak melawan hukum (rechtmatige)

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum. 1 Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH SECARA KREDIT. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. tidak bertentangan dengan Undang-undang dan Peraturan-peraturan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari seringkali terjadi gesekan-gesekan yang timbul diantara. antara mereka dalam kehidupan bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal inilah keberadaan orang lain sangat dibutuhkan. Adapun adanya

BAB I PENDAHULUAN. harta warisan, kekayaan, tanah, negara, 2) Perebutan tahta, termasuk di

BAB I PENDAHULUAN. disanggupi akan dilakukannya, melaksanakan apa yang dijanjikannya tetapi tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi

BAB I PENDAHULUAN. etnis,suku, agama dan golongan. Sebagai salah satu negara terbesar di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, maka manusia mengingkari kodratnya sendiri. Manusia dengan

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dengan banyaknya industri rokok tersebut, membuat para produsen

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. Semua akta adalah otentik karena ditetapkan oleh undang-undang dan juga

BAB IV. ANALISIS TERHADAP PUTUSAN NO. 0688/Pdt.G/2011/PA.Tbn TENTANG PENCABUTAN GUGATAN TANPA PERSETUJUAN TERGUGAT DALAM PERKARA CERAI GUGAT

BAB I PENDAHULUAN. karena itu terjadilah sekelompok manusia yang hidup dalam suatu tempat tertentu.

: FUNGSI AKTA OTENTIK DALAM PERJANJIAN JUAL FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAK

SKRIPSI PENGINGKARAN PUTUSAN PERDAMAIAN OLEH SALAH SATU PIHAK YANG BERPERKARA DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

KETENTUAN-KETENTUAN PENTING TENTANG WANPRESTASI DAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM (PMH) OLEH: Drs. H. MASRUM, M.H. (Hakim Pengadilan Tinggi Agama Banten)

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Dengan demikian sudah seharusnya penegakan

EKSEKUSI TERHADAP KEPUTUSAN HAKIM YANG MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM TETAP DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

UPAYA PERLAWANAN HUKUM TERHADAP EKSEKUSI PEMBAYARAN UANG DALAM PERKARA PERDATA (Studi Kasus Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. sehingga ke tahap yang lebih besar dan kompleks seiring dengan perkembangan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dari masalah-masalah kecil dan sepele sampai kepada hal yang dianggap serius dan

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENENTUKAN BESARNYA SUKU BUNGA PINJAMAN DALAM SENGKETA HUTANG PIUTANG (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,

II. TINJAUAN PUSTAKA. kewajiban untuk memenuhi tuntutan tersebut. Pendapat lain menyatakan bahwa

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN. Menurut R. Djatmiko Pengangkutan berasal dari kata angkut yang berarti

BAB II PENGIKATAN JUAL BELI TANAH SECARA CICILAN DISEBUT JUGA SEBAGAI JUAL BELI YANG DISEBUT DALAM PASAL 1457 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya dalam kehidupan perekonomian khususnya dalam bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. kebijakan dan saling menyantuni, keadaan seperti ini lazim disebut sakinah.

HAK GUGAT ORGANISASI (LEGAL STANDING) PADA PERKARA HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN DI NDONESIA ABSTRAK

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), namun KUHD sendiri tidaklah

PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM TERHADAP HEWAN PELIHARAAN YANG MENYEBABKAN KERUGIAN TERHADAP HEWAN PELIHARAAN LAIN SEBAGAI PERBUATAN YANG MELAWAN HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keinginan untuk mempunyai anak adalah naluri manusiawi dan

BAB I PENDAHULUAN. mengenal adanya perikatan yang ditimbulkan karena undang-undang dan perikatan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

JENIS SITA. Sita Jaminan thdp barang milik Debitur/Tergugat (Conservatoir Beslag) Sita Jaminan thdp barang bergerak milik Penggugat :

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PEMBATALAN SERTIFIKAT HAK ATAS TANAH DALAM PERKARA JUAL BELI TANAH

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan uraian di atas bahwa perikatan ada dua macam, yaitu perikatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Didalam Hukum Acara Perdata terdapat dua perkara, yakni perkara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasal 1 ayat (3) Undang -Undang Dasar Negara Republik Indonesia

BENI DHARYANTO C FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,

RESUME TESIS KEABSAHAN BADAN HUKUM YAYASAN YANG AKTANYA DIBUAT BERDASARKAN KETERANGAN PALSU

BAB I PENDAHULUAN. usaha dan pemenuhan kebutuhan taraf hidup. Maka dari itu anggota masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat itu sendiri, untuk mengatasi permasalahan tersebut dalam hal ini

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum ( rechtstaats), maka setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di dalam Negara Republik Indonesia, yang susunan kehidupan rakyatnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peranan hukum di dalam pergaulan hidup adalah sebagai sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaanya kedua belah pihak mengacu kepada sebuah perjanjian layaknya

Perlawanan terhadap sita eksekutorial (executorial beslag) oleh pihak ketiga di pengadilan negeri (studi kasus di pengadilan negeri Sukoharjo)

TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN AKTA HIBAH. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan perbuatan hukum. Peristiwa hukum pada hekekatnya adalah

Program Pascasarjana Ilmu Hukum FAKULTAS HUKUM Universitas Brawijaya

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

BAB I PENDAHULUAN. Hukum dan ekonomi merupakan dua variable yang tidak dapat dipisahkan dalam

BAB II PROSEDUR PERALIHAN HAK GUNA USAHA MELALUI PERIKATAN JUAL BELI SEKALIGUS ALIH FUNGSI PENGGUNAAN TANAH

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Kebutuhan manusia dari tingkat

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN PELANGGAN AIR MINUM DI KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Oetarid Sadino, Pengatar Ilmu Hukum, PT Pradnya Paramita, Jakarta 2005, hlm. 52.

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Milik Negara/ Badan Usaha Milik Daerah digugat di pengadilan oleh

Lex et Societatis, Vol. IV/No. 2/Feb/2016/Edisi Khusus. AKIBAT HUKUM YANG TIMBUL DARI KELALAIAN DEBITUR DALAM JUAL BELI TANAH 1 Oleh : Rael Wongkar 2

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kehidupan manusia, tanah merupakan faktor yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. yang dikemukakan oleh D.Simons Delik adalah suatu tindakan melanggar

KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA WARIS ATAS TANAH HAK MILIK DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA DAN PENGADILAN AGAMA SURAKARTA

KAJIAN HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MEMUTUS PERKARA SENGKETA TANAH AKIBAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. (selanjutnya ditulis dengan UUP) menjelaskan, Perkawinan ialah ikatan lahir bathin

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap anggota atau warga masyarakat memiliki kepentingan dan banyak perbedaan kepentingan antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidup. Perbedaan kepentingan tersebut dapat menimbulkan adanya perselisihan, perpecahan bahkan menjurus kearah terjadinya kekacauan. Oleh karena itu, untuk menghindari adanya benturanbenturan akibat perbedaan kepentingan tersebut, diperlukan adanya aturan hukum yang mengikat yang mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat. Dengan adanya hukum, hak-hak serta kewajiban-kewajiban anggota masyarakat dapat dijaga dan dipelihara agar tercipta suatu kehidupan yang teratur, tertib, dan damai. Setiap orang wajib menaati atau mematuhi peraturan hukum yang telah ditetapkan, akan tetapi dalam hubungan hukum yang terjadi, mungkin timbul suatu keadaan bahwa pihak yang satu tidak memenuhi kewajibannya terhadap pihak yang lain sehingga pihak lain itu dirugikan haknya. Untuk mempertahankan hak dan memenuhi kewajiban seperti yang telah diatur dalam

hukum perdata, orang tidak boleh bertindak semaunya saja dan tidak boleh menghakimi sendiri (arbitrary action), tetapi ia harus bertindak berdasarkan peraturan hukum yang telah ditetapkan atau diatur dalam undang-undang. Apabila pihak yang bersangkutan tidak dapat menyelesaikan sendiri tuntutannya secara damai, maka dapat minta bantuan penyelesaian melalui Pengadilan yang telah diatur dalam hukum acara perdata (civil procedural law) yang mengatur proses penyelesaian perkara sejak diajukan gugatan sampai dengan pelaksanaan putusan. Mengajukan tuntutan hak dalam hukum acara dilakukan berdasarkan adanya sengketa, yaitu adanya dua pihak yang bersengketa, misalnya perebutan hak atas tanah, rumah dan sebagainya, namun ada juga tuntutan hak yang tidak ada sengketa, yang disebut perkara permohonan. Perkara yang ada sengketa antara dua pihak atau lebih disebut perkara gugatan, yang pihaknya adalah Penggugat dan Tergugat. Sekalipun telah ditentukan pedoman atau aturan-aturan, namun dalam kehidupan masyarakat kadang-kadang dengan sadar atau tidak sadar telah melanggar sendiri aturan-aturan tersebut, dan karena pelanggaran tersebut merugikan orang lain yang disebut dengan perbuatan melawan hukum. Perbuatan-perbuatan tersebut dapat bertentangan dengan hak orang lain, kesusilaan, kewajiban hukum maupun bertentangan dengan keharusan dalam pergaulan di masyarakat yang mewajibkan pelaku membayar ganti rugi kapada pihak yang dirugikan. Dalam sistematika

KUH Perdata hukum yamg mengatur hubungan antara orang yang satu dengan yang lainnya diatur dalam Buku III tentang Perikatan. Perikatan atau hubungan hukum timbul karena adanya peristiwa hukum yang dapat berupa perbuatan, kejadian, keadaan. Perikatan dapat timbul baik karena perjanjian maupun karena undang-undang, dalam perikatan yang timbul karena perjanjian, kedua pihak dengan sengaja bersepakat saling mengikatkan diri dimana kedua pihak mempunyai hak dan kewajiban yang harus dipenuhi, dan perikatan yang timbul karena undang-undang, hak dan kewajiban pihak-pihak ditetapkan oleh undang-undang. Perikatan yang lahir dari undang-undang sebagai akibat dari perbuatan orang. Perbuatan orang itu diklasifikasikan menjadi dua, yaitu perbuatan yang sesuai dengan hukum dan perbuatan yang tidak sesuai dengan hukum. Perikatan yang timbul dari perbuatan yang menurut dengan hukum ada dua, yaitu penyelanggaraan kepentingan (zaakwaarneming) diatur dalam Pasal 1354-1358 KUHPdt; pembayaran tanpa hutang (onverschuldigde betaling) diatur dalam Pasal 1359-1364 KUHPdt, sedangkan perikatan yang timbul dari perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad) diatur dalam Pasal 1365-1380 KUHPdt. Perbuatan melawan hukum dapat ditujukan kepada harta kekayaan orang lain dan dapat ditujukan kepada diri pribadi orang lain, perbuatan mana mengakibatkan kerugian bagi orang lain itu (Abdulkadir Muhammad, 2000: 245).

Perikatan yang timbul karena perjanjian, apabila salah satu pihak tidak memenuhi kewajiban maka pihak tersebut disebut wanprestasi. Pasal 1246-1248 KUH Perdata mengenai ganti kerugian dalam hal wanprestasi kerugian itu meliputi tiga unsur yaitu biaya, kerugian yang sesungguhnya, dan keuntungan yang diharapkan (bunga). Perikatan yang timbul karena adanya peristiwa hukum berupa perbuatan yang merugikan orang lain, maka korban dari perbuatan melawan hukum merupakan pihak yang akan mendapatkan ganti rugi dari pelaku. Kerugian tersebut dapat bersifat kerugian materil atau kerugian immaterial. Salah satu kasus perkara gugatan akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh beberapa orang yang telah diputus oleh Pengadilan Negeri Tanjung Karang dan memperoleh kekuatan hukum tetap dengan nomor register perkara No. 10/Pdt.G/2010/PN.TK tertanggal 27 Januari 2010 yaitu mengenai kasus sengketa tanah akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Bandarilla selaku Tergugat I dan Intan Suri selaku Tergugat II melawan Ir. Irwandi yang bertindak sebagai Penggugat. Perkara ini bermula saat para Tergugat menempati tanah dan bangunan milik Penggugat tanpa seizin dari Penggugat sebagai pemilik yang sah. Akibat perbuatan tersebut maka Penggugat merasa dirugikan dan Penggugat pun mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Tanjung Karang untuk memperoleh penyelesaian berupa pemulihan, penggantian kerugian, dan menghentikan perbuatan yang merugikan itu.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa Tergugat telah memenuhi unsur-unsur perbuatan melawan hukum sebagaimana telah diatur dalam Pasal 1365 KUH Perdata yang menyatakan Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka penulis merasa tertarik untuk mengkaji dan membahas atau menganalisis tentang putusan pengadilan kasus sengketa tanah akibat perbuatan melawan hukum, yang berjudul Analisis Yuridis Putusan Pengadilan No.10/PDT.G/2010/PN.TK Tentang Perbuatan Melawan Hukum Dalam Kasus Sengketa Tanah. B. RUMUSAN MASALAH DAN LINGKUP PENELITIAN Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah putusan Pengadilan tentang perbuatan melawan hukum dalam kasus sengketa tanah? Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah: 1. Subyek dan obyek dalam perkara No. 10/PDT.G/2010/PN.TK 2. Alasan Penggugat mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Tanjung Karang 3. Dasar pertimbangan hakim dalam memutus perkara 4. Akibat hukum yang ditimbulkan dari putusan pengadilan

Lingkup penelitian ini meliputi lingkup pembahasan dan lingkup bidang ilmu. Lingkup pembahasan adalah putusan pengadilan akibat perbuatan melawan hukum dalam kasus sengketa tanah, sedangkan lingkup bidang ilmu adalah Hukum Keperdataan yang berkaitan dengan Hukum Acara Perdata. C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk memahami deskripsi lengkap, rinci, jelas, dan sistematis mengenai: 1. Subyek dan obyek dalam perkara No. 10/PDT.G/2010/PN.TK 2. Alasan penggugat mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Tanjung Karang 3. Pertimbangan Hakim dalam memutus perkara 4. Akibat hukum yang ditimbulkan dari putusan pengadilan D. KEGUNAAN PENELITIAN 1. Kegunaan Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan peneliti dalam bidang hukum keperdataan, khususnya dalam bidang hukum acara perdata dalam putusan pengadilan yang mengandung unsur perbuatan melawan hukum. 2. Kegunaan Praktis Kegunaan praktis dalam penelitian ini adalah:

Sebagai sumbangan informasi dan bahan bacaan bagi pihak yang ingin mengetahui tentang pelaksanaan hukum keperdataan khususnya bidang hukum acara perdata.