PEMBELAJARAN TARI BEDAYO TULANG BAWANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SMP NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. adalah anak atau siswa yang sedang tumbuh dan berkembang menuju ke arah. pendewasaan kepribadian dan penguasaan pengetahuan.

PEMBELAJARAN TARI KREASI LAMPUNG DENGAN KONSEP KOREOGRAFI NONLITERAL DI SMPN 1 METRO. (Jurnal Penelitian) Oleh NOVA DELYANTI

PEMBELAJARAN TARI MULI SIGER MENGGUNAKAN METODE DRILL PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 8 METRO. (Jurnal Penelitian) Oleh RATNA JUWITA MZ

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN MELALUI METODE DEMONSTRASI DI SMAN 9 BANDAR LAMPUNG. Oleh RAHMAWATI (Jurnal)

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMA PERINTIS 2 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian) Oleh ARIYADI

ABSTRAK PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SISWA DI SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG. Oleh Widya Tri Ningrum

PENERAPAN METODE DRILL PADA PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUNTEN DI SMA NEGERI 1 TUMIJAJAR. (Jurnal Penelitian) Oleh Ardan Rahmat Senogala

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUNTEN DALAM KEGIATAN EKTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 2 SEPUTIH BANYAK. (Jurnal Penelitian) Oleh NI WAYAN PRAMI

PEMBELAJARAN TARI MELINTING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SMAN 10 BANDAR LAMPUNG (JURNAL) Oleh FATIMAH AZZAHRAH

BAB III METODE PENELITIAN. Metode Deskriptif adalah penelitian yang hanya benar-benar memaparkan apa

(Jurnal Penelitian) Oleh. Maria Regina Maharani Pembimbing: 1. Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. 2. Fitri Daryanti, S.Sn., M.Sn.

PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN SMP NEGERI 1 BATANGHARI. (Jurnal Penelitian) Oleh

III. METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 25 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal) Oleh NADIA APRINA

PEMBELAJARAN TARI PIRING DUA BELAS MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS X. (Jurnal Penelitian) Oleh FREDI TENANG

PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA SISWA SMP XAVERIUS METRO ELISABETH HESTI ARIYANTI ABSTRAK

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP NEMUI NYIMAH PADA SISWA SD NEGERI 01 SIMPANG AGUNG LAMPUNG TENGAH. (Jurnal Penelitian) Oleh

PEMBELAJARAN GERAK DASAR TARI LAMPUNG MENGGUNAKAN MODEL GERLACH DAN ELY DI SMA. (Jurnal Penelitian) Oleh: FERLITA RORA SUMETA

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kualitatif. Menurut (Sugiyono, 2013: 3) metode penelitian adalah cara

KEMAMPUAN MENARI BEDANA SISWI KELAS XI DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER. (Jurnal) Oleh. Nia Daniati

BAB III METODE PENELITIAN. Metode Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan mendeskripsikan,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan

ABSTRACT THE USE OF AUDIO VISUAL MEDIA ON LEARNING SIGEH PENGUTEN DANCE AT IV B CLASS OF SD NEGERI 1 BANDAR AGUNG NOVITA HENDRA TRISNA WATI

BAB I PENDAHULUAN. berarti menghasilkan, menciptakan, sekalipun tidak banyak, sekalipun suatu

BAB III METODE PENELITIAN. dan kegunaan tertentu (Mahmud, 2011: 23). Metode penelitian juga digunakan

PEMBELAJARAN TARI KIPAS NYAMBAI BEBAI MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DI SDN 1 WAYSINDI. (Jurnal Penelitian) Oleh: INNA RAHMADONA

PENERAPAN STAD DALAM PEMBELAJARAN TARI DI SD AL-AZHAR 1 WAY HALIM (Jurnal) Oleh ROSITA WATI

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN TARI PIRING DUA BELAS DI SMA NEGERI 1 KALIREJO LAMPUNG TENGAH.

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan judul penelitian yaitu pembelajaran tari piring dua belas dengan

PEMBELAJARAN TARI PIRING DUA BELAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian) Oleh

PEMANFAATAN OLAH TUBUH TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN DI SMP MUHAMMADIYAH 3 BANDAR LAMPUNG

PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA MENGGUNAKAN METODE IMITASI DI TK FRANSISKUS 01 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian) Oleh: Geby Finka Rani

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) tertentu.

STUDI EVALUASI TENTANG EVALUASI PEMBELAJARAN TARI BEDANA SMA NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian) Oleh DEVIELIA VEBRIANA JUNETE.

I PENDAHULUAN. Pendidikan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan

PENGGUNAAN METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN TARI MELINTING DI MTS MA ARIF NU 08 MATARAM BARU. (Jurnal) Oleh WINDA PRASTIKA NINGRUM

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KELAS X.MIA.2 DI SMAN 2 KOTA METRO. (Jurnal Penelitian) Oleh:

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan

PEMBELAJARANTARI MULI SIGER MENGGUNAKAN METODE DRILLDI SMPN 1 JATI AGUNG. (Jurnal Penelitian) Oleh RATIH ASTARI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif adalah prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara melakukan penelitan. Desain

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Jenis deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. yakni bimbingan pengajaran, dan atau latihan diarahkan untuk mencapai tujuan

PEMANFAATAN ALAM UNTUK KREATIVITAS GERAK TARI DI SMAN 1 MARTAPURA. (Jurnal Penelitian) Oleh RHISMA WAHYUNI Pembimbing:

Jurnal Seni dan Pembelajaran TEKNIK PENILAIAN OBSERVASI PADA RAGAM GERAK TARI BEDANA DI SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disekitar individu, belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada

Media Audio Visual dalam Pembelajaran Tari Melinting di MTs Negeri 2 Bandar Lampung

PENGGUNAAN METODE CERAMAH DAN DEMONTRASI PADA PEMBELAJARAN TARI BEDANA SISWA KELAS VIII.1 SMP NEGERI 1 MARGATIGA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR.

Jurnal Seni dan Pembelajaran Februari 2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Judul penelitian yaitu pembelajaran gerak tari berdasarkan metode imitasi di kelas

PEMBELAJARAN TARI MENGGUNAKAN TAHAPAN KOREOGRAFI PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMA NEGERI 1KALIREJO. (Jurnal Penelitian) Oleh

Penerapan Metode Group Investigasi Dalam Pembelajaran Tari Bedana Di SMP Wiratama Kotagajah. (Jurnal Penelitian) Oleh TANJUNG ASMARA

PENERAPAN VISUAL- AUDITORY- KINESTETIK DALAM TARI MELINTING PADA EKSTRAKURIKULER SMPN 1 SEKAMPUNG UDIK. (Jurnal Penelitian) Oleh

PEMBELAJARAN TARI MELINTING MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM DALAM KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SMK. (Jurnal Penelitian) Oleh GITA SHERVINA

PENERAPAN EVALUASI FORMATIF PADA PEMBELAJARAN TARI BEDANA DI SMK WIYATA KARYA NATAR. (Jurnal Penelitian) Oleh FIVITA AYU

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku,

PEMBELAJARAN TARI BEDANA MARAWIS PUTRI DI SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal) Oleh DEWI LESTARI

PEMBELAJARAN TARI KREASI LAMPUNG DENGAN KONSEP KOREOGRAFI MELALUI AUDIOVISUAL DI SMPN 1 BANJAR MARGO

PEMBELAJARAN GERAK TARI DAN LAGU MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI TK KARTIKA II-31. (Jurnal Penelitian) Oleh. SendyAnisa.

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2014

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dimana individu itu berada. Pendidikan tidak hanya

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN MELALUI PEMBELAJARAN (PAIKEM) DI SMP NEGERI 7 METRO. (Jurnal Penelitian) Oleh: Pungki Wahana Putra

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini akan dipaparkan data-data dan menganalisis data. Istilah deskriptif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui media lagu anak-anak ditaman kanak islam Al-Amin Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa supaya

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode

BAB I PENDAHULUAN. dan ketrampilan, serta manusia-manusia yang memiliki sikap positif terhadap

LEARNING MODEL APPLICATION EXPLICIT INSTRUCTION TO INCREASE THE ABILITY OF MOTION ZAPIN DANCE BASIC CLASS V SDN 143 PEKANBARU

PEMBELAJARAN TARI BEDANA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DI SMA NEGERI 4 METRO. (Jurnal Penelitian) Oleh MARLINA ZULKARNAIN

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HOREY PADA SISWA KELAS IV DI SDN 17 SUNGAI GERINGGING PARIAMAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah

KEMAMPUAN MENYIMAK WAWANCARA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SEKAMPUNG. Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini masih orisinal apabila diamati dari buku-buku serta hasil penelitian

THE EFFCT OF TEACHERS PROFESSIONAL COMPETENCE CIVIC EDUCATION TO INTEREST STUDEN LEARNING SMPN IN KECAMATAN BONJOL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah suatu kegiatan pengajaran yang mengondisikan seseorang

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juni 2015 KEMAMPUAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DI SMPN 1 SEPUTIH MATARAM.

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP GLOBAL MADANI BANDAR LAMPUNG. Oleh

KEMAMPUAN SISWA MENARI BEDANA MELALUI METODE LATIHAN DI SMP NEGERI 2 SEPUTIH MATARAM ABSTRACK

Efniati SMP Negeri 14 Bandar Lampung ABSTRACT Keywords: Contextual teaching learning, Learning outcomes, Art.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SIFAT CAHAYA

PEMBELAJARAN TARI KREASI LAMPUNG MELALUI KOREOGRAFI DI SMAN 5 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian) Oleh NABILLA KURNIA ADZAN

PENERAPAN MOTODE DRILL UNTUKMENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR TARI ZAPIN SISWA KELAS IV SDN 97 PEKANBARU

Pembelajaran Tari Piring Sumatera Barat Menggunakan Metode Latihan pada Ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Tumijajar

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI


Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 7, November 2016 P. ISSN: E-ISSN:

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN KEJURUAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SMK N 1 PURWOREJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN SILENT DEMONSTRATION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 14 SURAKARTA

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN EDMODO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PEMASARAN DI SMK NEGERI 1 JEMBER TAHUN AJARAN

APPLICATION METHODS FOR DEMONSTRATION IMPROVING THE ABILITY OF MOTION MALAY TRADITIONAL DANCE CLASS V SD STATE 37 PEKANBARU

Kata kunci: CALL, motivasi, keterampilan berbicara

TAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh : NI KOMANG ARI RANI PARWATI

Transkripsi:

PEMBELAJARAN TARI BEDAYO TULANG BAWANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SMP NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG (Jurnal Penelitian) Oleh ERA ARYANI SASIWI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013

ABSTRACT LEARNING DANCE BEDAYO TULANG BAWANG USING THE DEMONSTRATIONS AT JUNIOR HIGH SCHOLL 16 BANDAR LAMPUNG BY ERA ARYANI SASIWI Issues discussed in this study is learning dance Bedayo Tulang Bawang using SMP Negeri 16 demonstration in Bandar Lampung. This study aimed to describe the dance lessons Bedayo Tulang Bawang using ekstrakurikuller dance demonstration at Junior High School 16 in Bandar Lampung. This research uses descriptive qualitative method. Sources of data in this study were students of class VII ekstrakurikuller dance at Junior High School 16, Bandar Lampung, amounting to 11 students. The technique used to collect the data were observation participate (participation), interviews, documentation, and testing practices. Method applied to the study of dance demonstrations Bedayo Tulang Bawang from the initial meeting to the final meeting. Demonstration method is an appropriate method to study dance Bedayo Tulang Bawang because this method can facilitate the teacher to explain and practice a motion that can be understood by the student and the student can directly imitate and follow that practiced by the teacher. Learning outcomes Bedayo Tulang Bawang dance using the demonstration showed that the average student is able to demonstrate Bedayo Tulang Bawang dance pretty well according to you have been taught. Assessment is given through three aspects of mobility, accuracy and expression motion with accompaniment while dancing. KEY WORD : EDUCATION, BEDAYO TULANG BAWANG DANCE, DEMONSTRATIONS

ABSTRAK PEMBELAJARAN TARI BEDAYO TULANG BAWANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMOSTRASI DI SMP NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG Oleh ERA ARYANI SASIWI Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang dengan menggunakan metode demonstrasi di SMP Negeri 16 Bandar Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang dengan menggunakan metode demonstrasi pada ekstrakurikuller tari di SMP Negeri 16 Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII ekstrakurikuller tari di SMP Negeri 16 Bandar Lampung yang berjumlah 11 siswa. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah observasi berperan serta (partisipasi), wawancara, dokumentasi, dan tes praktik. Metode demostrasi diterapkan pada pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang dari pertemuan awal hingga pertemuan akhir. Metode demonstrasi merupakan metode yang tepat pada pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang karena metode ini dapat mempermudah guru untuk menjelaskan dan mempraktikkan suatu gerak agar dapat dimengerti oleh siswanya dengan siswa dapat langsung meniru dan mengikuti yang dipraktikkan oleh guru. Hasil pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang dengan menggunakan metode demonstrasi menunjukkan bahwa siswa rata-rata sudah mampu memeragakan tari Bedayo Tulang Bawang dengan cukup baik sesuai dengan yang telah diajarkan. Penilaian diberikan melalui tiga aspek yaitu kemampuan gerak, ketepatan gerak dengan iringan dan ekspresi saat menari.

PENDAHULUAN Menurut Syaiful Sagala (2012: 4 ) setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya. Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik bergantung pada dua unsur yang saling mempengaruhi, yakni bakat yang dimiliki oleh peserta didik sejak lahir, dan lingkungan yang mempengaruhi hingga bakat itu tumbuh dan berkembang. Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan. Dalam konteks ini, tujuan pendidikan merupakan suatu komponen sitem pendidikan yang menempati kedudukan dan fungsi sentral sehingga setiap tenaga kependidikan perlu memahami dengan baik tujuan pendidikan, supaya berupaya melaksanakan tugas dan fungsinya untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan (Hamalik, 1994:3). Pendidikan seni diberikan kepada anak dengan berbagai tujuan tetapi semuanya didasari oleh keyakinan bahwa seni membentuk kepekaan anak sejak pertama kali mereka mengalaminya sebagai bentuk dasar dari ekspresi dan sebagai tanggapan untuk dan dalam kehidupan. Penggunaan metode pembelajaran membutuhkan penguasaan dan keterampilan guru dalam menetukan jenis metode dan sasaran yang menjadi tujuan dari proses pembelajaran bahwa guru juga diharapkan untuk dapat melakukan dan menggunakan metode yang dapat menunjang proses pembelajaran sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal. Metode Demostrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses,situasi, atau benda tertentu. Metode Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar (Wetty,2011:16). Seni tari sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia dalam masyarakat yang penuh makna (meaning). Keindahan tari tidak hanya keselarasan gerakan gerakan badan dalam ruang dengan diiringi musik tertentu, tetapi seluruh ekspresi itu harus mengandung maksud-maksud tari yang dibawakan (Hadi, 2007:13). Salah satu tari tradisonal daerah Lampung adalah tari bedayo tulang bawang. Tari bedayo tulang bawang merupakan tari pemujaan di masa lampau yang terdapat di Kampung Bujung Menggala Kabupaten Tulang Bawang. Dengan adanya pengaruh Islam tarian ini mengalami perubahan bentuk dari segi makna dan pertunjukkannya. Kemudian setelah tarian ini disusun kembali juga ada perubahan makna dan fungsi pada tari bedayo tulang bawang sesuai dengan situasi dan perkembangan di Kabupaten Tulang Bawang (Mustika, 2009:72).

SMP Negeri 16 Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah yang menerapkan pembelajaran tari sebagai pembelajaran ekstrakurikuler di sekolah. Dalam pelaksanaan pembelajaran tari di SMP Negeri 16 Bandar Lampung ini menunjukkan bahwa pembelajaran seni budaya yaitu seni tari dianggap sebagai materi yang sulit dipahami bagi siswa, karena dalam tari tidak hanya dituntut dalam pengusaan teori mengenai sejarah dan asal mula tarian tersebut melainkan siswa harus bisa memeragakan ragam gerak tari dan bentuk tari dengan tepat dan benar. Diadakannya pembelajaran tari bedayo tulang bawang di SMP Negeri 16 Bandar Lampung adalah untuk memberikan pengenalan, pengetahuan, dan pembelajaran tentang jenis tarian daerah Lampung yaitu tari bedayo tulang bawang yang belum banyak diketahui oleh siswa dan masyarakat pada umumnya. Dari uraian di atas peneliti bermaksud untuk mendeskripsikan dan mengetahui keterampilan anak dalam pembelajaran tari bedayo tulang bawang dengan menggunakan metode demonstrasi di SMP Negeri 16 Bandar Lampung. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pembelajaran tari bedayo tulang bawang dengan menggunakan metode demonstrasi di SMP Negeri 16 Bandar Lampung tahun 2012/2013? Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan untuk mendeskripsikan pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang dengan menggunakan metode demonstrasi di SMP Negeri 16 Bandar Lampung METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pedekatan deskriptif kualitatif. Dengan observasi patisipasi tdiharapkan data pengamatan yang dianalisis menjadi lebih akurat dan tidak terjadi surrogate information error atau terdapat perbedaan antara data dan informasi yang diperlukan. Pada penelitian ini hal yang akan dideskripsikan adalah proses pembelajaran tari bedayo tulang bawang dengan menggunakan metode demonstrasi pada ekstrakurikuller tari di SMP Negeri 16 Bandar Lampung. Sumber data dalam penelitian ini adalah berupa data-data yang berasal dari informan, yaitu Guru Seni Budaya di SMP Negeri 16 Bandar Lampung dan 11 orang siswa kelas VII yang mengikuti kelas ekstrakurikuler tari di SMP Negeri 16 Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu observasi berperan serta, wawancara, dokumentasi, dan test praktik. 1. Observasi Berperan Serta (Participant Observation) Dalam observasi ini dituntut keterlibatan dan keikutsertaan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dengan observasi ini maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna setiap perilaku yang tampak (Sugiyono, 2009:204).

Bertindak sebagai pengajar dan pengamat (observasi partisipasi) pada kelas ekstrakurikuler tari di SMP Negeri 16 Bandar Lampung yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dengan melakukan pengamatan terhadap pembelajaran seni tari pada siswa di SMP Negeri 16 Bandar Lampung. Pada proses observasi lebih di tekankan pada pengamatan siswa saat berada di dalam kelas. 2. Wawancara Dalam penelitian ini wawancara dilakukan untuk memperoleh data secara langsung dari informan yaitu guru seni budaya dan siswa yang mengikuti kelas ekstrakurikuler tari yang berupa informasi tentang pembelajaran seni tari pada siswa di SMP Negeri 16 Bandar Lampung 3. Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tambahan yang berupa laporan gambar, foto dan video yang diambil pada setiap pertemuan. Teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan informasi tentang sekolah yang dijadikan tempat penelitian dan proses pembelajaran tari pada ekstrakurikuller tari di SMP Negeri 16 Bandar Lampung. 4. Test Praktik Perolehan data tentang hasil belajar tari bedayo tulang bawang pada ekstrakurikuler tari untuk siswa kelas VII digunakan tes praktik perbuatan atau produk gerak-gerak tari bedayo tulang bawang. Untuk menyatakan gerak tari bedayo tulang bawang yang dilakukan siswa sebagai hasil belajar digunakan instrumen yang berupa lembar pengamatan tes praktik dengan aspek peniliaian yaitu kemampuan gerak dan hafalan (wiraga), kesesuaian gerak dengan iringan (wirama) dan ekspresi (wirasa). Langkah-langkah dalam analisis data adalah antara lain sebagai berikut : 1. Menganalisis hasil test gerak tari bedayo tulang bawang yang dianalisis menggunakan lembar pengamatan tes praktik dengan baik dan benar. 2. Memberi nilai hasil test praktik siswa dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut : Skor Siswa x Skor Ideal % Skor Maksimum 3. Menetukan nilai hasil test praktik yang diakumulasikan kemudian diukur kualitas hasil menarinya menggunakan tolak ukur sebagai berikut : Tabel 3.1 Tolok Ukur Penilaian Interval Persentase Tingkat Penguasaan Keterangan 85 % - 100 % Baik Sekali 75 % - 84 % Baik 60 % - 74 % Cukup 40 % - 59 % Kurang 0 % - 39 % Gagal ( Nurgiyantoro, 1988:363) HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN SMP Negeri 16 Bandar Lampung beralamatkan di jalan Dr. Cipto Mangunkusumo No. 42 Kecamatan Sumur Batu/Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung. Sekolah ini berada di bawah kepemimpinan Hj. Sutarti S, S.Pd., M.M.P dengan wakil kepala sekolah Suyoso, S.Pd. 1. Pertemuan Pertama

Pada pertemuan ini diberikan pengenalan tari bedayo tulang bawang dan sedikit materi tentang pengertian dan sejarah tari hingga fungsi, tata rias busana dan musik pengiring tarinya. Dimulai dengan pemanasan dan olah tubuh lalu kemudian diberikan materi ragam gerak dasar tari bedayo tulang bawang yaitu lapah tebeng, mampam bias, kilat mundur dan ngetir. kurang dan tidak ada siswa yang mendapat kriteria gagal. c. Pada gerak kilat mundur tidak ada siswa yang mendapat kriteria baik sekali, satu siswa mendapat kriteria baik, lima siswa mendapat kriteria cukup, lima siswa mendapat kriteria kurang dan tidak ada siswa yang mendapat kriteria gagal. d. Pada gerak ngetir tidak ada siswa yang mendapat kriteria baik sekali, empat siswa mendapat kriteria baik, empat siswa mendapat kriteria cukup, tiga siswa mendapat kriteria kurang dan tidak ada siswa yang mendapat kriteria gagal. 2. Pertemuan Kedua Gambar 4.1. Pemberian ragam gerak mampam bias putar kepada siswa (Foto: Dina,2013) Dari hasil pelaksanaan pertemuan pertama ini, telah didapatkan data proses pembelajaran pada pertemuan pertama dengan deskriptor dari setiap gerakan. a. Pada gerak lapah tebeng tiga siswa mendapat kriteria baik sekali, tiga siswa mendapat kriteria baik, lima siswa mendapat kriteria cukup dan tidak ada siswa yang mendapat b. Pada gerak mampam bias putar tidak ada siswa yang mendapat kriteria baik sekali, tiga siswa mendapat kriteria baik, empat siswa mendapat kriteria cukup, empat siswa mendapat kriteria Pada pertemuan ini siswa mengulang, mengingat dan menghafal materi gerak yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya diajarkan ragam gerak tari bedayo tulang bawang selanjutnya yaitu samber melayang, sembah pebukou, ngerujung dan lipetto. Gambar 4.2. Siswa menirukan gerak saat didemonstrasikan (Foto: Dina,2013)

Dari hasil pelaksanaan pertemuan kedua ini, telah didapatkan data proses pembelajaran pada pertemuan kedua dengan deskriptor dari setiap gerakan. a. Pada gerak sembah pebukou empat siswa mendapat kriteria baik sekali, tujuh siswa mendapat kriteria baik, dan tidak ada siswa yang mendapat kriteria cukup, b. Pada gerak samber melayang empat siswa mendapat kriteria baik sekali, tujuh siswa mendapat kriteria baik, dan tidak ada siswa yang mendapat kriteria cukup, c. Pada gerak ngerujung tiga siswa delapan siswa mendapat kriteria baik, dan tidak ada siswa yang mendapat kriteria cukup, kriteria kurang dan kriteria gagal. d. Pada gerak lippeto empat siswa tujuh siswa mendapat kriteria baik, dan tidak ada siswa yang mendapat kriteria cukup, kriteria kurang dan kriteria gagal. 3. Pertemuan Ketiga Pada pertemuan ini guru memerintahkan siswa untuk fokus mengulang gerak tari yang telah diberikan dan menghaluskan gerakan. Siswa melakukan gerak tari dan berlatih menarikannya bersamasama. kemudian guru membenahi teknik dan detail gerak beberapa siswa yang masih belum benar saat menari. Siswa sudah mulai menikmati setiap gerak tari sesuai urutan gerak dan hitungan, hanya perpindahan antar gerakan yang masih sering terlupa. Gambar 4.3. Siswa dibenahi teknik gerak dalam menari (Foto: Dina,2013) Dari hasil pelaksanaan pertemuan ketiga ini, telah didapatkan data proses pembelajaran pada pertemuan ketiga dengan deskriptor dari setiap gerakan. a. Pada gerak lapah tebeng empat siswa mendapat kriteria baik sekali, tujuh siswa mendapat kriteria baik, dan tidak ada siswa yang mendapat kriteria cukup, criteria kurang dan kriteria gagal. b. Pada gerak mampam bias putar tidak ada siswa yang mendapat kriteria baik sekali, enam siswa mendapat kriteria baik, lima siswa mendapat kriteria cukup, dan tidak ada siswa yang mendapat kriteria kurang dan kriteria gagal. c. Pada gerak kilat mundur kesebelas siswa mendapat kriteria baik dan tidak ada siswa yang kriteria cukup, kriteria kurang dan kriteria gagal. d. Pada gerak ngetir tidak ada siswa yang mendapat kriteria baik sekali, delapan siswa mendapat kriteria baik, tiga siswa mendapat kriteria cukup, dan tidak ada siswa yang mendapat kriteria kurang dan kriteria gagal.

e. Pada gerak sembah pebukou empat siswa mendapat kriteria baik sekali, tujuh siswa mendapat kriteria baik, dan tidak ada siswa yang mendapat kriteria cukup, f. Pada gerak samber melayang empat siswa mendapat kriteria baik sekali, tujuh siswa mendapat kriteria baik, dan tidak ada siswa yang mendapat kriteria cukup, g. Pada gerak ngerujung kesebelas siswa mendapat kriteria baik dan tidak ada siswa yang mendapat kriteria baik sekali, kriteria cukup, h. Pada gerak lippeto lima siswa enam siswa mendapat kriteria baik, dan tidak ada siswa yang mendapat kriteria cukup, kriteria kurang dan kriteria gagal. 4. Pertemuan Keempat Pada pertemuan ini guru dan siswa menarikan urutan gerak dari awal hingga akhir tarian bersama-sama. Siswa kemudian berlatih mandiri untuk menghafal urutan tarian dan perpindahan serta pergantian gerak hingga benar-benar hafal dan ingat urutan susunan gerak dalam tariannya. Siswa menarikan tarian dengan urutan tarian (Foto: Dina,2013) Dari hasil pelaksanaan pertemuan keempat ini, telah didapatkan data proses pembelajaran pada pertemuan keempat dengan deskriptor dari aspek penilaian. a. Pada hafalan gerak tari bedayo tulang bawang tujuh siswa mendapat kriteria cukup, empat siswa mendapat kriteria kurang, dan tidak ada siswa yang kriteria baik kriteria gagal. 5. Pertemuan Kelima Pada pertemuan ini guru menghimbau siswa berlatih dari gerak awal sampai akhir sebelum diperdengarkannya musik pengiring. Siswa berlatih secara berulang. Guru mencoba menggunakan musik. Setelah siswa menggunakan musik siswa merasa senang dan dapat menyesuaikan setiap gerakan dengan iringan musik. Siswa beberapa kali mengulang dan berlatih akhirnya siswa menguasai tari bedayo tulang bawang dan terlihat lancar menarikkannya dengan irama musik. Gambar 4.4. Gambar 4.5.

Siswa menarikan tarian dengan diiringi musik pengiring tari (Foto: Dina,2013) Dari hasil pelaksanaan pertemuan kelima ini, telah didapatkan data proses pembelajaran pada pertemuan kelima dengan deskriptor dari aspek penilaian. a. Pada kesesuaian gerak dengan irama musik pengiring tari empat siswa mendapat kriteria baik, tujuh siswa mendapat kriteria cukup, dan tidak ada siswa yang 6. Pertemuan Keenam (Evaluasi) Pada pertemuan ini guru melakukan evaluasi terhadap pembelajaran tari bedayo tulang bawang yang telah dilakukan secara individu. Guru mengamati satu persatu siswa dari gerakan, ketepatan iringan dan ekspresi siswa saat menari yang merupakan aspek penilaian dalam penelitian ini. Siswa tampak tegang dan serius saat diadakannya evaluasi pembelajaran tari. Gambar 4.6. Evaluasi pembelajaran tari bedayo tulang bawang (Foto: Dina,2013) Dari hasil pelaksanaan pertemuan keenam atau evaluasi ini, telah didapatkan data proses evaluasi dengan deskriptor dari aspek penilaian. a. Pada teknik gerak dan hafalan empat siswa mendapat kriteria baik sekali, tujuh siswa mendapat kriteria baik, dan tidak ada siswa yang mendapat kriteria cukup, b. Pada Kesesuaian gerak dengan musik pengiring tari lima siswa enam siswa mendapat kriteria baik, dan tidak ada siswa yang mendapat kriteria cukup, kriteria kurang dan kriteria gagal. c. Pada penggunaan ekspresi lima siswa mendapat kriteria baik sekali, empat siswa mendapat kriteria baik, dua siswa mendapat kriteria cukup, dan tidak ada siswa yang mendapat kriteria kurang dan kriteria gagal. Berdasarkan lembar pengamatan praktik siswa kelas ekstrakurikuler tari SMP Negeri 16 Bandar Lampung dengan aspek-aspek penilaian yaitu kemampuan gerak dan hafalan (wiraga), kesesuaian gerak dengan musik (wirama), dan ekspresi penjiwaan (wirasa), dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat kriteria baik sekali berjumlah 3 siswa (27,5 %), siswa yang mendapat kriteria baik berjumlah 4 siswa (36,5 %), siswa yang mendapat kriteria cukup berjumlah 2 siswa (18 %), siswa yang mendapat kriteria kurang berjumlah 2 siswa (18 %), dan siswa yang mendapat kriteria gagal yaitu 0 siswa (0 %). Penggunaan metode demostrasi dalam pembelajaran seni tari dapat

mempermudah guru untuk menjelaskan dan mempraktikkan sesuatu gerak agar dapat dimengerti oleh siswa. Dipilihnya metode demonstrasi sebagai metode pembelajaran seni tari di SMP Negeri 16 Bandar Lampung karena metode ini dianggap mampu menjelaskan sesuatu yang ingin dijelaskan oleh guru dengan cara memperaktikan secara langsung kepada siswa dan siswa pun dapat secara langsung meniru atau mengikuti yang dipraktikkan oleh guru. Hasil pembelajaran gerak tari Bedayo Tulang Bawang dengan menggunakan metode demonstrasi pada kelas ekstrakurikuler tari di SMP Negeri 16 Bandar Lampung menunjukkan bahwa siswa sudah mampu memeragakan gerak tari Bedayo Tulang Bawang dengan baik. Siswa-siswa cukup baik menerima dan menangkap pembelajaran yang diberikan oleh pengajar melalui metode demostrasi. Siswa tidak terlalu sulit dalam menangkap dan menerima gerak tari Bedayo Tulang Bawang dikarenakan sebelumnya anak sudah pernah diberikan materi tari Sigekh Pengunten yang sebagian besar ada dan digunakan dalam tari Bedayo Tulang Bawang seperti gerak : Samber Melayang, Kilat Mundur, Ngetir, Ngerujung dan Lipetto. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang dengan menggunakan metode demonstrasi dapat membantu pengetahuan siswa dalam bidang seni tari. Dalam proses pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang terlebih dahulu didemonstrasikan ragam gerak tari di depan siswa dengan siswa memperhatikan dengan baik baru kemudian siswa mempraktikkan ragam gerak yang telah diajarkan. Dalam pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang pada awalnya siswa tampak mengalami kesulitan ketika diajarkan untuk menghafal urutan gerak tari Bedayo Tulang Bawang yang memang berdurasi cukup lama. Metode demonstrasi diterapkan pada pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang dari pertemuan awal hingga pertemuan akhir. Metode demonstrasi merupakan metode yang tepat pada pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang. Hal ini terlihat pada saat setelah didemonstrasikan ragam gerak di depan siswa, siswa langsung dapat mengikuti apa yang telah didemonstrasikan oleh guru walau pun masih ada kesalahan-kesalahan atau pun kekurangan yang dilakukan siswa saat melakukan gerak tari. Hasil pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang menggunakan metode demonstrasi menunjukkan bahwa siswa sudah mampu memeragakan tari Bedayo Tulang Bawang dengan cukup baik sesuai dengan yang telah diajarkan. Penilaian diberikan melalui tiga aspek yaitu kemampuan gerak, ketepatan gerak dengan iringan dan ekspresi saat menari. Berdasarkan pengamatan tes praktik dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat kriteria baik sekali berjumlah 3 siswa (27,5%), siswa yang mendapat kriteria baik berjumlah 4 siswa (36,5%), siswa yang mendapat kriteria cukup berjumlah 2 siswa (18%), siswa yang

mendapat kriteria kurang berjumlah 2 siswa (18%), dan siswa yang mendapat kriteria gagal berjumlah 0 siswa (0%). Setelah melihat hasil dari penelitian tentang pembelajaran tari bedayo tulang bawang dengan menggunakan metode demonstrasi, dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut : 1. Guru seni budaya diharapkan agar dapat mempertahankan penggunaan metode demonstrasi sebagai metode pembelajaran tari di SMP Negeri 16 Bandar Lampung karena metode ini merupakan metode yang paling tepat untuk memperagakan pembelajaran gerak tari. 2. Dalam pembelajaran tari seluruh siswa hendaknya memakai baju praktik agar bergerak dapat lebih leluasa dibandingkan dengan memakai baju seragam sekolah. DAFTAR PUSTAKA Hadi, Sumandiyo. 2007. Kajian Tari Teks dan Konteks. Jogjakarta: Pustaka Book Publisher. Hamalik, Oemar. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Mustika, I.Wayan. 2009. Mengenal Tari Bedayo Tulang Bawang Sebagai Sebuah Seni Pertunjukan. Yogyakarta: Percetakan UPN. Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Wetty S. Ni Nyoman. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia. Lampung: Universitas Lampung.