Mangga Hibrid Agri Gardina 45 Genjah dan Unik Agri Gardina 45 merupakan mangga hibrid yang terdaftar sebagai varietas unggul baru melalui SK Mentan No: 125/Kpts /SR.120/D.2.7/3/2014. Mangga ini dihasilkan dari kegiatan perakitan varietas unggul baru yang dilaksanakan oleh Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Solok pada tahun 2002-2004 melalui persilangan mangga Arumanis 143 dengan 10 klon mangga merah Cukurgondang yang bertujuan untuk memperbaiki sifat buah mangga Arumanis 143 yang buahnya berkulit hijau agar menjadi merah/menarik. Dari hasil persilangan tersebut diperoleh 63 aksesi F1. Untuk evaluasi dan seleksi hibrid yang berkarakter unggul, maka pada tahun 2007 dilakukan penanaman sebanyak 25 aksesi F1 dan pada tahun 2008 sebanyak 38 aksesi F1 yang berlokasi di Kebun Percobaan Cukurgondang, Pasuruan, Jawa Timur. Evaluasi terhadap karakter vegetatif dan generatif hibrid-hibrid tersebut yang dilaksanakan pada tahun 2011-2012 diperoleh 30 aksesi F1 yang berbuah, sehingga karakter buahnya dapat dievaluasi. Dari hasil evaluasi tersebut diperoleh satu kandidat varietas unggul baru, yaitu F1-45 yang berasal dari persilangan mangga Arumanis 143 sebagai tetua betina dengan Saigon sebagai tetua jantan yang dilaksanakan pada tahun 2003. F1-45 ini bertajuk rendah, genjah, produktif dengan buah lebat, bercitarasa manis seperti Arumanis 143 dengan kulit buah berwarna menarik (pangkal merah, ujung kuning). Bagaikan anak sulung yang terlahir dari Arumanis 143, F1-45 ini merupakan mangga hibrid yang pertama kali terdaftar sebagai varietas unggul dari hasil persilangan mangga di Indonesia. Mangga ini didaftarkan sebagai varietas unggul baru pada tahun 2014 dengan nama Agri Gardina 45, dan merupakan varietas unggul ke-15 yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian dari kegiatan pemuliaan mangga. Dengan karakter tajuk rendah, genjah, produktif dengan buah lebat dan warna buah menarik menjadikan Agri Gardina 45 sangat cocok untuk tanaman pekarangan baik di pedesaan maupun untuk tabulampot di perkotaan. Pengembangan mangga Agri Gardina 45 sebagai tanaman pekarangan akan mampu meningkatkan pemenuhan gizi dan pendapatan keluarga, di samping itu juga dapat digunakan sebagai tanaman estetika dan menciptakan lingkungan hijau yang bersih dan sehat karena tanamanan tersebut bertajuk rendah dan indah, rasa buahnya enak, aromanya harum, dan penampilannya menarik.
Mangga Agri Gardina 45 berbuah lebat (A), berbuah 1-7 buah/malai (B) dengan warna buah menarik (C) Keunggulan dan Keunikan Agri Gardina 45 Dari hasil evaluasi diketahui bahwa keunggulan mangga Agri Gardina 45 antara lain: tajuk rendah ± 3 m, genjah (umur 3 tahun setelah tanam sudah berbuah bahkan umur 1,5 tahun ada yang sudah berbuah), umur panen genjah (90-100 hari setelah bunga mekar), produksi tinggi (pada umur 3 tahun berproduksi 136 buah/pohon/tahun dan umur 4 tahun berproduksi 273 buah/pohon/tahun), dan warna kulit buahnya menarik (pangkal merah, ujung kuning). Di samping memiliki keunggulan, Agri Gardina 45 juga memiliki keunikan, yaitu: ukuran buahnya kecil (93-172 g/bh), bentuk buah jorong dengan paruh runcing menonjol, daging buahnya lembut dengan citarasa manis (TSS 16,5 ºBrix) dan beraroma harum. Keunikan ukuran buah yang kecil, bentuk buah jorong dengan tipe paruh runcing menonjol tersebut ternyata bisa menjadi inspirasi cara makan buahnya. Untuk makan buahnya tidak seperti makan buah mangga pada umumnya yang memerlukan pisau untuk mengupasnya. Dengan keunikaannya tersebut membuat cara makannya juga menjadi unik. Dengan kemungilan buahnya menjadi mudah untuk memegangnya, paruhnya yang runcing menonjol memudahkan untuk mengupas kulitnya, yaitu dengan cara menyobek kulit pada paruhnya, kemudian menariknya dari ujung ke pangkal buahnya. Aromanya yang harum membuat enak dicium sebelum memakannya, dan daging buahnya yang lembut membuat mudah untuk memakannya.
Buah Agri Gardina 45 berparuh runcing menonjol (A), kulit buah pada paruh disobek (B), kulit ditarik dari ujung ke pangkal buah (C), buah siap dimakan (D-E) Daerah Adaptasi Tanaman mangga mempunyai daya adaptasi yang cukup luas yaitu mulai dari 1-500 m di atas permukaan laut dengan agroklimat kering hingga sedang dengan tipe iklim C, D dan E (Schmidt dan Ferguson). Mangga Agri Gardina 45 yang saat ini telah beradaptasi dengan optimal selama 6 tahun di Kebun Percobaan Cukurgondang pada ketinggian 50 m dpl dengan agroklimat kering, dengan demikian Agri Gardina 45 akan mampu beradaptasi secara luas di daerah lain di Indonesia. Pengembangan Pengembangan mangga Agri Gardina 45 dapat dilakukan dengan cara penanaman benih hasil perbanyakan vegetatif (grafting) di lapang atau di pot dan dengan cara top working. Penanaman mangga di lapang sebaiknya dilakukan pada musim hujan. Mangga Agri Gardina 45 mempunyai tajuk rendah, oleh karena itu penanaman bisa dilakukan dengan jarak tanam rapat (6 x 6 m atau 8 x 8 m). Pada saat tanam sebaiknya menggunakan
pupuk kandang ± 10 kg/lubang tanam, dan penggunaan mulsa sangat bermanfaat pada tahun-tahun awal pertumbuhan karena sangat membantu untuk menjaga kelembaban pada musim kering. Disarankan untuk memberikan pupuk berimbang pada saat tanam dan diulang setiap tahun. Pemberian pupuk NPK (15-15-15) dengan dosis 0,5 kg per pohon diberikan 2 kali pada periode pertumbuhan aktif pada tanaman umur 1-2 tahun. Pemupukan selanjutnya dosisnya bertambah mengacu pada dosis pemupukan pada varietas mangga lainnya. Pemangkasan awal diperlukan untuk pembentukan tajuk, sedangkan pemangkasan pemeliharaan diperlukan untuk membuang cabang kering/mati, tunas air dan cabang-cabang yang tumpang tindih, serta cabang utama yang ke atas (top) agar cahaya bisa masuk ke tajuk tanaman. Pencahayaan ini diperlukan agar buah bisa berwarna merah, karena jika buah ternaungi (kurang cahaya) maka buahnya menjadi berwarna kuning atau pucat yang tidak sesuai dengan karakternya. Tanaman ini mulai berbuah pada umur 3 tahun atau bahkan umur 1,5 tahun setelah tanam sudah ada yang mulai berbuah. Pengembangan mangga melalui teknik top working dapat diterapkan untuk mengganti varietas-varietas mangga yang kurang produktif, mangga asal biji yang kualitas buahnya kurang bagus, dan tanaman yang sudah tua. Prinsip utama teknik top working sebenarnya sama dengan penyambungan pada bibit muda, yaitu memadukan antara batang bawah dengan batang atas. Hal yang membedakannya adalah pada kondisi batang bawahnya. Pada top working, batang bawah umumnya sudah berwujud pohon yang besar, kemudian dipotong setinggi ± 1 m. Sebelum dipotong pohon mangga dipupuk dengan pupuk Urea sebanyak 1-2 kg/pohon yang dibenamkan pada sekeliling pohon dengan pengairan yang cukup. Kira-kira 3 minggu setelah pemotongan pohon, maka akan tumbuh tunas yang jumlahnya cukup banyak (tunas primer), selanjutnya tunas diseleksi dengan cara memotong sebagian tunas-tunas tersebut dan menyisakan 3-4 tunas yang sehat dengan posisi menyebar. Setelah tunas berumur ± 2 bulan, selanjutnya disambung dengan mangga Agri Gardina 45. Tanaman hasil top working ini pada umur 2 tahun sudah mulai berbuah.
Mangga Agri Gardina 45 berkarakter genjah: umur 1,5 tahun sudah mulai berbuah (A) dan tanaman top working umur 2 tahun berbuah lebat (B) Karsinah Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Jl. Raya Solok-Aripan Km 8 Solok, Sumatera Barat