ANALISA KERAGAMAN NILAI KEKERASAN BAJA ST-42 MELALUI PROSES KARBURASI MENGGUNAKAN KOMPOSISI BaCO 3 dan CARBON DENGAN VARIASI WAKTU PENAHANAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH TEMPERATUR DAN HOLDING TIME DENGAN PENDINGIN YAMACOOLANT TERHADAP BAJA ASSAB 760

Nevada J.M. Nanulaitta Dosen Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Ambon

PENGARUH KARBURISASI PADAT DENGAN KATALISATOR CANGKANG KERANG DARAH (CaCO2) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN KEASUHAN BAJA St 37

PENGARUH BAHAN ENERGIZER PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP KEKERASAN CANGKUL PRODUKSI PENGRAJIN PANDE BESI

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

ANALISA PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP NILAI KEKERASAN BAJA AISI 1050 DENGAN METODE PACK CARBURIZING

Machine; Jurnal Teknik Mesin Vol. 2 No. 2, Juli 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengaruh Variasi Media Karburasi Terhadap Kekerasan Dan Kedalaman Difusi Karbon Pada Baja ST 42

ANALISA NILAI KEKERASAN BAJA S-35 C DALAM PROSES KARBURASI PADAT MEMANFAATKAN TULANG SAPI SEBAGAI KATALISATOR DENGAN VARIASI WAKTU PENAHANAN

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

Jurnal Teknik Mesin, Volume 6, Nomor 1, Tahun

ANALISA QUENCHING PADA BAJA KARBON RENDAH DENGAN MEDIA SOLAR

Heat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja

PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU PROSES NITRIDASI TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN FCD 700 DENGAN MEDIA NITRIDASI UREA

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENINGKATKAN KUALITAS SPROKET SEPEDA MOTOR BUATAN LOKAL DENGAN METODE KARBURASI

Analisa Deformasi Material 100MnCrW4 (Amutit S) Pada Dimensi Dan Media Quenching Yang Berbeda. Muhammad Subhan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2014 sampai Juni 2015di

Katalisator Cangkang Keong Mas Terhadap Sifat Mekanik Baja ST42 Melalui Proses Kaburasi

Pengaruh Penambahan Barium Karbonat Pada Media Karburasi Terhadap Karakteristik Kekerasan Lapisan Karburasi Baja Karbon Rendah

ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 1045 MELALUI PROSES NITRIDASI MENGGUNAKAN MEDIA UREA

Gambar 3.1 Diagram alur Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai dengan selesai.

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KETANGGUHAN DENGAN PROSES HEAT TREATMENT PADA BAJA KARBON AISI 4140H

PENGARUH PROSES HEAT TREATMENT PADA KEKERASAN MATERIAL SPECIAL K (K100)

ARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG KELAPA DENGAN AUSTEMPERING

ANALISA KEKERASAN PADA PISAU BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH HASIL PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

UNIVERSITAS MERCU BUANA

Proses Annealing terdiri dari beberapa tipe yang diterapkan untuk mencapai sifat-sifat tertentu sebagai berikut :

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA KARBON RENDAH (ST41) DENGAN METODE PACK CARBIRIZING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEKERASAN DENGAN METODA KARBURISASI PADA BAJA KARBON RENDAH (MEDAN) DENGAN MEDIA KOKAS

BAB III METODE PENELITIAN

1.2. Tujuan 1. Mahasiswa memahami Heat Tratment secara umum 2. Mahasiswa memahami dan mengetahui cyaniding secara umum

PENELITIAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN LOW TEMPERING

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan logam pada jenis besi adalah material yang sering digunakan dalam

Gambar 4. Pemodelan terjadinya proses difusi: (a) Secara Interstisi, (b) Secara Substitusi (Budinski dan Budinski, 1999: 303).

PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA KARBON RENDAH AKIBAT PENGARUH PROSES PENGARBONAN DARI ARANG KAYU JATI

ANALISA SIFAT MEKANIK PERMUKAAN BAJA ST 37 DENGAN PROSES PACK CARBURIZING, MENGGUNAKAN ARANG KELAPA SAWIT SEBAGAI MEDIA KARBON PADAT

BAB I PENDAHULUAN. pisau egrek masalah yang sering dijumpai yaitu umur yang singkat yang. mengakibatkan cepat patah dan mata pisau yang cepat habis.

Laporan Praktikum Struktur dan Sifat Material 2013

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (ST) Pada Program Studi Teknik Mesin UN PGRI Kediri OLEH :

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

ANALISA PROSES SPRAY QUENCHING PADA PLAT BAJA KARBON SEDANG

ANALISIS PENGARUH MEDIA PACK CARBURIZING TERHADAP KEAUSAN DAN KEKERASAN SPROKET SEPEDA MOTOR. Sigit Gunawan 1 dan Sigit Budi Harton 2

PENGARUH HOLDING TIME TERHADAP SIFAT KEKERASAN DENGAN REFINING THE CORE PADA PROSES CARBURIZING MATERIAL BAJA KARBON RENDAH. Darmanto * ) Abstrak

ANALISA PENGGUNAAN TEMPURUNG KELAPA UNTUK MENINGKATKAN KEKERASAN BAHAN PISAU TIMBANGAN MEJA DENGAN PROSES PACK CARBURIZING

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penambahan karbon yang disebut carburizing atau karburasi, dilakukan dengan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan logam dalam pembuatan alat alat dan sarana. Untuk memenuhi kebutuhan ini, diperlukan upaya pengembangan

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

ANALISIS KEKERASAN PERLAKUAN PANAS BAJA PEGAS DENGAN PENDINGINAN SISTEM PANCARAN PADA TEKANAN 20, 40 DAN 60 PSi. Abstract

Pengaruh Heat Treatment denganvariasi Media Quenching Oli dan Solar terhadap StrukturMikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

PERANCANGAN EKSPERIMEN BAJA KARBON RENDAH HASIL PROSES PACK CARBURIZING DENGAN METODE EKSPERIMEN FAKTORIAL

SIDIK GUNRATMONO NIM : D

Pengaruh Heat Treatment Dengan Variasi Media Quenching Air Garam dan Oli Terhadap Struktur Mikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

BAB I PENDAHULUAN. perlu dapat perhatian khusus baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya karena

PENGARUH TEMPERING PADA BAJA St 37 YANG MENGALAMI KARBURASI DENGAN BAHAN PADAT TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

Pengaruh Variasi Media Quenching Air, Oli, dan Angin Kompresor Terhadap Struktur Mikro dan Kekerasan Pada Baja AISI 1045

Oleh : Hafni. Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang. Abstrak

I. PENDAHULUAN. Definisi baja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu benda

Analisa Sifat Mekanik Baja St 41 Pada Proses Pack Carburizing Menggunakan Media Arang Tempurung Kelapa Sawit Dengan Variasi Holding Time

PENGARUH MANUAL FLAME HARDENING TERHADAP KEKERASAN HASIL TEMPA BAJA PEGAS

ANALISIS PENGARUH WAKTU PERLAKUKAN PANAS TERHADAP NILAI KEKERASAN KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

13 14 : PERLAKUAN PERMUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat perkakas, alat-alat pertanian, komponen-komponen otomotif, kebutuhan

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR

PENGARUH TEMPERATUR CARBURIZING PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP SIFAT SIFAT MEKANIS BAJA S 21 C

PENGARUH WAKTU TAHAN PROSES PACK CARBURIZING

BAB 1. PERLAKUAN PANAS

PROSES PENGERASAN (HARDENNING)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. oleh pengelola program studi sampai dinyatakan selesai yang direncanakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN PADA PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DENGAN MATERIAL SS 304L

ANALISA PENGARUH VARIASI KATALIS BaCO3, NaCO3 dan CaCO3 PADA PROSES KARBURASI BAJA KARBON SEDANG DENGAN PENDINGINAN TUNGGAL

PENGARUH TINGKAT KEKERASAN DAN KEDALAMAN DIFUSI KARBON PADA BAJA ST 42 DENGAN METODE PACK CARBURIZING

PENGARUH VARIASI SUHU PADA PROSES SELF TEMPERING DAN VARIASI WAKTU TAHAN PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA AISI 4140

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penguatan yang berdampak terhadap peningkatan sifat mekanik dapat

PENGARUH KEKUATAN PENGELASAN PADA BAJA KARBON AKIBAT QUENCHING

Nevada J. M. Nanulaitta, *) Eka. R. M. A. P. Lillipaly **) Abstract

PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN BAJA KARBON RENDAH DENGAN METODE FLAME HARDENING WAKTU TAHAN 30 MENIT 1 JAM DAN 1 ½ JAM

PENINGKATAN KEKAKUAN PEGAS DAUN DENGAN CARA QUENCHING

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

Pengaruh Unsur-unsur Paduan Pada Proses Temper:

APLIKASI SERBUK ARANG TONGKOL JAGUNG DAN SERBUK CANGKANG KERANG MUTIARA SEBAGAI MEDIA CARBURIZER PROSES PACK CARBURIZING BAJA KARBON RENDAH

PRAKTIKUM METALURGI FISIK LAPORAN AKHIR

ANALISIS PENGARUH TEMPERING

Meningkatkan Efektifitas Karburisasi Padat pada Baja Karbon Rendah dengan Optimasi Ukuran Serbuk Arang Tempurung Kelapa

Diajukan Sebagai Syarat Menempuh Tugas Akhir. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah. Surakarta. Disusun Oleh : WIDI SURYANA

HEAT TREATMENT. Pembentukan struktur martensit terjadi melalui proses pendinginan cepat (quench) dari fasa austenit (struktur FCC Face Centered Cubic)

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

Analisa Struktur Mikro Dan Kekerasan Baja S45C ANALISA STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN BAJA S45C PADA PROSES QUENCH-TEMPER DENGAN MEDIA PENDINGIN AIR

Transkripsi:

ARIKA, Vol. 05, No. 2 Agustus 2011 ISSN: 1978-1105 ANALISA KERAGAMAN NILAI KEKERASAN BAJA ST-42 MELALUI PROSES KARBURASI MENGGUNAKAN KOMPOSISI BaCO 3 dan CARBON DENGAN VARIASI WAKTU PENAHANAN Nanse H. Pattiasina Dosen Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Ambon e-mail: end_3@yahoo.co.id Nevada J.M. Nanulaitta Dosen Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Ambon e-mail: rio_nevada@yahoo.co.id Steanly R.R. Pattiselanno Dosen Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Ambon ABSTRAK Karburasi padat merupakan suatu proses perlakuan thermokimia melalui cara melarutkan karbon pada permukaan baja yang berkisar 0,3% - 0,9% pada suhu sekitar 825 o C 925 o C kemudian dipertahankan beberapa waktu pada suhu yang sama dilanjutkan proses quenching menggunakan air, oli, udara maupun larutan garam. Penelitian ini menguji kualitas kekerasan logam baja karbon rendah (ST-42) sebelum dan sesudah proses karborasi padat menggunakan 40% barium karbonat (BaCO 3 ) dan 60% karbon, dalam waktu penahanan 15, 30, dan 50 menit. Hasil yang diperoleh menunjukkan peningkatan nilai kekerasan tertinggi dicapai melalui kombinasi terbaik dari proses karburasi dan waktu penahanaan 50 menit. Pengujian lanjutan dengan pemanasan baja selama 2 jam menunjukkan adanya peningkatan nilai kekerasan sampai 365% dari kondisi semula, sehingga membuktikan kualitas dari kombinasi kedua perlakuan terbaik tersebut. Kata kunci: karburasi padat,baja karbon rendah,waktu penahanan ABSTRACT Pack carburizing is a method of thermo chemical treatment, when carbon dissolved in steel surfaces, revolve 0.3% - 0.9% with temperature between 825 o C 925 o C, and keep it at several time and then continued with quenching process using water, oil, air or salt. This research had arranged to test the hardness of low carbon steel (ST-42) with 40% of BaCO 3, and 60% of Carbon, before and after carburizing process in 3 type of holding time: 15, 30, and 50 minutes. Based on results, the best combination to reach a higher value of hardness provides by combination of after carburizing process and 50 minutes of holding time. Later, an extensive experiment by 2 hours of burning had shown an increase level of hardness up to 365% from the initial condition which proves the quality of this best treatment combination. Keywords: pack carburizing, low carbon steel, holding time PENDAHULUAN Perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini menunjukkan suatu perubahan yang signifikan dalam menunjang peradaban umat manusia. Produk industri yang dihasilkan oleh orang-orang yang berkompeten di bidangnya mendorong setiap inovasi terbaru untuk menghasilkan daya saing yang lebih kompetitif di dunia usaha saat ini. Sifat-sifat khas bahan industri yang dihasilkan dari logam perlu dilihat secara baik karena bahan tersebut pada umumnya dipergunakan untuk berbagai macam keperluan dalam berbagai keadaan, misal sifat-sifat mekanik (kekuatan, kekerasan, kekakuan, keuletan, kepekaan terhadap takikan atau kekuatan impak), sifat-sifat fisik (ukuran, massa jenis, struktur) maupun sifat-sifat teknologi (mampu mesin, mampu keras) dan lain sebagainya. Proses perlakuan panas pada logam sangatlah

100 ARIKA, Agustus 2011 N. Patiasina, N. Naulaitta, S. Pattiselano bermanfaat untuk mendapatkan logam yang memiliki sifat mekanis maupun fisik yang lebih baik terutama dalam hal kekerasan, kekenyalan dan pengerjaan dari sifat asal. Salah satu proses perlakuan panas logam adalah proses karburasi (carburizing) yang bertujuan meningkatkan kadar karbon pada baja. Proses pengkarbonan dilakukan untuk klasifikasi baja dengan kadar karbon di atas 0,2% melalui tahapan pemanasan bahan sampai temperatur 800-925 o C dalam lingkungan yang dapat menyerahkan karbon (zat arang), kemudian dipertahankan beberapa waktu pada suhu yang sama setelah itu didinginkan menggunakan media pendingin berupa air, oli, udara maupun larutan garam. Untuk mendapatkan baja dengan kekerasan tertentu agak sulit, dan kalaupun ada harganya cukup mahal. Baja karbon rendah (ST-42) dengan kadar karbon 0,25% memiliki sifat kekerasan yang kurang baik untuk disepuh namun dapat disementir. Oleh karena itu, diperlukan penambahan karbon pada material tersebut melalui proses carburizing. Dari aspek manfaat, baja merupakan logam besi yang banyak digunakan baik untuk kepentingan industri, kebutuhan rumah tangga, bidang otomotif, konstruksi bangunan atau bidang-bidang kerja lain. Dalam bidang perbengkelan sebagian besar peralatannya terbuat dari baja misal mata pahat bubut, bor dan lainnya yang dalam penggunaan sehari-hari juga dapat mengalami penumpulan (keausan) atau kerusakan akibat bersentuhan dengan benda keras. Pengrajin-pengrajin tradisional (forging) di daerah seringkali membuat produk-produk mereka dengan menggunakan material baja yang telah mengalami proses kekerasan seperti pegas ayun mobil. Dampak dari jumlah pengrajin besi yang banyak, maka kebutuhan akan material atau bahan baku untuk diproduksi semakin meningkat, sehingga untuk mendapatkan material tersebut sangatlah terbatas dan sukar. Untuk itu diharapkan proses peningkatan kekerasan baja karbon rendah dapat menjadi salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan bahan baku bagi pengrajin besi tradisional dengan harga yang lebih murah sehingga lebih menunjang pengoperasian dan hasil produksi dengan kualitas produk yang lebih baik. Proses penyerapan karbon dari lingkungan sekitar memerlukan waktu kurang lebih 9 jam dengan temperatur yang tinggi yaitu 900 o C. Untuk mempercepat proses penyerapan karbon maka perlu dilakukan pengubahan komposisi dari baja tersebut dengan menggunakan medium karburasi yang padat atau disebut pack carburizing dengan ditambahkan energizer/katalisator yaitu barium karbonat (BaCO 3 ). Energizer/katalisator ini berfungsi mempercepat laju reaksi pengarbonan, sehingga penyerapan kadar karbon akan terjadi semakin cepat. Melalui suatu tahapan penelitian maka akan dilakukan pengujian perlakuan panas untuk jenis material baja karbon rendah (ST-42), menggunakan komposisi 40% barium karbonat (BaCO 3 ) dan 60% bubuk karbon dengan waktu penahanan 15 menit, 30 menit dan 50 menit sehingga dapat diperoleh nilai kekerasannya menggunakan metode Rockwell. Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji dampak proses karburasi dalam durasi waktu penahanan yang berbeda terhadap tingkat kekerasan baja karbon rendah (ST-42) sebagai salah satu indikator kualitas produk tersebut. LANDASAN TEORI Proses perlakuan yang diterapkan untuk mengubah sifat/karakteristik logam pada permukaannya (bagian permukaan logam disebut proses perlakuan permukaan (laku permukaan/surface treatment). Proses perlakuan permukaan dilakukan bertujuan meningkatkan ketahanan aus dengan cara memperkeras (memberikan lapisan yang keras) pada permukaan logam, meningkatkan ketahanan korosi tanpa merubah karakteristik sifat-sifat logam dan meningkatkan performance logam dari suatu komponen untuk tujuan fabrikasi. Salah satu cara untuk memperkeras permukaan logam adalah proses pengerasan permukaan. Pengerasan permukaan pada baja meliputi: a. Induction Hardening: memanaskan permukaan baja hingga temperatur austenite sesuai kualifikasi baja tersebut, kemudian dilakukan pendinginan sehingga permukaan menjadi keras. b. Thermo Chemical Treatment: menambahkan unsur karbon ke dalam baja untuk mengeraskan bagian permukaan baja tersebut. Untuk baja dengan kadar karbon di bawah 0,3% dapat dilakukan pengerasan permukaan dengan cara thermo chemical treatment, tanpa menimbulkan fasa martensit yang keras dan getas. Karbon yang diperlukan dalam proses ini diperoleh dari medium yang berbentuk padat (karburasi padat), sehingga pada waktu pemanasan oksigen dari udara bereaksi dengan karbon dari medium membentuk CO 2. CO 2 ini akan bereaksi dengan karbon menghasilkan persamaan: CO 2 + C 2 CO

Vol. 05, No. 2 Anilasa Keragaman Nilai Kekerasan Baja ST-42 101 Karbon (C) Pada proses pemanasan, temperaturr akan bertambah tinggi sehingga kesetimbangan reaksi bergeser ke sebelah kanan menghasilkan kadar gas CO yang banyak. Pada permukaan baja, CO mengurai sebagai berikut: 2 CO CO 2 + C Atom karbon yang dihasilkan dari reaksi di atas akan larut ke dalam fasa austenite dan berdifusi. Semakin tinggi suhu karburasi maka semakin tebal lapisan karburasi karenaa kecepatan difusi makin besar. Diagram Fasa Fe 3 3C Tebal lapisan karburasi (depth of carburization) sangat bergantung pada faktor suhu, waktu proses, konsentrasi karbon medium dan kadar karbon yang dimiliki baja. Unsur CO 2 yang dihasilkan akan bereaksi kembali dengan karbon yang terdapat pada medium diikuti penguraian CO pada permukaan logam. Untuk mempercepat reaksi kimia tersebut maka ke dalam medium ditambahkan katalisator atau activator yaitu Barium Karbonat (BaCO 3 ). Reaksi yang terbentuk: BaCO 3 BaO + CO 2 Barium Karbonat (BaCO 3 ) Dalam suatu proses perlakuan panas, setelah pemanasan mencapai temperatur yang ditentukan dan diberi waktu penahanan panas (Holding time) secukupnya maka dilakukan pendinginan (quenching) dengan laju tertentu. Pendinginan yang dilakukan adalah langsung (direct quenching) dengan cara pendingan dari medium karburasi. Struktur mikro yang terjadi setelah pendinginan akan tergantung pada laju pendinginan. Karena sifat mekanik dari baja setelah akhir suatu proses perlakuan panas akan ditentukan oleh laju pendinginan. Proses quench ke dalam air sangat mum digunakan terutama untuk mengeraskan baja dengan mampu keras yang rendah seperti baja-baja karbon, baja paduan rendah, ogam-logam non ferro dan baja tahan karat. Medium oli sebagai pendingin memiliki karakteristik quenching yang homogen sehingga menghasilkan laju pendinginann pada tahap pembentukan lapisan uap yang terkontrol dengan baik. Faktor-faktor yang mengatur penyerapan panas dari benda kerja adalah panas spesifik, konduktivitas

102 ARIKA, Agustus 2011 N. Patiasina, N. Naulaitta, S. Pattiselano termal, panas laten, penguapan dan viskositas oli yang digunakan. Makin rendah viskositas, makin cepat laju pendinginannnya. Metode uji kekerasan menggunakan cara Rockwell. Pada sebagian besar mesin, penunjuk pada dial menunjukan kekerasan Rockwell secara langsung. Pengujian kekerasan Rockwell HRC telah terbukti sebagai cara yang paling tepat pada pengujian bahan keras berdasarkan kesederhanaannya dan kecepatan prosesnya. Cara ini sering diterapkan pada pengujiann kekerasan dalam jumlah besar pada kondisi pabrik karena tingkat kekerasannya dapat dibaca langsung pada mesin uji tanpa menggunakan tabel. Pengujian Rockwell Permukaan benda uji harus rata dan bebas dari benda asing, pelumas, dan lainnya. Proses persiapan benda uji harus dilakukan sesuai dengann ketentuan sebab hal tersebut akan berpengaruh terhadap kondisi benda uji dan kekerasannya. Temperatur benda uji berpengaruh terhadap sifat bahan dalam hal ini adalah ketahanan bahan tersebut untuk menahann penetrasi dan hambatan aliran bahan yang merupakan dasar pengukuran kekerasan. Untuk menghasilkan validitas pengujian yang saling dapat diperbandingkan, maka temperatur pengujian ditentukan antara 10 o C sampai dengan 35 o C. Temperatur yang disarankan untuk menjadi acuan adalah 23± ±5 o C. Kecepatan pemberian beban berpengaruh terhadap sifat elastisitass bahan yang akan diuji. Waktu yang diperlukan untuk mencapai gaya pembebanan terhitung dari kondisi awal tanpa pembebanan adalah 5-8 detik. Δ Nilai Kekerasan = Nilai kekerasan sesudah karburasi - Nilai kekerasan sebelum karburasi (1) (2) METODOLOGI PENELITIAN Penyiapann Bahan Bahan untuk karburasi padat dipergunakan komposisi 40% BaCO 3 dan 60% Karbon untuk setiap variasi waktu penahanan 15 menit, 30 menit dan 50 menit. Bahan baja ST-42 dipotong sebagai benda uji dengan dimensi panjang : 50 mm, lebar 25 mm dan tebal 5 mm berjumlah 5 buah untuk setiap variasi waktu penahanan. Selanjutnya, permukaan benda uji di amplas secara bertahap mulai dari amplas nomor 120, 220, 400, 600, 800, 1000 dan 1200, sehingga diperoleh permukaan yang bersih dan halus. Prosedur Pengujian Proses Uji Kekerasan 1. Persiapkan anvil (landasan uji) pada dudukannya. 2. Pasangkan penetrator berbentuk piramida intan. 3. Pilih beban padaa angka 150 Pa. 4. Letakan benda uji pada anvil (landasan uji). 5. Atur jarum penunjuk dan kencangkan hingga posisi jarum utama dan jarum bantu menunjukkan angka 0. 6. Tekan tombol start dan biarkan mesin berproses selama beberapa detik hingga lampu menyala. 7. Baca harga kekerasan bahan yang diuji padaa dial dan angka yang ditunjukkan oleh jarum utama yang tertulis dengan tinta hitam, satuan pengukuran kekerasan adalah HRC. 8. Putar kembali handwheel perlahan-lahan ke posisi semula dan atur benda pada tempat yang belum mengalami pengujian. 9. Ulangi langkah 6 9 sebanyak 10 kali. 10. Catat data hasil pengukuran sebagai data nilai kekerasan. Proses Karburasi 1. Persiapkan bubuk karbon dengan persentase 40% barium karbonat dan 60% bubuk karbon.

Vol. 05, No. 2 Anilasa Keragaman Nilai Kekerasan Baja ST-42 103 2. Masukkan barium karbonat dan bubuk karbon ke dalam kotak sementasi, kemudian aduk berulang-ulang sehingga kedua bahan katalisator tersebut tercampur secara merata. 3. Benda uji yang telah diambil nilai kekerasan awal kemudian diletakkan dalam kotak sementasi, ditimbun dengan barium dan bubuk karbon aktif seluruhnya sampai seluruh bagian benda uji tidak terlihat setelah itu kotak ditutup. 4. Masukan kotak sementasi kedalam oven pemanas dan oven ditutup kemudian hidupkan. 5. Atur temperatur yang ngin dicapai (± 900 ºC) 6. Setelah tercapai temperatur yang diinginkan dipertahankan dalam beberapaa variasi waktu penahanan. 7. Keluarkan kotak sementasi dari dalam oven dan oven dimatikan, kemudian tutup kotak sementasi dibuka dan benda uji diangkat satu per satu. 8. Celupkan ke dalam media quenching (pendingin) yang telah disediakan. 9. Angkat benda uji dari media pendingin, bersihkan permukaannya dengan kain lap kemudian diamplas kembali sampai halus dan bersih. 10. Ukur nilai kekerasannya. 11. Lakukan untuk variasi waktu penahanan 15 menit, 30 menit dan 50 menit berdasarkan butir 1-10. ANOVA Analisis terhadap pengaruh perlakukan proses karburasi terhadap kualitas baja karbon rendah (ST-42) dilakukan dengan cara menguji keragaman nilai kekerasan untuk setiap waktu penahanann (15, 30, atau 50 menit) pada kondisi sebelum dan sesudah proses karborasi. Uji ini menggunakan pendekatan analisis varian (ANOVA) dengan model Rancangan Acak Kelompok (RAK). Dalam pengujian ini, proses karburasi dan waktu penahanan merupakan perlakuan (faktor), sedangkan titik uji sebagai replikasinya. Penelitian ini menggunakan model percobaan faktorial dengan 2 faktor pada rancangan acak kelompok (RAK), dimana analisisnya menggunakan bantuan SAS versi 9. PEMBAHASAN Hasil analisa nilai kekerasan sebelum dan sesudah mengalami proses karburasi dengan variasi waktu penahanan, disajikan padaa tabel 1 tebel 5 dibawah ini. Berdasarkan hasil pengujian tabel-1, untuk komposisi 40% barium karbonat dan 60% karbon dengan waktu penahanan 15 menit, sebagai berikut: Data Input nilai kekerasan : Sebelum Karburasi = 12.61 HRC Sesudah Karburasi = 24.59 HRC Δ Nilai kekerasan: 24.59-12.61 = 11.98 HRC Laju pengkarbonan tiap menit : Nilai Pengujian Kekerasan untuk benda uji dengann waktu penahanan 15 menit No Titik Uji Nilai kekerasan Nilai kekerasan Sesudah Sebelum Karburasi Karburasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 I II III IV V VI VII VIII IX X 10.7 11.1 13.75 9.74 13.25 14.05 16.33 14.5 11.5 11.15 23.65 23.15 24.1 24.6 29 22.2 28.9 21.1 27.4 21.75 Rata-Rata 12.61 24.59

104 ARIKA, Agustus 2011 N. Patiasina, N. Naulaitta, S. Pattiselano Nilai kekerasan untuk waktu penahanann 15 menit Berdasarkan hasil pengujian tabel-2, untuk komposisi 40% barium karbonat dan 60% karbon dengan waktu penahanann 30 menit, sebagai berikut: Data Input nilai kekerasan : Sebelum Karburasi =12.98 HRC Sesudah Karburasi = 29. 72 HRC Δ Nilai kekerasan = 29.72-12.98 = 16.74 HRC Laju pengkarbonan tiap menit : Nilai Pengujian Kekerasan untuk benda uji dengan waktu penahanan 30 menit No Titik Uji 1 I 2 II 3 III 4 IV 5 V 6 VI 7 VII 8 VIII 9 IX 10 X Rata-Rata Nilai Kekerasan Sebelum Karburasi 18.75 17.65 13.92 17 5.9 11.45 10.85 13.1 7.74 13.4 12.98 Nilai Kekerasan Sesudah Karburasi 42.2 46.2 36.15 31.4 23.35 29.3 25.8 23.6 19.15 20 29.72 Nilai kekerasan untuk waktu penahanann 30 menit

Vol. 05, No. 2 Anilasa Keragaman Nilai Kekerasan Baja ST-42 105 Nilai Pengujian Kekerasan untuk benda uji dengan waktu penahanan 50 menit No Titik Uji Nilai Kekerasan Nilai Kekerasan Sesudah Sebelum Karburasi Karburasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 I II III IV V VI VII VIII IX X 11.4 14.9 13.2 7.3 13.2 9.5 18 17.2 12.5 11 58.15 59.1 36.1 42.3 38.1 31.8 64.45 60.5 48 29.4 Rata-Rata 12.82 46.79 Berdasarkan hasil pengujian tabel-3, untuk komposisi 40% barium karbonat dan 60% karbon dengan waktu penahanan 50 menit, sebagai berikut: Dataa Input nilai kekerasan : Sebelum Karburasi =12.82 HRC Sesudah Karburasi = 46.79 HRC Δ Nilai kekerasan = 46.79-12.82 =33.97 HRC Laju pengkarbonan tiap menit : Nilai kekerasan untuk waktu penahanan 50 menit

106 ARIKA, Agustus 2011 N. Patiasina, N. Naulaitta, S. Pattiselano Pemeriksan terhadap distribusi nilai kekerasan menunjukkan adanya keragaman nilai setelah dikenakan perlakuan. Berdasarkan output SAS diatas, prosess karborasi (K) signifikann mampu meningkatkan level kekerasan besi karbon ST-42 dibandingkan sebelum prosess tersebut. Hal ini juga selaras dengan dampak dari perlakuan waktu penahanaan (W). Bahkan kombinasi kedua perlakuan ini (W*K) juga menyajikan pola peningkatan yang sama. Untuk mendapatkan peningkatan yang lebih nyata, maka diperlukan jarak yang cukup lebar antar waktu penahanan. Perbedaan nilai kekerasan yang dihasilkan pada waktu penahanan 15 dan 30 menit tidak berbeda nyata dibandingkan peningkatannya pada waktu 50 menit. Hasil perpaduan antar kedua perlakuan itu menunjukkann adanya peningkatan nilai kekerasan yang sangat nyata yang diperoleh ketika secara bersamaan besi baja ST-42 mengalami proses karborasi (K2) dan diberi waktu penahanan selama 50 menit (W3) dengan hasil 33.97 HRC dibandingkan variasi waktu 15 menit dan 30 menit yaitu 11.98 HRC dan 16.74 HRC. Grafik Laju Peningkatan Nilai Kekerasan Sesudah Proses Karburasi Dengan Variasi Waktu Penahanan

Vol. 05, No. 2 Anilasa Keragaman Nilai Kekerasan Baja ST-42 107 Pemanasan material selama 2 jam untuk proses difusi karbon dengan waktu penahanan 50 menit mampu meningkatkan nilai kekerasan baja karbon ST-42 sampai 365%. Hal ini mendukung hasil analisis sebelumnya diatas dan menyatakan K2 dan W3 sebagai kombinasi perlakuan terbaik KESIMPULAN Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kombinasi karburasi padat (pack carburizing, komposisi 40% BaCO 3 dan 60 %) dan waktu penahanan yang lebih lama cendurung lebih efektif untuk meningkatkan tingkat kekerasan baja karbon rendah (ST-42) dibandingkan dengan tanpa proses karborasi dan/atau waktu penahanan yang lebih singkat DAFTAR PUSTAKA Beumer, B. J. M.,1994., Ilmu Bahan Logam., Bhratara., Jakarta Boyer, H. E., 2002., Practical Heat Treating, American Society for Metal., ASM International Mattjik, A. A. dan Sumertajaya, I M., 2002, Perancangan percobaan dengan aplikasi SAS dan Minitab, Jilid I, Edisi Ke-dua, Jurusan Statistika FMIPA IPB, Bogor Purwadi, W. dan Hanaldi, K., 1999, Modul Pengujian Bahan, Politeknik Manufaktur Bandung, Bandung Schonmetz., A., dan Gruber, K, 1990, Pengetahuan Bahan dalam Pengerjaan Logam., Angkasa., Bandung Suratman, R., 2004., Panduan proses Perlakuan Panas., Lembaga penelitian Institut Teknologi Bandung., Bandung Surdia, T. dan Saito, S., 2005., Pengetahuan Bahan Teknik., Pradnya Paramitha., Jakarta

108 ARIKA, Agustus 2011 N. Patiasina, N. Naulaitta, S. Pattiselano