BAB I PENDAHULUAN. Tes fungsi paru dilakukan untuk menilai kondisi paru seseorang. Tes fungsi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. permasalahan pun muncul seiring semakin padatnya jumlah penduduk. Salah. satunya permasalahan di bidang transportasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

BAB 1. Pendahuluan. Faktor perinatal menjadi faktor risiko gangguan respiratorik kronis masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin menurun untuk mendukung kehidupan mahluk hidup. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang


BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan jumlah penduduk, ekonomi, industri, serta transportasi,

BAB I PENDAHULUAN.

I. PENDAHULUAN. membentuk suatu asam yang harus dibuang dari tubuh (Corwin, 2001). duktus alveolaris dan alveoli (Plopper, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara

BAB I PENDAHULUAN. (natural sources) seperti letusan gunung berapi dan yang kedua berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya

Uji Fungsi (lung function test) Peak flow meter

BAB 1 PENDAHULUAN. udara termasuk oksigen. Secara alamiah paru-paru orang yang tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penyokong hidupnya. Sistem pernapasan terutama paru merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini terlihat

BAB I PENDAHULUAN. Polusi udara adalah salah satu masalah yang sangat meresahkan

BAB I PENDAHULUAN. pada bertambahnya jumlah pencemar di udara (Badan Pusat Statistik, 2013).

PENDETEKSI DAN PENETRALISIR POLUSI ASAP DENGAN KONTROL MELALUI APLIKASI ANDROID (RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS)

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN VOLUME PARU PADA ANAK USIA 9-11 TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Riset Kesehatan Dasar (RISKEDAS) di Indonesia tahun mendapatkan hasil prevalensi nasional untuk penyakit asma pada semua umur

Sistem Pernapasan - 2

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan kain tradisional dari Indonesia yang telah diakui oleh

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok,

BAB I PENDAHULUAN. kota yang menjadi hunian dan tempat mencari kehidupan sehari-hari harus bisa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A World Health Organization Expert Committee (WHO) menyatakan bahwa

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah pusat kota, sekaligus ibu kota Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. ATP (Adenosin Tri Phospat) dan karbon dioksida (CO 2 ) sebagai zat sisa hasil

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Dosen pengasuh: Ir. Martono Anggusti.,S.H.,M.M,.M.Hum

BAB 1 : PENDAHULUAN. lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas lingkungan yang baik merupakan hal penting dalam menunjang kehidupan manusia di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41. Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit saluran pernapasan atau pneumokoniosis yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. dilingkungan sekitar, pengembangan teknologi di Indonesia masih terus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh persalinan lama sebesar 37%, perdarahan berlebihan sebesar

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

Ma ruf Ridwan K

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia terutama masalah lingkungan, Pencemaran udara yang paling

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Bagi masyarakat, transportasi merupakan urat nadi kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin bertambahnya aktivitas manusia di perkotaan membawa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah No 66 Tahun 2014 pada pasal 1 ayat 9 yang menyatakan

ANALISIS PERBANDINGAN KADAR GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK (CDI) DAN PENGAPIAN KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. vegetasi dan material karena ulah manusia (man made). Sedangkan menurut

BAB I PENDAHULUAN. Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pengesahan... Kata Pengantar Dan Persembahan... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi perokok dewasa per hari. Menurut data Global Adult Tobacco Survey

BAB I PENDAHULUAN. Jalur hijau di sepanjang jalan selain memberikan aspek estetik juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

berbagai cara. Pencemaran udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industri,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership)

BAB 1 : PENDAHULUAN. Udara tersebut berbentuk gas dan terdapat dimana-mana, sehingga akibatnya

ESTIMASI SEBARAN KERUANGAN EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. disamping memberikan dampak positif yang dapat. dirasakan dalam melakukan aktifitas sehari hari, juga dapat memberikan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era persaingan pasar bebas saat ini, produk suatu industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tes fungsi paru dilakukan untuk menilai kondisi paru seseorang. Tes fungsi paru dengan tujuan keperluan praktis dan uji skrining cukup digunakan uji ventilasi paru. Uji ventilasi paru dapat menjadi indikator untuk mengukur kapasitas paru manusia (Alsagaf dan Mukty, 2005). Tes fungsi paru pada seseorang dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah lingkungan tempat tinggal. Seseorang yang tinggal di lingkungan udara yang berpolusi tinggi akan memiliki kapasitas paru berbeda dengan lingkungan yang berpolusi rendah (Gabriel, 2001). Lingkungan udara dengan polusi tinggi dapat ditemui di lingkungan perkotaan karena pencemaran udara di Indonesia 70% disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor yang mengeluarkan zat-zat berbahaya dan menimbulkan dampak negatif (Supratno, 2014). Berbagai zat berbahaya yang menyebabkan pencemaran udara adalah karbon monoksida (CO), nitorgen oksida (NO2), belerang oksida, hidrokarbon (HC) dan partikel berbahaya lainnya (Sunu, 2001). Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki tingkat pencemaran yang fluktuatif dari tahun ke tahun. Beberapa hasil penelitian belum dapat menyimpulkan naik atau turun dalam hal gas polutan yang dilepas di udara. Pencemaran udara dapat menimbulkan berbagai penyakit pernapasan. Hal tersebut merupakan suatu bentuk peringatan dari Allah karena 1

naiknya gas polutan dalam udara adalah dampak negatif dari perbuatan manusia yang tidak menjaga lingkungan. Hal tersebut telah dijelaskan dalam Al-Qur an surat Ar-Rum ayat 41: Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Pesisir pantai Trisik di kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu daerah pesisir pantai Daerah Istimewa Yogyakarta yang merupakan bagian pantai selatan pulau Jawa. Daerah pesisir pantai merupakan salah satu daerah dengan sektor transportasi yang minim, sehingga zat-zat yang berbahaya sebagai gas polutan penyebab pencemaran udara sedikit. Hal tersebut menunjukan perbedaan yang signifikan antara keadaan udara di kota dan di pantai. Penelitian mengenai perbedaan kapasitas paru antara penduduk kota dan penduduk pantai belum pernah dilakukan. Hal tersebut penting diketahui untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan lingkungan dan kebersihan tempat tinggal untuk menghindari penyakit yang berkaitan dengan organ paru-paru. Berdasarkan latar belakang di atas, penting untuk dilakukan penelitian yang berjudul Perbedaan Kapasitas Paru Penduduk Kota Yogyakarta dan Penduduk di Sekitar Pantai Trisik Kulon Progo.

B. Rumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada perbedaan kapasitas paru pada penduduk kota Yogyakarta dan penduduk di sekitar pantai Trisik Kulon Progo? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan penelitian ini secara umum untuk mengetahui perbedaan kapasitas paru pada penduduk di daerah kota Yogyakarta dan di sekitar pantai Trisik Kulon Progo. 2. Tujuan Khusus Tujuan penelitian ini secara khusus untuk mengetahui nilai volume tidal, volume cadangan inspirasi, volume cadangan ekspirasi, kapasitas vital (KV), kapasitas inspirasi (KI), volume ekspirasi paksa dalam 1 detik/ forced expiratory volume (FEV1) dan kapasitas vital paksa (KVP)/ forced vital capacity (FVC) pada penduduk di daerah kota Yogyakarta dan di sekitar pantai Trisik Kulon Progo. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini bermanfaat memperkaya kepustakaan dan bahan informasi mengenai perbedaan kapasitas paru-paru pada penduduk kota

Yogyakarta dan penduduk di sekitar pantai Trisik Kulon Progo yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian berikutnya. b. Sebagai bahan tambahan literatur tentang perbedaan kapasitas paruparu pada penduduk kota Yogyakarta dan penduduk di pantai Trisik Kulon Progo. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Masyarakat Penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada masyarakat umum untuk meningkatkan kebersihan dan kesehatan lingkungan tempat tinggal dengan tujuan memiliki kapasitas paru yang optimal dan mengurangi risiko untuk mendapatkan penyakit yang berkaitan dengan organ paru-paru. b. Bagi Ilmu Pengetahuan Penelitian ini dapat dijadikan referensi ilmu pengetahuan mengenai pengaruh lingkungan tempat tinggal terhadap kesehatan paru-paru manusia. E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang perbedaan kapasitas paru-paru pada penduduk kota Yogyakarta dan penduduk di sekitar pantai Trisik Kulon Progo belum pernah dilaksanakan. Penelitian yang terkait dengan penelitian ini adalah: 1. Nagarojoo, Suganda D. (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Perbandingan Faal Paru Pemain Badminton dan bukan Pemain Badminton

di Cikal Medan 2011 menjelaskan bahwa faal paru para pemain badminton lebih tinggi dibanding faal paru bukan pemain badminton. 2. Yulianti, dkk., (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Kapasitas Vital Paru terhadap VO2Max Maksimal dengan Uji Jalan 6 Menit menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara kapasitas vital paru dengan VO2Max. 3. Cahya Artha, dkk., (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Pelatihan Sepak Bola Mini Outdoor dan di Pantai terhadap Kapasitas Vital Paru pada Siswa Putra Kelas VII SMP Negri Negra menjelaskan bahwa pelatihan sepak bola outdoor atau pantai lebih baik dibandingkan dalam ruangan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada tempat dan sampel penelitian yaitu penduduk kota Yogyakarta dan penduduk sekitar pantai Trisik Kulon Progo.