BAB I PENDAHULUAN. dan yang menjadi sumber mata pencaharian sehari-hari yaitu dengan bercocok

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ungkapan hubungan manusia dengan yang Ilahi, yang mempengaruhi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Samosir dikenal masyarakat Indonesia karena kekayaan budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap suku di dunia pasti memiliki kebudayaan. Sebagai hasil cipta

BAB I PENDAHULUAN. menyebar dari Sabang sampai Merauke. Termasuk daerah Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman budaya

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Ganjang Kabupaten Humbang Hasundutan. Memiliki kekayaan alam yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suku Batak merupakan salah satu suku yang tersebar luas dibeberapa

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan semua peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera utamanya di Sumatera Utara, awalnya Gereja Pentakosta Indonesia dibawa orangorang

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah gereja adalah kisah tentang perkembangan-perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah adat Batak Toba atau yang disebut (Jabu) juga sangat sangat banyak ditemukan.

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL, BAGAN, DAN GAMBAR... ABSTRACT...

BAB I PENDAHULUAN. cukup kaya akan nilai sejarah kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tinggalan budaya masa lalu sebagai hasil kreativitas merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. bahwa 31 Maret na parjolo tardidi sian halak Batak, ima Simon Siregar dohot

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Tidak hanya menyebarkan di daerah-daerah yang menjadi

BAB I PEDAHULUAN. tersebut telah menjadi tradisi tersendiri yang diturunkan secara turun-temurun

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG. Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat Penyebaran agama Kristen Protestan sudah dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tradisi-tradisi yang memuja roh roh leluhur. Maka telah tercipta sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Tapanuli menjadi 4 Afdeling yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang

BAB I PENDAHULUAN. dan seni budaya tradisionalnya, adanya desa desa tradisional, potensi

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat Karo adalah masyarakat yang menganut sistem patriaki, yang

BAB II. IDENTIFIKASI GEREJA KATOLIk. 2.1 Sejarah Berdirinya Gereja Katolik Santo Diego Martoba

BAB I PENDAHULUAN. Bakkara (2011) ada 3 Bius induk yang terdapat di Tanah Batak sejak awal peradaban bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam di Desa Sukkean Kecamatan Onanrunggu Kabupaten Samosir.

BAB II ONAN RUNGGU. atas permukaan laut. Wilayah Onan Runggu memiliki luas sekitar 60,89 Km 2

BAB I PENDAHULUAN. Masehi Injili di Timor). Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) pada waktu

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan perjuangan bangsa dibina melalui dunia pendidikan. Dunia pendidikan sangat erat

UKDW BAB I PENDAHULUAN

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat

BAB I PENDAHULUAN. ada sisi positif yang dihasilkan oleh misi pekabaran Injil yaitu sejalan dengan kata Brunner

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam periodesasinya disebut seni prasejarah indonesia. Seni prasejarah disebut

BAB I PENDAHULUAN. Tanah Batak. Dialah yang kemudian dijuluki sebagai Apostel Batak yang menjadikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beranekaragam kebudayaan. Sebagaimana telah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari beberapa Suku, Bahasa, dan Agama. Agama bagi mayarakat di

BAB V PENUTUP. dan masih akan terus berkembang dengan pesat. yakni Huta Dame, yang artinya desa-atau-kampung damai.

BAB I PENDAHULUAN. unsur tari-tarian dan lagu merupakan tari tradisi dan lagu daerah setempat, musik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara majemuk yang kaya akan keragaman suku,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Bagi ahli antropologi, religi merupakan satu fenomena budaya. Ia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman budaya, suku, ras, agama dan lain-lain. Keberagaman yang dimiliki

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Kata "agama" berasal dari bahasa Sansekerta, agama yang berarti "tradisi".

SPIRITUALITAS EKARISTI

I. PENDAHULUAN. Wilayah tanah air Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan dihuni oleh berbagai

BAB II KEHADIRAN SERIKAT YESUIT DI NUSANTARA. perdagangan ke pusat rempah-rempah di Asia. Perdagangan Portugis ke Asia

cara damai dan tanpa paksaan maupun kepentingan pribadi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suku Karo itu suku bangsa Haru kemudian di sebut Haru dan akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. kenal dengan istilah agama primitif, agama asli, agama sederhana. 1 Agama suku adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Setiap manusia hidup dalam suatu lingkaran sosial budaya tertentu.

I. PENDAHULUAN. terbentuknya Prefektur Apostolik Sumatera tahun Prefektur Apostolik

BAB I PENGANTAR. dimasuki oleh Belanda. Salah satu wilayah yang mendapatkan perhatian adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Suku Banjar termasuk suku bangsa di negeri ini, selain memiliki kesamaan

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIGAOL MARBUN KECAMATAN PALIPI. pusat pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan daerah pemekaran

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan. Oleh sebab itu, banyak

BAB I PENDAHULUAN. pada Tahun Kabupaten ini memiliki situs sejarah atau perjalanan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar.tanah

BAB I PENDAHULUAN. masa silam. Tidak heran bahwa setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR NOMOR: 3 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN/ATAU PENGGABUNGAN DESA

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm.

lambang dan Citra citra Rakyat (PERSETIA. 1992), hlm.27 6 Scn 3, hlm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang mampu melakukan olah cipta sebab

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. terdapat beranekaragam suku bangsa, yang memiliki adat-istiadat, tradisi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan

Setelah Ono Niha menjadi Kristen, lalu apa yang terjadi?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENYEBARAN AGAMA KATOLIK PADA MASYARAKAT CINA BENTENG:

BAB I PENDAHULUAN. asia, tepatnya di bagian asia tenggara. Karena letaknya di antara dua samudra,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan suatu bangsa yang terdiri dari beribu-ribu suku. bahkan ribuan tahun yang lalu. Jaspan (dalam Soekanto 2001:21)

BAB III WILAYAH KERJA MISI DI INDONESIA. menguras tenaga dan pikiran para Misionaris Serikat Yesuit yang sudah berkarya

BAB I PENDAHULUAN. ragam etnik, seperti Batak Toba, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Mandailing,

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu wilayah tidak dapat dilepaskan dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki banyak suku, dimana setiap suku memiliki

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN STM HILIR. tentang keberadaan Yayasan Perguruan Sekolah Menengah Pertama (SMP)

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan kebudayaan mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Nias merupakan salah satu pulau yang kaya dengan peninggalan megalitik

BAB I PENDAHULUAN. Ayu Fauziyyah, 2014

Danau Toba: Pesona Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN. Kristen sejauh ini hanya berdasarkan wacana teologi atau lebih dari itu terfokus

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang Masalah. Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya sebab kebudayaan ada

BAB I PENDAHULUAN. zaman itu masyarakat memiliki sistem nilai. Nilai nilai budaya yang termasuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Palipi merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Samosir, daerah ini dekat dengan Danau Toba, memiliki kekayaan alam yang berpotensi dan yang menjadi sumber mata pencaharian sehari-hari yaitu dengan bercocok tanam, beternak, berladang, dan ada juga sebagian yang menangkap ikan ke Danau Toba. Setiap harinya di desa ini ada pajak kecil, di tempat itulah hasil tangkapan ikan setiap hari dijual. Kehidupan masyarakat palipi sebelum masuknya agama sangatlah berbeda bila dibandingkan dengan sesudah masuknya agama. Dahulu sebelum masuknya agama katolik masyarakat Palipi telah menganut religi tradisional yang merupakan kepercayaan sekaligus adat-istiadat orang Batak yaitu menyembah roh nenek moyang atau bahasa setempat di sebut dengan ugamo sipele begu, namun sekarang setelah masuknya Agama, masyarakat sudah mengenal adanya Tuhan. Agama kuno orang Indonesia pada hakikatnya bertipe sama. Meskipun jumlah, nama, dan mitos dewa-dewa berbeda, penyembahan nenek moyang dan pemujaan roh-roh dijumpai pada semua bangsa Melayu, artinya agama mereka didasarkan atas pandangan animistik tentang roh. Inti agama kuno adalah pemujaan terhadap roh-roh dan rasa takut terhadap arwah-arwah. Joosten (1992:4).

Ketika melancong ke Samosir khususnya Palipi pengunjung pasti bakal terperanjat menyaksikan begitu banyak kuburan dan makam. Arti dari kuburan dan makam besar tersebut adalah orang-orang masih percaya kapada roh-roh nenek moyang. Tipe monumen yang tampak sejak tahun limapuluhan mempunyai sebuah patung leluhur dalam posisi berdiri dan mengenakan busana tradisional Batak. Bila leluhur telah dimuliakan kedalam kedudukan Ompu, atau sang Kakek dia siap mendatangkan berkah atas semua keturunannnya. Dia bukan lagi arwah yang suka menghantui, melainkan roh yang pantas untuk disembah dimuliakan dan dihormati. Joosten (1992:72) Awal masuknya agama Katolik di Palipi tidak terlepas dari datangnya Para misionaris Belanda ke Tanah Batak. Pada tahun 1934 Pastor Sybrandus Van Rossum OFM Cap tinggal dan menetap tinggal di Balige. Selanjutnya agar seluruh penjuru dan tanah Batak mendapatkan pelayanan Katolik maka pada tahun 1936 Pastor Diego Van Den Binggelaar, OFM Cap datang ke Samosir pada tanggal 20-01-1936 tepatnya di Simbolon kecamatan Palipi. Dengan dibukanya post pertama di Simbolon-Palipi maka P.Van Den Binggelaar naik turun lembah dan bukit pulau Samosir dia berjalan kaki dari kampung ke kampung, berunding dengan orang Batak dan mengurus apa saja yang dibutuhkan oleh orang-orang kampung. Pada awal penyebaran agama katolik ke Palipi jalan panjang dan penuh liku, ada hambatan yang dihadapi para misionaris dan pembawa agama katolik itu. Pada saat datangnya agama katolik masyarakat sudah memliki agama tradisional dan masih bayak lagi cabang keprcayaan yang dianut. Sebagian orang batak pada

saat itu sulit untuk menerima perubahan yang dibawa para misionaris katolik, mereka bertahan dalam kepercayaan dan kebiasaan yang diyakininya benar. Tanggapan awal yang kurang antusias dari misi katolik. Tahun 1912 pastor Jesuit menyerahkan misi di sumatera kepada kapusin Belanda. Namun pada awal misi para misionaris kurang dipersiapkan untuk bermisi di indonesia terutama untuk orang-orang pribumi. Mereka kurang memahami budaya, agama, dan adatistiadat setempat. Orang Belanda yang mereka kenal di Indonesia berbeda dengan ketika mereka masih di Belanda. Hal ini mengakibatkan banyak misionaris yang tidak bertahan. Misi menjadi dianggap sangat berat bahkan pada tahun 1917 pimpinan Propinsi Belanda memohon kepada Kuria general di Roma agar provinsi Belanda dibebaskan dari misi di Sumatera tetapi permohonan di tolak. Purba (2009:2) Pada tahun 1942 pemerintah Hindia Belanda menyerah kepada Jepang. Ketika kekuasaan diambil alih oleh Jepang maka orang-orang Belanda yang masih tinggal di Indonesia ditawan oleh tentara Jepang tidak terkecuali para pastor yang sedang menjalankan misi di tanah Batak. Situasi bahwa semua orang Belanda akan di interniran, sudah diketahui oleh para misionaris sebelumnya. Maka mereka mulai memikirkan pelayanan kepada umat saat mereka di interniran. Penawanan para misionaris kapusin tidak serentak, tetapi menurut sampainya Jepang dimana misionaris-misionaris tinggal. Mereka ditawan di tiga kamp bersama-sama dengan orang Belanda lainnya. Di kamp itu mereka menderita tidak hanya kekurangan makanan dan harus melakukan kerja paksa

yang berat, tetapi juga menderita kerana kena wabah penyakit menular. Joosten (2011:7). Sesudah Jepang menyerah kepada Sekutu, para misionaris Kapusin dibebaskan tetapi mereka masih berkumpul di kota-kota. Mereka tidak diizinkan ke kampung-kampung. Setelah proklamasi kemrdekaan Indonesia, suasana semakin panas dan gawat. Joosten (2008:25) Sebelum masuknya pengaruh katolik ke Palipi terlebih dahulu berkembang pengaruh Zending protestan di daerah ini, jadi pengaruh dan pengikut zending protestan sudah banyak dan meluas pada masyarakat. Dan pada saat penyebaran misi katolik itu ke tanah batak termasuk ke Palipi tidak ada izin dari pemeritah Hindia Belanda. Peraturan itu adalah buatan pemrintah hindia Belanda yang disebut dengan artikel 123 indische Regeringsreglement atau artikel 177 yang merupakan revisi dari artikel 123 1925 ditulis bahwa untuk melaksanakan tugas dan pelayanannya, guru-guru kristen, imam-imam dan para penginjil harus mempunyai izin masuk yang dikeluarkan oleh Gubernur Jenderal, untuk melaksanakan tugas pelayanannya. Dengan adanya peraturan tersebut membuat Gubernur Jenderal berhak untuk tidak memberikan izin kepada misionaris katolik untuk masuk ke Palipi alasannya bahwa di palipi dan daerah tanah batak lainnya sudah ada zending protestan, maka kalau diberikan izin maka akan tenjadi dubbele Zending. Zending ganda tersebut bisa mengundang perkelahian antara denominasi gereja. Pemerintah tetap menjamin dan memberikan izin kepada misionaris mengunjungi suatu daerah yang dilarang untuk misi, tetapi hanya untuk melayani katolik yang

ada di suatu daerah tertentu atau misionaris diizinkan masuk tetapi tidak boleh membuat propoganda. Melihat banyaknya tantangan yang dihadapi oleh misionaris katolik pada saat awal penyebaran agama katolik di tanah batak maka dari pemasahan itu, maka penulis merasa tertarik untuk membahas Kendala-Kendala Penyebaran Awal Agama Katolik di Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir (1936-1961). Dan alasan penulis membuat tahun dari 1936-1961 karena mulai tahun 1936 datang misionaris katolik ke Samosir yaitu P.Van Den Biggelar dan pada tahun 1961 itulah awal mulai pendirian hierarki katolik di Indonesia yang mengandaikan harapan yang pasti bahwa gereja Indonesia akan dapat jadi dewasa dan berdikari. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dalam penelitian ini dapat di identifikasikan beberapa permaslahan yaitu sebagai berikut: 1. Kehidupan kepercayaan masyarakat Palipi sebelum masuknya agama katolik. 2. Masuknya agama katolik ke Palipi. 3. Pendekatan yang dilakukan misionaris dalam penyebaran Agama Katolik di Palipi. 4. Kendala-kendala penyebaran awal agama katolik di palipi 5. Strategi yang dilakukan dalam mengatasi hambatan penyebaran awal agama.

C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya pembahasan masalah, serta keterbatasan peneliti untuk meneliti keseluruhan permasalah di atas, maka dari berbagai masalah yang di identifikasikan, penulis hanya mebatasi masalah pada: Kendala-kendala Penyebaran Awal Agama Katolik di Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir (1936-1961). D. Perumusan Masalah Untuk lebih mendekatkan tujuan penulis dan mempermudah pembahasan, maka peneliti merumuskan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana kehidupan kepercayaan masyarakat Palipi sebelum datangnya agama katolik? 2. Sejak kapan agama katolik masuk ke Palipi? 3. Bagaimana pendekatan yang dilakukan misionaris dalam menyebarkan Agama Katolik? 4. Apa yang menjadi kendala-kendala penyebaran awal agama katolik? 5. Bagaimana strategi untuk mengatasi kendala penyebaran awal agama katolik di Palipi?

E. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kehidupan kepercayaan masyarakat Palipi sebelum datangnya agama katolik 2. Untuk mengetahui sajak kapan agama katolik itu masuk ke Palipi 3. Untuk mengetahui pendekatan yang dilakukan misionaris dalam menyebarkan Agama Katolik 4. Untuk mengetahui kendala-kendala dalam penyebaran awal agama katolik 5. Untuk mengetahui srtategi mengatasi kendala penyebaran awal agama katolik di Palipi. F. Manfaat penelitian Dengan mencapai tujuan penelitian di atas, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan mampaat sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan tentang kendala apa saja yang di alami para misionaris dalam membawa agama katolik pertama kalinya di samosir tepatnya di Palipi dan juga sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya dlam usaha pengembangan pengetahuan sejarah lokal. 2. Bagi guru, sebagai referensi untuk bahan ajar tentang sejarah lokal khususnya kendala-kendala masuknya agama katolik.

3. Bagi masyarakat, sebagai bahan pembelajaran bahwa pada saat masuknya agama katolik ke Palipi banyak tantangan yang di hadapi dan pada akhirnya masyarakat merasakan adanya pengaruh datangnya agama katolik itu sampai sekarang baik di bidang pendidikan, kesehatan, dan kepercyaan dan juga di bidang sosial dan perekonomian. 4. Bagi pembaca, untuk menembah wawasan pembaca mengenai kendalakendala masuknya agama katolik itu ke samosir khususnya di palipi. 5. Bagi UNIMED, untuk menambah perbendaharaan karya imiah bagi lembaga pendidikan, khususnya unimed