BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang Undang Nomor 10 Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keuangan, dan kegiatan usaha bank yaitu menghimpun dana, dan menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan tidak kalah

BAB I PENDAHULUAN. bergerak pada bidang keuangan. Pengertian Bank menurut Undang-undang

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terlibat dalam pembangunan ekonomi yang memiliki peranan sangat

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang namanya sektor perbankan. Dunia perbankan merupakan peranan

BAB I PENDAHULUAN. pada perbankan didalam suatu negara. Saat ini bank merupakan salah satu peranan

BAB I PENDAHULUAN. tanggal 10 November 1998 yang menyatakan bahwa bank adalah badan usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan rasio ROA, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan bank dalam

BAB I PENDAHULUAN. hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana dan atau kedua-duanya

BAB I PENDAHULUAN. karena bank memiliki fungsi sebagai Agen Pembangunan. Sebagai badan usaha,

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya bank adalah suatu industri yang bergerak dibidang

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana dan

BAB I PENDAHULUAN. dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat. Setiap bank memiliki visi dan misi untuk mencapai sebuah tujuan

BAB I PENDAHULUAN. bergerak dalam kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan, serta bank

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 1998 tentang perbankan).

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia nomor 10 tahun

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mengalami kelebihan dana untuk di produktifkan pada sektorsektor

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efesien bagi nasabah. diperdagangkan dengan cara barter yang memakan waktu.

BAB I PENDAHULUAN. dengan fungsi bank sebagai media perantara keuangan (Financial Intermediary)

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan rasio keuangan salah satunya adalah Return On Asset (ROA).

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan, dan

PENDAHULUAN. dengan munculnya berbagai macam bisnis. Kemunculan bisnis ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat banyak. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. bank yang sehat dan dapat beroperasi secara optimal. syariah atau bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, sebenarnya

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. perbankan yang merupakan bisnis jasa saat ini berada dalam persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang membutuhkan dan

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. bahwa adanya pembangunan ekonomi yang baik dari suatu bangsa. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. menabung atau menyimpan surat berharganya dibank. Hal tersebut tentu saja

BAB I PENDAHULUAN. penting karena sifatnya sebagai lembaga intermediasi yaitu bertindak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya Bank adalah suatu industri yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan antara pihak yang kelebihan dana dan yang kekurangan dana.

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan atau financial

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu sebagai perantara pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan adanya sebuah bank. perekonomian mendapatkan manfaat berupa

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ini sesuai dengan pengertian bank menurut undang-undang perbankan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.( Kasmir 2012:12). Fungsi bank

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

BAB I PENDAHULUAN. tugas utamanya sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihakpihak

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi utama sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan atau financial intermediary yang mengandalkan kepercayaan

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP EFISIENSI BIAYA PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. dana. Dengan demikian, sektor perbankan memiliki peran yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga intermediasi yang memiliki arti yaitu Lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuangan mikro, diperlukan suatu sistem yang mengatur segala bentuk kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial intermediary) yaitu sebagai lembaga perantara dua belah

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf

BAB I PENDAHULUAN. banyak pula kebutuhan dan keinginan masyarakat sehingga menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. dilakukan melalui berbagai kebijakan di bidang perbankan tujuan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. 2012:3). Pengertian bank dalam undang-undang nomor 10 tahun 1998 yang

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan (funding)

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi sebagai Financial Intermediary yaitu. mendapatkan keuntungan dapat dihitung dengan menggunakan rasio keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan, yang dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan antara

BAB I PENDAHULUAN. financial intermediary, yaitu suatu lembaga yang berperan menghimpun dana dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. risiko yang dihadapi semakin besar terhadap perekonomian suatu negara.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan masalah ekonomi financial. Sesuai dengan UU RI No 10

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan berbagai macam lembaga keuangan. Lembaga-lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. baik saat ini maupun untuk masa mendatang, maka kesehatan bank harus

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus) dengan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan antara unit-unit ekonomi yang surplus dana, dengan

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk membantu perkembangan perekonomian bangsa agar

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan bank sebagai urat nadi dari sistem keuangan yang menerima

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dapat sepenuhnya terlepas dari pengaruh perkembangan lembaga keuangan. Lembaga

PENGARUH LIKUIDITAS, KUALITAS AKTIVA, SENSITIVITAS PASAR, EFISIENSI, DAN PROFITABILITAS TERHADAP CAR PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH ARTTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan, yang dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (Financial intermediaries), antara pihak yang kelebihan

Oleh : UZI RAMADHANI

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perantara keuangan (financial intermediaries) yang menyalurkan dana

BAB III METODE PENELITIAN. akan dilakaukan ditinjau dari aspek, yaitu: Jenis penelitian berdasarkan tujuannya

BAB I PENDAHULUAN. negara termasuk Indonesia, karena sistem keuangan global saling interpendensi. stabilitas sistem keuangan nasional tetap terjaga.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu tulang punggung perekonomian di suatu

BAB I PENDAHULUAN. seluruh lapisan mayarakat. fungsi bank adalah untuk meningkatkan perekonomian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,

BAB I PENDAHULUAN. No.7 Tahun 1992 Bank Syariah berdiri ditengah-tengah krisis ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup andil dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Menurut. Prasanjaya dan Ramantha (2013) bank memberikan kontribusi besar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH RISIKO USAHA TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH ARTIKEL ILMIAH

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri perbankan merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998 salah satu tujuan berdirinya suatu bank adalah untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Pada penelitian ini dipilih jenis bank yang berdasarkan kepemilikannya yakni Bank Pembangunan Daerah sebagai obyek penelitian. Alasan utama memilih Bank Pembangunan Daerah yaitu karena bank tersebut sebagai salah satu bank yang ada pada sistem perbankan nasional memiliki fungsi dan peranan yang signifikan dalam pembangunan ekonomi regional karena bank pembangunan daerah membuka jaringan pelayanan di daerah-daerah, dimana secara ekonomis sulit dilakukan oleh bank swasta. Dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang merupakan bagian dari industri perbankan nasional juga harus menunjukkan kinerja efisiensi yang optimal dalam rangka mendukung sepenuhnya pembiayaan pembangunan daerah. Tujuan utama bank adalah untuk mendapatkan keuntungan optimal dengan memberikan layanan jasa keuangan kepada masyarakat. Dalam memperoleh keuntungan yang optimal merupakan suatu efisiensi dari kinerja operasional. Apabila semakin efisien kinerja operasional suatu bank maka 1

2 keuntungan yang diperoleh semakin besar. Dengan memperoleh keuntungan tersebut, bank-bank perlu membiayai usahanya agar berjalan optimal baik usaha operasional maupun non operasional. Jika suatu bank setiap tahun keuntungannya meningkat maka itu merupakan asset penting yang dimiliki oleh suatu bank agar tetap berkembang baik di kemudian hari. Untuk itu, bank perlu mengukur kemampuan bank dalam melakukan kegiatan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya yaitu dengan menggunakan Beban Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO). BOPO merupakan perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. Berdasarkan uraian diatas,maka dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja bank khususnya tingkat efisiensi kinerja bank perlu untuk dilakukan oleh semua bank termasuk Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia. BOPO yang baik adalah yang selalu mengalami penurunan setiap tahunnya, namun tidak pada bank Pembangunan Daerah yang dapat dilihat pada tabel 1.1 bahwa rata-rata trend yang dihasilkan sebesar -1,59 persen.berarti Bank Pembangunan Daerah sudah mengalami perbaikan dalam empat tahun terakhir,tetapi terdapat beberapa bank yang tingkat efisiensi kinerjanya belum mengalami perbaikan.bank tersebut diantaranya adalah BPD Sulawesi Tenggara, BPD Kalimantan Timur, PT.BankAceh, PT.Bank Kalimantan Tengah, PT. BPD Jambi, PT.BPD Riau dan Kepulauan Riau, PT. BPD Jawa Barat dan Banten,Tbk,PT. BPD Jawa Tengah,PT.BPD Jawa Timur,PT.BPD Nusa Tenggara Timur,PT.BPD Sulawesi Tengah,PT.BPD Kalimantan Selatan,PT. BPD Papua,PT.BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung, dan PT. BPD Sumatera Utara.

3 Tabel 2.1 POSISI BEBAN OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO) PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009-2012 ( dalam persentase ) Nama Bank 2009 2010 Trend 2011 Trend 2012 Trend Rata-rata Trend BPD Sulawesi Tenggara 55,42 64,75 9,33 56,34-8,41 59,57 3,23 4,15 BPD Yogyakarta 75,17 73,53-1,64 75,05 1,52 74,86-0,19-0,31 BPD Kalimantan Timur 63,69 55,29-8,4 63,86 8,57 68,19 4,33 4,5 PT.Bank DKI 88,46 83,02-5,44 79,74-3,28 81,43 1,69-7,03 PT.Bank Aceh 71,39 92,98 21,59 77,36-15,62 71,51-5,85 0,12 PT.Bank Kalimantan Tengah 68,47 64,24-4,23 63,31-0,93 69,83 6,52 1,36 PT.BPD Jambi 62,94 57,55-5,39 61,16 3,61 63,32 2,16 0,38 PT.BPD Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat 57,09 65,81 8,72 72,00 6,19 0,72-71,28-56,37 PT.BPD Lampung 76,32 66,13-10,19 75,29 9,16 75,05-0,24-1,27 PT.BPD Riau dan Kepulauan Riau 73,83 68,93-4,9 75,15 6,22 75,07-0,08 1,24 PT.BPD Sumatera Barat 79,85 76,34-3,51 78,82 2,48 77,62-1,2-2,23 PT.BPD Jawa Barat dan Banten,Tbk 77,3 76,6-0,7 80,00 3,4 80,02 0,02 2,72 PT.BPD Maluku 77,88 75,3-2,58 70,14-5,16 73,90 3,76-3,98 PT.BPD Bengkulu 75,16 70,24-4,92 78,12 7,88 73,27-4,85-1,89 PT.BPD Jawa Tengah 71,33 79,61 8,28 79,11-0,5 76,35-2,76 5,02 PT.BPD Jawa Timur 66,04 59,38-6,66 60,02 0,64 68,89 8,87 2,85 PT.BPD Kalimantan Barat 81,35 70,23-11,12 76,97 6,74 71,33-5,64-10,02 PT.BPD Nusa Tenggara Barat 75,02 72,43-2,59 68,81-3,62 64,32-4,49-10,7 PT.BPD Nusa Tenggara Timur 70,68 72,1 1,42 71,04-1,06 71,57 0,53 0,89 PT.BPD Sulawesi Tengah 65,13 59,43-5,7 71,41 11,98 80,60 9,19 15,47 PT.BPD Sulawesi Utara 89,84 85,09-4,75 84,96-0,13 77,45-7,51-12,39 PT.Bali 66,72 68,96 2,24 69,74 0,78 62,82-6,92-3,9 PT.BPD Kalimantan Selatan 65,87 68,74 2,87 74,68 5,94 79,40 4,72 13,53 PT.BPD Papua 69,72 70,67 0,95 69,44-1,23 74,15 4,71 4,43 PT.BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung 78,09 80,81 2,72 80,64-0,17 82,28 1,64 4,19 PT.BPD Sumatera Utara 69,86 68,65-1,21 75,99 7,34 77,76 1,77 7,9 Rata-rata 72,02 71,03-0,99 72,66 1,63 70,43-2,23-1,59 Sumber : Laporan keuangan publikasi Bank Indonesia (data diolah) 3

4 Efisiensi dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input), atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari satu input yang dipergunakan. Menurut Syafaroedin Sabar (1989), suatu perusahaan dapat dikatakan efisien : 1. Mempergunakan jumlah unit input yang lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah input yang dipergunakan oleh perusahaan lain dengan menghasilkan jumlah output yang sama. 2. Menggunakan jumlah unit input yang sama, dapat menghasilkan jumlah output yang lebih besar. Menurut Akhmad Syakir Kurnia (2004) dalam beberapa pengukuran efisiensi perbankan ada dua pendekatan yang biasa digunakan yaitu pendekatan produksi dan pendekatan intermediasi. Dalam pendekatan produksi, bank ditempatkan sebagai unit kegiatan ekonomi yang melakukan usaha menghasilkan output berupa jasa simpanan kepada nasabah penyimpan maupun jasa pinjaman kepada nasabah peminjam dengan menggunakan seluruh input yang dikuasainya. Sedangkan dalam pendekatan intermediasi, bank ditempatkan sebagai unit kegiatan ekonomi yang melakukan transformasi berbagai bentuk dana yang dihimpun ke dalam berbagai bentuk pinjaman. Konsekuensi adanya dua pendekatan dalam mengukur efisiensi bank adalah perbedaan dalam menentukan input dan output. Penentuan input dan output yang paling menonjol antara pendekatan produksi dengan pendekatan intermediasi adalah dalam memperlakukan simpanan. Dalam pendekatan produksi simpanan diperlakukan sebagai output, karena simpanan merupakan jasa yang

5 dihasilkan (diproduksi) melalui kegiatan bank. Sedangkan dalam pendekatan intermediasi simpanan ditempatkan sebagai input karena dari simpanan yang dihimpun bank akan mentransformasikannya ke dalam berbagai bentuk aset yang menghasilkan, terutama pinjaman yang diberikan. Zaenal Abidin dan Endri (2003:25) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa metode Data Envelopment Analysis (DEA) adalah sebuah metode frontier non parametric yang menggunakan model program linier untuk menghitung perbandingan rasio output dan input untuk semua unit yang dibandingkan dalam sebuah populasi. Metode ini digunakan untuk mengevaluasi efisiensi relatif dari beberapa objek (benchmarking kinerja). Metode DEA menghitung efisiensi teknis untuk seluruh unit. Skor efisiensi untuk setiap unit adalah relatif, tergantung pada tingkat efisiensi dari unit-unit lainnya di dalam sampel. Setiap unit dalam sampel dianggap memiliki tingkat efisiensi yang tidak negatif, dan nilainya antara 0 dan 1 dengan ketentuan satu menunjukkan efisiensi yang sempurna. Selanjutnya, unit-unit yang memiliki nilai satu ini digunakan dalam membuat envelope untuk frontier efisiensi, sedangkan unit lainnya yang ada di dalam envelope menunjukkan tingkat inefisiensi. Metode ini diperkenalkan pertama kali oleh Charnes, Coopers dan Rhodes (CCR) pada tahun 1978, dan kemudian semakin berkembang. Mengingat telah banyaknya perkembangan model matematis DEA ini, maka sebagian besar mengatakan bahwa DEA adalah metode bukan model. Pendekatan DEA lebih menekankan kepada melakukan evaluasi terhadap kinerja Decision Making Unit

6 (DMU). Analisis yang dilakukan berdasarkan kepada evaluasi terhadap efisiensi relatif dari DMU yang sebanding. Selanjutnya DMU yang efisien tersebut akan membentuk garis frontier. Jika DMU berada pada garis frontier, maka DMU tersebut dapat dikatakan efisien relatif dibandingkan dengan DMU yang lain dalam per groupnya. Selain menghasilkan nilai efisiensi masing-masing DMU, DEA juga menunjukkan unit-unit yang menjadi referensi bagi unit-unit yang tidak efisien. Nilai efisien dalam DEA berkisar antara nol sampai satu. DMU yang efisien akan memiliki nilai 1 atau 100%, sedangkan nilai yang mendekati nol menunjukkan efisiensi DMU yang semakin rendah. Ada dua kriteria sebuah DMU yang efisien yaitu : 1. Apabila tidak ada unit lain atau kombinasi DMU yang menggunakan jumlah input yang sama. 2. Jumlah output yang dihasilkan sedikitnya sama dengan jumlah output yang dihasilkan oleh DMU lain yang berkinerja 100%. Pendekatan intermediasi banyak digunakan dalam penelitian efisiensi bank. Pendekatan intermediasi adalah yang paling sesuai untuk mengevalusi efisiensi seluruh bank. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan intermediasi karena pendekatan ini dinilai sesuai untuk mencerminkan karakteristik Bank Pembangunan Daerah dimana bank tersebut sebagai lembaga intermediasi yang menyalurkan dana dari pihak yang kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana.

7 Likuiditas adalah kemampuan bank melunasi kewajiban- kewajiban keuangan yang segera dapat dicairkan atau sudah jatuh tempo (Lukman Dendawijaya, 2009 : 114). Secara lebih spesifik likuiditas adalah kesanggupan bank menyediakan alat- alat lancar, guna membayar kembali titipan yang sudah jatuh tempo dan memberikan pinjaman kepada masyarakat yang memerlukan. Aspek ini perlu dikelola dengan baik karena menyangkut kepercayaan masyarakat terhadap bank. Tingkat likuiditas bank dapat diukur dengan menggunakan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR). Dimana rasio tersebut memiliki pengaruh yang positif terhadap efisiensi biaya yang diukur dengan metode DEA. Hal tersebut karena jika LDR mengalami kenaikan berarti terjadi kenaikan total kredit > dari kenaikan total Dana Pihak Ketiga (DPK). Akibatnya terjadi kenaikan pendapatan operasional > kenaikan biaya operasional yang akan menyebabkan laba meningkat dan tingkat efisiensi juga akan ikut meningkat. Kualitas Aktiva Produktif menurut Lukman Dendawijaya ( 2009:61 ) menyebutkan bahwa aktiva produktif atau earning asset adalah semua aktiva dalam rupiah dan valuta asing yang dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. Pengelolaan dana dalam aktiva produktif merupakan sumber pendapatan bank yang digunakan untuk membiayai keseluruhan biaya operasional bank, termasuk biaya bunga, biaya tenaga kerja, dan biaya operasional lainnya. Rasio yang digunakan untuk menilai kualitas aktiva yaitu Non Perfoming Loan (NPL). Rasio tersebut memiliki pengaruh yang negatif terhadap tingkat efisiensi biaya yang diukur dengan metode DEA, dimana jika NPL mengalami kenaikan,maka akan terjadi kenaikan kredit bermasalah >

8 kenaikan total kredit yang diberikan.hal ini akan berdampak pada biaya pencadangan yang harus dikeluarkan akan semakin besar dibandingkan dengan kenaikan pendapatan operasionalnya maka akan mengakibatkan penurunan laba dan efisiensi juga akan ikut menurun. Sensitifitas menurut Veithzal Rivai (2007 :725), penilaian sensitivitas terhadap resiko pasar merupakan penilaian terhadap kemampuan modal bank untuk menutupi resiko akibat yang ditimbulkan oleh perubahan resiko pasar dan kecukupan manajemen resiko pasar. Rasio sensitifitas yang umum digunakan adalah Interest Rate Rasio (IRR). Rasio tersebut memiliki pengaruh yang positif negatif terhadap tingkat efisiensi biaya yang diukur dengan metode DEA, dimana jika IRR mengalami kenaikan berarti terjadi kenaikan Interest Rate Sensitivity Asset (IRSA) > kenaikan Interest Rate Sensitivity Liability (IRSL). Apabila suku bunga meningkat, berarti terjadi kenaikan pendapatan bunga > kenaikan biaya bunga maka laba mengalami peningkatan dan efisiensi pun juga akan meningkat dan berpengaruh positif terhadap tingkat efisiensi yang diukur dengan DEA. Namun apabila suku bunga menurun, berarti terjadi penurunan pendapatan biaya bunga > penurunan biaya bunga maka laba mengalami penurunan dan efisiensi juga akan mengalami penurunan dan akan berpengaruh negatif terhadap tingkat efisiensi yang diukur dengan metode DEA. Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu.profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan kesuksesannya dalam menggunakan aktiva secara produktif, maka profitabilitas itu dapat diketahui dengan membandingkan

9 antara laba dengan modal perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah Return on Asset (ROA). Rasio tersebut memiliki pengaruh yang positif terhadap tingkat efisiensi biaya yang diukur dengan metode DEA, karena jika ROA meningkat berarti peningkatan laba sebelum pajak lebih besar dari peningkatan total asset dan efisiensi pun juga ikut mengalami peningkatan. Dalam penelitian ini rasio solvabilitas yang digunakan adalah Capital Adequancy Ratio (CAR). Rasio tersebut memiliki pengaruh yang positif terhadap tingkat efisiensi biaya yang diukur dengan metode DEA, karena apabila CAR meningkat maka peningkatan modal > peningkatan Aktiva Tertimbang Menurut Rasio (ATMR) maka bank akan memiliki peluang yang lebih besar untuk menyalurkan kreditnya, akibatnya perolehan laba akan meningkat dan efisiensi pun juga ikut meningkat. Penelitian ini menggunakan pendekatan efisiensi yaitu metode DEA sebagai ukuran kinerja lembaga perbankan. Namun juga perlu diteliti tentang faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi penurunan efisiensi tersebut. Dengan demikian, berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penelitian ini akan dillakukan dengan judul Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Efisiensi Biaya pada Bank-bank Pembangunan Daerah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA). 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah:

10 1. Bagaimana kondisi tingkat efisiensi biaya pada Bank Pembangunan Daerah pada tahun 2009 triwulan satu sampai dengan tahun 2012 triwulan empat? 2. Apakah LDR,NPL,IRR,ROA,CAR secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat efisiensi biaya yang diukur dengan metode DEA pada Bank Pembangunan Daerah? 3. Apakah LDR secara individu memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap tingkat efisiensi biaya yang diukur dengan metode DEA pada Bank Pembangunan Daerah? 4. Apakah NPL secara individu memiliki pengaruh yang negatif signifikan terhadap tingkat efisiensi biaya yang diukur dengan metode DEA pada Bank Pembangunan Daerah? 5. Apakah IRR secara individu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat efisiensi biaya yang diukur dengan metode DEA pada Bank Pembangunan Daerah? 6. Apakah ROA secara individu memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap tingkat efisiensi biaya yang diukur dengan metode DEA pada Bank Pembangunan Daerah? 7. Apakah CAR secara individu memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap tingkat efisiensi biaya yang diukur dengan metode DEA pada Bank Pembangunan Daerah?

11 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kondisi efisiensi biaya pada Bank Pembangunan Daerah dengan menggunakan metode DEA periode tahun 2009 triwulan satu sampai dengan 2012 triwulan empat. 2. Mengetahui signifikansi pengaruh LDR,NPL,IRR,ROA,CAR secara bersamasama terhadap tingkat efisiensi biaya yang diukur dengan metode DEA pada Bank Pembangunan Daerah. 3. Mengetahui signifikansi pengaruh positif LDR secara individu terhadap tingkat efisiensi biaya yang diukur dengan metode DEA pada Bank Pembangunan Daerah. 4. Mengetahui signifikansi pengaruh negatif NPL secara individu terhadap tingkat efisiensi biaya yang diukur dengan metode DEA pada Bank Pembangunan Daerah. 5. Mengetahui signifikansi pengaruh IRR secara individu terhadap tingkat efisiensi biaya yang diukur dengan metode DEA pada Bank Pembangunan Daerah. 6. Mengetahui signifikansi pengaruh positif ROA secara individu terhadap tingkat efisiensi biaya yang diukur dengan metode DEA pada Bank Pembangunan Daerah.

12 7. Mengetahui signifikansi pengaruh positif CAR secara individu terhadap tingkat efisiensi biaya yang diukur dengan metode DEA pada Bank Pembangunan Daerah. 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah dan tujuan penelitian maka manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi bank Pembangunan Daerah Sebagai bahan informasi untuk mengetahui kinerja operasional bagi Bank Pembangunan Daerah sehingga dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi agar menjadi lebih baik dimasa yang akan datang. 2. Bagi Penulis (Peneliti) Dapat memberikan wawasan dan pengetahuan dalam bidang perbankan. Dan sebagai studi banding antara teori yang telah diperoleh dengan apa yang ada dalam lingkungan nyata. 3. Bagi STIE Perbanas Hasil penelitian ini dijadikan sebagai penambahan perbendaharaan koleksi perpustakaan dan sebagai bahan pembanding atau bahan acuan bagi semua mahasiswa yang akan mengambil judul yang sama untuk bahan penelitian. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi Secara garis besar penulisan ini dibagi kedalam lima bab, dan setiap bab dibagi menjadi sub-sub bab yang berisi uraian -uraian sistematis yang

13 mendukung isi dari setiap bab yang ditulis secara keseluruhan. adapun sistematika penulisan ini adalah : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, Tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas mengenai penelitian penelitian terdahulu, landasan teori, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini dibahas mengenai rancangan penelitian, batasan peneliti, identifikasi variabel, definisi operasional dan pengukuran variabel, populasi, sampel dan teknik pengambilan keputusan sampel, data dan metode pengumpulan data teknik analisa data. BAB IV : GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Pada bab ini menjelaskan tentang gambaran subyek penelitian,analisis deskriptif dan rasio-rasio yang digunakan,pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil analisis. BAB V : PENUTUP Pada bab ini menjelaskan tentang kesimpulan akhir dari analisis data yang telah dilakukan,keterbatasan penelitian dan beberapa saran.