BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang peneliti gunakan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif disini berupa studi kasus. Dimana studi kasus adalah studi yang mempelajari fenomena khusus yang hadir dalam suatu konteks yang terbatasi. Kasus ini bisa berupa individu, peran, kelompok kecil, organisasi, komunitas, atau bahkan suatu bangsa (Poerwandari 2011). Pendekatan studi kasus membuat peneliti dapat memperoleh pemahaman utuh dan terintegrasi mengenai interrelasi berbagai fakta dan dimensi dari kasus khusus tersebut. 3.2. Tahap - tahap Penelitian Dalam penelitian kualitatif ini tahap-tahap penelitian terbagai atas dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. 3.2.1. Tahap Persiapan 1) Membuat pedoman wawancara. 2) Meminta pembimbing untuk menilai dan memberikan masukan terhadap pedoman wawancara yang telah disusun oleh peneliti. 3) Peneliti menghubungi responden untuk menentukan waktu dan tempat wawancara. 54
55 3.2.2. Tahap Pelaksanaan 1) Menemui subyek ditempat dan waktu yang telah disepakati sebelumnya. 2) Menjelaskan tujuan penelitian dan menekankan bahwa identitas subyek akan dirahasiakan. 3) Mengisi identitas subyek 4) Menanyakan kesediaan subyek untuk menggunakan alat perekam selama proses wawancara berlangsung. 5) Mulai mengajukan pertanyaan yang ada di dalam pedoman wawancara. 3.3. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan menggunakan teknik penelitian kualitatif yaitu dengan menggunakan metode wawancara. 3.3.1. Metode Wawancara Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subyektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain (Banister dkk,1994) dalam (Poerwandari,2011).
56 Berdasarkan pemahaman di atas maka penulis memilih metode wawancara dengan pedoman umum, dengan harapan penulis bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan secara lebih mendalam terkait dengan fenomena yang sedang diteliti. 3.3.2. Metode Observasi Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki. Poerwandari (1998) menyatakan bahwa observasi sangat penting dilakukan karena untuk mendiskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung orang-orang yang terlihat dalam aktivitas dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang dialami tersebut. Deskripsi harus akurat, faktual, teliti dan objektif. Berdasarkan pengertian di atas penulis memilih untuk menggunakan metode observasi non partisipan yaitu observasi dimana observer tidak ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan. Jadi observer berlaku sebagai penonton. 3.3.3.Karakteristik Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah remaja akhir laki-laki punk jalanan berusia 16 sampai 19 tahun yang berprofesi sebagai pengamen jalanan dan sudah tidak bersekolah. Alasan mengapa mengambil subyek remaja laki-laki punk jalanan yang berusia 16 sampai 19 tahun dan berprofesi sebagai pengamen adalah:
57 1) Terkait dengan isu-isu yang sering muncul dan sangat lekat terhadap anak-anak punk jalanan bahwa keberadaan mereka tidak jauh dengan kriminal, narkoba dan seks bebas, sehingga banyak penilaian miring dan negatif dari kebanyakan masyarakat. 2) Kemandirian dan kreativitas yang dimiliki oleh anak-anak punk jalanan sehingga mereka bisa survive dan mampu bertahan hidup ditengah kerasnya kehidupan di jalanan. 3) Merujuk pada pemahaman kognitif remaja bahwa, para remaja dapat memecahkan masalah abstrak dan membayangkan masyarakat yang ideal. Akan tetapi, cara berpikir remaja tampak tidak matang dalam beberapa hal. perilaku tersebut berakar dari usaha remaja yang tidak berpengalaman menuju pemikiran operasional formal (Elkind (1984, 1998) dalam Human Development(2009). 3.3.4. Jumlah Subyek Dalam penelitian kualitatif tidak ada aturan baku mengenai jumlah subyekyang akan diambil. Subyek tergantung pada apa yang ingin diketahui oleh peneliti, tujuan penelitian, kredibilitas dan manfaat penelitian serta apa yang dapat dilakukan peneliti dengan waktu dan sumber yang terbatas. Suatu penelitian kualitatif dapat saja meneliti secara mendalam kasus tunggal (n=1) yang dipilih secara purposif, bila memang kasus tunggal tersebut memenuhi kriteria yang ditetapkan, Paton (1990) dalam Poerwandari (2011).Jadi dalam penelitian ini penelitimenentukan jumlah subyek yang akan diambiladalah 3 (tiga) orang subyek
58 remaja akhir laki-lakiyang bergaya punk dan berprofesi sebagai pengamen serta berusia 16 sampai 19 tahun. 3.3.5. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi sehingga dianalisis dengan analisis induktif deskriptif, yaitu melakukan abstraksi setelah rekaman fenomena khusus dikelompokkan menjadi satu. Teori yang dikembangkan dengan cara ini muncul dari bawah, yang berasal darisejumlah besar bukti yang terkumpul yang saling berhubungan satu dengan yang lain (Aminuddin, 1990). Menurut Moleong (2002) analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Data penelitian kualitatif tidak berbentuk angka tetapi lebihbanyak berupa narasi, deskripsi, cerita, dokumen tertulis dan tidak tertulis (gambar, foto) ataupun bentuk-bentuk non angka lain (Poerwandari, 1998). berikut : Adapun langkah peneliti dalam melakukan analisis data adalah sebagai 1) Pengorganisasian data Pengorganisasian data merupakan langkah awal dari pengolahan dan analisis data, di mana data kualitatif diorganisasikan dengan rapi, sistematis, dan selengakap mungkin (Poerwandari, 1998). Lebih lanjut
59 Highlen & Finley (Singarimbun, 2001) mengatakan bahwa organisasi data memungkinkan peneliti untuk : (1) memperoleh kualitas data yang baik, (2) mendokumentasikan analisis yang dilakukan, serta (3)menyimpan data dan analisis yang berkaitan dalam penyelesaian penelitian. Dalam penelitian ini pengorganisasian data meliputi semua data yang diperoleh lewat metode penelitian yaitu data-data yang diperoleh dari wawancara dan observasi. Pengorganisasian data yang dilakukan yaitu : (1) membuat verbatim dari hasil wawancara yang direkam dengan tape recorder, (2) membuat catatan observasi. 2) Koding dan Penentuan Tema Setelah pengorganisasian data, selanjutnya adalah pengkodingan. Koding adalah proses pengkodean atau pembubuhan kode-kode pada materi yang diperoleh dengan maksud agar dapat mengorganisasikan dan mensistematisasi data secara lengkap dan mendetail sehingga dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari (Poerwandari, 1998) Koding merupakan langkah dimana peneliti membubuhkan kodekode pada materi yang diperoleh. Dalam hal ini koding dibubuhkan pada
60 verbatim wawancara, catatan observasi, yaitu dengan membubuhkan penomoran secara urut dan continue pada baris transkip, selain itu peneliti juga memberikan nama untuk masing-masing berkas dengan kode tertentu. Setelah melakukan koding, peneliti selanjutnya menentukan tema-tema yang muncul berdasarkan panduan wawancara yang telah dibuat. 3) Kategorisasi Transkip wawancara yang telah dibuat dicari kategori-kategori yaitu pengelompokan tentang deskripsi konsep diri yang dimiliki masingmasing subjek. Kategori tersebut dilakukan dengan pengambilan kesimpulan secara induksi, yaitu kesimpulan yang ditarik dari keputusan yang khusus untuk mendapat yang umum. Selain itu kategori yang diperoleh dideskripsikan untukmenggambarkan sekaligus menjelaskan bagaimana deskripsi gambaran konsep diri remaja laki-laki punk jalanan yang berprofesi sebagai pengamen. 4) Intepretasi Pemahaman Teoritis Pemahaman hasil penelitian dilakukan dengan mengkaitkan antara deskripsi kategori yang diperoleh dengan teori tentang gambaran konsep diri remaja laki-laki punk jalanan yang berprofesi sebagai pengamen.