MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pemeliharaan puyuh dilaksanakan di Kandang C, Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Unggas dan pengambilan data dilakukan di Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan - Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu dari bulan Juni sampai Agustus tahun 2011. Materi Ternak Penelitian ini menggunakan 150 ternak puyuh betina yang sudah berumur 8 minggu. Jenis puyuh yang dipilih pada penelitian ini adalah jenis puyuh jepang (Coturnix coturnix japonica). Puyuh yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari peternakan puyuh di daerah Cemplang, Cibatok, Bogor, Jawa Barat. Kandang Kandang yang digunakan adalah kandang baterai sebanyak 15 sekat dengan ukuran (panjang x lebar x tinggi) 50 cm x 50 cm x 30 cm. Kandang yang digunakan telah dikapur, didesinfeksi dan kandang ditutup rapat menggunakan tirai plastik. Peralatan dan Perlengkapan Peralatan yang digunakan dalam kandang adalah 15 tempat pakan, 15 tempat air minum serta 2 buah lampu 60 watt. Peralatan lain yang digunakan adalah alat pembersih kandang, label, timbangan digital, plastik untuk menampung telur dan membungkus pakan per ulangan, yolk colour fan, cawan petri, alat pengukur tebal kerabang (Starret micrometer), jangka sorong, pisau, meja kaca, dan tisu untuk membersihkan meja kaca dan kerabang telur. Digunakan juga oven untuk mengeringkan tepung bungkil biji jarak yang telah difermentasi. Pakan dan Air Minum Bahan pakan penyusun ransum adalah dedak padi, jagung kuning, tepung ikan, bungkil kedele, CPO, CaCO 3, DCP, garam, premix, DL-Methionin dan bungkil biji jarak pagar yang difermentasi dengan R. oligosporus (BBJF). Air minum diberikan ad libitum. Ransum puyuh perlakuan disusun berdasarkan rekomendasi 11
Leeson dan Summers (2005). Komposisi dan kandungan nutrien ransum yang digunakan disajikan pada Tabel 4 : Tabel 4. Komposisi dan Kandungan Nutrien dalam Ransum Puyuh Penelitian Bahan Pakan BJ 0 BJ 3 BJ6 BJ9 BJ 12 -----------------------------(%)------------------------------------ Jagung kuning 50 50 50 50 50 Dedak Padi 8 6 4 1,8 0 Bungkil Kedelai 22 20,8 19,6 18,5 17,3 BBJF 0 3 6 9 12 Tepung Ikan 6 6 6 6 6 CPO 6,2 6,4 6,6 6,8 7 CaCO 3 6,1 6,1 6,1 6,1 6,1 DCP 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 Garam 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 Premix 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 DL-Methionin 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 Jumlah (%) 100 100 100 100 100 Kandungan nutrien ransum perhitungan (dalam As fed): Protein (%) 18,19 18,17 18,12 18,13 18,12 Energi Metabolis kkal/kg 2957,42 2956,08 2954,74 2951,85 2954,31 Lemak (%) 8,27 8,43 8,59 8,75 8,92 SK (%) 2,33 3,07 3,82 4,54 5,31 P av (%) 0,57 0,55 0,54 0,55 0,54 Ca (%) 3,01 3,04 3,06 3,11 3,09 Methionin (%) 0,57 0,56 0,56 0,55 0,54 Sistin (%) 0,29 0,29 0,28 0,27 0,26 Methionin+ sistin (%) 0,86 0,85 0,83 0,82 0,80 Lisin (%) 1,06 1,03 1,01 0,99 0,97 Na (%) 0,14 0,14 0,14 0,14 0,13 Cl (%) 0,21 0,20 0,20 0,20 0,19 Keterangan : BJ0 : ransum tanpa BBJF (kontrol), BJ3 : ransum menggunakan 3% BBJF, BJ6 : ransum menggunakan 6% BBJF, BJ9 : ransum menggunakan 9% BBJF, BJ12 : ransum menggunakan 12% BBJF. 12
Kandungan nutrien premix yang digunakan dalam ransum penelitian disajikan dalam Tabel 5. Tabel 5. Kandungan Nutrien dalam Setiap 1 kg Premix Kandungan Satuan Vitamin A 2000000 IU Choline Chloride 20 mg Vitamin D 400000 IU L-lysine 15 mg Vitamin E 0,6 mg Dl-Methionine 20 mg Vitamin B 1 0,2 mg Magnesium Sulfate 6,8 mg Vitamin B 2 1 mg Ferrous Sulfate 5 mg Vitamin B 12 1 mcg Manganese Sulfate 10 mg Vitamin K 0,2 mg Cupri Sulfate 100 mg Niacinamide 1,5 mg Zinc Sulfate 2 mg Ca-d-Panthotenate 0,5 mg Potasium Iodine 20 mg Folic Acid 100 mg Antioxidant & Carrier ad 1 mg Keterangan : Data tercantum pada kemasan premix milik PT Indofeed. Prosedur Fermentasi Bungkil Biji Jarak Pagar. Fermentasi bungkil biji jarak pagar (J. curcas) dengan kapang R. oligosporus dilakukan dengan mengikuti metode Sumiati et al. (2010), tahapan fermentasi sebagai berikut: Bungkil biji jarak pagar (BBJP) ditimbang sebanyak 1 kg, kemudian ditambahkan air hingga kadar air bahan sampai 60% dan diaduk sampai rata, setelah rata BBJP dimasukkkan ke dalam plastik tahan panas berukuran 2 kg. BBJP kemudian dikukus pada panci yang sudah dipersiapkan sebelumnya. BBJP dimasukkan ke dalam panci yang airnya sudah mendidih. BBJP dikukus hingga 1 jam kemudian didinginkan di atas tampah hingga suhu turun sekitar 38 C. Starter R. oligosporus ditimbang sebanyak 7 gram. BBJP yang masih hangat tersebut dicampurkan dengan 7 gram R. oligosporus di dalam baskom. Setelah tercampur rata, campuran tersebut dituang ke tampah yang sudah dilapisi plastik yang sebelumnya semua bagian plastiknya sudah dilubangi dengan jarum, dan diratakan. Setelah diratakan, ditutup dengan plastik yang sama, dan juga ditutup dengan koran 13
dan diberi pemberat dengan keramik, lalu disimpan di tempat yang tidak terkena cahaya matahari langsung pada suhu ruang. Keramik diangkat setelah 24 jam. bungkil biji jarak pagar yang difermentasi (BBJF) dapat dipanen setelah 48 jam inkubasi. BBJF dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 60 C selama 24 jam untuk menghentikan proses fermentasi, lalu ditimbang. Persiapan Kandang. Persiapan kandang dilakukan dengan mencuci lantai dengan detergen. Kandang disterilisasi menggunakan larutan Formalin 40% disemprotkan ke seluruh kandang menggunakan penyemprot air, dengan keadaan kandang telah ditutup rapat menggunakan tirai plastik. Pengapuran pada dinding dan lantai kandang dilakukan setelah sterilisasi dengan larutan formalin telah selesai. Proses ini dilakukan satu minggu sebelum pemeliharaan. Tempat pakan dan tempat air minum disiapkan dan dibersihkan. Sekeliling kandang ditutup dengan menggunakan tirai plastik dan di dalam kandang diberi lampu bohlam 60 watt untuk pencahayaan. Pemeliharaan Puyuh dan Pengambilan Data Pemeliharaan puyuh dilakukan setelah jumlah bungkil biji jarak pagar yang difermentasi mencukupi kebutuhan untuk pemeliharaan dan kandang puyuh telah disiapkan, setelah kandang siap mulai mencampur pakan. Pengambilan data kualitas telur puyuh dilakukan setiap minggu ketika puyuh berumur 12, 13 dan 14 minggu. Bobot Utuh Telur Bobot utuh telur puyuh diperoleh dengan mengukur bobot dari keseluruhan telur puyuh menggunakan timbangan digital dengan satu digit dibelakang koma dalam satuan gram (g). Bobot dan Persentase Albumin Bobot albumin (putih telur) diperoleh setelah putih telur dikeluarkan dari kerabang dan dipisahkan dari kuning telur, kemudian ditimbang menggunakan timbangan digital dengan satu digit dibelakang koma dalam satuan gram (g). Persentase albumin diperoleh dari hasil persentase bobot putih telur dalam satuan gram (g) terhadap bobot utuh telur dalam satuan gram (g). 14
Bobot dan Persentase Yolk Bobot yolk (kuning telur) diperoleh setelah kuning telur dikeluarkan dari kerabang dan dipisahkan dari putih telur, kemudian ditimbang menggunakan timbangan digital dengan satu digit dibelakang koma dalam satuan gram (g). Persentase Yolk diperoleh dari hasil persentase bobot kuning telur dalam satuan gram (g) terhadap bobot utuh telur dalam satuan gram (g). Bobot dan Persentase Kerabang Bobot kerabang diperoleh setelah putih telur dan kuning telur dikeluarkan dari kerabang, kemudian kerabang ditimbang menggunakan timbangan digital 1 digit dibelakang koma dalam satuan gram (g). Persentase kerabang diperoleh dari hasil persentase bobot kerabang dalam satuan gram (g) terhadap bobot utuh telur dalam satuan gram (g). Tebal Kerabang Pengukuran tebal kerabang dilakukan pada tiga bagian kerabang telur yakni pada bagian runcing, tengah, dan bagian tumpul. Sampel kerabang yang diukur dipisahkan dari selaput (membran telur). Tebal kerabang telur diperoleh dengan pengukuran menggunakan alat pengukur tebal kerabang (micrometer calliper) dalam satuan milimeter (mm). Haugh Unit Haugh unit (HU), merupakan ukuran kualitas protein telur berdasarkan tinggi albumin yang diukur menggunakan jangka sorong dengan satuan milimeter (mm) dan bobot telur dalam satuan gram (g). Menurut Mountney (1976) HU dihitung dengan rumus berikut : HU = 100 * log(h 1,7w 0.37 + 7,57) Keterangan : HU = nilai Haugh unit h = Tinggi Albumen (mm) w = Bobot telur (gram) Skor Warna Yolk Pengamatan skor warna yolk dilakukan dengan cara membandingkan warna pada kuning telur dengan standar Roche yolk colour fan dengan skala 1 15 (Vuilleumir, 1987). 15
Rancangan dan Analisis Data Perlakuan Penelitian ini menggunakan 5 taraf perlakuan ransum dan 3 ulangan. Perlakuan ransum yang diberikan adalah : BJ0 : ransum tanpa BBJF (kontrol), BJ3 : ransum menggunakan 3% BBJF, BJ6 : ransum menggunakan 6% BBJF, BJ9 : ransum menggunakan 9% BBJF, BJ12 : ransum menggunakan 12% BBJF. Peubah Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah bobot utuh dan persentase komponen telur (kuning telur, putih telur, dan kerabang), serta kualitas interior telur (tebal kerabang, skor warna yolk, dan Haugh unit). Model Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 3 ulangan. Setiap unit percobaan terdiri dari 10 ekor puyuh betina. Model matematika yang digunakan adalah sebagai berikut (Mattjik dan Sumertajaya, 2006) : Yij = µ + + Keterangan : Y = Nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai rataan umum = Efek perlakuan ke-i = Galat perlakuan ke-i dan ulangan ke-j Analisis Data Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati dilakukan Analisis Ragam (ANOVA). Jika berbeda nyata, dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan atau Duncan multiple range test (DMRT). Analisis data menggunakan bantuan program IBM SPSS Statistics 20 (IBM, 2011). 16