BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Triana, 2015:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. pada Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 (dalam Triana, 2015) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

1.1. Latar Belakang Masalah. Suatu bangsa memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, nilai, dan sikap sehingga dapat berpikir lebih sistematis, rasional, dan

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 Alinea ke-iv yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak. negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana dia hidup.

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. penuh perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni (IPTEKS).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara umum pendidikan dipandang sebagai faktor utama dalam bidang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, maka dari itu tidaklah heran jika pendidikan saat ini adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN tentang sistem Pendidikan Nasional, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ilmu,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara formal, pendidikan diselenggarakan di sekolah. Penyelenggaraan

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan potensi peserta didik melalui kegiatan belajar (dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang No. 20 pasal ke-3 (2003)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berdasarkan undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Kepribadiannya berlandaskan dengan nilai-nilai baik di dalam masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. kata lain, setiap individu ingin mengembangkan potensi-potensi atau kemampuankemampuan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan hal itu, sekolah-sekolah tidak akan bisa menghindari diri dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dipenuhi sepanjang masa. Pendidikan menjadi perhatian yang sangat penting bagi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan diadakan untuk mengembangkan kemampuan setiap individu yang terlibat di dalamnya agar menjadi manusia yang berkembang dan bertanggung jawab dalam kehidupannya sesuai dengan fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Triana, 2015: menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sehingga dalam melaksanakan prinsip penyelenggaraan pendidikan harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, 1

2 kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa berarti meningkatkan kualitas manusia yang pada dasarnya dapat direalisasikan melalui kegiatan pendidikan termasuk proses belajar mengajar disekolah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan kompleks. Bukan hanya guru, siswa turut menentukan terjadi tidaknya belajar, sehingga siswa dituntut aktif dalam belajar. Siswa yang aktif dalam pembelajaran di kelas tentu mempunyai konsep diri yang tinggi. Konsep diri merupakan salah satu aspek afektif yang mempengaruhi pendekatan siswa dalam belajar, sebab bagaimana siswa memandang dirinya akan mempengaruhi perilaku siswa. Kesulitan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar bukanlah disebabkan oleh tingkat kognitif yang rendah melainkan oleh pandangan dirinya bahwa ia tidak mampu untuk melaksanakan tugas-tugas disekolah. Dengan kata lain siswa dihinggapi rasa rendah diri dalam arti negative, sehingga secara tidak langsung siswa menjadi pasif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Individu memandang dirinya pribadi sebagai sosok yang tidak mempunyai untuk melaksanakan tugas, maka seluruh perilakunya akan menunjukkan ketidak mampuan. Tentu hal tersebut akan menyebabkan prestasi dalam belajar pada tingkat keberhasilan yang rendah atau minimum. Siswa yang mempunyai konsep diri yang kognitif positif menyadari kewajiban dan kebutuhannya untuk belajar dan mengembangkan potensi diri untuk mencapai hasil belajar yang baik. Dia akan belajar dengan kemampuan yang kuat, tekun, bersemangat dan percaya diri. Ketekunan belajar ini akan

3 menentukan keberhasilan belajarnya. Seandainya siswa tersebut mengalami kegagalan dalam belajar maka ia akan menunjukkan persepsinya yang positif terhadap kegagalannya serta menjauhkan diri dari sikap pesimis. Dengan demikian konsep diri yang positif memungkinkan siswa untuk berindak secara dinamis, rasional, kreatif, dan optimis. Hal ini menyatakan bahwa melalui konsep diri positif diharapkan dapat tercapai suatu prestasi yang tinggi. Dalam proses pembelajaran disekolah, motivasi berprestasi juga berperan untuk mendorong siswa supaya ia lebih giat dalam belajar. Motivasi berprestasi merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Motivasi berprestasi seseorang untuk meningkatkan atau mempertahankan prestasinya. Motivasi akan membawa perubahan dalam diri seseorang. Menurut Hamdu (2011:91) motivasi adalah suatu usaha yang didasari untuk menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Pentingnya motivasi dalam belajar pada diri siswa akan menciptakan perubahan belajar kearah yang lebih positif. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi dalam dirinya akan lebih bersungguhsungguh dalam belajar sehingga mampu mencapai prestasi belajar yang baik. Oleh sebab itu, motivasi berprestasi sangat dibutuhkan dalam proses belajar. Salah satu keberhasilan dalam dunia pendidikan ditunjukkan dengan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa adalah tingkat keberhasilan siswa atau kemampuan siswa dalam usaha untuk melakukan kegiatan belajarnya dan mempelajari pelajaran sekolah yang dipeoleh sesuai dengan bobot yang ingin dicapainya. Prestasi belajar merupakan suatu bukti hasil yang diperoleh oleh

4 siswa, yang bias menentukan suatu kualitas dalam dunia pendidikan. Dengan prestasi dapat diketahui seberapa besar mutu dan kualitas siswa maupun sekolah. Dengan prestasi belajar yang baik maka seseorang siswa mampun mencapai tujuan dari proses belajar mengajar tersebut. Prestasi yang memuaskan merupakan harapan bagi siswa, orang tua siswa dan guru, namun untuk memperoleh prestasi belajar yang baik tidaklah mudah karena banyaknya factor yang berpengaruh didalamnya. Tabel 1.1 Persentase Ketuntasan Siswa Kelas XII IPS SMA Swasta Bina Siswa Kelas Jumlah siswa Ujian Siswa Mencapai KKM 75 Siswa Tidak Mencapai <KKM 75 Jumlah Siswa Presentase (%) Jumlah Siswa Presentase (%) XII IPS 30 UH 1 14 46,67 16 53,33 UH 2 10 33,3 20 66,7 UH 3 12 40 18 60 Rata-rata 12 39.99 18 60.01 Sumber : Daftar Kumpulan Nilai Ekonomi Kelass XII IPS SMA Swasta Bina Siswa Dari tabel di atas, tingkat persentase ketuntasan yang dicapai siswa kelas XII IPS SMA Swasta Bina Siswa dilihat dari rata-rata ulangan hariannya masih rendah yaitu 39,99 % (12 orang siswa). Artinya dari seluruh siswa kelas XII IPS SMA Swasta Bina Siswa yang berjumlah 30 orang, hanya 12 orang siswa yang tuntas dalam mata pelajaran ekonomi. Sementara persentase siswa yang tidak tuntas dalam mata pelajaran ekonomi yaitu 60,01 % (18 siswa). Artinya lebih dari setengah jumlah keseluruhan siswa tidak tuntas dalam pelajaran ekonomi.

5 Dari hasil observasi yang dilakukan oleh penulis di SMA Swasta Bina Siswa, bahwa konsep diri siswa masih tergolong rendah, hal ini ditandai masih kurang rasa percaya diri siswa ketika membri saran, pendapat ataupun saat ditanya, kurangnya ketekuna, dan keseriusan siswa dalm mengikuti proses belajar mengajar. Selain itu, motivasi berprestasi siswa kelas XII IPS SMA Swasta Bina Siswa masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya persiapan siswa untuk belajar, siswa tidak membawa buku pelajaran ekonomi alasannya karena lupa, tidak mempelajari materi yang akan disampaikan gurunya terlebih dahulu di rumah. Siswa juga terlambat masuk ke ruang kelas, sehingga mengganggu proses belajar. Selain itu siswa juga sering permisi ke luar pada saat proses pembelajaran berlangsung. Siswa lebih memilih pergi ke katin dari pada diskusi ataupun pergi ke perpustakaan untuk membaca buku, siswa juga kurang peduli dengan penjelasan yang diberikan oleh guru tentang mata pelajaran ekonomi, tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru ekonomi. Oleh karena itu untuk mencapai prestasi belajar dengan nilai yang tinggi diharapkan komponen utama dalam proses belajar mengajar yakni siswa dan guru saling berinteraksi baik dalam pembelajaran. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk melalukan suatu penelitian yang berjudul Pengaruh Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas XII IPS Di SMA Swasta Bina Siswa T.P 2016/2017.

6 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah diuraikan sebelumnya maka masalah yang dapat diidentifikasikan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep diri siswa kelas XII IPS Di SMA Swasta Bina Siswa T.P 2016/2017? 2. Bagaimana motivasi berprestasi diri siswa kelas XII IPS Di SMA Swasta Bina Siswa T.P 2016/2017? 3. Apakah ada pengaruh konsep diri terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XII IPS Di SMA Swasta Bina Siswa T.P 2016/2017? 4. Apakah ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XII IPS Di SMA Swasta Bina Siswa T.P 2016/2017? 5. Apakah ada pengaruh konsep diri dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XII IPS Di SMA Swasta Bina Siswa T.P 2016/2017? 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan indetifikasi masalah tersebut, maka penelitian membatasi masalah dalam penelitian ini. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Konsep diri yang diteliti adalah konsep diri yang positif siswa kelas XII IPS Di SMA Swasta Bina Siswa. 2. Motivasi berprestasi yang diteliti adalah motivasi berprestasi siswa kelas XII IPS Di SMA Swasta Bina Siswa.

7 3. Prestasi belajar yang diteliti adalah prestasi belajar ekonomi siswa kelas XII IPS Di SMA Swasta Bina Siswa T.P 2016/2017. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada pengaruh konsep diri positif terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XII IPS Di SMA Swasta Bina Siswa T.P 2016/2017? 2. Apakah ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XII IPS Di SMA Swasta Bina Siswa T.P 2016/2017? 3. Apakah ada pengaruh konsep diri positif dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XII IPS Di SMA Swasta Bina Siswa T.P 2016/2017? 1.5 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh konsep diri positif terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XII IPS Di SMA Swasta Bina Siswa T.P 2016/2017? 2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XII IPS Di SMA Swasta Bina Siswa T.P 2016/2017? 3. Untuk mengetahui pengaruh konsep diri positif dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XII IPS Di SMA Swasta Bina Siswa T.P 2016/2017?

8 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai informasi bagi penulis dalam menambah wawasan pengetahuan tentang pengaruh konsep diri dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar ekonomi siswa. 2. Sebagai informasi kepada pihak sekolah khususnya guru mata pelajaran ekonomi untuk membantuk siswa/siswi dalam membangun dan mengembangkan konsep diri positif dan motivasi berprestasi untuk meningkatkan prestasi belajar ekonomi siswa. 3. Sebagai referensi dan masukan bagi civitas akademik Fakultas Ekonomi UNIMED dan pihak lain dalam melakukan penelitian sejenis.