BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini kesehatan global difokuskan pada masalah kesehatan ibu, sampai saat ini masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

Menurut Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan jumlah kematian ibu melahirkan di Kabupaten

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang besar terhadap pembangunan di bidang kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh kehamilan atau

BAB I PENDAHULUAN. dalam meningkatan mutu kesehatan serta derajat kesehatan masyarakat melalui

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei

BAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB 1 : PENDAHULUAN. negara-negara di dunia sebagai pengganti pembangunan global Millenium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Program pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Menurunnya AKI dari 334

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yang salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. dengan AKI di negara-negara ASEAN, penolong persalinan adalah hal yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan. Salah satu bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kandungan, saat kelahiran dan masa balita (dibawah usia lima tahun).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ibu melahirkan merupakan salah satu dari tujuan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. tahun Penurunan angka kematian ibu per kelahiran bayi. Millenium (Millenium Development Goals/MDGs).

BAB 1 PENDAHULUAN. bersalin dan nifas. Namun demikian banyak faktor yang membuat teknologi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dukun paraji. Saat ini, dukun bayi sebagian besar ditemukan di desa-desa. Peran

BAB 1 PENDAHULUAN. (AKB) di Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) saat ini

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan ibu di Indonesia masih memprihatinkan dimana Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu prioritas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), dalam

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan lembar fakta World Health Organization (WHO) tahun 2013, setiap hari terjadi sekitar 800 kematian ibu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kehamilan sebagai komplikasi persalinan atau nifas, dengan penyebab terkait atau

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

I. PENDAHULUAN. akibat komplikasi kehamilan dan persalinan (Priyanto, 2009). World. Singapura sudah sangat baiksebesar 6 per KH.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan selama periode masa nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indikator derajat kesehatan masyarakat, tercermin dalam kondisi angka kematian,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan dua dari delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang penting untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. antara delapan tujuan yang dituangkan dalam Millennium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diberikan oleh petugas kesehatan yang tidak lain tujuannya untuk memelihara

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MGD s) atau tujuan pembangunan milenium

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2016, Angka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

BAB I PENDAHULUAN. system kesehatan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya angka kematian ibu dan angka

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupannya. Angka statistik yang tinggi ini meminta perhatian untuk

BAB 1 PENDAHULAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan hasil Survei

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI), sehingga menempatkannya diantara delapan tujuan Millennium

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya telah menunjukkan kemajuan yang baik, namun masih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan ibu dan anak masih merupakan masalah di beberapa negara berkembang, salah satunya adalah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian ibu setiap tahun kurang lebih orang dan mayoritas kematian terjadi di negara berkembang (WHO et

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat menetukan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), yang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah, tetapi bukannya tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh wanita di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

KERANGKA ACUAN KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN

BAB I PENDAHULUAN. mencapai target Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium

BAB I PENDAHULUAN. dan kesejahteraan keluarga. Setelah era Millenium Development Goals

POLICY PAPER Rencana Aksi Daerah Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu(RAD PPAKI)

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Ibudan Anak (KIA)merupakan masalah kesehatan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand hanya 44 per

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Program

Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia?

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini kesehatan global difokuskan pada masalah kesehatan ibu, sampai saat ini masalah kematian ibu adalah masalah yang belum dapat terpecahkan. Salah satu tujuan dari Millenium Development Goals (MDGs) adalah menurunkan angka kematian ibu pada indikator kesehatan ibu. Di beberapa negara terutama negara Sub Sahara Afrika masih terdapat 800 perempuan meninggal selama kehamilan dan persalinan setiap harinya. Hal ini tentu saja masih jauh dari target MDGs yaitu mengurangi kematian ibu 75% dalam rentan waktu 1990-2015 (Pfeiffer,2013). Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang akan dicapai sampai dengan tahun 2030 mengenai kematian ibu adalah penurunan AKI sampai tinggal 70 per 100 ribu kelahiran hidup (Zaluchu, 2016). Dari data hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 dapat dilihat bahwa kematian ibu melonjak menjadi 359 per 100.000 kelahidup yang berarti mengalami kemunduran selama 5 tahun, dimana pada tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) sudah mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup. Melonjaknya angka AKI ini memperlihatkan lemahnya sistem kesehatan ibu dan reproduksi, serta kurang efektifnya program Kependudukan dan Keluarga Berencana (Budiantoro, 2013). Salah satu faktor yang mempengaruhi masih tingginya AKI di Indonesia adalah persalinan di rumah dan ditolong oleh dukun, disamping faktor penyebab langsung kematian ibu seperti perdarahan, hipertensi pada kehamilan, partus macet, infeksi dan komplikasi aborsi (Noerdin, 2011). Dari data Riskesdas tahun 2010 dapat dilihat bahwa kelompok ibu yang melahirkan di rumah, 51,9% ditolong oleh tenaga kesehatan bidan, sedangkan 40,2% ditolong oleh dukun. Sekitar 55,4% persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan, dan 43,2% dilakukan di rumah (Depkes,2011). Selain faktor diatas tingginya angka kematian ibu juga dipengaruhi oleh 3 terlambat, yaitu terlambat mengambil keputusan, terlambat merujuk dan 1

2 terlambat ditangani. Selain itu ada juga faktor penyebab 4 terlalu, yaitu terlalu tua (umur lebih 35 tahun), terlalu muda (umur kurang dari 20 tahun), terlalu dekat (jarak melahirkan kurang dari 2 tahun), dan terlalu banyak (melahirkan lebih dari 4 kali) (Kemenkes, 2011). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecenderungan perempuan untuk mengandalkan penolong persalinan tradisional (dukun bayi) dalam melahirkan antara lain: daerah pedesaan sehingga akses ke bidan atau pusat pelayanan kesehatan terbatas, sumber daya tenaga bidan yang terlatih masih kurang, dan kurangnya pengetahuan ibu. Hal ini mempengaruhi angka kematian ibu dan bayi baru lahir yang pada akhirnya akan berpengaruh pada derajat kesehatan masyarakat (Pyone et al., 2013). Pada penelitian yang dilakukan di 97 negara menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara penolong persalinan dengan kematian ibu. Hubungannya yaitu semakin tinggi cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah akan diikuti oleh penurunan angka kematian ibu di wilayah tersebut (Titaley, 2010). Namun di Indonesia masih banyak pertolongan persalinan oleh dukun bayi dengan menggunakan cara-cara tradisional, sehingga membahayakan kesehatan ibu dan bayi yang baru lahir (Depkes, 2008). Kabupaten Gowa dengan ibukota Sungguminasa adalah Kabupaten bekas kerajaan maritim terbesar di Indonesia. Gowa adalah salah satu kerajaan besar dan paling sukses yang terdapat didaerah Sulawesi Selatan. Kerajaan ini memiliki raja yang paling terkenal bergelar Sultan Hasanuddin. Dengan latar belakang kerajaan ini masyarakat Kabupaten Gowa masih menjunjung tinggi tradisi budaya leluhur raja-raja. Salah satu contohnya dengan upacara membersihkan benda pusaka di Museum Balla Lompoa setiap hari raya Idul adha, disamping itu ada juga tradisi masyarakat Gowa mengurut bayi yang baru lahir hingga lepas tali pusat bayi dengan bantuan dukun bayi atau di Gowa disebut dengan istilah sanro ( Dukcapil Gowa, 2016). Di Kabupaten Gowa jumlah angka kematian ibu (AKI) tahun 2016 adalah delapan belas orang dan jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga non kesehatan tahun 2015 yaitu sebanyak 83 orang atau 0,88% dari total persalinan.

3 Sebagian besar persalinan oleh tenaga non kesehatan terdapat didaerah pedesaan dataran tinggi. Sedangkan jumlah angka kematian bayi (AKB) tahun 2016 adalah sepuluh orang. Kecamatan Bontolempangan memiliki angka kematian ibu yang lebih tinggi dari Kecamatan lain di Kabupaten Gowa yaitu 3 orang di tahun 2015. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi masih adanya persalinan yang dilakukan oleh dukun bayi di daerah dataran tinggi Kecamatan Bontolempangan antara lain: akses ke pelayanan kesehatan yang masih sulit, jumlah dukun yang lebih banyak dari jumlah bidan, kepercayaan masyarakat kepada bidan yang masa kerjanya dibawah 5 tahun dan faktor yang paling mempengaruhi sosial kultural budaya turun temurun atau tradisi dalam masyarakat yang tetap mengandalkan dukun bayi dalam menolong persalinan. Dari permasalahan diatas melihat masih tingginya angka kematian ibu di Kabupaten Gowa, perlu dipikirkan suatu kerjasama yang saling menguntungkan antara dukun bayi dan bidan, dengan harapan pertolongan persalinan berpindah dari dukun bayi ke bidan sehingga dapat menurunkan AKI di Kabupaten Gowa. Harapan lainnya adalah dukun menjadi mitra bidan dalam merawat ibu nifas dan bayinya, sehingga risiko kematian ibu dan bayi dapat diturunkan (Depkes, 2008). Dukun bayi bisa menjadi mitra kerja penting dalam menurunkan angka kematian ibu (AKI), karena ada beberapa daerah pedalaman di Indonesia yang terletak jauh dari rumah sakit, puskesmas, bahkan tidak memiliki polindes ataupun posyandu. Oleh karena itu dukun bayi seharusnya tidak diperlakukan sebagai musuh yang menyebabkan tingginya angka kematian ibu (AKI), dan peran serta kemampuan dukun bayi seharusnya tidak dipinggirkan (Noerdin, 2011). Di Kabupaten Gowa masih ada dukun bayi yang belum bermitra dengan bidan, walaupun jumlahnya lebih sedikit bila dibandingkan jumlah dukun bayi yang sudah bermitra dengan bidan. B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan-alasan dukun bayi menolak bermitra dengan bidan di wilayah kerja Puskesmas Bontolempangan Kabupaten Gowa.

4 2. Tujuan Khusus a. Mengeksplorasi alasan dukun bayi menolak bermitra dengan bidan berdasarkan kompetisi antar provider. b. Mengeksplorasi alasan dukun bayi menolak bermitra dengan bidan berdasarkan kesepahaman cultural. c. Mengeksplorasi alasan dukun bayi menolak bermitra dengan bidan berdasarkan social accepted terhadap bidan senior. C. Rumusan Penelitian Di Kabupaten Gowa, berdasarkan laporan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga non kesehatan tahun 2015 menunjukkan bahwa khususnya di Kecamatan Bontolempangan masih sangat tinggi yaitu 38 persalinan atau sekitar 45,7% dari total persalinan yang ditolong oleh tenaga non kesehatan di seluruh Kabupaten Gowa. Oleh karena itu dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah mengapa dukun bayi menolak untuk bermitra dengan bidan di wilayah kerja Puskesmas Bontolempangan Kabupaten Gowa. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Instansi (Dinas Kesehatan dan Puskesmas) Dari penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi Puskesmas Bontolempangan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa dalam menentukan kebijakan, khususnya pada program Kemitraan Bidan dan Dukun, sehingga program ini dapat berjalan dengan baik dan berperan dalam menurunkan kematian Ibu dan Bayi di Kabupaten Gowa. 2. Bagi Dukun dan Bidan di Desa Dengan melihat gambaran alasan-alasan penolakan dukun bermitra dengan bidan, maka hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam upaya peningkatan kemitraan bidan dengan dukun bayi sebagai mitra kerja utamanya. 3. Bagi Peneliti Dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi peneliti terutama di bidang evaluasi program yang terkait dengan evaluasi program kesehatan serta memberikan informasi kepada peneliti lainnya.

5 E. Keaslian Penelitian 1. Nanur (2015) meneliti tentang Kemitraan dukun dengan bidan dalam pertolongan persalinan di Kecamatan Borong Kabupaten Manggarai Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kemitraan bidan dan dukun dan hambatan dalam pelaksanaan kemitraan dukun dengan bidan di Kecamatan Borong Kabupaten Manggarai Timur. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa kemitraan bidan dan dukun belum berjalan dengan baik. Hambatannya masih ada dukun yang tidak bermitra, hambatan transportasi, dan hambatan dari ibu hamil itu sendiri. Persamaan nya yaitu kedua penelitian ini melihat tingkat keberhasilan program kemitraan bidan dan dukun. Perbedaannya pada penelitian ini melihat semua aspek dari input, proses dan output. Sedangkan pada peneliti menitik beratkan pada faktor internal dari dukun. 2. Kane (2006) meneliti tentang Challenges for traditional birth attendants in northern rural honduras. Penelitian ini meneliti hubungan antara kegiatan pembinaan di Pusat Pelayanan Ibu dan Anak di pedesaan sebelah utara Honduras. Hasil yang diperoleh bahwa Traditional Birth Attendants (TBAs) atau dukun bayi masih diandalkan didaerah tersebut untuk penolong persalinan. Penelitian merekomendasikan suatu model transisi dimana dukun bayi berperan dalam perawatan Ibu setelah melahirkan. Persamaan penelitian adalah sama-sama menjadikan dukun bayi sebagai subjek penelitian. Sedangkan perbedaannya pada penelitian ini menitik beratkan pada peran dukun bayi dalam persalinan, bukan bagaimana kemitraan dukun bayi dan bidan. 3. Hermawati, et al. (2013) meneliti tentang Implementasi program kemitraan bidan dukun oleh bidan desa di Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara (Studi Kasus di Puskesmas Wakaokili). Penelitian ini melihat gambaran program kemitraan bidan dan dukun di Puskesmas Wakaokili dimana cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan masih rendah, yang ditandai rendahnya jumlah dukun yang bermitra dan rendahnya rujukan kehamilan serta rujukan persalinan dukun. Persamaan penelitian ini adalah sama sama

6 menjadikan dukun dan bidan sebagai subjek dalam penelitian, dan menggunakan metode penelitian rancangan kualitatif yang disajikan secara deskriptif eksploratif. Sedangkan perbedaannya adalah pada penelitian ini variabelnya adalah ukuran dasar dan tujuan kebijakan, karakteristik badan pelaksana, komunikasi antar organisasi dan kegiatan operasional program, disposisi, sumber daya (dana, tenaga, sarana prasarana), dan lingkungan ekonomi, sosial dan politik. Sedangkan pada penelitian peneliti variabelnya adalah alasan-alasan dukun menolak bermitra dengan bidan dari segi pendapatan dukun, permintaan pasien dan pengalaman dari bidan. 4. De Fretes (2014) meneliti tentang Analisis pelaksanaan program kemitraan bidan dan dukun ditinjau dari aspek input, proses dan output di Wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Fakfak Provinsi Papua Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan program kemitraan bidan dan dukun ditinjau dari aspek input, proses, dan output diwilayah kerja Dinas Kabupaten Fakfak. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan dukun dan bidan sebagai subjek penelitian dengan jenis penelitian adalah kualitatif yang disajikan secara deskriptif eksploratif melalui wawancara mendalam. Kedua penelitian ini melihat kerjasama antara bidan dan dukun berdasarkan program kemitraan bidan dan dukun. Pada penelitian ini peneliti hanya melihat dari segi output yaitu alasan alasan dukun untuk menolak bermitra dengan bidan, sedangkan pada penelitian ini variabelnya adalah input, proses dan output dari program kemitraan bidan dan dukun. 5. Pfeiffer (2013) meneliti tentang Delivering at home or in a health facility? health seeking behaviour of women and the role of traditional birth attendants in Tanzania. Di negara Tanzania dukun memegang peranan penting dalam kesehatan reproduksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan: (1) Perilaku kesehatan wanita dalam penggunaan pelayanan Antenatal Care (ANC) dan Postnatal Care (PNC); (2) Alasan mereka memilih tempat pelayanan kesehatan; (3) Penggunaan praktek tradisional dan sumber daya yang digunakan oleh dukun beranak. Persamaan penelitian ini adalah menggunakan dukun tradisional sebagai subjek penelitian. Perbedaannya

7 adalah pada penelitian ini yang dilihat adalah perbedaan persepsi wanita dalam memilih tempat pelayanan kesehatan untuk melahirkan di daerah pedesaan dan perkotaan. Sedangkan pada penelitian peneliti tidak hanya melihat dari segi permintaan pasien dalam memilih tempat bersalin, tetapi juga melihat dari faktor internal dukun tersebut.