BAB I PENDAHULUAN. pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PP RI No. 50 Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pada bertambahnya jumlah pencemar di udara (Badan Pusat Statistik, 2013).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam memberikan kehidupan di permukaan bumi (Chandra, 2007). Permasalahan utama yang dihadapi kota-kota di dunia yaitu semakin

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki kekuatan otot yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang telah banyak

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Polusi atau pencemaran udara adalah proses masuknya polutan kedalam

BAB V PEMBAHASAN. tersebut sering terpapar gas karbon monoksida (CO) yang berasal dari gas

BAB I PENDAHULUAN. (natural sources) seperti letusan gunung berapi dan yang kedua berasal dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah No 66 Tahun 2014 pada pasal 1 ayat 9 yang menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin menurun untuk mendukung kehidupan mahluk hidup. Menurut

ANALISA EMISI GAS BUANG MESIN EFI DAN MESIN KONVENSIONAL PADA KENDARAAN RODA EMPAT

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. merasa resah dan takut berada di tempat-tempat umum.salah satu tempat umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dibagi menjadi 9 kecamatan, terdiri dari 50 kelurahan. Secara

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

PROFIL VOLUME LALU LINTAS DAN KUALITAS UDARA AMBIEN PADA RUAS JALAN IR. SOEKARNO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. pesat dapat dilihat dari tingginya jumlah kendaraan seiring dengan kebutuhan

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan jumlah penduduk, ekonomi, industri, serta transportasi,

SUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO

Gas dan Debu. Pada Tambang Bawah Tanah

Hubungan Masa Kerja dengan Kandungan Karboksihemoglobin (COHb) dalam Darah Polisi Lalulintas di Jalan Slamet Riyadi Surakarta

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia terutama masalah lingkungan, Pencemaran udara yang paling

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan rumah sakit. menimbulkan dampak negatif dan mempengaruhi derajat kesehatan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah pusat kota, sekaligus ibu kota Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. Polusi udara adalah salah satu masalah yang sangat meresahkan

BAB II LANDASAN TEORI. didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pengesahan... Kata Pengantar Dan Persembahan... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PERBANDINGAN KADAR GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK (CDI) DAN PENGAPIAN KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gas nitrogen dan oksigen serta gas lain dalam jumlah yang sangat sedikit. Diantara

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas udara berarti keadaan udara di sekitar kita yang mengacu pada

berbagai cara. Pencemaran udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industri,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah analitik dengan pendekatan cross sectional dimana

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil survei, perhitungan dan pembahasan dapat diperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

PENGARUH SISTEM PEMBAKARAN TERHADAP JENIS DAN KONSENTRASI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41. Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).

BAB I PENDAHULUAN. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain

TINGKAT POLUSI UDARA DARI EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN VOLUME LALU LINTAS (Studi Kasus : Simpang Empat Bersinyal Kota Lhokseumawe)

BAB II LANDASAN TEORI. sempurna antara bahan bakar fosil dengan oksigen. Komponen ini. atau berbau, tetapi amat berbahaya.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas lingkungan yang baik merupakan hal penting dalam menunjang kehidupan manusia di dunia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan pun muncul seiring semakin padatnya jumlah penduduk. Salah. satunya permasalahan di bidang transportasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting, antara lain sebagai sarana pemindahan barang dan jasa.

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam

VARIASI PENGGUNAAN IONIZER DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KANDUNGAN GAS BUANG KENDARAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Polusi atau pencemaran lingkungan adalah suatu peristiwa masuknya atau

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Bagi masyarakat, transportasi merupakan urat nadi kehidupan sehari-hari

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

PERBEDAAN PAPARAN GAS CO DALAM DARAH PADA TUKANG PARKIR DI AREA PARKIR TERBUKA & TERTUTUP DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN.

KONTRIBUSI BENGKEL SEBAGAI LEMBAGA UJI EMISI KENDARAAN BERMOTOR DALAM MENGURANGI POLUSI UDARA DARI KENDARAAN BERMOTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karbon atau bahan-bahan yang mengandung karbon (Suma mur, 2009). Karbon

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Udara mempunyai arti yang sangat penting di dalam kehidupan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH PAPARAN GAS KARBON MONOKSIDA (CO) TERHADAP TEKANAN DARAH PEKERJA JASA BECAK DI TERMINAL TIRTONADI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang berkembang pesat, khususnya dalam bidang teknologi,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PP RI No. 50 Tahun 2012). Keselamatan dan Kesehatan Kerja mengandung nilai perlindungan tenaga kerja dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Dalam undang-undang nomor 36 tahun 2009 pasal 164 mengenai kesehatan kerja dijelaskan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Paradigma baru dalam aspek keselamatan dan kesehatan kerja mengupayakan agar tenaga kerja mencapai derajat kesehatan yang optimal salah satunya melalui upaya preventif yang ditujukan ke arah pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya penyakit akibat kerja (A. M. Sugeng Budiono, 2003). Bila terjadi penyakit akibat kerja maka salah satu upaya preventif perlu dilakukan dengan pengendalian terhadap faktor lingkungan kerja (Suma mur P.K, 1996). Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang berada di sekitar tenaga kerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam melaksanakan tugas dan pekerjaaan yang dibebankan. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi kondisi lingkungan dan pekerja di tempat kerja yang harus diperhatikan agar dapat dikategorikan sebagai tempat kerja yang bebas dari bahaya, yaitu (a) faktor fisik, (b) faktor 1

2 kimia, (c) faktor biologi, (d) faktor ergonomi dan (e) faktor psikologis (Santoso, 2004). Salah satu kondisi lingkungan kerja yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi pekerjanya adalah lingkungan kerja yang terpapar oleh gas karbon monoksida (CO). Gas tersebut merupakan racun yang berasal dari mesin berbahan bakar bensin, selain itu gas CO dapat pula terbentuk dari proses industri (Saputra, 2009). Konsentrasi tinggi gas karbon monoksida dalam darah seseorang dalam hitungan menit dapat menyebabkan distress pernapasan dan kematian. Dilaporkan banyak terjadi keracunan gas CO setiap tahunnya berupa kasus kematian, baik keracunan karna kecelakaan atau bahkan dijadikan salah satu metode bunuh diri dan pembunuhan, di dalam rumah atau garasi mobil maupun pencemaran udara oleh gas buang industri. Di dunia diperkirakan 1.500 orang mati setiap tahunnya karena gas CO (Depkes RI,2009). Pencemaran udara sebagian besar muncul karena adanya proses pembakaran. Adapun pengertian dari pembakaran adalah proses oksidasi yang cepat suatu bahan bakar dan pembakaran yang komplit hanya mungkin terjadi jika ada oksigen yang cukup. Tujuan dari pembakaran yang baik adalah melepaskan seluruh panas yang terdapat dalam bahan bakar. Hal ini dilakukan dengan pengontrolan tiga T pembakaran yaitu temperature atau suhu yang cukup tinggi untuk menyalakan dan menjaga penyalaan bahan bakar, turbulence time atau turbulensi atau pencampuran oksigen dan bahan bakar yang baik, dan time atau waktu yang cukup untuk pembakaran yang sempurna. Terlalu banyak atau terlalu sedikitnya bahan bakar pada jumlah udara pembakaran tertentu dapat

3 mengakibatkan tidak terbakarnya bahan bakar dan terbentuknya karbon monoksida (Anggraeni, 2009). Komponen utama bahan bakar fosil, yang beberapa di antaranya digunakansebagai bahan bakar kendaraan bermotor adalah hidrogen (H) dan karbon (C). Pada pembakaran bahan bakar yang sempurna maka yang dihasilkan adalah gas CO2 dan H2O. Pembakaran yang sempurna ini terjadi hanya jika ada pasokan oksigen yang cukup. Jika tidak sempurna, maka akan dihasilkan senyawa hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), timbal, serta nitrogen oksida (NOx) pada kendaraan berbahan bakar bensin.sedangkan pada kendaraan berbahan bakar solar, gas buangnya mengandung sedikit HC dan CO tetapi lebih banyak sulfur oksida (SOx) (Anggraeni, 2009). Diantara gas-gas yang beracun tersebut, yang perlu lebih banyak mendapat perhatian adalah gas CO (karbon monoksida) karena pengaruhnya yang besar terhadap kesehatan manusia (Anggraeni, 2009). Gas karbon monoksida yang diabsorpsi tubuh, memiliki afinitas dengan hemoglobin yang sangat kuat di darah sehingga membentuk ikatan karboksihemoglobin (COHb). Akibatnya terjadi kompetisi dengan O2 untuk berikatan dengan Hb sehingga konsentrasi COHb di darah meningkat, sehingga meningkatkan kekentalan darah yang berdampak pada gangguan aliran darah. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan pada tekanan darah (Harrianto, 2009). Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah dari sistem sirkulasi atau sistem vaskuler terhadap dinding pembuluh darah. Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Tekanan darah dipengaruhi

4 oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari berbeda, paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari (Joyce dkk, 2008). Berdasarkan hasil penelitian Ningsih (2012) di terminal Tirtonadi Surakarta, diperoleh kadar paparan gas karbon monoksida yang ada di lingkungan terminal tersebut rata-rata 21 ppm dan melebihi baku mutu udara di lingkungan, sedangkan hasil pengukuran tekanan darah responden, sebanyak 38 dari 60 responden mengalami tekanan darah tinggi. Hasil uji chi square menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan antara paparan gas karbon monoksida dengan tekanan darah pekerja jasa becak di terminal tirtonadi surakarta (p = 0,001). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hayati (2016) di Pusat Grosir Solo, dengan menggunakan Uji Korelasi Pearson kadar COHb dengan kelelahan menunjukkan bahwa ada korelasi signifikan (p value = 0.009, r = 0.418) dengan nilai arah korelasi positif (+) atau searah dan kekuatan korelasi sedang antara kedua variabel. Hal tersebut mempunyai arti bahwa ada hubungan yang signifikan antara kadar COHb dengan kelelahan pada pedagang kuliner di depan PGS Surakarta. Sun Plaza merupakan salah satu dari berbagai pusat perbelanjaan dengan target pasar menengah ke atas di kawasan komersial strategis kota Medan, Sumatera Utara. Didirikan pada tahun 2003, pusat perbelanjaan ini berupa bangunan 6 lantai yang dirancang dengan konsep mall keluarga. Sun Plaza dibuka sejak pertengahan tahun 2004 dan sudah banyak dikunjungi

5 penduduk setempat bahkan sebelum diadakannya grand launching. Sun Plaza dibangun di atas lahan seluas lebih dari 29.000 m 2. Total luas bangunan adalah lebih dari 87.000 m 2 dengan total area yang disewakan lebih dari 62.000 m 2. Bangunan yang megah dan fasilitas yang tersedia di plaza ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat menengah keatas untuk berbelanja di plaza tersebut. Kebanyakan dari pengunjung Sun Plaza memiliki kendaraan pribadi. Kendaraan pribadi tersebut tentunya diparkirkan di tempat parkir yang sudah di sediakan oleh pihak perusahaan. Parkiran ini dibangun satu ruangan dengan 6 lantai. Dalam area parker tersebut tidak tersedia alat penghisap udara (exhaust fan) yang berfungsi untuk mengatur sirkulasi udara dalam ruangan. Pada akhir pekan, biasanya jumlah kendaraan yang diparkirkan di parkiran ini bisa mencapai 2000 kendaraan. Namun juga tidak menutup kemungkinan jumlah mobil yang dipakirkan dapat lebih dari jumlah lot yang disediakan oleh pihak plaza. Semakin banyak kendaraan yang di parkirkan maka semakin tinggi juga kadar CO di parkiran tersebut. Pekerja perpakiran yang bekerja di Sun Plaza berjumlah 76 orang. Mereka umumnya sudah bekerja selama 1 bulan hingga 1 tahun. Mereka dibagi menjadi 3 shift kerja yaitu shift kerja pagi bekerja pada pukul 07.00 WIB - pukul 15.00 WIB dengan jumlah pekerja sebanyak 22 orang, middle shift (shift kerja siang) bekerja pada pukul 10.00 WIB - pukul 18.00 WIB dengan jumlah pekerja sebanyak 32 orang dan shift sore bekerja pada pukul 15.00 WIB - pukul 23.00 WIB dengan jumlah pekerja 22 orang. Masing-masing shift kerja memiliki waktu istirahat selama 1 jam yang biasanya dipergunakan untuk sholat dan makan oleh pekerja.

6 Selama jam kerja, pekerja berada di area parkir tanpa menggunakan APD seperti masker yang dapat menurunkan resiko terhirupnya gas karbon monoksida oleh pekerja. Pada masing-masing shift, pekerja dibagi menjadi 4 sampai 6 orang di setiap lantai. Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti pada pekerja parkir Sun Plaza di kota Medan, peneliti mengemukakan beberapa pertanyaan. Dari pertanyaan tersebut, mereka mengaku sering mengalami pusing, berkunangkunang, cepat merasa lelah dan tidak nyaman. Gejala tersebut sering dirasakan khususnya pada saat ramai pengunjung yaitu di hari Jumat, Sabtu dan Minggu. Dari informasi yang didapatkan dari pihak pengelola perparkiran di Sun Plaza ini, jumlah kendaraan yang biasa diparkirkan pada hari Jum at, Sabtu dan Minggu bisa mencapai 400 lebih kendaraan setiap jamnya. Hal ini akan konstan terjadi khususnya pada pukul 10.00 WIB hingga 18.00 WIB yaitu di jam kerja middle shift. Oleh karena itu, peneliti berkeinginan untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul Hubungan Paparan Gas Karbon Monoksida dengan Tekanan Darah pada Pekerja Perparkiran di Sun Plaza Medan Tahun 2017. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan paparan gas karbon monoksida dengan tekanan darah pada pekerja perparkiran di Sun Plaza Medan tahun 2017.

7 1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan paparan gas karbon monoksida dengan tekanan darah pada pekerja perparkiran Sun Plaza Medan tahun 2017. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui besarnya paparan gas karbon monoksida di area parkir Sun Plaza Medan. 2. Untuk mengetahui besarnya tekanan darah pada pekerja di area parkir Sun Plaza Medan. 3. Untuk mengetahui hubungan paparan gas karbon monoksida dengan tekanan darah pada pekerja perparkiran Sun Plaza Medan. 1.4 Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan paparan gas karbon monoksida dengan tekanan darah pada pekerja perparkiran Sun Plaza Medan tahun 2017. Tolak hipotesis nol (H0) apabila nilai signifikansi chi square <0,05 atau nilai chi square hitung lebih besar (>) dari nilai chi square tabel. H0 : Tidak ada hubungan antara paparan gas karbon monoksida dengan tekanan darah pekerja. H1 : Ada hubungan antara paparan gas karbon monoksida dengan tekanan darah pekerja.

8 1.5 Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak yaitu : 1. Memberikan informasi kepada tenaga kerja perparkiran di Sun Plaza Medan tentang hubungan paparan gas karbon monoksida terhadap gangguan kesehatan seperti tekanan darah. Dengan begitu, diharapkan pekerja dapat meningkatkan kesehatannya. 2. Memberikan masukan bagi perusahaan agar dapat melakukan tindakan preventif terhadap pekerja perparkiran Sun Plaza Medan dalam hal pengendalian terjadinya penyakit akibat kerja. 3. Dapat dijadikan sebagai referensi untuk diadakan penelitian selanjutnya.