BAB I PENDAHULUAN. antara ilmu pengetahuan duniwi dengan tuntunan-tuntunan amal ukhrowi. Islam mewajibkan kepadanya untuk menuntut ilmu.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1 Zuhairi, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (solo: Ramadhani, 1993), hal. 9.

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB V PEMBAHASAN. A. Nilai pendidikan Agama Islam pada program Adiwiyata kegiatan bank. sampah di UPTD SMKN 2 Boyolangu Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

ANALISIS EKTRAKULIKULER SENI TRADISIONAL REOG TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER KREATIF SISWA SMA NEGERI 2 KABUPATEN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. unik, suatu sekolah di pimpin oleh seorang kepala sekolah, kepala sekolah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran dan pendidikan agama dari guru Pendidikan Agama Islam.

BAB I PENDAHULUAN. aman belajar bagi dirinya sendiri, sekaligus bagi siswa lain yang berada di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad saw (Q.S Al Anbiya: 107), tetapi kebanyakan manusia masih. Rahmat yang diberikan Allah swt kepada manusia bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan manusia dapat berbeda dengan makhluk lain yang. dengan sendirinya, pendidikan harus diusahakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kompri, Manajemen Sekolah Orientasi Kemandirian Kepala Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015) 199

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan makhluk lainnya. Al-Qur an merupakan bukti tanda. kebesaran/kemahaluasan ilmu Allah bagi orang-orang yang berilmu.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

BAB I PENDAHULUAN. dan batin baik di dunia maupun di akhirat. Sejak diturunkan kepada nabi Muhammad

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

BAB I PENDAHULUAN. Sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. (Q.S. Al- A raf/7: 26). 2

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

2015 PEMBELAJARAN GITAR DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP AL-AZHAR SYIFA BUDI PARAHYANGAN PADALARANG

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanya kemunduran umat Islam tidak lain disebabkan oleh kemiskinan ilmu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan kualitas suatu bangsa. Karena proses pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan peranan

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menurut Islam pada hakekatnya adalah makhluk monopluralis

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan anak melalui bimbingan, mendidik, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. cara yang dipilih untuk meraih kemajuan (made of getting forward).

Modul ke: Etos Kerja. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa peralihan antara masak kanak kanak dengan masa dewasa. Yang

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter siswa. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 2008, hlm.1. 2

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, persoalan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. mulai beranjak pada kondisi yang lebih modern. Perubahan dan. pembangunan bangsa dan negara adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, meningkatkan kualitas manusia dalam membentuk watak bangsa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terkait dengan pendidikan. Pendidikan merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Zulkarnain, Transformasi Nilai-nilai Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2008, hal.14 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Di antara berbagai program dan kegiatan pembangunan Nasional, salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Erlangga, 2010), terj. Eka Widayati, hlm Jenny Thompson, Memahami Anak Berkebutuhan Khusus, (Jakarta:

BAB V PEMBAHASAN. Kepribadian Muslim Siswa MAN 2 Tulungagung. siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar. 1

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

(Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2009), hlm Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi),

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun dan mengembangkan karakter manusia yang seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang paripurna, sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan akhlak mulia bukanlah menjadi tugas semata-mata dari

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pancasila yang bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan YME,

I. PENDAHULUAN. tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 (2003:4): Bahwa Undang-Undang

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah telah menggariskan kepada manusia tentang pendidikan yang seluas-luasnya, tidaklah terbatas pada pendidikan duniawi semata-mata akan tetapi Islam menghendaki pendidikan yang merata dan seimbang antara ilmu pengetahuan duniwi dengan tuntunan-tuntunan amal ukhrowi. Islam mewajibkan kepadanya untuk menuntut ilmu. Sudah menjadi kenyataan bahwa sekolah merupakan tempat menimba ilmu pengetahuan dan keterampilan. Sekolah juga merpakan wahana yang efektif untuk mengembangkan kepribadian siswa. Setiap lembaga pendidikan pasti berusaha mewujudkan sesuatu yang dicita-citakan oleh lembaga tersebut yaitu siswa yang cerdas dan berkepribadian mulia maka diprlukan proses belajar mengajar dalam aspek intrakurikuler maupum kegiatan luar yang disebut ekstrakurikuler. Kegiatan Kerohanian Islam atau yang disebut juga dengan Studi Kerohanian Islam (SKI) adalah salah satu kegiatan ekstrakurikuler keagamaan Islam yang ada disekolah Menengah Atas atau di Madrasah Aliyah. Yang dimaksud dengan kegiatan ekstrakurikuler Kerohanian Islam atau Studi Kerohanian Islam (SKI) adalah berbagai kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka memberikan arahan kepada siswa untuk dapat mengamalkan ajaran agama yang diperolehnya melalui kegiatan belajar, serta sebagai pendorong dalam membentuk tingkah laku siswa

2 sesuai dengan nilai-nilai agama Islam. Dengan kata lain, kegiatan ini bertujuan untuk membentuk manusia terpelajar dan bertakwa kepada Allah Swt. Jadi, selain menjadi manusia yang berilmu pengetahuan, pesrta didik juga diharapkan menjadi manusia yang mampu menjalankan perintah agama dan menjauhi larangannya. 1 Dalam meningkatkan kualitas pendidikan yaang memiliki ladasan akan pentingnya nilai-nilai agama Islam, maka pendidikan itu akan memasukkan materi-materi keagamaan dalam bentuk pengajaran di kelas maupun dalam bentuk pengajaran di luar kelas berupa kegiatan ekstrakurikuler. Di dunia pendidikan, dikenal adanya dua kegiatan yang cukup elementer, yaitu kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Yang pertama, kegiatan kurikuler, merupakan kegiatan pokok pendidikan yang didalamnya terjadi proses belajar mengajar antara peserta didik danguru untuk mendalami materi-materi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tujuan pendidikan dan kemampuan yang hendak diperoleh siswa. Kegiatan kurikuler ini berarti serangkaian proses dalam rangka menyelenggarakan kurikulum pendidikan yang sedang diberlakukan atau dijalankan sebagai input pendidikan. 2 Sedangkan yang kedua, kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar kelas atau di luar jam pelajaran untuk menumbuh kembangkan sumber daya manusia yang memiliki siswa, baik yang berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkan siswa di 1 Departemen Aama RI, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Direktorat jendral Kelembagaan Agama Islam, 2005), hal. 4 2 Ibid, hal 3

3 dalam kelas maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing siswa dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan yang wajib maupun pilihan. 3 Dalam kegiatan ekstrakurikuler terdapat kegiatan yang bersifat umum, yaitu kegiatan yang lebih kepada pembentukan jiwa intelektual siswa, dan ada kegiatan yang bersifat kerohanian Islam yaitu kegiatan yang dilaksanakan guna membentuk intelektual dan jiwa religius dalam diri siswa dengan menanamkan nilai-nilai agama Islam dalam setiap kegiatannya. Dengan berbagai polemik yang akan menimbulkan stigma negatif yang berkembang dimata masyarakat. Masyarakat akan berpendapat bahwa lembaga-lembaga pendidikan telah gagal dalam membentuk sebuah wadah yang mengarahkan para siswa untuk menjadi manusia yang beradab. Hal tersebut juga akan berdampak pada motivasi para siswa untuk menetukan kemana mereka akan melanjutkan studinya. Berangkat dari keyakinan bahwa mundurnya kualitas pendidikan perlu adanya pengetahuan yang mendorong pentingnya ilmu sehingga harus mempunyai pengetahuan tentang itu terutama penegakan perilaku jujur dan disiplin dalam belajar. Kegiatan yang berisi dorongan baik dari aspek moralitas maupun disiplin dalam belajar salah satunya di sekolah yaitu kegiatan keagamaan yang berupa kerohanian islam. Kegiatan ini tentu saja diikuti oleh sebagian siswa saja. Dengan aktifnya siswa dalam kegiatan 3 Ibid, hal 4

4 keagamaan tersebut maka siswa akan benar-benar memahami betapa pentingnya ilmu dalam mencapai keberhasilan tujuan hidup baik di dunia maupun akherat. yaitu dengan menunjukkan perilaku jujur dan disiplin dalam belajar. Untuk meraih semua itu sangat dibutuhkan keteguhan jiwa, motivasi, kejujuran dan kedisiplinan yang tinggi diberbagai segi kehidupan karena pada dasarnya, jujur dan disiplin merupakan motivasi dari taqwa dan dorongan akal yang murni yang merupakan salah satu sifat orang yang taqwa pula. Kejujuran menjadi faktor yang penting bagi seorang yang berhakikat. Dia tidak akan berbohong kepada dirinya, kepada sesamanya, apalagi kebohongan kepada Tuhannya. Dia menjadi seorang yang jujur dalam perkataan, jujur dalam pekerjaannya, jujur dalam amanah yang disandangnya. Dia melakukannya dengan ikhlas karena memang demikian Allah menghendaki di dalam firman-nya: 4 Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat. (Q.S Al-Anfal (8); 58) 4 Choirul Anam Al Khadiri, 8 Langkah Mencapai Ma rifatullah, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2012), hal 244

5 Pendidikan jujur merupakan perilaku yang harus ditanamkan pada anak sejak dini karena perilaku jujur merupakan kunci dalam kehidupan. Perilaku jujur juga harus diintegritaskan ke dalam kehidupan keluarga, masyarakat maupun sekolah. Perilaku disiplin juga sebagai kesempatan untuk mengadakan perubahan dan rasa hormat yang saling menguntungkan. Dengan adanya dua perilaku tersebut tidak akan ada suatu pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung atau tidak, disiplin juga berhubungan dengan pengendalian diri supaya dapat membedakan mana hal yang benar dan mana hal yang salah, sehingga dalam jangka panjang diharapkan bisa menumbuhkan perilaku yang bertanggung jawab. Bagi umat Islam, Al-Qur an juga merupakan kumpulan dari perintahperintah dan larangan-larangan (peraturan). Peraturan ini harus ditaati bagi umat-nya, sebagaimana kisah Nabi Ibrahim agar patuh dan tunduk terhadap Tuhannya yang tertulis dalam surat Al-Baqarah ayat 131: Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam". ( QS. Al Baqarah: 131) Banyak sekali kandungan ayat-ayat Al-Qur an yang mengisyaratkan agar umat manusia taat patuh dan tunduk (disiplin) pada peraturan yang ditetapkan oleh Tuhannya (Al-Qur an). Begitu juga terhadap waktu yang mengisyaratkan adanya kewajiban untuk disiplin.

6 Pada dasarnya kegiatan ekstrakurikuler kerohanian Islam merupakan aplikasi dari pendidikan Islam, karena sejalan dengan tujuan dari penyelenggara Pendidikan Agama Islam. Hasil belajar Pendidikan Agama Islam yang merupakan tujuan dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tersebut mempunyai arti penting untuk mengetahui pengetahuan peserta didik, karena mereka biasanya belajar hanya jika akan di ujian saja. Tetapi dengan adanya ekstrakurikuler yang bernafaskan Islam, menjadi pengasah olah pikir peserta didik yang melakukan proses belajar darinya. Peneliti melakukan penelitian di Madrash Aliyah Negerei Trenggalek dengan alasan bahwa tidak semua sekoalh khususnya Sekolah Menengah Atas atau Madrasah Aliyah memiliki kegiatan ekstrakurikuleh kerohanian Islam yang didalamnya adalah sebuah organisasi di bawah OSIS yang mempunyai banyak agenda, diantaranya agenda harian, agenda mingguan dan agenda tahunan. Dari latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Kerohanian Islam Terhadap Perilaku Jujur dan Disiplin Siswa di Madrasah Aliyah Negeri Trenggalek Tahun Ajaran 2016/2017 B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, masalah dapat di identifikasi ebagai berikut :

7 a) Banyak pengurus kegiatan ekstrakurikuler kerohanian Islam yang masih belum berperilaku jujur, hal ini terbukti : 1) Masih banyak pengurus kegiatan ekstrakurikuler kerohanian Islam yang menyontek saat ulangan berlangsung 2) Ada sebagian pengurus kegiatan ekstrakurikuler kerohanian Islam yang beralasan mengikuti kegiatan sekolah untuk bolos dari pelajaran b) Banyak pengurus kegiatan ekstrakurikuler kerohanian Islam yang masih belum berperilaku disiplin, hal ini terbukti : 1) Masih ada sebagian pengurus kegiatan ekstrakurikuler kerohanian Islam yang terlambat masuk sekolah dan juga terlambat masuk kelas 2) Masih ada sebagian pengurus kegiatan ekstrakurikuler kerohanian Islam yang tidak memakai sragam lengkap 2. Pembatasan Masalah Agar tidak meluas permasalahan yang akan dibahas maka penulis hanya membatasi permasalahannya, yakni lebih fokus pada penguasaan terhadap berikut: a) Penelitian ini akan dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri Trenggalek. b) Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu kegiatan ekstrakurikuler Kerohanian Islam (X) sebagai variabel bebas dan

8 perilaku jujur siswa (Y 1 ) dan perilaku disiplin siswa (Y 2 ) sebagai varibel terikat. c) Subjek penelitian ini adalah seluruh pengurus SKI (Studi Kerohanian Islam) di Madrasah Aliyah Negeri Trenggalek. d) Dalam penelitian ini peneliti ingin mengungkap ada atau tidak adanya pengaruh kegiatan ekstrkurikuler kerohanian Islam terhadap perilaku jujur dan disiplin siswa di Madrasah Aliyah Negeri Trenggalek. C. Rumusan Masalah 1. Adakah pengaruh kegiatan ekstrakurikuler Kerohanian Islam terhadap perilaku jujur siswa Madrasah Aliyah Negeri Trenggalek tahun pelajaran 2016/2017? 2. Adakah pengaruh kegiatan ekstrakurikuler Kerohanian Islam terhadap perilaku disiplin siswa Madrasah Aliyah Negeri Trenggalek tahun pelajaran 2016/2017? 3. Adakah pengaruh secara bersama-sama kegiatan ekstrakurikuler Kerohanian Islam terhadap perilaku jujur dan disiplin siswa Madrasah Aliyah Negeri Trenggalek tahun pelajaran 2016/2017? D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh kegiatan ekstrakurikuler Kerohanian Islam terhadap perilaku jujur siswa Madrasah Aliyah Negeri Trenggalek tahun pelajaran 2016/2017.

9 2. Untuk mengetahui pengaruh kegiatan ekstrakurikuler Kerohanian Islam terhadap perilaku disiplin siswa Madrasah Aliyah Negeri Trenggalek tahun pelajaran 2016/2017. 3. Untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama kegiatan ekstrakurikuler Kerohanian Islam terhadap perilaku jujur dan disiplin siswa Madrasah Aliyah Negeri Trenggalek tahun pelajaran 2016/2017. E. Hipotesis Penelitian Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan semetara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. 5 Maka pada penelitian ini penulis merumuskan hipotesis Alternatif (Ha) sebagai berikut: a) Ada pengaruh yang signitifikan antara pengaruh kegiatan ekstrakurikuler Kerohanian Islam terhadap perilaku jujur siswa Madrasah Aliyah Negeri Trenggalek tahun pelajaran 2016/2017. b) Ada pengaruh yang signitifikan antara pengaruh kegiatan ekstrakurikuler Kerohanian Islam terhadap perilaku disiplin siswa Madrasah Aliyah Negeri Trenggalek tahun pelajaran 2016/2017. c) Ada pengaruh yang signitifikan antara pengaruh kegiatan ekstrakurikuler Kerohanian Islam terhadap perilaku jujur dan 5 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), (Bandung:Alfabet, 2015), hal. 96

10 disiplin siswa Madrasah Aliyah Negeri Trenggalek tahun pelajaran 2016/2017. F. Kegunaan Penelitian 1. Secara Teoretis Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan dan sumbangan bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, khususnya dapat memperkaya khasanah pendidikan agama Islam (tarbiyah) yang diperoleh dari hasil penelitian. 2. Secara Praktis a) Bagi Lembaga/Instansi MAN Diharapkan dapat menjadi acuan dan wawasan baru khususnya dalam bidang kegiatan Kerohanian Islam dalam meningkatkan kejujuran dan kedisiplinan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. b) Bagi tenaga pendidik Dengan adanya penelitian ini mampu memberikan sedikit sumbangan dan pemahaman bagi para guru khususnya kegiatan kerohanian dalam meningkatkan kejujuran dan kedisplinan belajar. c) Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan bagi peneliti berikutnya yang ingin mengkaji lebih mendalam atau dengan tujuan verifikasi sehingga dapat memperkaya temuantemuan penelitian baru.

11 G. Penegasan Istilah Sebelum penulis menguraikan isi skripsi, untuk mempermudah dalam memahami penelitian ini dan menghindari adanya kesalahpahaman bagi pembaca dalam mengartikan dan untuk menghindari penafsiran lain serta untuk mempermudah dalam penelitian ini, kiranya peneliti menganggap perlu untuk menjelaskan secara konseptual maupun secara operasional dari variable yang digunakan. 1. Penegasan Konseptual a. Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan diluar jam biasa dan waktu libur sekolah yang dilakukan baik di sekolah maupun diluar sekolah, dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya pembinaan manusia Indonesia seutuhnya. 6 b. Kerohanian Islam Kerohanian Islam (ROHIS) atau Study Kerohanian Islam (SKI) merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler bernafaskan Islam yang bermanfaat bagi pengembangan pribadi, pengembangan sikap sosial, serta dapat mendiskusikan masalah agama secara lebih bebas. 7 6 Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm.164 7 M. Amin Haedari, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama Islam dan Keagamaan, 2010), hal. 111

12 c. Jujur Jujur berarti lurus hati, tidak berbohong, tidak curang. Jujur merupakan nilai penting yang harus dimiliki setiap orang. Jujur tidak hanya diucapkan, tetapi juga harus tercermin dalam perilaku sehari-hari. 8 d. Disiplin Disiplin mengandung arti kepatuhan kepada perintah pemimpin, perhatian dan kontrol yang kuat terhadap penggunaan waktu, tanggung jawab atas tugas yang diamanahkan, serta kesungguham terhadap bidang keahlian yang ditekuni. 9 2. Penegasan Operasioanal a. Kegiatan ekstrakurikuler kerohanian islam dalam penelitian ini adalah suatu kegiatan yang dilakukan diluar jam sekolah, kegiatan ini ekstrakurikuler ini bernafaskan islam yang bertujuan untuk memperluas pengetahuan siswa, pengembangan sosial serta dapat mendiskusikan masalah agama secara lebih bebas. Indikatornya meliputi : 1) Grand Opening Studi Kerohanian Islam, 2) kajian Studi Kerohanian Islam, 3) Kesenian Hadrah, 4) Bedah buku/film, 5) PHBI b. Prilaku jujur yang dimaksud dala penelitian ini adalah suatu perilaku yang didasarkan untuk menjadikn siswa sebagai orang selalu dapat dipercaya dalam perkataan dan juga perbuatan, baik 8 Ngainun Naim, Character Building: Optimalisasi Peran Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu & Pembentukan Karakter Bangsa, ( Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2012), hal 132 9 Ibid., hal 143

13 dalam diri sendiri maupun orang lain. Indikatornya meliputi : 1) Jujur pada diri sendiri, 2) Jujur pada perkataan, 3) Jujur dalam berjanji, 4) jujur dalam usaha/perbuatan. c. Perilaku disiplin yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu kondisi dimana sesuatu berada dalam tata tertib terhadap peraturan serta tidak ada pelanggaran-pelanggaran yang secara langsung maupun tidak. Dalam perilaku ini diharapkan siswa bisa menumbuhkan perilaku yang bertanggung jawab. Indikatornya meliputi : 1) Disiplin dalam masuk sekolah. 2) Disiplin dalam mengikuti pelajaran di sekolah, 3) Disiplin dalam mengerjakan tugas, 4) Disiplin dalam mentaati tata terib sekolah, 5) Disiplin belajar dirumah. H. Sistematika Pembahasan Bab I Pendahuluan, terdiri dari: (a) latar belakang masalah, (b) identifikasi dan batasan masalah, (c) rumusan masalah, (d) tujuan penelitian, (e) hipotesis penelitian, (f) kegunaan penelitian, (g) penegasan istilah, (h) sistematika pembahasan. Bab II Landasan Teori, terdiri dari: (a) Diskripsi Teori, (b) penelitian terdahulu, (c) kerangka konseptual/kerangka berfikir penelitian Bab III Metode Penelitian, terdiri dari: (a) rancangan penelitian, (b) variabel penelitian, (c) populasi dan sampel penelitian, (d) kisi-kisi instrumen, (e) instrumen penelitian, (f) data dn sumebr data, (g) teknik pengumpulan data, (h) analisis data.

14 Bab IV Hasil Penelitian, terdiri dari: (a) diskrisi data, (b) pengujian hipotesis. Bab V Pembahsan paparan hasil penelitian. Bab VI Penutup, terdiri dari: (a) kesimpulan, (b) implikasi penelitian, (c) saran.