BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Jawa merupakan salah satu mata pelajaran muatan lokal yang diajarkan di sekolah khususnya di daerah Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur. Pembelajaran bahasa Jawa di sekolah merupakan salah satu upaya pelestarian budaya Jawa. Pembelajaran bahasa Jawa sangatlah dibutuhkan untuk mengembangkan serta menambah pengetahuan mengenai budaya Jawa. Walaupun pendidikan dapat dilakukan di mana saja, namun pendidikan di sekolah juga memiliki peran penting dalam melestarikan budaya salah satunya adalah bahasa Jawa. Dalam berbahasa terdapat 4 keterampilan berbahasa. Keterampilan tersebut di antaranya: (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, (4) keterampilan menulis (Tarigan 2008: 1). Membaca merupakan salah satu keterampilan bahasa dan merupakan kecakapan dasar yang harus dimiliki oleh setiap individu. Menurut UU Nomor 20, Tahun 2003 pasal 4 ayat 5, dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berkaitan dengan kemampuan membaca, dijelaskan bahwa pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat. Dardjowidjojo (2010: 291) menyatakan bahwa membaca merupakan suatu keterampilan yang harus diajarkan oleh orang tua atau orang dewasa dan dipelajari oleh anak. Namun sekarang ini mata pelajaran bahasa Jawa di sekolah khususnya mata pelajaran membaca aksara Jawa kurang diminati oleh kebanyakan siswa, sehingga kedudukan pembelajaran aksara Jawa masih kurang mendapatkan simpati dari siswa, dan kemampuan siswa dalam membaca aksara Jawa juga rendah. 1
2 Melalui jalur pendidikan, pemerintah berharap pemeliharaan aksara Jawa dapat berkembang. Berdasarkan keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor: 423.5/5/2010 dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) muatan lokal bahasa daerah terdapat lima Standar Kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan apresiasi sastra. Salah satu Kompetensi Dasar yang harus dipelajari oleh siswa kelas VII dalam Standar Kompetensi membaca adalah membaca paragraf sederhana berhuruf Jawa. Dalam hal ini, siswa dituntut untuk bisa membaca paragraf berhuruf Jawa baik secara lisan maupun tertulis. Pada kenyataannya, ketika peneliti mengadakan observasi awal dan menyebarkan soal prates, diketahui kemampuan membaca aksara Jawa dari 40 siswa kelas VII G MTs N 1 Ngemplak Boyolali sekitar 52,5% atau 21 orang siswa yang mampu mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 65. Nilai tertinggi yang berhasil diraih siswa yaitu 90, dan nilai terendah 40. Hal ini membuktikan bahwa membaca aksara Jawa sulit bagi mereka. Faktor penyebab aksara Jawa tergolong materi yang sulit bagi kebanyakan siswa, karena kerumitan bentuk, jenis, serta jumlah dari aksara Jawa yang cukup banyak. Siswa juga dituntut untuk memahami unsur-unsur yang sangat kompleks yang terdapat dalam aksara Jawa, di antaranya aksara carakan, sandhangan, pasangan, aksara murda, aksara swara, dan aksara angka. Unsur-unsur tersebut selalu ada pada setiap kalimat dalam suatu bacaan aksara Jawa, selain itu siswa juga merasa sulit untuk menghafalnya. Hal itu yang menjadikan siswa beranggapan bahwa membaca aksara Jawa sulit, dan pada akhirnya siswa kurang menaruh minat terhadap pelajaran maupun materi membaca aksara Jawa itu sendiri. Penyebab terkait dalam pembelajaran aksara Jawa khususnya materi membaca aksara Jawa di kelas di antaranya, penggunaan metode yang kurang kratif dan inovatif. Hal itu menyebabkan suasana pembelajaran menjadi jenuh, akibatnya siswa menjadi pasif dan kurang
3 berminat dalam pembelajaran membaca aksara Jawa. Akhirnya kemampuan membaca aksara Jawa juga tidak berkembang, keantusiasan siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca aksara Jawa juga rendah. Hal itu tampak ketika pembelajara berlangsung misalnya, siswa berbicara sendiri dengan teman sebangkunya, siswa lebih asik bermain dengan alat tulisnya dari pada memperhatikan penjelasan guru, siswa lebih fokus pada kegiatan lain selain memperhatikan pelajaran. Penyebab lain yaitu dalam pembelajaran guru memberikan penugasan langsung kepada siswa dengan membaca secara bersama-sama paragraf berhuruf Jawa tanpa adanya bimbingan dari guru terlebih dahulu sehingga, siswa kesulitan dalam membaca Paragraf berhuruf Jawa tersebut, tidak adanya media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran untuk membimbing siswa supaya mudah menerima materi pembelajaran. Dari apa yang telah dilakukan oleh peneliti dalam observasi di sekolah maka peneliti dapat mengetahui kesulitan-kesulitan apa saja yang dialami oleh siswa. Peneliti juga merencanakan pemecahan tindakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca aksara Jawa. Peneliti beranggapan bahwa untuk mata pelajaran yang dianggap siswa sulit dan kurang diminati, dalam pembelajaran perlu adanya bimbingan terlebih dahulu dalam pembelajaran pemengenai mengenai membaca aksara Jawa supaya siswa siswa lebih paham, serta dalam pembelajaran guru dapat menggunakan media yang kreatif dan kooperatif. Misalnya dengan menggunakan kartu aksara Jawa dan kartu aksara Latin. Pembelajaran dilakukan dengan mencari pasangan kartu. Pembelajaran mencari pasangan kartu biasanya disebut dengan metode make a match. Penggunakan salah satu metode Cooperative Learning teknik Make A-match tersebut dengan alasan: (1) menciptakan suasana belajar baru yang menyenangkan yang dapat melibatkan siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran, (2) adanya unsur permainan yang terdapat dalam metode yang digunakan, sehingga dapat memicu siswa untuk saling
4 bekerjasama dan saling berkompetisi secara sehat dalam mengikuti pembelajaran sehingga dapat mempengaruhi kemampuan membaca aksara Jawa siswa. Penggunaan metode make a macth yang mengandung unsur permainan di dalamnya sangat berpotensi digunakan dalam pembelajaran membaca aksara Jawa. Metode make a macth ini merupakan metode permainan menjodohkan kartu pertanyaan dengan kartu jawaban. Dalam penelitian ini kartu yang digunakan untuk permainan tersebut dengan bertuliskan kalimat berhuruf Jawa dan latin. Melalui pembelajaran seperti ini, siswa akan diajak belajar sambil bermain yang menyenangkan. Dengan adanya unsur permainan tersebut siswa akan saling berkompetisi untuk memenangkan permainan tersebut. Dengan begitu, solusi ini diharapkan dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan sehingga berdampak pada peningkatan minat siswa dalam belajar aksara Jawa dan kemampuan siswa dalam membaca aksara Jawa. Selain itu, diharapkan dalam diri siswa secara tidak langsung timbul perasaan senang terhadap materi membaca aksara Jawa dan kesadaran untuk mau belajar membaca aksara Jawa. Bertolak dari permasalahan yang ada, maka peneliti mengkaji melalui penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Minat dan Kemampuan Membaca Paragraf Berhuruf Jawa dengan Metode Make A- Macth Pada Siswa Kelas VII MTs N 1 Ngemplak. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah penerapan metode make a match dapat meningkatkan minat membaca paragraf berhuruf Jawa siswa kelas VII G MTs N 1 Ngemplak?
5 2. Apakah penerapan metode make a match dapat meningkatkan kemampuan membaca paragraf berhuruf Jawa siswa kelas VII G MTs N 1 Ngemplak? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Meningkatkan minat belajar membaca paragraf berhuruf Jawa melalui metode make a match pada siswa kelas VII G MTs N 1 Ngemplak. 2. Meningkatkan kemampuan membaca paragraf berhuruf Jawa melalui metode make a match pada siswa kelas VII G MTs N 1 Ngemplak. D. Manfaat Penelitian Setiap penelitian harus memiliki manfaat, baik manfaat teoretis maupun manfaat praktis. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Manfaat Teoretis Untuk mengembangkan penelitian yang ada yang meneliti tentang peningkatan kemampuan membaca aksara Jawa agar penelitian dalam bidang tersebut lebih berkembang, dan lebih bervariasi, serta membuktikan teori tentang peningkatan kemampuan membaca paragraf sederhana berhuruf Jawa dengan metode make a-macth. b. Manfaat Praktis 1. Bagi siswa a) Meningkatkan kemampuan membaca aksara Jawa, menumbuhkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. b) Memberikan suasana baru dalam pembelajaran membaca aksara Jawa sehingga siswa lebih antusias dalam belajar. 2. Bagi guru a) Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru sebagai alternatif metode pembelajaran yang lebih menyenangkan.
6 b) Sebagai bahan kajian dan acuan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai. 3. Bagi sekolah, hasil penelitian yang diperoleh dapat digunakan untuk perbaikan pada proses pembelajaran. 4. Bagi peneliti a) Peneliti memperoleh wawasan dan pengalaman mengenai metode pembelajaran yang inovatif. b) Memberikan informasi kepada peneliti lain tentang penelitian membaca aksara Jawa, memberikan gambaran tentang penelitian tersebut, memicu peneliti lain untuk melakukan penelitan lebih lanjut agar lebih berkembang.