BAB I PENDAHULUAN. dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar. menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

I. PENDAHULUAN. proses kognitif. Proses belajar yang dimaksud ditandai oleh adanya perubahanperubahan

A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar merupakan pondasi awal dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rendah, gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman pada kegiatan proses pembelajaran IPA. khususnya pada pelajaran Fisika di kelas VIII disalah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah proses penemuan

BAB I PENDAHULUAN. fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu

I. PENDAHULUAN. tentang alam. Belajar sains merupakan suatu proses memberikan sejumlah pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. belajarnya dan dapat membangun pengetahuannya sendiri (student centered. digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran masih kurang.

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sains di sekolah dimaksudkan untuk menanamkan. keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengembangkan keterampilan sikap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran IPA. menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dibangun atas dasar produk

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada hari Jum at, tanggal 25 November

II. KAJIAN PUSTAKA. Inkuiri berasal dari bahasa inggris inquiry yang artinya pertanyaan atau

Menurut Wina Sanjaya (2007 : ) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dari metode inkuiri, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB I PENDAHULUAN. sarana dalam membangun watak bangsa. Tujuan pendidikan diarahkan pada

BAB I PENDAHULUAN. yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

percaya diri siswa terhadap kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling penting

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar

Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Miskwoski, 2005). (Marbach- Ad & Sokolove, 2000). interaksi dengan dunia sosial dan alam. Berdasarkan hasil observasi selama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh seorang guru. Dewasa ini, telah banyak model pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eidelweis Dewi Jannati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (natural science) yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Namun biasanya penilaian ini lebih ditujukan hanya untuk mengetahui

II. TINJAUAN PUSTAKA. Eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat, karena itu dapat dimasukkan

rangka perkembangan manusia (Hidayat dan Machali, 2010: 32). maka manusia dapat berkembang lebih jauh daripada mahluk-mahluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kurikulum sains dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tingkah laku yang sesuai. Sanjaya (2006:2) mengatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. 1 Pembelajaran IPA secara

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada semua

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam pembukaan UUD 45 pada alinea ke empat, yang bertujuan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan juga proses membimbing

2015 PENGUASAAN KONSEP SISWA TOPIK PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN PADA PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN MEDIA LABORATORIUM VIRTUAL

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan suatu cabang ilmu yang banyak mengandung konsep

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu

I. PENDAHULUAN. ketepatan guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran pada. banyak menggunakan model pembelajaran yang kurang efektif yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Menurut

I. PENDAHULUAN. Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran, menurut

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan dimasyarakat. Hal ini diakibatkan oleh perkembagan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pembelajaran di mana peserta didik (siswa)

II. KERANGKA TEORETIS. Metode didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu proses pembelajaran tidaklah lepas dari berbagai hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dede Sofiatun,2013

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SUBTEMA GERAK DAN GAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 16 BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. Ruang lingkup IPA meliputi alam semesta secara keseluruhan baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masih

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan berkaitan erat dengan istilah belajar dan mengajar. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar (Sudjana, 2013 : 28) menunjuk pada apa yang dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Sedangkan mengajar adalah suatu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar. Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yaitu tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman (proses) belajar-mengajar dan hasil belajar. (Sudjana, 2009 :2). Setelah mengalami aktivitas belajar mengajar, selanjutnya akan didapatkan hasil belajar yang nantinya akan menggambarkan ada atau tidaknya perubahan tingkah laku siswa. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual, ranah afektif berkenaan dengan sikap, dan ranah psikomotoris berkenaan dengan keterampilan dan kemampuan bertindak. Jika proses pembelajarannya mampu mendorong siswa untuk belajar maka akan memperoleh hasil belajarnya pun akan optimal. Hal ini pun berlaku pada materi pelajaran biologi. 1

2 Biologi merupakan cabang dari ilmu sains (ilmu pengetahuan) yang membahas mengenai kehidupan di seluruh dunia. Pembelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami alam secara nyata dan beraneka ragam jenisnya. Untuk memahami alam secara nyata pembelajaran biologi memerlukan kegiatan eksperimen agar siswa lebih paham dan lebih mengerti sesuatu yang sedang dipelajari. (Ambarsari,2012:12). Salah satu materi yang dipelajari pada mata pelajaran biologi adalah sistem indera. Dengan mempelajari sistem indera kita akan memimbing siswa untuk mengetahui struktur, fungsi, dan proses-proses yang terjadi pada sistem indera kita. Selain mereka mendapatkan pengetahuan, kita pula mampu menanamkan mereka rasa bersyukur atas kesempurnaan ciptaan Allah SWT. Sesuai dengan firman Allah SWT : Artinya : Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.(q.s An.Nahl :78) Hasil observasi pendahuluan di SMAN 27 Bandung, diperoleh data bahwa pembelajaran biologi khususnya materi sistem indera masih bersifat teacher centre (berpusat pada guru) dan masih menekankan siswa untuk menghapal. Pembelajaran tersebut menyebabkan siswa jenuh dan lebih

3 banyak mengacuhkan penjelasan yang disampaikan oleh guru, padahal materi sistem indera memiliki tingkat kesulitan yang tinggi karena penuh dengan kajian-kajian yang sukar dipahami. Selain itu, masih minimnya kesadaran siswa untuk mengulang materi pelajaran, sehingga materi yang telah didapat dengan mudahnya terlupakan. Dampak dari permasalahan tersebut menyebabkan hasil belajar siswa kurang optimal. Permasalahan ini harus segera diselesaikan salah satunya dengan memperbaiki suasana belajar di kelas. Hartono (2013,61) mengatakan bahwa suasana belajar yang membebaskan siswa aktif belajar, menyampaikan pendapat, menganalisis, dan menemukan informasi sendiri memberi peluang mencapai hasil belajar yang optimal. Komunikasi dua arah secara timbal balik sangat diharapkan dalam proses belajar mengajar, demi tercapainya interaksi belajar yang optimal. Maka untuk mewujudkan hal tersebut, seorang guru sebaiknya melakukan inovasi dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan berbagai model pembelajaran yang bersifat student centre sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan pengaruh postif terhadap hasil belajar siswa adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing. Model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada awal pembelajaran siswa akan dirangsang rasa ingin tahunya melalui pertanyaan-pertanyaan dari guru, siswa akan diberikan kesempatan untuk menyampaikan hipotesisnya. Selanjutnya guru

4 akan membimbing siswa menemukan informasi melalui percobaan, lalu berbagai informasi dikumpulkan, untuk kemudian dianalisis dan diambil kesimpulan. Melalui tahapan-tahapan seperti itu siswa akan menemukan konsepnya sendiri, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik. Pada model pembelajaran inkuiri (Dewi : 2013) siswa belajar berorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran. Dengan model tersebut siswa tidak mudah bingung dan tidak akan gagal karena guru terlibat penuh. Model pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki beberapa kelebihan diantaranya : siswa jadi lebih aktif, bersikap objektif, jujur dan terbuka, membentuk dan mengembangkan self concept pada diri siswa, serta membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru. Hasil penelitian yang dilakukan Abarva (2004), menjelaskan bahwa mengajar dengan menggunakan metode inkuiri sangat berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada bidang studi biologi dari pada mengajar hanya dengan menggunakan metode ceramah. Diharapkan penelitian yang akan dilakukan pun dapat memperoleh hasil yang memuaskan dan sekaligus menjadi motivasi penulis untuk lebih baik lagi dalam menyampaikan materi kepada peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Dari latar belakang di atas, menginspirasi peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Model Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sistem Indera

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang ingin diketahui dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada konsep sistem indera? 2. Bagaimana pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem indera? 3. Bagaimana keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada konsep sistem indera? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri terbimbing 2. Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing 3. Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa D. Manfaat Penelitian 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing mampu memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa. 2. Model pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan kemudahan dalam memahami materi biologi yang telah disampaikan dan dijadikan masukan bagi peningkatan kualitas pendidikan terutama mata pelajaran biologi.

6 3. Bagi peneliti selanjutnya, dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi guna menyempurnakannya. 4. Bagi peneliti, menjadi bekal pengetahuan mengenai model inkuiri terbimbing untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat menerapkannya dengan baik dalam proses belajar mengajar ketika sudah menjadi guru. E. Definisi Operasional Supaya tidak terjadi perbedaan persepsi mengenai definisi operasional, maka definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Inkuiri terbimbing adalah suatu model pembelajaran inkuir yang dapat mendorong siswa dalam menemukan dan membangun pengetahuan melalui pengalaman secara langsung dimana siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran ini juga menuntut siswa untuk terlibat dalam peneletian yang mengharuskan siswa untuk memberikan hipotesis, menyusun prosedur kegiatan, melakukan kegiatan eksperimen, menganalisis hasil, dan menarik sebuah kesimpulan. 2. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku setelah melakukan aktivitas belajar. Dalam penelitian aspek yang diteliti adalah aspek kognitif melalui instrumen tes pilihan ganda. Instrumen yang dikembangkan berdasarkan kerangka taksonomi bloom yang direvisi pada pengetahuan konseptual dan dimensi proses kognitif C2-C5 yang telah diuji validitas, reliabiltas, daya pembeda, dan tingkat kesukarannya.

7 3. Sistem indera berperan sebagai reseptor, yaitu bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsangan. Ada lima macam indera yaitu : a. Mata, sebagai penerima rangsang cahaya b. Telinga, sebagai penerima rangsang getaran bunyi c. Hidung, sebagai penerima rangsang bau berupa gas d. Lidah, sebagai penerima rangsang zat yang terlarut e. Kulit, sebagai penerima rangsang sentuhan F. Kerangka Berfikir Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami alam secara sistematis sehingga pembelajarannya bukan hanya sekedar penguasaan kumpulan fakta-fakta tetapi juga melalui proses penemuan. Termasuk juga materi sistem indera. Dengan mempelajari sistem indera kita akan memimbing siswa untuk mengetahui struktur, fungsi, dan proses-proses yang terjadi pada sistem indera kita Pada sistem indera ini banyak sekali materi, sehingga jika pembelajaran konvensional yang diterapkan, siswa akan kesulitan untuk memahami. Siswa memerlukan proses belajar yang berpusat pada siswa. Dengan begitu siswa akan aktif mengeksplor berbagai kemampuan yang dimilikinya. Keaktifan belajar siswa sangat berkaitan dengan pengalaman hasil belajar. Pemilihan model pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa sangat disarankan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa untuk menemukan konsepnya

8 sendiri adalah inkuiri terbimbing. Siswa didorong untuk belajar aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip mereka sendiri (Roestiyah, 2008 :76) Piaget mengemukakan bahwa model inkuiri terbimbing merupakan model yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi. Model pembelajaran inkuiri terbimbing sangat sesuai untuk mengembangkan keterampilan proses sains, karena sintak atau tahap pembelajaran di dalam inkuiri terbimbing yang dikembangkan dengan metode ilmiah dapat melatihkan keterampilan proses sains pada siswa. (Wulaningsih, dkk : 2012). Jika keterampilan proses sains sudah terlatih, siswa secara mandiri akan menyimpulkan sendiri jawaban dari setiap persoalan atau permasalahan yang diajukan oleh guru, dengan begitu siswa akan lebih mudah memahami tanpa adanya paksaan. Tahapan-tahapan adalah sebagai berikut : 1. Menyajikan pertanyaan atau masalah. Guru mengembangkan rasa ingin tahu siswa dengan berbagai pertanyaan. 2. Membuat hipotesis. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. 3. Melakukan percobaan. Guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui percobaan. 4. Mengumpulkan dan menganalisis data. Siswa saling menyampaikan informasi yang menjadi temuannya sehingga banyak informasi yang diperoleh. Selanjutnya informasi tersebut dianalisis.

9 5. Membuat kesimpulan. Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan. Karena model pembelajaran inkuiri terbimbing berpusat pada siswa, maka memiliki beberapa kelebihan diantaranya: 1. Siswa jadi lebih aktif, bersikap objektif, jujur dan terbuka. 2. Mmembentuk dan mengembangkan self concept pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik. 3. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru. 4. Selain itu karena ada panduan dan bimbingan dari guru, maka meminimalisir adanya miskonsepsi pada siswa. Hasil belajar yang diteliti pada penelitian ini adalah aspek kogniti yang akan diketahui dari hasil postest yang menggunakan soal taksonomi Bloom revisi, terdiri dari 4 tingkatan yang susunannya adalah memahami C2, mengaplikasi C3, menganalisis C4, dan mengevaluasi C5. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka rencana penelitian ini diarahkan pada sejauh mana pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa. Untuk memperjelas kerangka pemikiran tersebut dapat dilihat pada skema berikut ini:

Siswa 10 Pretest Pembelajaran Konsep Sistem Indera Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pembelajaran Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Langkah-langkah : 1. Guru merangsang rasa ingin tahu siswa dengan berbagai pertanyaan. 2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa unttuk menyampaikan hipotesis. 3. Guru membimbing siswa menemukan jawaban melalui eksperimen maupun dari berbagai sumber. 4. Siswa saling menyampaikan temuannya sehingga banyak informasi yang terkumpul. Selanjutnya dilakukan analisis. 5. Guru membimbing siswa menarikm kesimpulan. Kelebihan : 1. Self concept siswa lebih dikembangkan 2. Memudahkan siswa lebih memahami materi 3. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru 4. Meminimalisir miskonsepsi Kelemahan : 1. Kadang membutuhkan waktu yang lama. (Trianto, 2011:172) Pembelajaran Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas. Langkah-langkah : 1. Guru menyampaikan materi dan menyediakan berbagai macam topik permasalahan 2. Siswa memilih satu topik permasalahan 3. Siswa mencari informasi untuk memecahkan permasalahan secara mandiri. 4. Siswa menarik kesimpulan. Kelebihan : 1. Siswa lebih bebas melakukan semua kegiatan pembelajaran. 2. Membantu siswa mengingat materi Kelemahan : 1. Karena tidak ada bimbingan dari guru, peluang besar miskonsepsi akan muncul. 2. Pembelajaran seperti ini diperuntukkkan bagi siswa yang sudah terbiasa dilepas pada pembelajaran (Hartono, 2013 : 74) Postest Postest Hasil Belajar Kognitif Siswa C2 (Memahami) C3 (Mengaplikasi) C4 (Menganalisis) C5 (mengevaluasi) Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Guided Inqury (Inkuiri terbimbing) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sistem Indera Bagan 1. 1 Bagan Kerangka Berpikir

11 G. Hipotesis Penelitian Berdasarkan hasil kerangka berfikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem indera. Sedangkan hipotesis statistiknya dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Hipotesis Nol (Ho) Model Pembelajaran inkuiri terbimbing tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem indera 2. Hipotesis Alternatif (Ha) Model Pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem indera.