BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

dokumen-dokumen yang mirip
pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara demi terwujudnya kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA, IKLIMSEKOLAH, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan sudah ada. mengantarkan manusia menuju kesempurnaan dan kebaikan.

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara umum pendidikan dipandang sebagai faktor utama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk membekali

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor penting yang secara langsung memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Oleh karena itu setiap warga negara

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman yang ada. Pengetahuan merupakan unsur terpenting bagi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. tentu tidak dapat dipisahkan dari semua upaya yang harus dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara formal, pendidikan diselenggarakan di sekolah. Penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan. kepribadian manusia melalui pemberian pengetahuan, pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi.

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melda, 2013

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Tujuan pendidikan itu adalah untuk mengembangkan individu baik jasmani maupun rohani secara optimal, agar mampu meningkatkan taraf hidup serta kehidupan keluarga, dan juga masyarakat. Tidak ada manusia yang dapat hidup secara sempurna tanpai melalui proses pendidikan. Pendidikan secara umum adalah suatu upaya atau kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas serta kemampuan pribadi untuk dapat berperan didalam kehidupan bermasyarakat. Nantinya seseorang yang telah mendapatkan pendidikan dapat melakukan suatu perubahan atau inovasi didalam kegiatan ekonomi, sosial, maupun pembangunan suatu bangsa. Tujuan pendidikan di Indonesia tertulis pada Undang-Undang Republik Indonesia (UURI) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta peraturan-peraturan pemerintah yang bertalian dengan pendidikan. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Lembaga pendidikan dibagi menjadi tiga bagian yaitu lembaga pendidikan non formal, informal dan formal. Lembaga pendidikan nonformal atau pendidikan diluar sekolah (PLS) ialah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, dan berencana, diluar kegiatan 1

2 persekolahan. Sedangkan pendidikan informal adalah pendidikan yang berlangsung di tengah keluarga. Namun selain dari itu mungkin juga berlangsung di lingkungan sekitar misalnya perusahaan, pasar, terminal dan lain-lain tanpa adanya batas waktu.( Ahmadi,2003) Lembaga pendidikan formal adalah tempat yang paling memungkinkan seseorang meningkatkan pengetahuan, merupakan wadah yang tepat bagi pemerintah serta mayarakat untuk membina generasi muda.sekolah sebagai lembaga pendidikan formal perlu diketahui dikatakan formal karena diadakan di sekolah/tempat tertentu, teratur sistematis, mempaunyai jenjang dan dalam kurun waktu tertentu, serta berlangsung mulai dari TK sampai ke PT, berdasarkan aturan resmi yang telah ditetapkan. Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan karena pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak. Maka di samping keluarga sebagai pusat pendidikan, sekolah pun mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk membentuk pribadi anak. Dengan sekolah pemerintah mendidik bangsanya untuk menjadi seorang ahli dengan bidang dan bakat yang akan dibentuk saat proses belajar disekolah, dan seiring berjalannya waktu, bakat dan bidang tersebut akan sangat berguna bagi anak tersebut di kemudian hari. Bukan hanya anak itu saja, itu juga berguna bagi nusa dan bangsa. (Pidarta,2007) Seorang anak mulai bisa masuk lembaga pendidikan seperti sekolah akan lebih baik bila dimulai sejak dini, yaitu saat anak tersebut sudah memasuki usia balita. Anak tersebut bisa sekolah di Taman Kanak-kanak (TK), setelah anak tersebut memasuki usia 6 tahun baru lah anak tersebut dapat masuk kejenjang lebih tinggi yaitu Sekolah Dasar (SD), dan selanjutnya 6 tahun di Sekolah dasar

3 anak tersebut akan melanjut ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan kemudian ke Sekolah Meningkat Atas (SMA). Tidak hanya cukup sampai disitu untuk bidang dan bakat yang sudah di dapat saat di sekolah, akan lebih baik jika diperdalam ke Perguruan Tinggi (PT). Sistem pendidikan nasional Pasal 5 undang-undang pendidikan kita yang bermakna : setiap warga Negara berhak atas kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, baik bagi mereka yang berlainan fisik, di daerah terpencil, maupun yang cerdas atau berbakat khusus, yang bisa berlangsung sepanjang hayat. Sementara itu Pasal 6 mewajibkan warga Negara berusia 7 sampai 15 tahun mengikuti pendidikan dasar atau yang kita kenal dengan pendidikan wajib belajar 9 tahun. Jalur pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan disekolah secara berjenjang dan bersinambungan, yang terurut dari PAUD, TK, pendidikan dasar 9 tahun (wajib belajar), kemudian berlanjut kepada pendidikan menengah atas selama 3 tahun yaitu yang bisa kita kenal dengan SMA/sederajat. Pendidikan sampai tingkat SMA/sederajat pada saat ini sudah merupakan pendidikan yang dianggap rendah. Hal ini terlihat dari perekrutan tenaga kerja sebagai pegawai negeri, dan juga beberapa perusahaan swasta membuka lowongan pekerjaan bagi yang sudah sarjana strata satu (S1), minimal diploma. Bertalian dengan kebutuhan kerja di era globalisasi dan perkembangan zaman maka banyak orang yang melanjutkan pendidikan mereka ke perguruan tinggi. Melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi bukan merupakan suatu kewajiban, namun dizaman sekarang ini merupakan suatu keharusan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Selain itu banyak orang

4 yang masuk ke pendidikan tinggi didasarkan pada keinginan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak sehingga dengan demikian kerja untuk peningkatan pendapatan serta taraf hidup dapat tercapai. Perguruan Tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan profesional yang dapat menerapkan, serta mengembangkan di dunia kerja nantinya. Karena yang diharapkan melalui perguruan tinggi ini akan banyak tenaga kerja yang profesional dan ahli dibidangnya. Bukan hanya menjadi tenaga profesional tetapi juga diharapkan dapat menciptakan lapangan-lapangan kerja baru bagi masyarakat lainnya. (Ahmadi, 2003) Pada umumnya harapan membuktikan bahwa seseorang yang memiliki sekolah yang tinggi akan memiliki tingkat kesejahteraan hidup yang baik. Seseorang yang sudah mengecap pendidikan yang tinggi akan memiliki status sosial yang lebih baik. Berdasarkan pengamatan sementara terlihat walaupun peningkatan jumlah lulusan perguruan tinggi semakin tahun semakin meningkat, namun pada kenyataan masih banyak juga anak yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, namun dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu itu sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah yang ada diluar individu. Faktor-faktor yang berasal dari internal adalah faktor kesehatan, faktor cacat tubuh, inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan. Sedangkan faktor-faktor yang berasal dari eksternal

5 ialah faktor orangtua (cara orangtua mendidik, relasi antaraanggota keluarga, suasana rumah, ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar belakang kebudayaan), faktor masyarakat (kegiatan anak dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). (Slameto, 2010) Faktor lingkungan masyarakat juga turut mempengaruhi. Pada suatu daerah lingkungan masyarakat dimana lingkungan tersebut mayoritas orang-orang yang berpendidikan, biasanya anak-anak di daerah tersebut juga akan termotivasi untuk melanjutkan pendidikan pada lembaga pendidikan sampai kepada tingkat perguruan tinggi. Namun bila lingkungan masyarakat tersebut lebih banyak yang tidak berpendidikan maka anak pada lingkungan ini juga akan ikut terpengaruh. Keadaan lingkungan tempat tinggal seseorang akan mempengaruhi perkembangan dan cara berfikir seseorang. Hal ini akan terlihat dari pendidikan, sikapnya, interaksi sosial dan lain sebagainya. Di sisi lain ada juga suatu realita yaitu dimana suatu keluarga yang ratarata pendidikan anaknya dilanjutkan kepada perguruan tinggi, sedangkan orangtuanya bukanlah lulusan dari perguruan tinggi namun orangtua memiliki motivasi yang tinggi terhadap masa depan anaknya. Kenyataan yang lain juga terjadi ada orangtuanya memiliki pendidikan yang tinggi, mempunyai motivasi yang tinggi juga bagi kelanjutan pendidikan anaknya, namun anak tersebut tidak mempunyai minat untuk melanjutan pendidikannya. Ada beberapa fenomena yang terlihat dimayarakat yaitu anak-anak yang telah lulus dari Sekolah Menengah Atas yang seharusnya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, namun pada kenyataannya tidak seluruhnya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Hal serupa terjadi di beberapa lingkungan di

6 Kelurahan Sempakata adalah anak lulusan SMA/sederajat tidak melanjut pendidikannya ke perguruan tinggi. Bahkan banyak diantara mereka yang ikut orangtuanya bekerja, ada juga yang bekerja secara tidak tetap, dan ada yang hanya menjadi pengangguran. Beberapa lingkungan anak-anak yang hanya menjadi pengangguran tersebut menjadi pembuat keonaran, dan mengganggu keamanan warga sekitar. Dengan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat misalnya dengan berjalan-jalan secara bergerombol, membuat kebisingan, minum-minuman keras, dan bermain judi. Menurut hasil wawancara dengan kepala lingkungan sedikitnya lulusan SMA/sederajat yang tidak melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi ada sekitar 430 orang yang datanya diambil dari tahun 2010. Bila ditinjau dari keadaan orangtua di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang ini dapat dilihat bahwa tingkat ekonomi orangtua sangat beragam. Hal tersebut dapat dilihat dari pekerjaan mereka yang beragam ada yang bekerja sebagai petani, pedagang, PNS/BUMN, TNI, POLRI, dokter, buruh, dan wiraswasta. Dengan demikian penulis ingin melakukan penelitian di daerah tersebut untuk melihat faktor apa yang menyebabkan anak tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. B. Identifikasi Masalah Masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut yaitu ada beberapa faktor yang mempengaruhi mengapa anak tidak siap melanjutkan pendidikan ke pendidikan tinggi yaitu 1. Faktor-faktor yang berasal dari internal adalah faktor kesehatan, faktor cacat tubuh, inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan. 2. Faktor-faktor yang berasal dari eksternal ialah

7 faktor orangtua (cara orangtua mendidik, relasi antaraanggota keluarga, suasana rumah, ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar belakang kebudayaan), faktor masyarakat (kegiatan anak dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui penyebab ketidaksiapan anak tidak siap melanjutkan pendidikan mereka ke pendidikan tinggi dengan terjun lansung ke lapangan. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang ada maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor internal dan eksternal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan tinggi. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana faktor internal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang? 2. Bagaimana faktor eksternal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Faktor internal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang. 2. Faktor eksternal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang.

8 F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan akan memberi manfaat : 1. Sebagai bahan masukan dan semangat bagi anak khususnya di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang tentang pentingnya pendidikan tinggi bagi masa depan sehingga mereka termotivasi untuk melanjutkan pendidikan. 2. Sebagai bahan masukan dan motivasi bagi orangtua agar dapat memberikan arahan kepada anak, untuk dapat melanjutkan pendidikan anak ke pendidikan tinggi. 3. Sebagai bahan untuk menambah wawasan pengetahuan bagi peneliti maupun pembaca tentang permasalahan yang diteliti. 4. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa lain untuk meneliti masalah yang sama di daerah yang berbeda. Sedangkan pendidikan informal adalah pendidikan yang berlangsung di tengah keluarga. Namun selain dari itu mungkin juga berlangsung di lingkungan sekitar misalnya perusahaan, pasar, terminal dan lain-lain tanpa adanya batas waktu.( Ahmadi,2003) Lembaga pendidikan formal adalah tempat yang paling memungkinkan seseorang meningkatkan pengetahuan, merupakan wadah yang tepat bagi pemerintah serta mayarakat untuk membina generasi muda.sekolah sebagai lembaga pendidikan formal perlu diketahui dikatakan formal karena diadakan di sekolah/tempat tertentu, teratur sistematis, mempaunyai jenjang dan dalam kurun

9 waktu tertentu, serta berlangsung mulai dari TK sampai ke PT, berdasarkan aturan resmi yang telah ditetapkan. Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan karena pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak. Maka di samping keluarga sebagai pusat pendidikan, sekolah pun mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk membentuk pribadi anak. Dengan sekolah pemerintah mendidik bangsanya untuk menjadi seorang ahli dengan bidang dan bakat yang akan dibentuk saat proses belajar disekolah, dan seiring berjalannya waktu, bakat dan bidang tersebut akan sangat berguna bagi anak tersebut di kemudian hari. Bukan hanya anak itu saja, itu juga berguna bagi nusa dan bangsa. (Pidarta,2007) Seorang anak mulai bisa masuk lembaga pendidikan seperti sekolah akan lebih baik bila dimulai sejak dini, yaitu saat anak tersebut sudah memasuki usia balita. Anak tersebut bisa sekolah di Taman Kanak-kanak (TK), setelah anak tersebut memasuki usia 6 tahun baru lah anak tersebut dapat masuk kejenjang lebih tinggi yaitu Sekolah Dasar (SD), dan selanjutnya 6 tahun di Sekolah dasar anak tersebut akan melanjut ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan kemudian ke Sekolah Meningkat Atas (SMA). Tidak hanya cukup sampai disitu untuk bidang dan bakat yang sudah di dapat saat di sekolah, akan lebih baik jika diperdalam ke Perguruan Tinggi (PT). Sistem pendidikan nasional Pasal 5 undang-undang pendidikan kita yang bermakna : setiap warga Negara berhak atas kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, baik bagi mereka yang berlainan fisik, di daerah terpencil, maupun yang cerdas atau berbakat khusus, yang bisa berlangsung sepanjang hayat. Sementara itu Pasal 6 mewajibkan warga Negara

10 berusia 7 sampai 15 tahun mengikuti pendidikan dasar atau yang kita kenal dengan pendidikan wajib belajar 9 tahun. Jalur pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan disekolah secara berjenjang dan bersinambungan, yang terurut dari PAUD, TK, pendidikan dasar 9 tahun (wajib belajar), kemudian berlanjut kepada pendidikan menengah atas selama 3 tahun yaitu yang bisa kita kenal dengan SMA/sederajat. Pendidikan sampai tingkat SMA/sederajat pada saat ini sudah merupakan pendidikan yang dianggap rendah. Hal ini terlihat dari perekrutan tenaga kerja sebagai pegawai negeri, dan juga beberapa perusahaan swasta membuka lowongan pekerjaan bagi yang sudah sarjana strata satu (S1), minimal diploma. Bertalian dengan kebutuhan kerja di era globalisasi dan perkembangan zaman maka banyak orang yang melanjutkan pendidikan mereka ke perguruan tinggi. Melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi bukan merupakan suatu kewajiban, namun dizaman sekarang ini merupakan suatu keharusan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Selain itu banyak orang yang masuk ke pendidikan tinggi didasarkan pada keinginan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak sehingga dengan demikian kerja untuk peningkatan pendapatan serta taraf hidup dapat tercapai. Perguruan Tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan profesional yang dapat menerapkan, serta mengembangkan di dunia kerja nantinya. Karena yang diharapkan melalui perguruan tinggi ini akan banyak tenaga kerja yang profesional dan ahli dibidangnya. Bukan hanya menjadi tenaga profesional tetapi

11 juga diharapkan dapat menciptakan lapangan-lapangan kerja baru bagi masyarakat lainnya. (Ahmadi, 2003) Pada umumnya harapan membuktikan bahwa seseorang yang memiliki sekolah yang tinggi akan memiliki tingkat kesejahteraan hidup yang baik. Seseorang yang sudah mengecap pendidikan yang tinggi akan memiliki status sosial yang lebih baik. Berdasarkan pengamatan sementara terlihat walaupun peningkatan jumlah lulusan perguruan tinggi semakin tahun semakin meningkat, namun pada kenyataan masih banyak juga anak yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, namun dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu itu sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah yang ada diluar individu. Faktor-faktor yang berasal dari internal adalah faktor kesehatan, faktor cacat tubuh, inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan. Sedangkan faktor-faktor yang berasal dari eksternal ialah faktor orangtua (cara orangtua mendidik, relasi antaraanggota keluarga, suasana rumah, ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar belakang kebudayaan), faktor masyarakat (kegiatan anak dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). (Slameto, 2010) Faktor lingkungan masyarakat juga turut mempengaruhi. Pada suatu daerah lingkungan masyarakat dimana lingkungan tersebut mayoritas orang-orang yang berpendidikan, biasanya anak-anak di daerah tersebut juga akan termotivasi untuk melanjutkan pendidikan pada lembaga pendidikan sampai kepada tingkat perguruan tinggi. Namun bila lingkungan masyarakat tersebut lebih banyak yang

12 tidak berpendidikan maka anak pada lingkungan ini juga akan ikut terpengaruh. Keadaan lingkungan tempat tinggal seseorang akan mempengaruhi perkembangan dan cara berfikir seseorang. Hal ini akan terlihat dari pendidikan, sikapnya, interaksi sosial dan lain sebagainya. Di sisi lain ada juga suatu realita yaitu dimana suatu keluarga yang ratarata pendidikan anaknya dilanjutkan kepada perguruan tinggi, sedangkan orangtuanya bukanlah lulusan dari perguruan tinggi namun orangtua memiliki motivasi yang tinggi terhadap masa depan anaknya. Kenyataan yang lain juga terjadi ada orangtuanya memiliki pendidikan yang tinggi, mempunyai motivasi yang tinggi juga bagi kelanjutan pendidikan anaknya, namun anak tersebut tidak mempunyai minat untuk melanjutan pendidikannya. Ada beberapa fenomena yang terlihat dimayarakat yaitu anak-anak yang telah lulus dari Sekolah Menengah Atas yang seharusnya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, namun pada kenyataannya tidak seluruhnya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Hal serupa terjadi di beberapa lingkungan di Kelurahan Sempakata adalah anak lulusan SMA/sederajat tidak melanjut pendidikannya ke perguruan tinggi. Bahkan banyak diantara mereka yang ikut orangtuanya bekerja, ada juga yang bekerja secara tidak tetap, dan ada yang hanya menjadi pengangguran. Beberapa lingkungan anak-anak yang hanya menjadi pengangguran tersebut menjadi pembuat keonaran, dan mengganggu keamanan warga sekitar. Dengan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat misalnya dengan berjalan-jalan secara bergerombol, membuat kebisingan, minum-minuman keras, dan bermain judi. Menurut hasil wawancara dengan kepala lingkungan sedikitnya

13 lulusan SMA/sederajat yang tidak melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi ada sekitar 430 orang yang datanya diambil dari tahun 2010. Bila ditinjau dari keadaan orangtua di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang ini dapat dilihat bahwa tingkat ekonomi orangtua sangat beragam. Hal tersebut dapat dilihat dari pekerjaan mereka yang beragam ada yang bekerja sebagai petani, pedagang, PNS/BUMN, TNI, POLRI, dokter, buruh, dan wiraswasta. Dengan demikian penulis ingin melakukan penelitian di daerah tersebut untuk melihat faktor apa yang menyebabkan anak tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. G. Identifikasi Masalah Masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut yaitu ada beberapa faktor yang mempengaruhi mengapa anak tidak siap melanjutkan pendidikan ke pendidikan tinggi yaitu 1. Faktor-faktor yang berasal dari internal adalah faktor kesehatan, faktor cacat tubuh, inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan. 2. Faktor-faktor yang berasal dari eksternal ialah faktor orangtua (cara orangtua mendidik, relasi antaraanggota keluarga, suasana rumah, ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar belakang kebudayaan), faktor masyarakat (kegiatan anak dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui penyebab ketidaksiapan anak tidak siap melanjutkan pendidikan mereka ke pendidikan tinggi dengan terjun lansung ke lapangan. H. Pembatasan Masalah

14 Berdasarkan identifikasi masalah yang ada maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor internal dan eksternal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan tinggi. I. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 3. Bagaimana faktor internal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang? 4. Bagaimana faktor eksternal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang? J. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 3. Faktor internal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang. 4. Faktor eksternal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang. K. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan akan memberi manfaat : 5. Sebagai bahan masukan dan semangat bagi anak khususnya di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang tentang pentingnya pendidikan tinggi bagi masa depan sehingga mereka termotivasi untuk melanjutkan pendidikan.

15 6. Sebagai bahan masukan dan motivasi bagi orangtua agar dapat memberikan arahan kepada anak, untuk dapat melanjutkan pendidikan anak ke pendidikan tinggi. 7. Sebagai bahan untuk menambah wawasan pengetahuan bagi peneliti maupun pembaca tentang permasalahan yang diteliti. 8. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa lain untuk meneliti masalah yang sama di daerah yang berbeda.