14 III. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 September sampai 20 Oktober 2015 di Desa Gledeg, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. B. Alat dan Bahan 1. Bahan 2. Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain : a. Itik lokal jantan umur 10 hari sebanyak 96 ekor dengan bobot badan awal 203,08 ± 3,03 gram b. Ransum basal ( bekatul, jagung, konsentrat dan mineral ) c. Minyak ikan lemuru d. L-karnitin Peralatan yang digunakan dalam penelitian antara lain: a. Kandang bambu panjang 120 cm x lebar 45 cm x tinggi 50 cm b. Sekam c. Tempat ransum dan minum d. Lampu pijar 25 watt e. Termometer untuk mengukur suhu kandang f. Timbangan kapasitas 5 kg dengan kepekaan 1 gram Tabel 2. Kebutuhan Nutrien Itik Umur 1-8 Minggu Kandungan Kandungan Nutrien Kadar air (Maks) (%) 14,0 Protein kasar (Min) (%) 18,0 Lemak kasar (Maks) (%) 7,0 Serat kasar (Maks) (%) 7,0 Abu (Maks) (%) 8,0 Kalsium (%) 0,6-1,2 Fosfor total (%) 0,6 1,0 Fosfor tersedia (Min) (%) 0,4 Energi Metabolis (Min) (Kkal/kg) 2700 Sumber : SNI 2006 14
15 Tabel 3. Kandungan Nutrien Bahan Pakan Penyusun Ransum Bahan ME Air Abu PK LK SK Ca ransum P tersedia Kkal/kg % % % % % % % Jagung 3321 1) 14 1) 1,7 1) 8,9 1) 4 1) 2,2 1) 0,02 1) 0,08 2) Bekatul 2887 1) 14 1) 7,7 1) 12 1) 10,7 1) 5,2 1) 0,04 1) 0,22 2) Konsentrat 1960 3) 12 3) 35 3) 37 3) 2 3) 5 3) 12 3) 1,2 3) Mineral - - - - - - 50 4) 15 4) premix L-karnitin - - - - - - - - Minyak ikan lemuru 8280 5) - - - 8 5) - - - Sumber : 1 ) Hartadi et al. (2005) 2 ) NRC (1994) 3 ) Pokphand (2015) 4 ) Mulya Usadha Lestari (2015) 5 ) Sudibya (2007) Tabel 4. Susunan Ransum dan Kandungan Nutrien Ransum dalam Penelitian (%) Bahan ransum P0 P1 P2 Jagung 29 29 29 Bekatul 40 40 40 Konsentrat 30 30 30 Mineral Premix 1 1 1 Minyak ikan lemuru - 4 4 L-karnitin - - 0,003 Total 100 104 104,003 Kandungan nutrien Energi metabolis (kkal/kg) 2705,89 3037,09 3037,09 Protein kasar (%) 18,48 18,48 18,48 Lemak kasar (%) 6,04 6,36 6,36 Serat kasar (%) 4,22 4,22 4,22 Kalsium (%) 4,12 4,12 4,12 Fosfor tersedia (%) 0,62 0,62 0,62 Sumber : Hasil Perhitungan Berdasarkan Tabel 3 Tabel 5. Kandungan Nutrien dalam 100% Bahan Kering Kandungan nutrien P0 P1 P2 Energi metabolis kkal/kg 2705,89 2920,28 2920,28 Protein kasar (%) 18,48 17,77 17,77 Lemak kasar (%) 6,04 6,16 6,16 Serat kasar (%) 4,22 4,06 4,06 Kalsium (%) 4,12 3,96 3,96 Fosfor tersedia (%) 0,62 0,59 0,59 Sumber : Hasil Perhitungan Berdasarkan Tabel 4 Catatan : Ca ransum melebihi standart SNI (2006) sebesar 0,6-1,2%
16 C. Cara Penelitian 1. Macam penelitian Macam penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian eksperimental. 2. Rancangan percobaan Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan menggunakan tiga perlakuan (P0,P1,P2) dan delapan kali ulangan untuk setiap ulangan 4 ekor itik lokal jantan. Perlakuan tersebut adalah: P0= Ransum Kontrol ( bekatul, jagung, konsentrat dan mineral ) P1= Ransum Kontrol + Minyak ikan lemuru 4% P2= Ransum Kontrol + L-karnitin 30 ppm + Minyak ikan lemuru 4% 3. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan ini mulai dilaksanakan pada saat itik berumur 10 hari melalui empat tahap yaitu tahap persiapan, tahap adaptasi, tahap perlakuan dan tahap pengambilan data. Tahap persiapan dimulai sebelum penelitian dilaksanakan yaitu dengan menyiapkan unit kandang yang akan digunakan, menyiapkan sarana dan prasarana penelitian, serta melakukan desinfeksi terhadap kandang yang akan digunakan untuk penelitian. Kandang disterilkan menggunakan larutan kapur serta disemprot dengan rodalon. Tujunan dari tahap ini adalah untuk mensterilkan kandang dari bakteri yang merugikan. Tahap yang kedua adalah tahap adaptasi yang berlangsung selama tujuh hari bertujuan untuk membiasakan itik pada kondisi lingkungan kandang dan ransum yang diberikan. Tahap perlakuan dan pengambilan data dilakukan selama 32 hari. Kandang yang digunakan sebanyak 24 unit kandang yang masing masing kandang berisi 4 ekor itik. Itik dipilih secara acak dan sebelumnya ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui bobot badan awal. Itik pada tahap perlakuan diberikan ransum sesuai dengan kode perlakuannya. Pemberian ransum dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari yaitu pada pagi pukul 07.00 dan sore hari pukul 16.00. Penelitian ini dilakukan
17 dengan mengamati berbagai peubah performa itik yang meliputi konsumsi ransum, pertambahan bobot badan harian, konversi ransum dan nilai IOFC. 4. Peubah penelitian yang diamati adalah : a. Konsumsi ransum Melakukan perhitungan konsumsi ransum dengan cara jumlah ransum yang diberikan dikurangi dengan sisa ransum yang dinyatakan dalam satuan gram. Konsumsi Ransum = Jumlah Ransum yang diberikan Sisa ransum b. PBBH Melakukan perhitungan pertambahan bobot badan harian dengan cara bobot badan akhir dikurangi bobot badan awal dan di bagi dengan lama pemeliharaan. Pertambahan bobot badan harian dinyatakan dengan satuan g/ekor/hari. PBBH gram = BB akhir BB awal Hari c. Konversi ransum Melakukan perhitungan konversi ransum dengan cara total ransum yang dikonsumsi oleh ternak dibagi dengan pertambahan bobot badan harian. FCR = Total ransum yang dikonsumsi PBBH d. IOFC IOFC dapat dihitung dengan pendekatan penerimaan dari nilai pertambahan bobot badan ternak dengan biaya ransum yang dikeluarkan selama penelitian. Nilai Income Over Feed Cost dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
18 IOFC (Rp) = Penerimaan - Biaya ransum selama penelitian Data Income Over Feed Cost dihitung secara manual tidak menggunakan analisis variansi, sementara itu untuk data konsumsi ransum, pertambahan bobot badan harian dan konversi ransum yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan analisis variansi (ANOVA). Keterangan: Y ij = µ + τ i + ε ij Y ij : Nilai pengamatan perlakuan suplementasi minyak ikan lemuru dan l karnitin ke-i dan ulangan ke -j : Rerata perlakuan τ i : Pengaruh perlakuan suplementasi minyak ikan lemuru dan l karnitin dalam ransum ke-i ε ij : Galat percobaan pada suplementasi minyak ikan lemuru dan l karnitin ke-i ulangan ke j Bila analisis variansi menunjukkan berpengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji Kontras Orthogonal (Steel and Torrie, 1995).