QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm

dokumen-dokumen yang mirip
Erna Lukitawati Guru SMP NEGERI I Turen

Saudah, Agni Danaryanti

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume I, Nomor 2, Hal , November 2016

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 85 Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru tahun ajaran dengan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING DI SEKOLAH DASAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peneletian Tindakan Kelas dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 2 Negararatu

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 004 Pulau

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada siswa kelas VII A SMPN. 1 Waway Karya

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIB SMPN 3 PARINGIN PADA MATERI POKOK CAHAYA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII A SMP PGRI BAGELEN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTORIAL RIDDLE

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

ABSTRAKSI. Irma Susilowati Guru SMA Negeri 1 Cepiring

IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Sifat Benda Bagi Siswa Kelas IV di SD Alkhairat Bale

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPAMELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER SMP NEGERI 7 MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Melalui Metode Eksperimen di Kelas VI SDN 21 Ampana

Meina Noriyana Guru SMPN 3 Paringin, Kabupaten Tabalong

1130 ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV

Siti Mawaddah, Raihanatul Jannah

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMBAGIAN BILANGAN CACAH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL DI KELAS II SD NEGERI 2 KOTA BANDA ACEH

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 007

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR-SHARE (TPS)

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VB tahun pelajaran

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran

Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Pembelajaran Pkn Melalui Metode Diskusi Di Kelas IV SDN Tolulos Kecamatan Peling Tengah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen PadaPelajaran IPA Kelas IV SDN No.

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SDN MAROMBUN UJUNG JAWI

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi

BAB III METODE PENELITIAN

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jagabaya I Kecamatan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 058 BALAI MAKAM DURI

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PROSIDING ISBN :

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Andriani, Mestawaty, AS.A. dan Ritman Ishak Paudi. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru kelas IV Madrasah Ibtidaiyah

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengelompokan Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 2 Wombo

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. siswa sebanyak 34 orang yang terdiri dari 21 orang perempuan dan 13 orang

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.3, No.2, Oktober 2012, hlm

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan

Taofikoh NIP MTs Negeri Kendal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN 2 Panau Pada Mata Pelajaran PKn

Elvinawati Prodi Pendidikan Kimia, JPMIPA FKIP UNIB lvna Abstrak

ABSTRAK MODEL ARIES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR COGNITIF SISWA

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.3 (2016) : ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kayu Batu Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan. 2013/2014 yang berjumlah 14 siswa. Sedangkan Obyek penelitian ini adalah

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 3 ISSN X. Dahniar, I Nyoman Murdiana, dan Sukayasa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV B MI Ismaria Al-

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIB SDN Inpres Dodung Pada Materi Luas Permukaan Bangun Ruang Melalui Penggunaan Media Peraga

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Siklus Belajar Dengan Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 9 Ampana

Transkripsi:

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm. 79-86 79 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 3 PARINGIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG Meina Noriyana SMPN 3 Paringin Kabupaten Balangan Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IX-A SMPN 3 Paringin, materi bangun ruang sisi lengkung dengan menggunakan media dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IX-A SMPN 3 Paringin tahun pelajaran 2013/2014, berjumlah 17 Orang. Pengumpulan data dilakukan melalui lembar observasi untuk mengetahui aktivitas pembelajaran dikelas dan instrumen tes untuk mengetahui tingkat pemahaman/hasil belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan pada setiap pertemuan diakhiri dengan pelaksanaan tes sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa materi bangun ruang sisi lengkung pada pelajaran matematika. Hasil Penelitian menyatakan bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat (1) Meningkatkan aktivitas siswa dengan kategori aktif, (2) Meningkatkan hasil belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2 dengan ketuntasan individual dari 7 siswa menjadi 15 siswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan menggunakan media dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas adan hasil belajar siswa kelas IX-A SMPN 3 Paringin sehingga dapat digunakan sebagai salah satu alternative model pembelajaran matematika dan dapat disarankan kepada guru untuk menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw karena dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran matematika. Kata Kunci : Jigsaw, aktivitas dan hasil belajar PENDAHULUAN Berdasarkan pengalaman sebagai pengajar di kelas IX-B SMP Negeri 3 Paringin menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa cenderung rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian pada materi bangun ruang sisi lengkung pada tahun pelajaran 2012/2013 hanya 35% siswa yang tuntas. Salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar adalah berkaitan dengan proses belajar di kelas. Dalam hal ini siswa kurang aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Diantaranya selama proses pembelajaran berlangsung hanya sedikit siswa yang berani bertanya kepada guru, hanya sedikit siswa yang berani mengajukan diri untuk mengerjakan soal ke depan kelas kecuali ditunjuk oleh guru, saat pembelajaran berlangsung banyak siswa yang tidak tahu beberapa istilah matematika atau pengetahuan prasyarat yang sebenarnya didapatkan pada pelajaran sebelumnya, selain itu juga buku paket yang disediakan sekolah yang diijinkan untuk dipakai dan dibawa pulang tidak dimanfaatkan siswa untuk mempelajari mat eri baru, guru belum menggunakan metode pembelajaran yang tepat untuk mengatasi rendahnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran materi bangun ruang sisi lengkung, guru belum menggunakan media pembelajaran yang tepat untuk membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak dalam materi bangun ruang sisi lengkung, sehubungan dengan identifikasi masalah di atas, maka diperlukan media yang sesuai, karena menurut Mulyasa (2005:47) suatu faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran antara lain belum dimanfaatkannya sumber belajar secara maksimal, baik oleh guru maupun oleh peserta didik. Sehubungan hal itu menurut Suharta (2001:1) dalam pembelajaran matematika selama ini, dunia nyata hanya dijadikan tempat mengaplikasikan konsep. Siswa mengalami kesulitan belajar matematika di kelas. Akibatnya, siswa kurang menghayati atau memahami konsep-konsep matematika, dan siswa mengalami kesulitan untuk mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya untuk lebih mengembangkan dan memberdayakan kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat diperlukan, model pembelajaran,yang memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuan tersebut. Salah satu model yang tepat dalam hal ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

Noriyana, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas IX-A SMPN 3 Paringin. 80 Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang muncul dalam hal ini adalah apakah melalui model pembelajaran koperatif tipe Jigsaw dan dengan media dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa kelas IX-A SMPN 3 Paringin materi bangun ruang sisi lengkung, apakah melalui model pembelajaran koperatif tipe Jigsaw dan media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IX-A SMPN 3 Paringin materi bangun ruang sisi lengkung. Sehubungan dengan rumusan masalah di atas maka Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar Matematika siswa kelas IX-A SMPN 3 paringin melalui model pembelajaran kooperatif dengan tipe Jigsaw dan media pembelajaran, meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas IX-A SMPN 3 Paringin melalui model pembelajaran kooperatif dengan tipe Jigsaw dan media pembelajaran. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas IX-A SMP Negeri 3 Paringin, semester ganjil, tahun pelajaran 2013-2014. Penelitian ini dilaksanakan di Kelas IX-A SMP Negeri 3 Paringin, untuk mata pelajaran matematika pada materi bangun ruang sisi lengkung dan dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai dengan bulan Nopember 2013. Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan, dimulai dari Juni sampai Nopember 2013. Lokasi penelitian dilakukan di SMPN 3 Paringin Kecamatan Paringin Kabupaten Balangan. Dalam pelaksanaan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai guru. Dimana tugas peneliti yang bertindak sebagai guru ini bertugas dalam menyiapkan bahan ajar, menyusun instrumen atau soal dan melakukan validasi soal, menyusun kelompok kooperatif, menetapkan indikator dan membuat rencana pembelajaran serta melaksanakan refleksi. Penelitian ini direncanakan dengan 2 siklus dengan dengan 6 kali pertemuan. Berdasarkan uraian materi bangun ruang sisi lengkung maka penilaiaan siklus I dilaksanakan 3 kali pertemuan dan pada siklus II terdiri atas 3 kali pertemuan. Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam 2 siklus, yang tiap-tiap siklusnya mencakup tahapan berikut. Pelaksanaan tindakan kelas ini mengikuti model dari Kemmis dan Mc Taggart (1999: 6) yang terdiri dari empat komponen utama yaitu: (a) perencanaan tindakan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) observasi tindakan, (d) refleksi tindakan. Tindakan yang digunakan adalah penerapan kombinasi pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan media benda asli. Selanjutnya disusunlah prosedur penelitian sebagai berikut: Siklus I a). Rencana Tindakan (Planning) Pada kegiatan penelitian tindakan kelas Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IX-A SMP Negeri 3 Paringin dengan menggunakan media dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi bangun ruang sisi lengkung, peneliti membuat perencanaan yaitu : Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Menyiapkan media pembelajaran, Menyiapkan Lembar Kerja Siswa, Menyiapkan Instrumen Pengumpul Data, Penjelasan Prosedur Tindakan. b). Pelaksanaan Tindakan (Acting) Pendahuluan : Menyampaikan tujuan pembelajaran dan Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini. Kegiatan Inti: a. Peserta didik dibagi menjadi 3 kelompok ahli dalam bidang tabung, kerucut dan bola kemudian peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai cara menggunakan rumus untuk menghitung luas selimut dan volume tabung, kerucut dan bola. Masingmasing kelompok berdiskusi. Setiap kelompok ahli diberikan media benda asli sesuai dengan bidang keahliannya, untuk didiskusikan dalam kelompoknya. b. Guru memberikan Lembar Kerja Siswa, untuk dikerjakan dalam kelompok ahli. Kemudian antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut. Peserta didik kembali dalam kelompok asalnya dan saling bertukar pikiran, dan saling menjelaskan dari apa yang di peroleh ketika berdiskusi di kelompok ahlinya masing-masing.

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm. 79-86 81 c. Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau setiap kelompok asal mempresentasikan mengenai cara menggunakan rumus untuk menghitung luas permukaan tabung, kerucut dan bola. d. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam Lembar Kerja Siswa yang diberikan guru mengenai cara menghitung luas permukaan tabung, mengenai cara menghitung luas permukaan kerucut, mengenai cara menghitung luas permukaan bola. e. Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari Lembar Kerja Siswa yang diberikan guru mengenai penemuan rumus luas permukaan (sisi) tabung, mengenai penemuan rumus luas permukaan (sisi) kerucut, dan mengenai penemuan rumus luas permukaan (sisi) bola. f. Peserta didik mengerjakan soal-soal dari Lembar Kerja Siswa yang diberikan guru mengenai penghitungan luas permukaan (sisi) tabung, mengenai penghitungan luas permukaan (sisi) kerucut, dan mengenai penghitungan luas permukaan (sisi) bola. g. Peserta didik mengerjakan beberapa soal pada Lembar Kerja Siswa yang diberikan guru. h. Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari Lembar Kerja Siswa yang diberikan guru mengenai menghitung luas permukaan (sisi) tabung, mengenai menghitung luas permukaan kerucut, dan mengenai menghitung luas permukaan bola, kemudian peserta didik dan guru secara bersamasama membahas beberapa jawaban soal tersebut. Penutup a. Peserta didik membuat rangkuman subbab yang telah dipelajari. b. Peserta didik diberikan pekerjaan rumah (PR) yang belum terselesaikan/dibahas di kelas. c) Observasi Pengamatan atau observasi merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan oleh peneliti dan mitra peneliti selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Kegiatan ini dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi pembelajaran. Observasi dilaksanakan terhadap : 1) Aktivitas siswa selama proses pembelajaran menggunakan lembar observasi, 2) Penguasaan materi dilihat dari evaluasi terhadap hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil evaluasi setiap siklus dengan menggunakan ketuntasan klasikal dan ketuntasan individual, 3) Hasil observasi selama proses pembelajaran diperoleh dari hasil LKS meliputi pengetahuan dan keterampilan proses yang ditetapkan secara kategorikal (Arikunto, 2006). Seluruh data hasil penelitian dicatat atau direkam untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan refleksi tahap kedua d) Refleksi Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis dalam tahap ini begitu juga hasil evaluasinya.dari hasil data yang dicapai, maka guru dapat merefleksikan diri untuk tindakan kelas siklus berikutnya. Siklus II Perencanaan pada siklus II ini didasari dari hasil refleksi pada siklus I. Masalah - masalah yang timbul pada siklus I ditetapkan alternatif pemecahan masalahnya dengan harapan tidak terulang pada siklus II menunjukkan belum tercapainya indikator ketercapaian pembelajaran maka siklus akan dilanjutkan, dan sebaliknya apabila refleksi pada siklus II telah menunjukkan tercapainya indikator ketercapaian pembelajaran maka siklus akan dihentikan. Data penelitian tindakan kelas ini dikumpulkan dengan menggunakan beberapa instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan sebagai berikut: 1. Observasi, teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa dalam belajar dan langkah-langkah guru dalam mengelola pembelajaran dengan model Jigsaw. 2. Tes, teknik ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa yang dicapai selama proses pembelajaran dengan menggunakan model jigsaw yang dilakukan diakhir siklus. Teknik analisis data dilaksanakan sesuai dengan jenis data yang telah dikumpulkan sebagai berikut: a. Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kualitatif dilakukan melalui reduksi data, pemaparan data, dan penyimpulan hasil analisis yang didasarkan pada hasil belajar proses dan hasil belajar psikomotor dari siswa.

Noriyana, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas IX-A SMPN 3 Paringin. 82 b. Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif yang tertuju pada hasil belajar produk yang dilakukan secara deskriptif. Data ini berasal dari tes hasil belajar. Data tes hasil belajar diolah dengan menghitung ketuntasan klasikal dan ketuntasan individual dengan rumus sebagai berikut: Ketuntasan individual = x 100 Ketuntasan klasikal = x 100 Keterangan: Ketuntasan individual: Jika siswa mencapai ketuntasan skor > 70 Ketuntasan klasikal: Jika > 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan skor >70 c. Analisis data untuk mengetahui aktivitas siswa dan keterlaksanaan langkah-langkah selama pelaksanaan KBM yang berdasarkan model pembelajaran jigsaw yaitu menggunakan teknik analisis persentase yang dihitung dengan rumus: P= 100% Keterangan: P = Angka persentase Tabel 1 Kriteria aktivitas siswa Interval (%) Kriteria Aktivitas siswa < 25% Tidak Aktif 26% - 45% Kurang Aktif 46% - 65% Cukup Aktif 66% - 85% Aktif 86% - 100% Sangat Aktif Sumber: Adaptasi Riduwan, (2008:23) Penelitian ini dikatakan berhasil apabila memenuhi semua komponen indikator kualitatif dan kuantitatif (Arikunto, 2006). Kedua indikator di atas dilihat dari peningkatan hasil siklus 1 ke siklus 2. a) Indikator kualitatif adalah bilamana aktivitas siswa telah mencapai kualifikasi aktif dari siklus 1 ke siklus ke 2. (Adaptasi Riduwan: 2008) b) Indikator kuantitatif adalah bilamana nilai siswa 70, dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya jika terdapat 85% siswa mencapai nilai 70. (Arikunto:2006) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Siklus 1 Hasil observasi terkait dengan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut. NO Tabel 2 Aktivitas belajar siswa pada siklus 1 % Aktivitas INDIKATOR Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata Kriteria 1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru/siswa lain 36 % 51% 44% kurang aktif 2 Memahami/ Mengerjakan LKS 43 % 51% 47% cukup aktif 3 Bertanya/berdiskusi dengan guru 34 % 56 % 45 % kurang aktif 4 Diskusi kelompok 40 % 56% 48 % cukup aktif 5 Mempresentasikan hasil diskusi 27% 30% 29% kurang aktif 6 Menyampaikan ide/menjawab pertanyaan 37% 40% 39% kurang aktif 7 Membuat kesimpulan 27% 33% 30% kurang aktif

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm. 79-86 83 Kelemahan aktivitas belajar siswa pada siklus pertama terletak pada 5 aspek yaitu mendengarkan/memperhatikan penjelasan, bertanya atau berdiskusi dengan guru, mempresentasikan hasil diskusi, menyampaikan ide/menjawab pertanyaan dan membuat kesimpulan karena termasuk kriteria kurang aktif. Sedangkan pada 2 aspek yang lainnya sudah pada kriteria cukup aktif. Diharapkan pada siklus 2 aktivitas belajar siswa dapat meningkat menjadi aktif. Hasil belajar siswa pada siklus 1 yang dilaksanakan pada pertemuan ketiga, yang diikuti oleh 17 siswa adalah sebagai berikut Tabel 3 Hasil belajar siswa No Skor Frekuensi Persentase Keterangan 1. < 70 10 59 % Tidak Tuntas 2. 70 7 41 % Tuntas Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa secara klasikal siswa belum tuntas dalam belajar. Hal ini disebabkan pencapaian ketuntasan individual masih banyak dibawah KKM. Untuk mencapai ketuntasan secara klasikal maka diupayakan untuk meningkatkan kualitas aktivitas belajar siswa. Refleksi berdasarkan evaluasi hasil observasi terkait dengan hasil belajar siswa maupun aktivitas belajar siswa maka perbaikan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Siswa masih takut untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, sehingga guru harus menunjuk terlebih dahulu peserta didik untuk maju mewakili kelompoknya masing-masing. Hal ini diatasi dengan mengadakan game, bagi kelompok yang terlebih dahulu mempresentasikan akan mendapat hadiah. 2) Siswa tidak berani menyampaikan ide/ menjawab pertanyaan. Agar semua siswa mau menjawab pertanyaan, guru perlu memberi penguatan dan memberi saran pada siswa untuk berlatih mengungkapkan gagasannya, jika pertanyaannya salah akan dibantu memperbaikinya. 3) Siswa kurang bisa membuat kesimpulan, agar siswa mau menyimpulkan materi diakhir pembelajaran guru menyimpulkan terlebih dahulu kemudian siswa melanjutkan. 4) Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sehingga perlu perbaikan proses. Hasil Penelitian Siklus 2 Pada pelaksanaan siklus II sudah menunjukkan adanya hasil yang diharapkan dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi pokok bangun ruang sisi lengkung. Peserta sudah bisa mengikuti atau menyesuaikan diri terhadap kegiatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Suasana kelas terlihat lebih kondusif dibandingkan dengan siklus I. Peserta didik sudah terlihat aktif pada proses pembelajaran. Beberapa peserta didik sudah ada yang berani bertanya kepada guru perihal menyelesaikan lembar kerja siswa. Bahkan ada peserta didik yang berani maju untuk mempresentasikan hasil diskusi tanpa ditunjuk oleh guru. Tabel 4 Aktivitas belajar siswa pada siklus 2 NO INDIKATOR % Aktivitas Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata Kriteria 1 Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru/siswa lain 53% 76% 65% Cukup Aktif 2 Memahami/ Mengerjakan LKS 57% 74% 66% Aktif 3 Bertanya/ berdiskusi dengan guru 60% 71% 66% Aktif 4 Diskusi kelompok 56% 79% 68% Aktif 5 Mempresentasikan hasil diskusi 56% 60% 58% Cukup Aktif 6 Menyampaikan ide/menjawab pertanyaan 57% 77% 67% Aktif 7 Membuat kesimpulan 53% 66% 60% Cukup Aktif

Noriyana, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas IX-A SMPN 3 Paringin. 84 Pada siklus 2 terjadi peningkatan pada semua aspek. Hal ini disebabkan pemahaman siswa dalam kerja kelompok dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode jigsaw yang sesuai arahan sehingga pelaksanaan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Hasil belajar siswa pada siklus 2 yang dilaksanakan pada pertemuan kelima, yang diikuti oleh 17 siswa adalah sebagai berikut. Tabel 5 Hasil belajar siswa pada siklus 2 No Skor Frekuensi Persentase Keterangan 1. < 70 2 12 % Tidak Tuntas 2. 70 15 88 % Tuntas Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa secara klasikal siswa tuntas dalam belajar. Refleksi berdasarkan evaluasi hasil observasi aktivitas belajar maupun hasil belajar siswa, maka upaya yang harus dilakukan pada siklus 2 adalah : 1. Mengurangi intervensi selama proses pembelajaran 2. Memberikan lebih banyak kesempatan pada siswa untuk mengekspor kemampuan. berfikirnya dengan memanfaatkan media pembelajaran. 3. Melakukan bimbingan lebih intensif pada setiap kelompok. PEMBAHASAN Pada siklus 1 rerata ketercapaian seluruh aspek yang dinilai setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan media dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi bangun ruang sisi lengkung sub materi menyebutkan unsur-unsur tabung, kerucut dan bola dan menghitung luas permukaan tabung, kerucut dan bola diperoleh rerata 40% termasuk kategori kurang aktif dengan ketuntasan belajar hanya mencapai 41%. Pada siklus 2 rerata ketercapaian aspek setelah dilaksanakan pembelajaran mengunakan media dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw materi bangun ruang sisi lengkung sub materi menghitung volume tabung, kerucut dan bola diperoleh rerata 70% termasuk kategori aktif dengan ketuntasan belajar mencapai 88%. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas dari siklus 1 ke siklus 2. Penilaian terhadap aktivitas siswa dilakukan pada setiap kegiatan pembelajaran berlangsung yaitu dari pertemuan pertama hingga pertemuan terakhir. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan dan seberapa besar aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media dalam pembelajaran kooperatif, hasil analisis aktivitas pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa dapat dipersentasikan sebagai berikut. Tabel 6 Hasil Observasi aktivitas siswa siklus I dan II NO INDIKATOR Rata-rata siklus 1 siklus 2 1 Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru/siswa lain 44 % 74 % 2 Memahami/ Mengerjakan LKS 47 % 75 % 3 Bertanya/ berdiskusi dengan guru 45 % 70 % 4 Diskusi kelompok 48 % 68 % 5 Mempresentasikan hasil diskusi 29 % 68 % 6 Menyampaikan ide/menjawab pertanyaan 39 % 67 % 7 Membuat kesimpulan 30 % 66 % Pembelajaran menggunakan media pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini membuat siswa lebih mudah mengerti dan memahami tentang bangun ruang sisi lengkung, seperti pernyataan Ruseffendi (1993:141) bahwa media pembelajaran alat bantu untuk mempermuah siswa memahami konsep matematika. Dengan Pembelajaran koperatif tipe jigsaw ini meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini dapat diketahui dari ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I dan II. Hasil peningkatan ini dapat dilihat dari tabel berikut:

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm. 79-86 85 Tabel 7 Ketuntasan belajar pada siklus 1 dan 2 Siklus 1 Siklus 2 Tuntas 41 % 88 % Tidak Tuntas 59 % 12 % Berdasarkan Tabel 7 ketuntasan hasil belajar setelah kegiatan pembelajaran menggunakan media dpembelajaran koopeatif tipe jigsaw dilaksanakan pada siklus I dapat diketahui, terdapat 7 siswa yang tuntas atau 41% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 10 siswa atau 59% dengan demikian kelas tersebut tidak tuntas secara klasikal karena siswa yang tuntas kurang dari 85%. Sedangkan pada siklus II terjadi perubahan peningkatan jumlah siswa yang tuntas dari siklus I yaitu diketahui dari 17 siswa, terdapat 15 siswa atau 88% siswa yang tuntas dan hanya ada 2 siswa atau 12 % siswa dengan demikian dapat dikatakan bahwa kelas tersebut tuntas secara klasikal karena lebih dari 85% siswa mencapai skor 70. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan media dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hal ini terjadi juga pada penelitian yang lakukan oleh Retno Widati (2010). PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut: 1. Peningkatan aktivitas belajar siswa kelas IX-A SMPN 3 Paringin melalui Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada siklus I ke siklus II sangat bagus. 2. Peningkatan hasil belajar kelas XI-A SMPN 3 Paringin melalui Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada siklus I ke siklus II sangat bagus. Ketuntasan belajar pada siklus 1 adalah 65%, sedangkan Ketuntasan belajar pada siklus 2 adalah 88%. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Yayasan Adaro Bangun Negeri yang telah memberikan dana, ilmu dan fasilitas dalam penulisan dan publikasi penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi,dkk.2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Sinar grafika. Arsyad, Azhar. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Standar Kompetensi Mata Pembelajaran Matematika SMP & MTs. Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas. Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kalender Pendidikan Nasional. Dimyati dan Mudjono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. PT Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. J.Alder, Montimer dan Van Doren, Charles. 2006. How to Read a book, cara jitu mencapai puncak tujuan membaca. Jakarta: ipublishing. Latuheru, 1993. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar Kini. Ujung Pandang: FKIP Ujung Pandang. Mulyasa. 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep Karakteristik dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosda Karya. Ruseffendi, 1993.Pendidikan Matematika 3. Jakarta Depsikbud. Sadiman, A.S., dkk., 2007. Media Pendidikan: Pengeratian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: CV. Rajawali Sholeh, Muhammad. 1998. Pokok-pokok Pengajaran Matematika Sekolah. Jakarta: Depdikbud.

Noriyana, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas IX-A SMPN 3 Paringin. 86 Sudijono, 2011. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarata: PT. Raja Grafindo Persada. Suharta, I Gusti Putu. 2001. Matematika Realistik: Apa dan Bagaimana?. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.