PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 3 (2017), Hal ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Karakteristik Fisik Sedimen Pesisir Pantai Sebala Kabupaten Natuna Hendromi 1), Muhammad Ishak Jumarang* 1), Yoga Satria Putra 1)

Analisis Konsentrasi dan Laju Angkutan Sedimen Melayang pada Sungai Sebalo di Kecamatan Bengkayang Yenni Pratiwi a, Muliadi a*, Muh.

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau

STUDI SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TEKSTUR SEDIMEN DI PERAIRAN SAYUNG, DEMAK

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 April 2014 pada areal lahan

BAB III METODOLOGI. Gambar 1. Peta Lokasi penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tinjauan Umum. B. Maksud dan Tujuan

UKURAN BUTIRAN TANAH DENGAN HIDROMETER (ASTM D )

Titik pengukuran kecepatan aliran

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Terminal Betan Subing Tebanggi Besar. Lampung Tengah, pada bulan September - Oktober 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

KAJIAN SEDIMENTASI PADA SUMBER AIR BAKU PDAM KOTA PONTIANAK

ANALISIS TRANSPORT SEDIMEN DI MUARA SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU ANALYSIS OF SEDIMENT TRANSPORT AT SERUT ESTUARY IN BENGKULU CITY

3,15 Very Fine Sand 1,24 Poorlysorted -0,21 Coarse-Skewed. 4,97 Coarse Silt 1,66 Poorlysorted -1,89 Very Coarse-Skewed

3. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di PT. GGP Terbanggi Besar Lampung Tengahpada

BAB III LANDASAN TEORI

Terbentuknya Batuan Sedimen

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tinjauan Umum

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB VII ANALISIS SARINGAN

KOMPOSISI BUTIRAN PASIR SEDIMEN PERMUKAAN SELAT BENGKALIS PROPINSI RIAU

BAB 1 PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR

REFARAT MAKALAH ILMIAH OLEH TOBER MARDAIN

I. PENDAHULUAN. Tanah itu merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari

Sebaran Fraksi Sedimen Dasar Permukaan di Perairan Pantai Pulau Topang Provinsi Riau

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2012 pada areal

Sebaran Fraksi Sedimen Dasar Permukaan di Perairan Pantai Pulau Topang Provinsi Riau

UJI SARINGAN (SIEVE ANALYSIS) ASTM D-1140

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISIS HIDROMETER ASTM D (98)

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di

PROSES SEDMENTASI DI PERAIRAN DOMPAK KECAMATAN BUKIT BESTARI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan 1.3 Pembatasan Masalah

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK SEDIMEN PERMUKAAN DASAR SUNGAI DAN LAUT DI DAERAH SUNGAI KUARO DAN TELUK ADANG KALIMANTAN TIMUR

Praktikum m.k Sedimentologi Hari / Tanggal : PRAKTIKUM-3 ANALISIS SAMPEL SEDIMEN. Oleh

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perairan Laut Arafura di lokasi penelitian termasuk ke dalam kategori

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tinjauan Umum

Cara uji sifat dispersif tanah lempung dengan hidrometer ganda

Distribusi Sedimen Dasar di Perairan Pesisir Banyuasin, Sumatera Selatan

Analisis Pola Sirkulasi Arus di Perairan Pantai Sungai Duri Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat Suandi a, Muh. Ishak Jumarang a *, Apriansyah b

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

METODE PENELITIAN. 7. Tongkat berskala Mengukur kedalaman cm 8. Van Dorn Water Mengambil sampel air -

BAGIAN 3-2 KLASIFIKASI TANAH

Modul (MEKANIKA TANAH I)

KARAKTERISTIK SEDIMEN DASAR PERAIRAN KAMPUNG BUGIS KELURAHAN KAMPUNG BUGIS KOTA TANJUNGPINANG

SEBARAN SEDIMEN DAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK PADA SEDIMEN DASAR PERAIRAN PANTAI SLAMARAN PEKALONGAN

ANALISIS KUALITAS SEDIMEN PERMUKAAN SELAT BENGKALIS PROPINSI RIAU. oleh: Hardi Sandro Situmeang 1) dan Rifardi 2) Abstrak

ANALISIS SEDIMENTASI PADA SALURAN UTAMA BENDUNG JANGKOK Sedimentation Analysis of Jangkok Weir Main Canal

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

Lampiran 2. Prosedur Analisis Logam Dalam Sedimen dengan metode USEPA 3050B (APHA, 1992)

SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DI PERAIRAN SEPANJANG JEMBATAN SURAMADU KABUPATEN BANGKALAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

STUDI ANALISIS SEDIMENTASI DI SUNGAI PUTE RAMMANG-RAMMANG KAWASAN KARST MAROS

BAB II TI JAUA PUSTAKA

ANALISIS KARAKTERISTIK SEDIMEN DI MUARA SUNGAI INDRAGIRI

PENUNTUN PRAKTIKUM FISIKA TANAH

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

III. METODE PENELITIAN. Lampung Timur dengan titik koordinat lintang (-5 o 71 84,26 ) dan bujur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga bulan April 2013 di

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah organik

BAB III METODE PENELITIAN

MEKANIKA TANAH KLASIFIKASI DARI SIFAT TANAH MODUL 3. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan cetakan pasir dan pencampuran abu sekam padi

Keterangan : = kecepatan aliran (m/detik) = jarak (m) = waktu (detik)

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

STUDI TRANSPOR SEDIMEN LITHOGENEUS DI PERAIRAN MUARA SUNGAI DUMAI PROVINSI RIAU. Oleh

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Penyebab Perubahan Garis Pantai

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

TUGAS AKHIR KAJIAN SEDIMENTASI SERTA HUBUNGANNYA TERHADAP PENDANGKALAN DI MUARA SUNGAI BELAWAN SUBHAN RONGGODIGDO

MONEV E T ATA A IR D AS PERHITUNGAN AN SEDIME M N

BAB IV METODE PENILITIAN

STRATIGRAFI SEDIMEN PERAIRAN SELAT RUPAT BAGIAN TIMUR. Oleh Visius Uracha Sisochi Wau 1 dan Rifardi 2

BAB IV METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Blok I A Karang Anyar, Lampung Selatan. Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung besi. Tabung ditekan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI KECEPATAN JATUH SEDIMEN DI PANTAI BERLUMPUR (STUDI KASUS LOKASI PANTAI BUNGA BATUBARA SUMATERA UTARA)

KAITAN AKTIVITAS VULKANIK DENGAN DISTRIBUSI SEDIMEN DAN KANDUNGAN SUSPENSI DI PERAIRAN SELAT SUNDA

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

SEDIMENT CHARATERISTICS IN TELUK KABUNG WATERS PADANG CITY WEST SUMATERA KARAKTERISTIK SEDIMEN DI PERAIRAN TELUK KABUNG KOTA PADANG SUMATERA BARAT

ANALISA ANGKUTAN SEDIMEN DI SUNGAI JAWI KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA

Transkripsi:

Identifikasi Jenis Material Sedimen Dasar Kelokan Sungai di Desa Sungai Duri Kecamatan Bengkayang Kabupaten Bengkayang Suci Handayani a, M. Ishak Jumarang a*, Apriansyah b aprogram Studi Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, b Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi, Pontianak, Indonesia *Email : ishakjumarang@physics.untan.ac.id Abstrak Telah dilakukan penelitian tentang jenis material sedimen dasar sungai di Desa Sungai Duri Kecamatan Bengkayang Kabupaten Bengkayang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis material sedimen dasar, sebaran sedimen, tekstur tanah dan statistik sedimen. Pengambilan sampel sedimen dilakukan di tiga kelokan sungai. Kemudian dilakukan uji laboratorium untuk mengetahui jenis butir, sebaran sedimen, tekstur tanah dan statistik sedimen. Hasil penelitian berdasarkan klasifikasi USDA (United States Departement of Agriculture), menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis material sedimen yaitu pasir, lanau dan lempung. Persentase rata-rata jenis butir sedimen dasar sungai di Desa Sungai Duri adalah pasir 9,5%, lanau 50% dan lempung sekitar 40,5% yang tersebar di tiap penampang. Kelas tekstur tanah untuk sedimen dasar sungai di Desa Sungai Duri adalah jenis liat berdebu, sedangkan untuk nilai statistik sedimen diperoleh hasil sorting sedimen adalah porly sorted, kemencengan sedimen menceng kasar dan kortosis sedimen termasuk dalam kategori tumpul. Kata kuci: Sungai Duri, Sedimen dasar, USDA 1. Latar Belakang Secara geografis Desa Sungai Duri Kecamatan Bengkayang Kabupaten Bengkayang dilintasi oleh beberapa aliran sungai, salah satunya sungai di Desa Sungai Duri. Perairan Sungai Duri merupakan satu diantara perairan yang dimanfaatkan sebagai sarana transportasi dan sumber mata pencaharian. Setelah puluhan tahun berlangsung, kualitas perairan tersebut mengalami penurunan. Perairan yang dulu digunakan sebagai jalur transportasi kini mengalami abrasi dan pendangkalan pada aliran sungai. Hal ini terjadi karena tingginya material sedimen dasar yang disebabkan oleh limbah rumah tangga, sedimentasi di perairan juga disebabkan oleh erosi [1]. Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan material sedimen dasar juga telah dilakukan di daerah aliran yang sama yaitu di Sungai Sebalo dan di Pantai daerah Sungai Kunyit. Persentase sedimen sungai di Sungai Sebalo Kecamatan Bengkayang didapatkan material yang lebih dominan berupa pasir (sand) 85,99%, kerikil (gravel) 11,08% dan lumpur (mud) 2,93% [2]. Selain itu, material sedimen yang paling dominan di pantai daerah Sungai Duri Kecamatan Sungai Kunyit berjenis pasir dan lumpur. Sedangkan sedimen yang terperangkap dengan hasil pengukuran didapatkan imbangan sedimen rata- rata dominan pada arah lintas pantai dengan massa rata- rata 28,00 gram [3]. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka akan dilakukan pengkajian sedimentasi khususnya identifikasi jenis material sedimen dasar kelokan sungai di Desa Sungai Duri Kecamatan Bengkayang Kabupaten Bengkayang. Hal tersebut disebabkan karena terjangan aliran yang lebih kuat pada kelokan sungai. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai sebaran sedimen dan karakteristik material sedimen dasar kelokan sungai di Desa Sungai Duri Kecamatan Bengkayang Kabupaten Bengkayang. 2. Metodologi 2.1 Waktu dan tempat penelitian Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian 145

Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2015 s.d Juni 2016 di Sungai Desa Sungai Duri Kabupaten Bengkayang. Pengambilan sampel dilakukan di tiga kelokan sungai. Peta lokasi dapat dilihat pada Gambar 1, selanjutnya sketsa pengambilan sampel dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Sketsa Lokasi Penelitian 2.2 Alat dan Bahan 2.2.1 Pengambilan Data Lapangan Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Kantong sampel digunakan untuk menyimpan sampel data penelitian. 2. GPS (Global Positioning System) digunakan untuk penentuan koordinat lokasi penelitian. 3. Kamera digital digunakan untuk mengambil foto situasi lokasi penelitian dan saat melakukan penelitian. 4. Sediment grab digunakan untuk mengambil data sedimen pada lokasi penelitian. 5. Teropong jarak untuk mengetahui lebar sungai. 6. Stopwatch untuk mengetahui lamanya waktu yang digunakan. 7. Meteran 8. Timbangan digital untuk mengetahui berat sampel sedimen. 9. Depth meter untuk mengukur kedalaman. 10. Kain sebagai wadah untuk menjemur sedimen. 2.2.2 Pengujian Laboratorium Pengujian sampel di laboratorium dilakukan dengan menggunakan peralatan sebagai berikut: 1. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram 2. Cawan porselen dengan pastel untuk menghancurkan gumpalan tanah menjadi butir- butir tanpa merusak butirannya. 3. Oven dengan suhu dapat diatur pada 105 110 c. 4. Hidrometer ASTM 152 H 5. Air destilasi 6. Tabung gelas ukur kapasitas 1000 ml. 7. Bahan disperse (reagent) berupa Calgon (NaPO3). 8. Termometer 9. Stopwatch 10. Alat vakum atau kompor 11. Alat pengaduk suspense 12. Saringan yang terdiri atas 1 susunan saringan dengan tutup atas dan bawah. 2.3 Prosedur penelitian 2.3.1 Pengambilan Data Sedimen Pengambilan sampel sedimen menggunakan sediment grab. Pengambilan sampel dilakukan sesuai dengan lokasi yang telah ditentukan seperti pada Gambar 2. Masing- masing kelokan terdiri dari 4 titik. Titik 1a, 1b, 1c dan 1d. Titik 2a, 2b, 2c dan 2d. Titik 3a, 3b, 3c dan 3d. Jarak antar titik ditentukan berdasarkan lebar sungai lalu dibagi menjadi 4 bagian. Pengambilan sampel difokuskan pada kelokan sungai karena secara umum erosi kuat sehingga pengendapan sedimen lebih banyak [4]. Hubungan erosi dan sedimen adalah menumpuknya bahan sedimen di suatu lokasi yang disebabkan oleh erosi [5]. 2.4 Perlakuan sampel sedimen a. Preparasi Sampel dikeringkan menggunakan oven kurang lebih 24 jam. Sampel sedimen yang telah dikeringkan disaring menggunakan ayakan nomor 10. Sampel yang lolos dari ayakan dipisahkan sebanyak 50 gram. Kemudian menambahkan reagent sebanyak 5 gram ke dalam wadah yang telah berisi air, lalu sampel dimasukkan kedalam wadah yang telah berisi air dan reagent. Sampel dibiarkan selama ± 24 jam agar butir-butir sedimen terurai. Hal ini dilakukan untuk semua sampel. Setelah itu sampel sedimen dikocok menggunakan mixer selama 10 menit. Sampel yang sudah dimixer dipindahkan ke dalam tabung/gelas ukur dan menuangkan air bilasan ke dalam tabung serta menambahkan air hingga volumenya menjadi 1000 cm. Tabung ditutup lalu mengocok dengan membolak- balik tabung secara vertikal sebanyak 60 kali. Setelah dikocok, tabung diletakkan diatas meja lalu 146

menjalankan stopwatch dan merupakan pengendapan T= 0. Hidrometer dibaca pada saat T=2, T=5, T=30, T=60, T=250 dan T=1440. Setelah pengukuran hidrometer semua sampel dilakukan, sampel yang terdapat dalam tabung tersebut disaring kembali dengan menggunakan saringan basah nomor 200 hingga kandungan lempung yang terkandung dalam sampel benar-benar tersaring habis. Setiap sampel yang tertinggal disaringan nomor 200 dipindahkan kedalam cawan/wadah untuk dioven ± 24 jam dan didinginkan. b. Penentuan Jenis Butir Sedimen Jenis butir sedimen dapat diketahui dari hasil pengayakan. Sedimen yang tertinggal di saringan nomor 20, 40, 60, 80, 120 dan nomor 200 dicatat dan ditimbang. Nilai yang tertinggal di saringan dimasukkan ke tabel sieve analysis. Persentase yang muncul pada sieve analysis chart dijadikan acuan untuk menentukan jenis butir sedimen. c. Penentuan Tekstur Tanah Analisis kelas tekstur tanah diklasifikasikan menggunakan konsep gradasi USDA (United States Depertement of Agriculture), yaitu menggunakan piramid Soil Classification USDA seperti pada Gambar 4. Nilai persentase jenis butir sedimen (pasir, lanau dan lempung) yang telah di dapat seperti Tabel 4, dihubungkan untuk tiap masing- masing titik. Salah satu contoh digunakan titik 2b seperti pada Gambar 4 dan didapatkan tekstur silty clay loam yang artinya tanah bertekstur lempung liat berdebu. d. Menentukan Statistik Sedimen Klasifikasi statistik sedimen (sortasi, kepencengan dan kurtosis) dapat diketahui dengan melakukan perhitungan menggunakan persamaan (1), (2) dan 3 [6]: (2) = + = ( ) +. ( ) (1) =. ( ) (3) dengan : = sortasi = kepencengan = kurtosis Maksud dari tulisan adalah harga phi pada frekuensi 84% yang ditransformasikan ke dalam bentuk ukuran diameter partikel, begitu seterusnya dilakukan sesuai rumus. Setelah dilakukan perhitungan, statistik sedimen dapat diklasifikasikan menggunakan tabel berstandar deviasi [7]. Tabel 1 adalah klasifikasi nilai sortasi sedimen. Tabel 2 adalah klasifikasi nilai kepencengan sedimen dan Tabel 3 adalah nilai kurtosis sedimen. Tabel 1 Klasifikasi sortasi sedimen [7] Nilai Sortasi < 0.35 0.35-0.50 0.50-0.71 0.71-1.00 1.00-2.00 2.00-4.00 >4.00 Kategori Sangat tersortir baik Tersortir Baik Tersortir Baik-Sedang Tersortir Sedang Kurang Tersortir Kurang Tersortir Tersortir Buruk Tabel 2 Klasifikasi nilai kepencengan [7] Nilai Kepencengan + 1 s/d + 0.3 + 0.3 s/d + 0.1 + 0.1 s/d - 0.1-0.1 s/d - 0.3-0.3 s/d 1 Keterangan Menceng sangat halus Menceng halus Menceng simetris Menceng kasar Menceng sangat kasar Tabel 3 Klasifikasi nilai kurtosis sedimen [7] Nilai Kurtosis <0.67 0.67-0.9 0.9-0.11 1.11-1.5 1.5-3 >3 Keterangan Very platykuric Plactykurtic Mesokurtic Lepto kurtic Very letokurtic Extremely leptokurtic 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Analisis Umum Persentase Butir Sedimen Dasar dan Sebaran Sedimen Sedimen material jenis lempung memiliki ukuran diameter dan laju endap paling kecil dibanding pasir dan lanau. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa material sedimen dasar sungai di Desa Sungai Duri berjenis lanau dan lempung. Persentase ketiga jenis sedimen tersebut meliputi pasir 8% s.d 10%, lanau 42% s.d 54% dan lempung 36% s.d 49%. 147

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 3 (2017), Hal. 145-150 ISSN : 2337-8204 Rata-rata persentase pasir tiap penampang kurang lebih sama. Sedimen jenis lanau merupakan sedimen yang memiliki persentase tertinggi dibandingkan jenis pasir dan lempung. Dapat terlihat ketiga jenis sedimen tersebut tersebar di setiap kelokan sungai. Namun material yang tersebar tidak dengan persentase yang sama, melainkan dengan komposisi lanau yaitu sekitar 50% sedangkan lempung sekitar 40,5% dan pasir kurang lebih 9,5% 3.2 Analisis sedimen berdasarkan kelas tekstur tanah Analisis kelas tekstur tanah diklasifikasikan menggunakan konsep gradasi USDA (United States Depertement of Agriculture), yaitu menggunakan piramid soil classification USDA (contoh menggunakan titik 2b) Gambar 4. Dari hasil penelitian, tekstur tanah terdapat dua jenis tanah yaitu liat berdebu dan lempung liat berdebu. Tabel 4 menunjukkan hasil tekstur tanah yang terdapat di Sungai Desa Sungai Duri ratarata berjenis liat berdebu. Berbeda dengan titik yang lainnya, titik 1c, 2b dan 3b justru memiliki tanah bertekstur lempung liat berdebu. Hal ini disebabkan karena di titik tersebut persentase lempung kurang dari 40%, sedangkan titik yang lainnya memiliki persentase material jenis lempung berkisar antara 40% s.d 49%. Dari 12 titik pengambilan sampel, diperoleh jenis tekstur tanah yang cenderung sama yaitu liat berdebu. 3.3 Analisis Statistik Sedimen Setelah dilakukan analisa statistik sedimen, didapatlah klasifikasi statistik sedimen seperti pada Tabel 5. Nilai sorting dari seluruh stasiun pengambilan sampel didominasi oleh porly sorted yaitu keadaan sedimen dalam keadaan kurang tersortir. Dikatakan kurang tersortir karena ukuran butir sedimen tidak seragam. Jika dilihat dari nilaii kepencengan, rata- rata stasiun menceng kasar karena sedimen lebih dominan berukuran halus dan sedimen diendapkan saat kondisi arus yang rendah [8]. Kemencengan sangat kasar menyebabkan butirandapat mengisi ruangan butiran yang halus diantara butiran yang besar. Berdasarkan hasil pengolahan data statistik sedimen juga diperoleh nilai kurtosis antara 0,7s.d 0,8 yang berada pada kategori tumpul sampai cukup tumpul. Dapat disimpulkan berdasarkan Tabel 5 bahwa secara keseluruhan rata- rata dari nilai kurtosis sedimen perairan sungai Desa Sungai Duri adalah 0,79 yang termasuk dalam kategori tumpul. Dari Tabel 5 juga terlihat bahwa hasil analisa statistik sedimen (sortasi, kepencengan dan kurtosis) cenderung seragam. Gambar 3. Hasil persentase sedimen dasar 148

Gambar 4. Klasifikasi tanah titik 2b Tabel 4 Kelas tekstur tanah berdasarkan persentase pasir, lanau dan lempung di daerah penelitian. Stasiun Pasir Lanau Lempung Kelas Tekstur Tanah 1a 10% 50% 40% Liat berdebu 1b 9% 51% 40% Liat berdebu 1c 10% 51% 39% Lempung liat berdebu 1d 9% 42% 49% Liat berdebu 2a 9% 51% 40% Liatberdebu 2b 10% 53% 37% Lempung liat berdebu 2c 10% 50% 40% Liat berdebu 2d 8% 50% 42% Liat berdebu 3a 10% 49% 41% Liat berdebu 3b 10% 54% 36% Lempung liat berdebu 3c 10% 50% 40% Liat berdebu 3d 10% 48% 42% Liat berdebu Tabel 5 Klasifikasi sedimen berdasarkan tingkat sortasi, kepencengan dan kurtosis Stasiun Titik Sortasi Kepencengan Kurtosis 1a Kurang tersortir Menceng kasar Tumpul 1 1b Kurang tersortir Menceng sangat kasar Tumpul 1c Kurang tersortir Simetris Cukup tumpul 1d Kurang tersortir Menceng kasar Tumpul 2a Kurang tersortir Menceng kasar Tumpul 2 2b Kurang tersortir Menceng kasar Tumpul 2c Kurang tersortir Mencen ghalus Tumpul 2d Kurang tersortir Simetris Tumpul 3a Kurang tersortir Simetris Tumpul 3 3b Kurang tersortir Menceng kasar Tumpul 3c Kurang tersortir Menceng halus Tumpul 3d Kurang tersortir Menceng sangat halus Tumpul 149

4. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian ini adalah jenis material sedimen yang terdapat di Sungai Duri berjenis pasir, lanau dan lempung. Ketiga jenis material tersebut tersebar di tiap kelokan sungai dengan persentase pasir 9,5%, lanau 50% dan lempung sekitar 40,5%. Rata-rata kelas tekstur tanah untuk perairan sungai di Desa Sungai Duri adalah jenis liat berdebu. Berdasarkan penelitian ini juga didapatkan nilai sorting sedimen termasuk ke dalam kelas porly sorted, sedangkan untuk kepencengan sedimen termasuk dalam kategori menceng kasar dan kurtosis sedimen cenderung tumpul. Daftar Pustaka [1] Selly RC. Applied Sedimentology San Diego: Academic Press; 1988. [2] Ikoniko YJ. Analisis Jenis dan Laju Angkutan Sedimen Dasar pada Sungai Sebalo di Kecamatan Bengkayang (Skripsi S1) Pontianak: Universitas Tanjungpura; 2011. [3] Sulvina. Analisis Kecepatan Arus dan Pola Angkutan Sedimen pada Pantai di Daerah Sungai Duri Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Pontianak (Skripsi S1) Pontianak: Universitas Tanjungpura; 2009. [4] Yanti D. Panduan Praktikum Teknik Konservasi Tanah dan Air Padang: Universitas Andalas; 2016. [5] Suryono N. Pendugaan Erosi dengan Pengukuran Muatan Sedimen dan Metode Universal Soil Loss Equation untuk Perencanaan Pengelolaan DAS (Studi DAS Way Sekampung-Bendungan Argoguruh) (Skripsi S1) Bandar Lampung: Universitas Lampung; 2017. [6] Sya'rani L, H. Penentuan Sumber Sedimen Dasar Perairan Berdasarkan Analisis Minerologi dan Kandungan Karbonat. Ilmu Kelautan. 2006; 3(1). [7] Purnam EA, H, Saputro S. Pengaruh Arus, Pasang Surut dan Debit Sungai Terhadap Distribusi Sedimen Tersuspensi di Perairan Muara Sungai Ciberes, Cirebon. Ilmu Kelautan. 2015; 4(1). 150