PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK NEGERI 2 SUNGAI PENUH

dokumen-dokumen yang mirip
PERSEPSI MAHASISWA PPLK TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG TERHADAP BIMBINGAN GURU PAMONG

EVALUASI DAN DESAIN HIPOTETIK PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) SISWA SMK NEGERI 2 PADANG PANJANG

SIKAP KERJA SISWA PROGRAM STUDI KONSTRUKSI KAYU JURUSAN BANGUNAN SMK N 1 PADANG SETELAH MELAKSANAKAN PRAKERIN

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

KESIAPAN SISWA TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 PAYAKUMBUH SEBELUM PRAKTEK KERJA INDUSTRI ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB 1 P E N D A H U L U A N

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

RELEVANSI PENERAPAN KURIKULUM KOMPETENSI KEAHLIAN AUDIO VIDEO SMK NEGERI 2 DENGAN KEBUTUHAN INDUSTRI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Persepsi Guru Pamong Tentang Kemampuan Mahasiswa S1 Tata Boga dalam Kegiatan Program Pengalaman Lapangan Kependidikan di SMK Pariwisata Sumbar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

OVERVIEW OF ACADEMIC ADVISER ASSIGNMENT IMPLEMENTATION IN CIVIL ENGINEERING DEPARTEMENT OF ENGINERING FACULTY PADANG STATE UNIVERSITY (UNP)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

Journal of Mechanical Engineering Learning

PERSEPSI MAHASISWA JURUSAN TEKNIK SIPIL FT-UNP TENTANG PELAKSANAAN PLI PADA DUNIA JASA KONSTRUKSI

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti

MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN MENGHIAS BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH PERA WETTI

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

PERAN DUDI DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN SISTEM GANDA DI SMK NEGERI 1 SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MINAT SISWA SMK N 3 PAYAKUMBUH UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

HUBUNGAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 1 BINTAN

The Review of Entrepreneurship Interest for Student at Class XII SMKN 1 Padang Based on Parents Occupation Background

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III ANALISIS KURIKULUM SMK

PENDAHULUAN. CIVED ISSN Vol. 2, Nomor 2, Juni

TINJAUAN CARA BELAJAR SISWA KELAS X DI SMK NEGERI 1 SUNGAI RUMBAI PADA MATA DIKLAT GAMBAR TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

HUBUNGAN CARA BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT STATIKA SISWA KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMKN 5 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

ALKADRA MASNUR 2009 / PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

CIVED ISSN Vol. 2, Nomor 2, Juni

HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT STATIKA SISWA KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 PARIAMAN

KONTRIBUSI PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA JURUSAN TEKNIK BANGUNAN SMK N 2 PAYAKUMBUH

Unnes Physics Education Journal

2014 MANFAAT HASIL BELAJAR MEMBUAT CAKE, GATEAUX

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

KONTRIBUSI CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA DIKLAT STATIKA BANGUNAN SISWA KELAS XI TEKNIK BANGUNAN SMK NEGERI 1 TANJUNG RAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

, 2016 PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN TPHP DI SMKN 4 GARUT

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini usaha

STUDI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI KEGIATAN PEMBELAJARAN PADA PAKET KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN PADA SMK KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

FACTORS THAT ENCOURAGE STUDENTS CHOOSING EDUCATION PROGRAM BUILDING TECHNIQUES FT-UNP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agus Muharam, 2013

E-JURNAL. Oleh : AFIFATUL MUSRIFA

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN.,, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDABULUAN. Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di

MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS 3 JURUSAN TATA BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH SRI DEFI MUSTIKA

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI IPS DI SMA N 1 TEMBILAHAN HULU KABUPATEN INDRAGIRI HILIR JURNAL

STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDUHULUAN. masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun

ANALISA PELAKSANAAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BERORIENTASI KTSP DI SMKN 2 PENGASIH

BAB I PENDAHULUAN. usaha/dunia industri maupun sebagai wiraswasta. Peraturan Pemerintah

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL DENGAN KINERJA GURU DI KABUPATEN KLATEN

FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF PADA SISWA PROGRAM KEAHLIAN ELEKTRONIKA INDUSTRI DI SMK N 3 WONOSARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013

PEMAHAMAN GURU PROGRAM STUDI TEKNIK GAMBAR BANGUNAN TENTANG RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMKN 1 SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EVALUASI PROGRAM PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI SMK NEGERI 1 PALEMBAYAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Afif Miftah Amrullah, 2015

BAB III METODE PENELITIAN

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMA N 5 SOLOK SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

PERSEPSI SISWI KELAS X TATA BUSANA TENTANG KOMPETENSI MEMBUAT POLA TEKNIK KONSTRUKSI DI SMKN 3 SUNGAI PENUH JULITA HARMAIDA

Transkripsi:

PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK NEGERI 2 SUNGAI PENUH Aman Kurnia Prayogi 1, An Arizal 2, Totoh Andayono 2 Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang Email : Amankurniaprayogi@gmail.com Abstract Industrial internship (prakerin) is one of collective program between vocational high school (SMK) and industries which is conducted in corporate world (DU/DI). Prakerin implementation at SMKN 2 Sungai Penuh is disharmony with prakerin implementation from other vocational high school, from the beginning of prakerin activities to the completion of final report. Based on this situation, this study is purposed to describe student s perception to administration service, activities implementation, and supervisory of prakerin program at SMKN 2 Sungai Penuh. The type of this research is descriptive. This research is conducted for students of SMKN 2 Sungai Penuh in building engineering study program with total respondent of 47 students. Research finding shows that prakerin administration service in SMKN 2 Sungai Penuh is poorly implemented and unfits the guidance book, from 3 sub-indicator, one indicator is categorized as good, two other indicators is categorized as poor. Prakerin implementation at SMKN 2 Sungai Penuh is categorized as moderate for six sub-indicators that studied. Supervision is not implemented properly where two out of two indicators show poor supervision. Overall, it can be concluded that prakerin implementation at SMKN 2 Sungai Penuh is not performed properly. Keywords: perception, student, Prakerin. A. Pendahuluan Pendidikan menduduki peran penting dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) seperti kemampuan sosial, spiritual, intelektual maupun kemampuan profesional, karena manusia yang memiliki kualitas yang baik merupakan kekuatan utama dalam mensukseskan pembangunan. Pendidikan 1 Mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan 2 Dosen Jurusan Teknik Sipil FT-UNP 1

juga merupakan usaha sadar untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang dilakukan melalui tenaga pengajar atau tenaga pendidik. Secara umum kualitas suatu bangsa dapat dilihat dari mutu pendidikan bangsa tersebut. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh pembangunan dibidang pendidikan. Tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang kreatif, mandiri, bertanggung jawab, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu untuk peningkatan mutu pendidikan sangat mutlak diperlukan, sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang cerdas dan berkualitas sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Pendidikan di Indonesia menurut jalurnya terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya pendidikan formal, pendidikan tidak formal dan pendidikan informal. Pendidikan formal merupakan jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan tidak formal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara formal, hasil pendidikan tidak formal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyertaan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah daerah dengan mengacu pada standar pendidikan nasional. Pendidikan informal merupakan jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Pada pendidikan formal terdapat beberapa jenjang pendidikan yang wajib diselesaikan oleh seseorang, adapun jenjang pendidikan tersebut adalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pendidikan Sekolah Dasar (SD), pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada jenjang SMA terdapat beberapa jenis pendidikan yang setara, salah satunya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sistem pendidikan nasional menjelaskan bahwa, pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk dapat bekerja 2

dalam bidang tertentu, kemampuan beradaptasi dengan lingkungan kerja, melihat peluang kerja, dan mengembangkan diri dikemudian hari. Adapun tujuan dari SMK di dalam kurikulum 2006 dinyatakan: Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah menigkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Dalam kurikulum 2006 juga dijelaskan, khusus untuk sekolah menengah kejuruan pengembangan diri terutama ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karier. Untuk mencapai tujuan dari SMK yang tertera di dalam kurikulum 2006 salah satunya dengan menyelenggarakan Praktik Kerja Industri (Prakerin) di Dunia Usaha atau Dunia Industri (DU/DI). Pada hakikatnya penerapan Prakerin meliputi pelaksanaan praktik keahlian produktif, baik di sekolah dan di DU/DI. Sekolah membekali siswa dengan materi pendidikan umum (Normatif), pengetahuan dasar menunjang (Adaptif), serta teori dan keterampilan dasar kejuruan (Produktif). Selanjutnya DU/DI diharapkan dapat membantu bertanggung jawab terhadap peningkatan keahlian profesi melalui program khusus yang dinamakan praktik industri. Menurut Putu (2006) pelaksanaan Prakerin di SMK sebelum Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dilaksanakan selama empat bulan sampai dengan satu tahun. Namun sejalan dengan perubahan kurikulum, semenjak KTSP Prakerin dilaksanakan pada kurun waktu tiga sampai enam bulan. Sedangkan penerjunan siswa ke DU/DI dilaksanakan di kelas XI pada semester Ganjil ataupun Genap. Jumlah jam kerja Prakerin dengan alokasi waktu berkisar antara 400-500 jam semenjak observasi sampai dengan penyelesaian laporan Prakerin. Lama Prakerin setiap sekolah bisa saja berbeda-beda, namun tetap harus merujuk pada peraturan yang berlaku sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh menteri pendidikan nasional. Namun pelaksanaan Prakerin di SMK Negeri 2 Sungai Penuh dilaksanakan dua kali selama siswa berada di SMK dengan jangka waktu yang lebih lama. Pertama, siswa SMK Negeri 2 Sungai Penuh melaksanakan Prakerin 3

pada saat awal memasuki semester empat dalam jangka waktu tiga bulan. Kedua, dilaksanakan pada saat awal semester lima selama satu semester. Selain itu, berdasarkan struktur kurikulum 2006 siswa SMK pada semester lima seharusnya masih belajar mata pelajaran Normatif dan Adaptif yang akan diujiankan pada Ujian Nasional dan Ujian Sekolah, contohya Mata Pelajaran Matematika 4 Jam Pelajaran (JP) perminggu, Bahasa Indonesia 4 JP perminggu, dan Bahasa Inggris 2 JP perminggu. Namun yang terjadi pada SMK Negeri 2 Sungai Penuh, siswa tidak belajar di kelas sebagai mana yang seharusnya, melainkan siswa hampir selama satu semester penuh berada di DU/DI untuk melaksanakan Prakerin, dan kembali lagi ke sekolah pada saat ujian semester dan mengikuti ujian semester serta siswa harus belajar mandiri untuk menyelesaikan soal-soal ujian semester yang terdapat pada Lembaran Kerja Siswa (LKS). Dari pelaksanaan Prakerin yang dilaksanakan lebih lama dibandingkan dengan SMK yang ada di Kota Sungai Penuh lainnya, siswa tidak hanya mendapatkan hasil yang baik ataupun positif. Namun dari hasil observasi yang dilaksanakan, pelaksanaan Prakerin juga berdampak negatif terhadap siswa, antara lain adalah: 1) Mengganggu konsentrasi siswa dalam persiapan menghadapi Ujian Nasional (UN), 2) Mengganggu proses pembelajaran pada mata pelajaran Adaptif dan Normatif yang akan diujiankan pada saat Ujian Akhir Nasional dan Ujian Akhir Sekolah, hasil ini dilihat setelah siswa menjalani Try Out yang dilaksanakan sebelum Ujian Akhir Nasional, 3) Selama siswa melaksanakan Prakerin, pembimbing dari sekolah tidak pernah melakukan monitoring ke tempat DU/DI, 4) Siswa tidak dibekali penjelasan pelaksanaan Prakerin, DU/DI, kompetensi yang dilaksanakan dan administrasi yang berlaku di DU/DI serta sikap siswa selama pelaksanaan Prakerin, guna siswa-siswi tidak canggung dan dapat dengan mudah beradaptasi di dunia kerja yang sebenarnya, 5) Untuk pemilihan tempat Prakerin siswa dibebaskan untuk memilih tempat sendiri, hal ini membuat pelaksanaan Prakerin menjadi tidak efektif dan tidak efisien, karena siswa cenderung memilih tempat yang dekat dengan tempat tinggal, atau memilih tempat yang dikelola oleh keluarga siswa sehingga siswa bisa melaksanakan Prakerin semaunya saja, tanpa melihat kualitas dari DU/DI tersebut, 6) Syarat untuk tempat Prakerin hanya 4

memiliki stempel Perusahaan atau Industri, dan tidak ada kriteria khusus untuk tempat Prakerin 7) Laporan tidak sesuai dengan yang tertera pada buku pedoman, siswa hanya mengisi jurnal yang berisikan kegiatan harian Prakerin. Berdasarkan Tim penulis (2015: 2) Prakerin atau magang merupakan bagian dari pelaksanaan kegiatan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang menjadi satu bentuk penyelenggaraan pendidikan pada SMK. Tim penulis (2015: 2) juga menjelaskan PSG adalah pola penyelenggaraan diklat yang dikelola bersamasama antara SMK dengan DU/DI dan Asosiasi Profesi sebagai Institusi Pasangan (IP), mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga tahap evaluasi dan sertifikasi yang merupakan satu kesatuan program dengan menggunakan berbagai bentuk alternative pelaksanaan, seperti dengan release, Blok release dan sebagainya. Adapun tujuan dari prakerin menurut Tim Penulis (2015:6) adalah Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional dengan tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan pekerjaan. Memperkokoh link and mach antara Sekolah dengan DU/DI. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas profesional. Memberi pengakuan dalam penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari peroses pendidikan. Langkah pelaksanaan prakerin berdasarkan Tim Penyususn (2015: 13) adalah Siswa atau siswi SMK Negeri 2 Sungai Penuh, menyelesaikan syarat administrasi, mendaftar ke panitia Prakerin, mengambil surat permohonan Prakerin, dengan menyerahkan biodata dan surat pernyataan, mengantar surat permohonan ke DU/DI dan mengambil surat balasan., menyerahkan surat balasan ke panitia Prakerin, menyelesaikan persyaratan administrasi Prakerin, mengambil buku jurnal untuk laporan dan buku petunjuk Prakerin, mengukiti pembekalan Prakerin, mengikuti acara pelepasan Prakerin, melaksanakan Prakerin sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dan mengikuti peraturan yang ada di DU/DI, setelah mengikuti Prakerin, siswa atau siswi kembali kesekolah dan menyelesaikan laporan. 5

Berdasarkan hasil wawancara dengan teori yang terdapat pada buku pedoman teknis pelaksanaan prakerin SMK Negeri 2 Sungai Penuh, dapat dilihat bahwa pelaksanaan prakerin yang sebenarnya dan buku pedoman prakerin sangat bertolak belakang. Maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan persepsi siswa terhadap pelayanan administrasi Prakerin, kegiatan pelaksanaan Prakerin, kegiatan pengawasan Prakerin di SMK Negeri 2 Sungai Penuh. B. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuatitatif dan penelitian ini bersifat deskriptif. Lokasi untuk penelitian ini adalah di SMK Negeri 2 Sungai Penuh. Sedangkan waktu penelitian dilakukan pada tanggal 26 maret sampai dengan 28 maret 2016. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XII Teknik Bangunan SMK Negeri 2 Sungai Penuh dengan jumlah siswa 47 orang pada Tahun Ajaran 2015/2016. Sampel pada penelitian ini menggunakan Total Sampling. Karena jumlah populasi kurang dari 100 orang, maka semua populasi dijadikan sebagai sampel. Data dalam penelitian ini menggunakan data primer. Data primer berupa jawaban responden dari setiap butir pernyataan yang disebar melalui angket diperoleh langsung dari responden penetian. Sumber data dari penelitian ini penulis peroleh dari sampel penelitian, yaitu para siswa atau siswi SMK Negeri 2 Sungai Penuh Kelas XII Teknik Bangunan. Adapun instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah angket (kuisioner) yang berisi sejumlah pernyataan tertulis. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa penyebaran angket (kuisioner) kepada siswa atau siswi SMK Negeri 2 Sungai Penuh kelas XII Jurusan Teknik Bangunan. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan informasi yang berupa daftar pertanyaan atau peryataan tentang persepsi siswa terhadap pelaksanaan Prakerin di SMK Negeri 2 Sungai Penuh. Sebelum instrumen penelitian digunakan, perlu dilakukan uji coba instrumen telebih dahulu. Uji coba ini dilakukan untuk menguji tingkat kesahihannya (validitas) dan kehandalannya (reliabilitas) sehingga angket tersebut 6

memenuhi syarat untuk digunakan. Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan pada tanggal 14 maret sampai dengan 17 maret 2016, dari 66 item peryataan yang diuji cobakan diperoleh 62 item valid dengan tingkat reliabilitas sangat tinggi dimana r hitung 0,979 > r tabel 0,367. Berdasarkan item peryataan ini data penelitian di ambil untuk dianalisis. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan menghitung frekwensi dari masing-masing alternatif jawaban yang diberikan oleh responden, seperti yang diungkapkan oleh Sudjana (2011: 131) sebagai berikut: Dimana, P = F N x 100 % P = Persentase jawaban F = Frekwensi N = Total frekwensi Untuk menginterprestasikan pada persentase yang telah dihitung dengan menggunakan rumus yang disarankan oleh Sudjana (1986: 66) sebagai berikut: ( fi. xi) X fi Keterangan: X = mean (rata-rata) fi = Frekuensi jawaban xi = Skor pilihan jawaban Setelah didapatkan rata-rata jawaban responden untuk setiap indikator selanjutnya memberikan penafsiran atau penilaian terhadap hasil penelitian. Metode penafsiran menurut Sudjana dalam Syahron (2011: 87) dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel Kategori Persentase Pencapaian N0 % Pencapaian Kategori 1 90-100 Sangat baik 2 80-89 Baik 3 65-79 Cukup 4 55-64 Kurang 5 0-54 Tidak Baik 7

C. Hasil dan Pembahasan Pelaksanaan prakerin merupakan penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan program pendidikan di SMK dan program keahlian yang diperoleh melalui pembelajaran di DU/DI secara langsung dan diarahkan untuk mencapai suatu kedekatan kompetensi siswa dengan tuntutan kebutuhan dunia kerja. Pada dasarnya, dari pelaksanaan prakerin diharapkan siswa mampu menggali lebih dalam kemampuan produktifnya sehingga setelah kembali ke sekolah siswa memiliki kemampuan yang lebih baik bila dibandingkan dengan sebelum prakerin. Berdasarkan analisis data, pelayanan administrasi prakerin di SMK Negeri 2 Sungai Penuh tidak terlaksana dengan baik dan tidak sesuai dengan buku pedoman. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data dimana langkah pendaftaran untuk mengikuti prakerin berada pada kategori Cukup dengan persentase 74,2 %, pembekalan sebelum mengikuti prakeri berada pada kategori Tidak Baik dengan persentase 49,4%, dan pelepasan ke tempat prakerin berada pada kategori Kurang dengan persentase 60,4%. Kegiatan pelaksanaan prakerin di SMK Negeri 2 Sungai Penuh belum dilaksanakan dengan baik. Dimana waktu pelaksanaan prakerin berada pada kategori Cukup dengan persentase 75,4%, kewajiban siswa selama prakerin berada pada kategori Cukup dengan persentase 75,2%, larangan siswa selama mengikuti prakerin berada pada kategori Cukup dengan persentase 71,8%, sanksi siwa selama mengikuti prakerin berada pada kategori Cukup dengan persentase 65,4%, kemampuan kompetensi siswa selama mengikuti prakerin berada pada kategori Cukup dengan persentase 72,0%, dan interaksi dan komunikasi siswa selama mengikuti prakerin juga berada pada kategori Cukup dengan persentase 73,6%. Kegiatan pengawasan prakerin di SMK Negeri 2 Sungai Penuh tidak terlaksana dengan baik. Dimana monitoring oleh guru pembimbing dan panitia 8

prakerin berada pada kategori Tidak Baik dengan persentase 46,4%, dan pembuatan laporan atau pengisian jurnal berada pada kategori Tidak Baik dengan persentase 37,0%. Berdasarkan dari hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan pelaksanaan prakerin di SMK Negeri 2 Sungai Penuh belum terlaksana dengan baik. Jika dihubungkan dengan teori pelaksanaan prakerin seharusnya persepsi siswa terhadap pelaksanaan prakerin terlaksana dengan baik, karena prakerin membantu siswa dalam meninggkatkan kemampuan produktifnya. Namun dari hasil penelitian yang diperoleh bertolak belakang dengan teori dan bertolak belakang dengan apa yang diharapkan dari pelaksanaan prakerin. Hal ini di karenakan jadwal pelaksanaan yang tidak tepat, dimana kosentrasi siswa terbagi dengan persiapan menghadapi Ujian Nasional dan Ujian Akhir Sekolah. D. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan hasil analisis data, maka dapat di ambil kesimpulan untuk setiap indikator yang di teliti, yaitu: a. Pelayanan administrasi prakerin di SMK Negeri 2 Sungai Penuh tidak terlaksana dengan baik, dari 3 sub indikator terdapat 1 sub indikator berada pada kategori Cukup, 1 sub indikator berada pada kategori Tidak Baik, dan 1 sub indikator berada pada kategori Kurang. b. Kegiatan pelaksanaan prakerin di SMK Negeri 2 Sungai Penuh belum terlaksana dengan baik, dari 6 sub indikator yang diteliti berada pada kategori Cukup. c. Kegiatan pengawasan prakerin di SMK Negeri 2 Sungai Penuh tidak terlaksana dengan baik, dari 2 sub indikator yang diteliti berada pada kategori Tidak Baik. Dari hasil di atas, secara keseluruhan dapat diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan prakerin di SMK Negeri 2 Sungai Penuh belum terlaksana dengan baik. 9

2. Saran a. Panitia Prakerin agar meningkatkan pelayanan administrasi, melakukan pembekalan Prakerin sesuai dangan yang tertera pada buku pedoman teknis pelaksanaan Prakerin, dan panitia Prakerin agar melaksanakan pelepasan secara resmi dan serentak supaya tidak terjadi kesenjangan keberangkatan siswa ke DU/DI. b. Waktu pelaksanaan Prakerin diharapkan tidak mengganggu waktu belajar siswa dan persiapan menghadapi Ujian Nasional. c. Panitia dan guru pembimbing harus melakukan monitoring agar mengetahui perkembangan pengetahuan siswa selama Prakerin. Catatan: artikel ini disusun berdasarkan skripsi penulis dengan pembimbing I Drs. An Arizal, M.Pd dan Pembimbing II Totoh Andayono, ST., MT. Daftar Pustaka Putu Sudira. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Sudjana. (1986). Metode Statika. Bandung: Tarsito. Sudjana. (2011). Penilaian Hasil Proses belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Tim Penulis. (2015), Buku Pedoman Teknis Pelaksanaan Praktik Kerja Industri SMK Negeri 2 Sungai Penuh. Sungai Penuh.SMKN 2 Sungai Penuh. Syahron Lubis. (2011). Metodologi Pendidikan Penelitian. Padang: Sukabina Press. 10