PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2000

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2000 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

1 of 5 02/09/09 11:52

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2001 PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA TAHUN 2006 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR : 11 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA SERTA TATA CARA PEMBENTUKANNYA

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 1999 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGATURAN MENGENAI DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR NOMOR: 7 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 1999 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGATURAN MENGENAI DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 14 TAHUN 2001 T E N T A N G PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2001 PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

P E R A T U R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUPANG NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUPANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA ( BPD ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA (BPD) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 9 TAHUN 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERUYAN,

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

PERATURANN DESA PARAKANMUNCANG KECAMATAN NANGGUNG KABUPATEN BOGOR NOMOR : 4 TAHUN 2001 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA SERTA TATA CARA PEMBENTUKANNYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2007 SERI D.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2001 T E N T A N G TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 4 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2006 NOMOR 13 SERI E NOMOR SERI 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 10 TAHUN 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

P E R A T U R A N D A E R A H

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI CIAMIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG (BPK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SABU RAIJUA,

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 3 TAHUN 2007 WALIKOTA PRABUMULIH,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 6 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

LEMBARAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN ALOR TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG TENTANG PERMUSYAWARATAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI MUSI RAWAS

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO. KEPUTUSAN BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO NOMOR: 01/Kep.BPD/2002 TENTANG: TATA TERTIB BADAN PERWAKILAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR : 11 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) BUPATI SITUBONDO,

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 30 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR : 03 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA HIMPUN PEMEKON BUPATI LAMPUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK KAMPUNG

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 01 TAHUN 2008 T E N T A N G BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

PERATURAN DAERAH NOMOR 19 TAHUN 2000

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 6 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KOTA BATU

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO KECAMATAN PACET DESA NOGOSARI PERATURAN DESA NOGOSARI KECAMATAN PACET, KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR: 07 TAHUN 2002

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 17 TAHUN 2001 T E N T A N G TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B U P A T I M A G E L A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI,

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2007 SERI D.2

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 1999 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGATURAN MENGENAI DESA MENTERI DALAM NEGERI,

Dengan persetujuan bersama. DEWAN PERMUSYAWARATAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN dan BUPATI MUSI BANYUASIN MEMUTUSKAN :

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

BADAN PERWAKILAN DESA DESA PADI KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO K E P U T U S A N BADAN PERWAKILAN DESA PADI NOMOR : 01 TAHUN 2001 T E N T A N G

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 7/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan pasal 42 Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa, dipandang perlu untuk mengatur mengenai Badan Perwakilan Desa; b. bahwa untuk melaksanakan maksud pada huruf a konsideran ini, perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1820); 2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 3. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknis Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden; 4. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 63 Tahun 1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Penyesuaian Peristilahan Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Kelurahan;

5. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa. Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: a. Bupati adalah Bupati Hulu Sungai Selatan. b. Desa adalah Kesatuan Masyarakat Hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat, yang diakui dalam Sistem Pemerintahan Nasional dan berada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. c. Pemerintahan Desa adalah kegiatan Pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan Badan Perwakilan Desa di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. d. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. e. Badan Perwakilan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah Badan Perwakilan yang berfungsi mengayomi adat istiadat, membuat Peraturan Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Desa, di Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

f. Perangkat Desa adalah Sekretaris Desa, Kepala Urusan, Ketua Rukun Kampung, serta Ketua Rukun Tetangga, yang telah memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. g. Rukun Kampung yang selanjutnya disebut RK adalah bagian dari wilayah dalam Desa yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan Pemerintahan Desa. h. Rukun Tetangga yang selanjutnya disebut dengan RT adalah wilayah terkecil dari Pemerintahan Desa, yang berada dibawah RK. BAB II KEDUDUKAN DAN SUSUNAN KEANGGOTAAN Bagian Pertama Kedudukan Pasal 2 (1). BPD sebagai badan perwakilan merupakan wahana untuk melaksanakan demokrasi berdasarkan Pancasila. (2). BPD berkedudukan sejajar dan menjadi mitra dari Pemerintah Desa. Bagian Kedua Susunan Keanggotaan Pasal 3 (1). Pimpinan BPD terdiri dari Ketua dan Wakil Ketua. (2). Wakil Ketua sebagaimana dimaksud ayat (1) sebanyak-banyaknya 2 (dua) orang sesuai dengan jumlah anggota BPD. (3). Pimpinan BPD sebagaimana dimaksud ayat (1) untuk pertama kali dilaksanakan dalam rapat pemilihan yang untuk pertama kalinya dipimpin oleh anggota tertua dan dibantu oleh anggota termuda. Pasal 4 (1). Anggota BPD dipilih dari calon-calon yang diajukan oleh kalangan agama, adat, organisasi, sosial politik, golongan profesi dan unsur masyarakat lainnya yang memenuhi persyaratan.

(2). Pembentukan BPD dan keanggotaannya ditentukan berdasarkan jumlah penduduk yang bersangkutan dengan ketentuan: a. Jumlah penduduk sampai 1500 jiwa, 5 (lima) orang anggota. b. 1501 jiwa sampai dengan 2000 jiwa, 7 (tujuh) orang anggota. c. 2001 jiwa sampai dengan 2500 jiwa, 11 (sebelas) orang anggota. d. Lebih dari 3000 jiwa, 13 (tiga belas) orang anggota. Pasal 5 (1). Dalam pelaksanaan tugasnya Pimpinan BPD dibantu oleh Sekretariat BPD yang dipimpin oleh Sekretaris BPD. (2). Sekretariat BPD sebagaimana dimaksud ayat (1) dipimpin oleh seorang Sekretaris BPD dan dibantu oleh staf sesuai kebutuhan dan kemampuan desa, yang diangkat oleh Pemerintah Desa atas persetujuan Pimpinan BPD dan bukan dari Perangkat Desa. Pasal 6 (1). Anggota BPD berhak menerima uang sidang sesuai dengan kemampuan Keuangan Desa. (2). Untuk keperluan kegiatan BPD disediakan biaya sesuai dengan kemampuan keuangan Desa yang dikelola oleh Sekretariat BPD. (3). Biaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2) ditetapkan setiap tahun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. Bagian Ketiga Persyaratan Anggota BPD Pasal 7 Yang dapat dipilih menjadi Anggota BPD adalah penduduk desa Warga Negara Indonesia dengan syarat-syarat: a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. Setia dan taat kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah Republik Indonesia. c. Berkelakuan baik, jujur dan adil, cerdas dan berwibawa.

d. Tidak pernah terlibat langsung atau tidak langsung dalam suatu kegiatan yang mengkhianati Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, seperti G30 S/PKI dan atau kegiatan organisasi terlarang lainnya. e. Tidak sedang menjalankan pidana penjara atau kurungan berdasarkan Keputusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan pasti, karena tindak pidana yang dikenakan ancaman pidana sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun. f. Terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal tetap di desa yang bersangkutan sekurang-kurangnya selama 1 (satu) tahun terakhir dengan tidak terputus-putus. g. Sekurang-kurangnya telah berumur 25 (dua puluh lima) tahun. h. Sekurang-kurangnya berijasah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) atau berpengetahuan/berpengalaman yang sederajat. i. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan Keputusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap. BAB III MEKANISME PELAKSANAAN PEMILIHAN, PENETAPAN CALON TERPILIH DAN PENGESAHAN HASIL PEMILIHAN ANGGOTA BPD Bagian Pertama Mekanisme Pelaksanaan Pemilihan Pasal 8 (1). Dalam rangka pelaksanaan pemilihan anggota BPD, Kepala Desa mengadakan musyawarah untuk membentuk Panitia Pemilihan. (2). Susunan Kepengurusan Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini terdiri dari: a. Ketua merangkap anggota. b. Sekretaris merangkap anggota. c. Anggota sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.

(3). Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat diambl dari kalangan adat, agama, organisasi sosial politik, golongan profesi dan unsur masyarakat lainnya. (4). Kepala Desa dan Perangkat Desa tidak boleh menjadi Panitia Pemilihan. Pasal 9 (1). Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pasal 8 ayat (1) menetapkan tata cara pemilihan anggota BPD. (2). Tatacara pemilihan anggota BPD dapat dilaksanakan secara langsung maupun melalui sistem perwakilan sesuai dengan kemampuan keuangan Desa. (3). Berdasarkan sistem perwakilan tiap-tiap Rukun Kampung berhak untuk mengusulkan calon anggota BPD kepada Panitia Pemilihan paling banyak 5 (lima) orang dan paling sedikit 3 (tiga) orang sesuai dengan hasil musyawarah yang ditetapkan dengan Berita Acara Rapat. Pasal 10 (1). Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pasal 8 ayat (1) bertugas melakukan penyaringan terhadap Calon Anggota BPD sesuai dengan Peraturan yang berlaku. (2). Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pasal 8 ayat (1) berfungsi sebagai formatur yang menetapkan rangking Calon Anggota BPD. (3). Formatur sebagaimana ayat (2) pasal ini, menetapkan rangking yang terbatas sesuai dengan jumlah anggota BPD untuk ditetapkan menjadi anggota BPD definitif. Bagian Kedua Penetapan Calon Terpilih Pasal 11 Penetapan Calon Terpilih ditetapkan oleh Panitia Pemilihan dengan suatu Berita Acara Rapat Pelaksanaan Pemilihan yang diketahui oleh Kepala Desa dan dilampiri dengan Daftar Hadir.

Bagian Ketiga Pengesahan Hasil Pemilihan Pasal 12 (1). Panitia Pemilihan mengusulkan calon-calon yang terpilih kepada Bupati dengan tembusan kepada Camat untuk mendapatkan pengesahan dengan Surat Keputusan. (2). Usul tersebut dilengkapi dengan Berita Acara Rapat Musyawarah pelaksanaan Pemilihan Anggota BPD yang dilampiri dengan Daftar Hadir. BAB IV TUGAS, WEWENANG DAN FUNGSI Bagian Pertama Tugas dan Wewenang BPD Pasal 13 BPD mempunyai Tugas dan Wewenang: a. Melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Desa. b. Bersama-sama dengan Kepala Desa menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. c. Membentuk Panitia Pemilihan Kepala Desa yang terdiri dari para anggota BPD dan Perangkat Desa untuk pencalonan dan pemilihan Kepala Desa. d. Menjaga kelestarian adat istiadat yang hidup dan berkembang di Desa. e. Bersama-sama Kepala Desa menetapkan kebijaksanaan untuk penyelenggaraan Pemerintahan Desa. f. Memberitahukan kepada Kepala Desa mengenai akan berakhirnya masa jabatan Kepala Desa secara tertulis enam bulan sebelum berakhir masa jabatan. g. Memproses pemilihan Kepala Desa yang baru paling lambat 2 (dua) bulan sebelum berakhir masa jabatan Kepala Desa. h. Menilai/mengevaluasi laporan pertanggungjawaban Kepala Desa setiap akhir tahun.

Bagian Kedua Fungsi BPD Pasal 14 BPD mempunyai fungsi: a. Mengayomi yaitu menjaga kelestarian adat istiadat yang hidup dan berkembang di desa yang bersangkutan sepanjang menunjang kelangsungan pembangunan. b. Legislasi yaitu merumuskan dan menetapkan Peraturan Desa bersama-sama Pemerintah Desa. c. Pengawasan yaitu meliputi pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa, Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa serta Keputusan Kepala Desa. d. Menampung aspirasi masyarakat yaitu menangani dan menyalurkan aspirasi yang diterima dari masyarakat kepada Pejabat atau Instansi yang berwenang. BAB V HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN Bagian Pertama Hak BPD Pasal 15 BPD mempunyai hak: a. Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa setiap tahun bersama-sama Kepala Desa. b. Menetapkan Peraturan Desa bersama-sama Kepala Desa. c. Menilai, menerima atau menolak pertanggungjawaban Kepala Desa. d. Mengusulkan pemberhentian Kepala Desa kepada Bupati bila pertanggungjawaban Kepala Desa ditolak untuk yang kedua kalinya. e. Memberikan persetujuan terhadap keputusan Kepala Desa tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa. f. Mengajukan pertanyaan kepada Pemerintah Desa

g. Menetapkan Peraturan Tata Tertib BPD. h. Anggota BPD mempunyai hak: i. Menghadiri rapat-rapat BPD. j. Mengajukan usul atau saran baik secara lisan maupun tertulis kepada Pimpinan BPD. k. Menerima uang sidang sesuai dengan kemampuan sebagaimana yang telah dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang bersangkutan. Bagian Kedua Kewajiban BPD Pasal 16 BPD mempunyai kewajiban: a. Mempertahankan dan memelihara keutuhan Pemerintahan Desa. b. Mengamalkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, serta mentaati segala peraturan perundang-undangan. c. Membina demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa. d. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa berdasarkan demokrasi ekonomi. e. Memperhatikan dan menyalurkan aspirasi, menerima keluhan dan pengaduan masyarakat serta memfasilitasi tindak lanjut penyesuaiannya. Bagian Ketiga Larangan Bagi Anggota BPD Pasal 17 Setiap anggota BPD dilarang: a. Melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan atau martabat Negara, Pemerintah dan Desa. b. Menyalah gunakan wewenang. c. Menyalah gunakan barang-barang, uang atau surat-surat berharga milik desa. d. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan barang-barang, dokumen atau surat-surat berharga milik Desa secara tidak sah.

e. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan atau orang lain didalam maupun diluar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan Desa. f. Melakukan tindakan yang bersifat negatif dengan maksud membalas dendam terhadap bawahannya atau orang lain, didalam maupun diluar lingkungan kerjanya. g. Menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa saja dari siapapun juga yang diketahui atau patut dapat diduga bahwa pemberian itu bersangkutan atau mungkin bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan anggota BPD yang bersangkutan. h. Memasuki tempat-tempat yang dapat mencemarkan kehormatan atau martabat Pemerintah Desa, kecuali untuk kepentingan kedinasan. i. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan. j. Membocorkan dan atau memanfaatkan rahasia Desa yang diketahui karena kedudukan jabatan untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain. k. Bertindak selaku perantara bagi sesuatu pengusaha atau golongan untuk mendapatkan pekerjaan atau pesanan dari kantor/instansi pemerintah. l. Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun juga dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan pribadai, golongan atau pihak lain. m. Meninggalkan tugasnya selama 6 (enam) bulan apabila sakit harus ada surat keterangan dari dokter setempat. BAB VI MEKANISME RAPAT DAN PENGATURAN TATA TERTIB Bagian Pertama Mekanisme Rapat Pasal 18 (1). BPD mengadakan rapat sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun. (2). Rapat dimaksud ayat (1) diatas:

a. Dihadiri oleh paling sedikit 3 (tiga) orang dari anggota BPD. b. Dalam hal pengambilan keputusan disetujui oleh setengah lebih dari satu dari anggota yang hadir. c. Kecuali yang dimaksud pada ayat (1) pasal ini, atas permintaan paling sedikit 3 dari jumlah anggota atau atas permintaan Kepala Desa, Ketua BPD dapat mengundang anggotanya untuk mengadakan Rapat. d. BPD mengadakan rapat atas undangan Ketua BPD. e. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2) dan (3) pasal ini, ditetapkan dengan Peraturan Tata Tertib BPD. Bagian Kedua Peraturan Tata Tertib BPD Pasal 19 (1). Untuk lebih tertibnya pelaksanaan tugas-tugas BPD, masing-masing BPD harus membuat Peraturan Tata Tertib BPD. (2). Peraturan Tata Tertib BPD sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini ditetapkan dengan Keputusan BPD. (3). Dalam Peraturan Tata Tertib BPD memuat antara lain: a. Pembagian Tugas diantara Pimpinan BPD. b. Tata cara pemilihan Pimpinan BPD yang berhenti antar waktu. c. Tata Cara Rapat. d. Pengaturan waktu Rapat. (4). Tata tertib BPD sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini disusun dan disahkan dalam rapat BPD yang memenuhi quorum. BAB VII PEMBERHENTIAN DAN MASA KEANGGOTAAN Pasal 20 (1). Anggota BPD berhenti antar waktu sebagai anggota karena: a. Meninggal dunia

b. Permintaan sendiri secara tertulis kepada Ketua BPD. c. Bertempat tinggal diluar Desa yang bersangkutan. d. Tidak lagi memenuhi syarat-syarat sebagaimana dimaksud pasal 7 Peraturan Daerah ini berdasarkan keterangan yang berwajib. e. Terkena larangan perangkapan jabatan sesuai dengan peraturan yang berlaku. f. Melakukan pekerjaan/usaha yang biayanya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. (2). Anggota BPD yang berhenti antar waktu sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini digantikan oleh calon yang diusulkan oleh Ketua BPD yang diambil dari calon anggota BPD yang memperoleh suara terbanyak. (3). Anggota pengganti antar waktu menyelesaikan masa kerja anggota yang digantikannya. (4). Pemberhentian dan pengangkatan anggota BPD diresmikan secara administrasi dengan Keputusan Bupati. Pasal 21 Masa keanggotaan BPD adalah 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 periode berikutnya atau dua kali masa jabatan yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB VIII TINDAKAN PENYIDIKAN Pasal 22 Anggota BPD tidak dapat dituntut di pengadilan karena pernyataan dan atau pendapat yang dikemukakan dalam rapat BPD, baik terbuka maupun tertutup yang diajukan secara lisan dan tertulis, kecuali jika yang bersangkutan mengumumkan apa yang disepakati dalam rapat tertutup untuk dirahasiakan atau hal-hal yang dimaksud oleh ketentuan mengenai pengumuman rahasia Desa.

Pasal 23 (1). Tindakan Penyidikan terhadap anggota BPD dapat dilaksanakan atas persetujuan Bupati, kecuali jika yang bersangkutan tertangkap tangan melakukan tindak pidana kejahatan. (2). Dalam hal anggota BPD tertangkap tangan melakukan tindak pidana, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), selambat-selambatnya dalam tempo 2 kali 24 jam diberitahukan secara tertulis kepada Bupati dengan tembusan Kepala Desa. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 24 (1). Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. (2). Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka ketentuan-ketentuan lain yang mengatur hal yang sama dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. Pasal 25 Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Ditetapkan di : Kandangan Pada tanggal : 22 April 2001 BUPATI HULU SUNGAI SELATAN Cap dtt SAIDUL HUDARIE

Diundangkan di Kandangan Pada tanggal 24 April 2000 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN M. YUNANIE LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2000 NOMOR 7

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA I. PENJELASAN UMUM 1. Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah ditegaskan bahwa sebagai perwujudan Demokrasi, di Desa dibentuk Badan Perwakilan Desa atau sebutan lain yang sesuai dengan budaya yang berkembang di Desa yang bersangkutan, yang berfungsi sebagai lembaga Legislatif dan pengawasan dalam hal pelaksanaan Peraturan Desa, Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dan Keputusan Kepala Desa. 2. Pengaturan lebih lanjut mengenai BPD dapat dilihan dalam Pasal 32, Pasal 33, Pasal 34, Pasal 35, Pasal 36, Pasal 37, Pasal 38, Pasal 39, Pasal 40, Pasal 41 dan Pasal 42 Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa, sedangkan pengaturan lebih lanjut mengenai Pembentukan Badan Perwakilan Desa (BPD) ditetapkan dengan Peraturan Daerah. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 s/d Pasal 25 : Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 2