BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Strategi Pembelajaran Increasing the Capacity to Think (ICT)

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Risma Rosyanti,2013

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB III METODE PENELITIAN. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Merangin Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dan perkembangan suatu negara. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. negara yang yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Adopratama, 2011, hal Depdiknas, Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No. 20

BAB I PENDAHULUAN. belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB I PENDAHULUAN. latihan. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan Nasional dalam UU Sisdiknas

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan Gerakan Peningkatan Mutu Pendidikan pada tanggal 2 Mei

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. serta prinsip-prinsip, sehingga membantu memiliki makna bagi subjek didik.

BAB II KAJIAN TEORI. dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara afektif dan efesien. Senada dengan

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berkualitas yang mana menjadi subjek pencipta,

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah. kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PEDAHULUAN. pendidikan nasional di Indonesia menyatakan bahwa: Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Kewarganegaraan ( civic education) merupakan suatu mata

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Maelani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

BAB I PENDAHULUAN. Di negara kita Indonesia pendidikan formal seperti sekolah adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan generasi muda yang memiliki potensi dan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Triana, 2015:

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan sumber daya manusia yang bermutu tinggi. Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003: bahwa pendidikan nasional berfungsi

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta

BAB I PENDAHULUAN. penuh perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni (IPTEKS).

BAB I PENDAHULUAN. jenjang SD sampai SMP. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk mempersiapkan generasi muda yang memiliki kemampuan potensi dan kecerdasan emosional yang tinggi serta menguasai berbagai macam keterampilan mantap. Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur kelancaran dan kemajuan suatu pembangunan. Maka dari itu proses pembangunan yang sedang berlangsung saat ini harus disertai dengan pembangunan di bidang pendidikan. Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003, bahwa tujuan pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Berdasarkan tujuan pendidikan maka guru haruslah menciptakan suasana belajar yang efektif, efesien dan menyenangkan dalam proses pembelajaran. Hal ini tidak terlepas dari strategi atau metode pembelajaran yang digunakan guru. Guru merupakan peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Berhasil atau tidaknya suatu hlm. 4. 1 Depdiknas, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Depdiknas, 2003, 1

2 pembelajaran tergantung kepada guru. Oleh karena itu, guru harus pandai memilih strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan efisien. Guru merupakan seseorang yang mempunyai ilmu, sebaik-baiknya orang yang mempunyai ilmu adalah orang yang dapat menyampaikan ilmunya kepada orang lain. Sebagaimana dalam Al-Qur an Surat At-Taubah ayat 122: Artinya: Tidak sepatutnya bagi mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. 2 Ayat di atas dijelaskan bahwa sebaik-baiknya orang yang mempunyai ilmu adalah orang yang dapat menyampaikanya kepada orang lain. Sebagaimana telah dikatakan bahwa guru merupakan seorang yang mempunyai ilmu, jadi seorang guru mempunyai tanggung jawab untuk menyampaikan ilmunya kepada siswa, menyampaikan ilmu bukan berarti hanya sekedar menyampaikan, tetapi bagaimana siswa dapat merealisasikan ilmu yang guru berikan di kehidupan sehari-harinya. Guru harus menyadari bahwa betapa pentingnya menyampaikan ilmu dan menciptakan kondisi proses pembelajaran yang efektif, sehingga siswa 2 Q.S, At-Taubah ayat 122

3 dapat termotvasi untuk belajar dan ilmu yang mereka dapatkan dapat mereka realisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sehubung dengan itu, untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif maka guru harus dapat memilih dan menetapkan strategi pembelajaran, strategi apa yang sesuai dengan karakteristik siswa yang dihadapi sehingga dapat menumbuh kembangkan motivasi siswa dalam belajar. Adapun firman Allah SWT menjelaskan tentang belajar mengajar dalam Al-Qur an dijelaskan dalam surat Al-Alaq ayat 1-5 dan Al-Mujadalah ayat 11 sebagai berikut : Artimya: Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan tuhanmulah yang maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Alaq 1-5). 3 Artinya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. 4 Ayat di atas menjadi bukti bahwa Al-Quran memandang kegiatan belajar mengajar dengan perantara tulis baca dan penggunaan strategi 3 Q.S, Al-Alaq ayat 1-5 4 Q.S, Al-Mujadalah ayat 11

4 pembelajaran, dengan demikian guru mengerti kedudukan metode mengajar adalah sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Strategi adalah alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan motivasi belajar. Kegiatan belajar merupakan bahagian dari proses pendidikan bagi anak didik, dewasa ini semakin mengalami kemunduran. Belajar semakin dianggap sebagai suatu kegiatan yang membosankan dan tidak berkembang. Pada tiap sekolah, situasinya tidak jauh berbeda, anak-anak umumnya kurang aktif dalam belajar khususnya dalam belajar PKn. Dalam proses pembelajaran di MIN Merangin Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar, berbagai usaha yang telah dilakukan oleh guru khususnya pada mata pelajaran PKn. Untuk meningkatkan motivasi belajar diantaranya: proses pembelajaran dilakukan tepat waktu, guru menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan media gambar dalam proses pembelajaran ataupun diskusi, namun hanya beberapa siswa saja yang termotivasi untuk belajar. Melihat keadaan di atas dan berdasarkan hasil pengamatan penulis di MIN Merangin Kecamatan Kuok ditemui gejala-gejala atau fenomena yang dicerminkan kurangnya motivasi siswa khususnya pada mata pelajaran PKn sebagai berikut: 1. Saat menerangkan pelajaran 69,23% dari 39 siswa tidak memperhatikan materi yang dijelaskan oleh guru, hal ini terlihat dari observasi awal peneliti ke sekolah. Saat guru menjelaskan pelajaran terdapat 27 orang siswa yang bermain di dalam kelas bersama teman sebangkunya tanpa memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini dikarenakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru menoton sehingga pembelajarn

5 tidak menarik bagi siswa sehingga siswa malas untuk mengikuti materi yang disampaikan 2. Saat diberikan tugas oleh guru terdapat 64,10% dari 39 siswa tidak mengerjakan tugas secara sungguh-sungguh dan hanya mencontek hasil dari temannya, hal ini dapat terlihat dari hail tugas yang diberikan kepada siswa, terdapat 25 orang siswa dari 39 jumlah siswa kelas V yang memilki jawaban yang sama 3. Saat guru memberikan kesempatan untuk bertanya hanya didominasi oleh siswa tertentu yaitu hanya 3-5 orang siswa yang ingin bertanya 4. Dari hasil wawancara dengan guru bidang studi PKn sekolah tersebut mengatakan bahwa siswa lebih suka dengan pemberian tugas-tugas rutin (bersifat berulang-ulang begitu saja sehingga kurang kreatif). Hal ini terlihat oleh guru bidang studi saat pemberian tugas rutin maka terdapat terdapat 48% atau sekitar 19 siswa mendapat nilai tinggi, Apabila diberikan tugas yang berbeda dari sebelumnya maka jumlah siswa yang mendapatkan nilai tinggi menurun, hanya sekitar 4-10 orang siswa dari 39 jumlah siswa kelas V yang mendapat nilai tinggi. Gejala-gejala di atas, terlihat bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas V MIN Merangin Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar kurang menarik bagi siswa dan terkesan membosankan, sehingga motivasi belajar terhadap pelajaran PKn cendrung rendah. Hal ini terlihat dari sikap pasif siswa, pembelajaran yang menonton dan dimana guru kurang kreatif dalam menetapkan strategi pembelajaran. Berdasarkan analisa sementara,

6 kurang tertariknya siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn dikarenakan adanya pengaruh cara mengajar guru yang kurang menarik. Mencermati hal di atas, peneliti menerapkan suatu strategi pembelajaran yang dapat membangkitkan semangat belajar siswa. Untuk itu peneliti mencoba menerapkan salah satu strategi pembelajaran, salah satu strategi pembelajaran yang dapat diterapkan adalah strategi pembelajaran increasing the capacity to think (ICT). Strategi pembelajar ICT adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada peningkatan kemampuan berpikir (SP2KB) siswa melalui telaah fakta atau pengelaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan. 5 Berdasarkan latar belakang dan fenomena di atas penulis tertarik dan ingin menjadikan sebagai bahan penelitian dengan judul: Penerapan Strategi Pembelajaran Increasing the Capacity to Think (ICT) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri Merangin Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar. B. Definisi Istilah 1. Strategi Increasing the Capacity to Think (ICT) yaitu menekankan kepada kemampuan berpikir siswa melalui telaah fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan. Melalui tahapan orientasi, pelacakan, konfrontasi, inkuiri, akomodasi dan transfer. 6 5 Wina Sanjaya, Strategi Belajar Mengajar Berorientasi Pendidikan. Jakarta: Sinar Baru, 2008, hlm. 252. 6 Ibid., hlm 252.

7 2. Motivasi belajar adalah factor psikis yang bersifat non intelektual, dan peranannya yang khas, yaitu menumbukan gairah, merasa senang, dan semangat dalam belajar, yang pada gilirannya dapat meningkatkan perolehan belajar. 7 Dalam hal ini adalah dorongan yang timbul pada diri siswa untuk belajar khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). C. Rumusan Masalah Bertolak dari latar belakang masalah penelitian diatas, maka penulis dapat merumuskan masalahnya yaitu: Apakah penerapan strategi pembelajaran icreasing the capacity to think (ICT) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri Merangin Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri Merangin Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar, melalui penerapan strategi pembelajaran increasing the capacity to think (ICT). 2. Maanfaat Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan memperoleh antara lain: 75. 7 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers, 2004, hlm.

8 a. Bagi siswa, Diharapkan dengan penerapan strategi pembelajaran increasing the capacity to think (ICT) motivasi belajar siswa pendidikan kewarganegaraan kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri Merangin Kecamatan Kuok dapat meningkat. b. Bagi guru, strategi pembelajaran increasing the capacity to think (ICT) yang dilakukan pada penelitian ini diharapkan sebagai alternatif strategi pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Merangin Kecamatan Kuok untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. c. Bagi sekolah, tindakan yng dilakukan pada penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu bahan dalam rangka meningkatkan motivasi belajar pendidikan kewarganegaraan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Merangin Kecamatan Kuok. d. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan berpijak dalam rangka menindak lanjuti penelitian ini di ruang lingkup yang lebih luas. e. Sebagai informasi bagi Program Studi PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska tentang penerapan strategi increasing the capacity to think (ICT) dalam bidang pendidikan kewarganegaraan.

9