BUPATI KUNINGAN PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA BUPATI KUNINGAN, Menimbang : a. bahwa sebagai konsekwensi berkembangnya situasi dan kondisi masyarakat serta untuk tertib penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa di Kabupaten Kuningan, perlu adanya perubahan Peraturan Bupati Kuningan Nomor 25 Tahun 2006; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, untuk menjamin adanya kepastian hukum, perlu ditetapkan Peraturan Bupati Kuningan tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bupati Kuningan Nomor 25 Tahun 2006 tentang Pedoman Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950); 2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa; 4. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 16 Tahun2006 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa; 5. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 18 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Kuningan Nomor 2 Tahun 2011; 6. Peraturan Bupati Kuningan Nomor 25 Tahun 2006 tentang Pedoman Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa; 7. Peraturan Bupati Kuningan Nomor 42 Tahun 2012 tentang Ketentuan Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kuningan. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA. 1
Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati Kuningan Nomor 25 Tahun 2006 tentang Pedoman Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Kuningan Nomor 02 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Kuningan Nomor 25 Tahun 2006, diubah sebagai berikut : 1. Ketentuan Pasal 6 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut ayat : (1) Sebelum pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa, BPD mengadakan rapat untuk membentuk Panitia Pemilihan yang dituangkan dalam Berita Acara Rapat BPD. (2) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk dan ditetapkan dengan Keputusan BPD yang keanggotaannya terdiri dari unsur Perangkat Desa, Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Tokoh Masyarakat yang tidak mencalonkan diri. (3) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan beberapa seksi yang penetapannya berdasarkan musyawarah. (4) Jumlah Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebanyak 11 (sebelas) orang. (5) Dihapus. (6) Kepala Desa, BPD dan Panitia Pemilihan harus bersikap netral dan tidak boleh memihak pada salah satu calon, baik untuk kepentingan pribadi ataupun golongan dengan dalih dan atau alasan apapun. (7) Panitia Pemilihan bertugas sejak ditetapkannya Keputusan BPD dan berakhir pada saat dilantiknya Kepala Desa baru secara definitif oleh Bupati atau pejabat lainnya yang ditunjuk, Keputusan BPD dimaksud sebagaimana contoh format B dalam lampiran Peraturan Bupati. 2. Ketentuan Pasal 11 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : (1) Permohonan bakal calon Kepala Desa ditulis tangan sendiri diatas kertas bermaterai cukup sebagaimana contoh format D dalam lampiran Peraturan Bupati, dengan dilampiri syaratsyarat sebagai berikut : a. Surat Pernyataan pribadi bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang diketahui oleh Kepala Desa (sebagaimana contoh format E lampiran Peraturan Bupati); b. Surat Pernyataan pribadi setia dan taat kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta Pemerintah, yang diketahui oleh Kepala Desa (sebagaimana contoh format F dalam lampiran Peraturan Bupati); c. Foto copy ijasah terakhir yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang; d. Foto copy akta kelahiran atau surat keterangan lahir yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang; e. Foto copy KTP atau surat pernyataan sebagai Putera Desa yang disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi, diketahui oleh Camat dan Kepala Desa/Penjabat Kepala Desa bagi Putera Desa (sebagaimana contoh format G dalam lampiran Peraturan Bupati Kuningan); 2
f. Surat Penyataan bersedia berdomisili di desa yang bersangkutan, diketahui oleh, Kepala Desa/Penjabat Kepala Desa dan Camat g. Surat Pernyataan bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa yang diketahui oleh Kepala Desa/Penjabat Kepala Desa (sebagaimana contoh format H dalam lampiran Peraturan Bupati); h. Surat Keterangan tidak dicabut hak pilihnya sesuai dengan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap; i. Surat Keterangan tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan hukuman paling singkat 5 (lima) tahun; j. Surat Pernyataan belum pernah menjabat sebagai Kepala Desa selama 2 (dua) kali masa jabatan, baik secara berturut-turut maupun tidak berturut-turut diketahui oleh Kepala Desa (sebagaimana contoh format I dalam lampiran Peraturan Bupati); k. Surat Keterangan Kesehatan dari Dokter Pemerintah; l. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK); m. Surat Pernyataan akan menerima hasil pemilihan dan tidak akan membuat gangguan keamanan, ketertiban masyarakat (kamtibmas), yang diketahui oleh Kepala Desa/Penjabat Kepala Desa (sebagaimana contoh format j dalam lampiran Peraturan Bupati); n. Daftar Riwayat Hidup yang ditulis oleh tangan sendiri (sebagaimana contoh format k dalam lampiran Peraturan Bupati); o. dihapus; p. Foto copy Surat Keputusan Pengangkatan yang telah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang, bagi Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI/POLRI dan aparatur Pemerintah Desa); q. Program Kerja yang dilampiri visi dan misi calon Kepala Desa; r. Pas photo berwarna berukuran 4 x 6 sebanyak 4 lembar. (2) Kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat masing-masing rangkap 3 (tiga) yang diperuntukkan bagi : a. Camat; b. Panitia; c. Yang bersangkutan. 3. Ketentuan Pasal 26 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : (1) Biaya Pemilihan Kepala Desa berasal dari : a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa; b. Bantuan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten; c. Calon Kepala Desa; 3
d. Sumbangan pihak ketiga yang sah dan tidak mengikat. (2) Biaya pemilihan disesuaikan dengan kebutuhan riil serta berprinsip hemat dan wajar. (3) Biaya Pemilihan sebagaimana dimaksud ayat (2) lebih lanjut diatur dengan Keputusan Bupati. (4) Biaya Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dimasukkan ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). 4. Ketentuan Pasal 32 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : (1) Setelah adanya pemberitahuan tentang jadwal pelaksanaan pemilihan Kepala Desa, Panitia Pemilihan mempersiapkan pengadaan kartu suara, Berita Acara jalannya pemungutan suara dan memasukannya ke dalam kotak suara, Berita Acara pengitungan suara dan memasukannya ke dalam kotak suara yang kemudian dikunci dan disegel. (2) Kotak suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disediakan oleh Panitia Pemilihan. (3) Panitia mempersiapkan bilik suara sesuai kebutuhan. (4) Dalam bilik suara sebagaimana dimaksud ayat (3) disediakan : a. Tanda pengenal calon Kepala Desa yang memuat nomor urut, foto dan nama calon Kepala Desa; b. Bantalan dan alat pencoblos. (5) Untuk lebih tertib dan lancarnya penyelenggaraan pemungutan suara, jumlah bilik suara dan pintu masuk disesuaikan dengan kebutuhan. 5. Ketentuan Pasal 38 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : (1) Setelah pemungutan suara dinyatakan berakhir, dibuat jalannya pemungutan suara. (2) Panitia Pemilihan melakukan pemungutan suara yang bersifat terbuka untuk umum. (3) Sebelum melaksanakan pemungutan suara, calon meninggalkan tempat pemugutan suara setelah sebelumnya menunjuk seorang Wakil/Kuasa Calon untuk menyaksikan jalannya perhitungan suara, sebagaimana contoh format U dalam lampiran Peraturan Bupati. (4) Panitia Pemilihan melakukan persiapan penghitungan suara, kemudian menempatkan diri sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. (5) Dalam penghitungan suara disaksikan oleh Wakil/Kuasa Calon untuk menyatakan sah tidaknya suara yang diberikan oleh Pemilih. (6) Ketua Panitia dengan dibantu 2 (dua) anggotanya membuka kota suara dan mengeluarkan semua surat suara yang ada di dalamnya, kemudian menunjukkan kepada Wakil/Kuasa Calon dan pemilih bahwa kotak suara telah kosong. (7) Surat suara satu persatu dibuka oleh Panitia dan diperlihatkan kepada Wakil/Kuasa Calon dengan menyebutkan tanda gambar yang dicoblos. 4
(8) Untuk menentukan keabsahan surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Wakil/Kuasa Calon diberi hak untuk menyatakan sah atau tidaknya surat suara. (9) Surat suara dinyatakan sah apabila : a. Coblosan berada dalam salah satu kotak tanda gambar; b. Coblosan berada tepat pada garis kotak tanda gambar; c. Terdapat lebih dari satu coblosan tetapi masih dalam 1 (satu) tanda gambar. d. Terdapat coblosan di dalam kotak pada salah satu tanda gambar dan terdapat coblosan lainya yang berada di luar tanda gambar, tetapi tidak mengenai tanda gambar yang lain; e. Menggunakan alat pencoblos yang disediakan oleh Panitia. (10) Surat suara dinyatakan tidak sah apabila : a. Tidak terdapat coblosan; b. Mencoblos tanda gambar tidak memakai alat pencoblos yang telah disediakan oleh Panitia; c. Terdapat coblosan pada lebih dari 1 (satu) tanda gambar; d. Coblosan tidak mengenai tanda gambar e. Terdapat tulisan nama pemilih, tanda tangan atau tandatanda lainnya selain coblosan. (11) Apabila terjadi keragu-raguan keabsahan suara, maka Panitia Pemilihan memutuskan sah tidaknya suara, dengan memperhatikan pertimbangan dari Wakil/Kuasa Calon. (12) Panitia Pemilihan mencatat hasil perhitungan suara pada papan perhitungan suara dan lembaran yang sudah disediakan oleh Panitia. (13) Surat suara dipisahkan dalam kelompok : a. Surat suara yang sah berdasarkan tanda gambar yang dicoblos. b. Surat suara yang tidak sah. (14) Hasil penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (12), dimuat dalam Berita Acara yang ditandatangani oleh Panitia dan Wakil/Kuasa Calon, selambat-lambatnya 3 x 24 jam sejak penghitungan suara, sebagaimana contoh format V dalam lampiran Peraturan Bupati. (15) Apabila Wakil/Kuasa Calon tidak menandatangani Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (14), hasil pemilihan dan penghitungan suara tetap dinyatakan sah. (16) Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (14). Disampaikan oleh Panitia Pemilihan kepada Ketua BPD. 5
Ditetapkan di Kuningan Pada Tanggal 23 April 2013 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KUNINGAN, Cap Ttd Drs. H. YOSEP SETIAWAN, M.Si Pembina Utama Madya NIP. 19580217 198503 1 003 Pasal II Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kuningan. Ditetapkan di Kuningan Pada Tanggal 19 April 2013 BUPATI KUNINGAN, Cap Ttd AANG HAMID SUGANDA BERITA DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2013 NOMOR 14 6