BAB I PENDAHULUAN di prediksikan jumlah lansia akan mengalami peningkatan sebesar 28,8 juta

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN SKALA DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MARGOMULYO KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

SRAGEN SKRIPSI JURUSAN FAKULTAS. Disusun oleh: J

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Gejalagejala

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan dan kerusakan banyak sel-sel syaraf, sehingga lansia seringkali

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MANDONG TRUCUK KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. dua miliar pada tahun 2050 (WHO, 2013). perkiraan prevalensi gangguan kecemasan pada lanjut usia, mulai dari 3,2 %

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dapat dihindari oleh setiap orang. Sekarang ini banyak orang yang bertahan dari

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan penyakit pada lansia. Salah satu gangguan psikologis

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan menjadi 3 yakni young old (70-75 tahun), old ( laporan PBB, populasi lansia meningkat sebesar dua kali lipat hanya

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat 125 juta orang dengan usia 80 tahun bahkan lebih. (World Health

Survey inkontinensia urin yang dilakukan oleh Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU Dr. Soetomo tahun 2008 terhadap 793 pen

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup, sehingga jumlah populasi lansia juga meningkat. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia adalah masa dimana seseorang mengalami masa

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. The United Nation telah memprediksikan bahwa

HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN INTROVERT DAN EKSTROVERT DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WERDHA PASURUAN BABAT-LAMONGAN

Sedeangkan jumlah lansia Sumatera Barat pada tahun 2013 sebanyak 37,3795 jiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. tercatat paling pesat di dunia dalam kurun waktu Pada tahun 1980

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA LANJUT USIA TENTANG DIET HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG.

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR JENIS KELAMIN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA LUWANG, GATAK, SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usia lanjut adalah suatu proses yang tidak dapat dihindari

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy). Dilihat dari masa

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan masyarakat (Darmodjo, 2000) Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara psikologis dan

BAB I PENDAHULUAN. psikologis, sosial, dan ekonomi Menurut (BKKBN 2006). WHO dan Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jaringan lunak secara perlahan-lahan untuk memperbaiki diri maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. jiwa (satu dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun) dan pada tahun 2025 jumlah

BAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi. sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH DESA BUMIHARJO KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI

Arifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring

BAB I PENDAHULUAN. tahun Data WHO juga memperkirakan 75% populasi lansia di dunia pada. tahun 2025 berada di negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

BAB 1 PENDAHULUAN. normalnya secara perlahan (Darmojo, 2009). Dalam proses tersebut akan

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

BAB I PENDAHULUAN. yang sering digambarkan sebagai masa yang paling indah dan tidak

HUBUNGAN PENERIMAAN DIRI DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DUSUN LEBAK ADI DESA LEBAK ADI KECAMATAN SUGIO KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. terus meningkat. Penyakit ini diperkirakan mengenai lebih dari 16 juta orang

BAB I PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam

BAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupan yang akan dialami oleh semua individu. Proses ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan warga lansia terbesar di seluruh dunia pada tahun yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses menua adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan gejala utama nyeri (Dewi, 2009). Nyeri Sendi merupakan penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH NIM : S RINA AGUSTINA NIM: S

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. penting baik di kalangan negara maju maupun berkembang. Tingkat Insidensi

BAB I PENDAHULUAN. alami yang dialami oleh semua makhluk hidup. Di Indonesia, hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. wanita mengalami menopause. Namun tidak seperti menopause pada

Gambaran Diri Tidak Berhubungan dengan Tingkat Depresi pada Lansia di UPT Panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang mulai memasuki tahap lanjut usia dimulai saat memasuki usia 60

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Studi penelitian yang dilakukan oleh lembaga demokrafi Universitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2010, dengan masalah kesehatan). Menurut Sumiati Ahmad Mohammad, masa

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia ini memiliki beberapa dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. lanjut usia (aging structured population) karena jumlah penduduk berusia 60

HUBUNGAN STRESS PASCAMENOPAUSE DENGAN PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL DI MASYARAKAT PADA IBU-IBU DI DESA TANJUNG KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa, sesuai Undang Undang Nomor 13 tahun 1998 Bab I pasal 11 ayat 11

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya terus meningkat. World Health Organization (WHO) di Kabupaten Gunungkidul DIY tercatat 1262 orang terhitung dari bulan

BAB I PENDAHULUAN. lambat cepatnya proses tersebut bergantung pada masing-masing individu.

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari tahun ke tahun jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia mengalami peningkatan, dari tahun 2006 jumlah penduduk yang memiliki harapan hidup pada usia 66,2 tahun sebanyak ± 19 juta jiwa(8.90%), sedangkan pada tahun 2010 mengalami pertambahan lansia sebesar ± 23,9 juta (9,77%), dan pada tahun 2020 di prediksikan jumlah lansia akan mengalami peningkatan sebesar 28,8 juta (11,34%). (Efendi dan Makhfudli, 2009). Di Jawa Tengah penduduk dewasa terutama lanjut usia terus mengalami peningkatan, pada data tahun 2000 jumlah lanjut usia di Jawa Tengah mencapai 2.87 juta jiwa atau 9,27 % dari total seluruh penduduk Jawa Tengah, kemudian mengalami pertumbuhan lagi menjadi 3.00 juta jiwa atau setara dengan 9.41 % dari total penduduk Jawa Tengah pada tahun 2005 dan pada tahun 2010 menurut sensus penduduk yang di lakukan tercatat bahwa jumlah lanjut usia sebanyak 3,35 juta jiwa atau 10.34% dari total penduduk Jawa Tengah. Terjadinya peningkatan harapan hidup lansia dikarenakan keberhasilan pemerintah dalam pembangun bidang kesehatan. Dengan meningkatnya angka harapan hidup maka jumlah lanjut usia akan mengalami pertumbuhan, sehingga akan timbul masalah masalah pada lanjut usia. Menurut Effendi dan Mahfudly (2009) masalah masalah tersebut meliputi perubahan fisik, perubahan psikososial serta perubahan mental. Pada lanjut usia banyak di pengaruhi oleh 1

2 beberapa hal misalnya adalah kondisi fisik, keturunan, kesehatan, lingkungan, dan kehilangan memori. Perubahan perubahan tersebut di karenakan terjadi kemunduran terhadap sitem indra, sistem pernafasan, dan selain itu individu akan mengalami perubahan peran dalam hidupnya, kehilangan orang orang yang di cintai, pekerjaan. Hal tersebut sangatlah beresiko rentan terhadap individuindividu (lansia) mengalami gangguan mental. Sejalan dengan bertambahnya umur, setiap manusia akan menjadi tua. Menua berarti mengalami berbagai macam perubahan, baik perubahan fisik maupun psikososial. Menua merupakan bagian dari proses kehidupan yang tidak dapat diingkari namun demikian, kualitas hidup harus diupayakan tetap terjaga sehingga dapat tetap sehat, aktif, dan mandiri. Depresi merupakan masalah mental yang paling banyak ditemui pada lansia. Prevalensi depresi pada lansia didunia diperoleh sekitar 8% sampai 15% dan hasil survey dari berbagai negara didunia diperoleh prevalensi depresi lansia rata-rata adalah 13,5% dengan perbandingan pria dan wanita 14.1 : 8.5. sementara prevalensi depresi lansia yang mengalami perawatan di RS atai dipanti perawatan sebesar 30-45% (Evy, 2008). Depresi merupakan suatu perasaan sedih, pesimis yang berhubungan suatu penderita penderitaan dan dapat berupa serangan yang ditujukan pada diri sendiri atau perasaan marah yang dalam. Depresi pada lansia harus diwaspadai dan dideteksi sedini mungkin karena dapat mempengaruhi perjalanan penyakit fisik dan kualitas hidup, depresi lansia perlu diwaspadai juga jika lansia

3 kehilangan motivasi, tingkat partisipasi rendah, kehilangan minat terhadap aktivitas. Dari survey yang dilakukan didapatkan data Desa Gedongan terdiri dari 6 RW dan terdapat kurang lebih 3046 penduduk terdapat 416 penduduk adalah lanjut usia. Berdasarkan data survey pendahuluan yang peneliti lakukan terhadap 20 responden lanjut usia di Desa Gedongan, diketahui bahwa ternyata 17 lanjut usia mengalami depresi dan gambaran dari data survey pendahuluan dari 20 responden yang ada tersebut menunjukkan bahwa kualitas hidup para lanjut usia tergolong kurang baik. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang hubungan antara tingkat depresi dengan kualitas hidup lanjut usia di Desa Gedongan, Kabupaten Sukoharjo. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Apakah ada hubungan antara tingkat depresi dengan kualitas hidup lanjut usia di Desa Gedongan, Kabupaten Sukoharjo. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara tingkat depresi dengan kualitas hidup lanjut usia di Desa Gedongan, Kabupaten Sukoharjo.

4 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan tingkat depresi pada usia lanjut di Desa Gedongan, Kabupaten Sukoharjo. b. Mengetahui kualitas hidup lanjut usia di Desa Gedongan, Kabupaten Sukoharjo. c. Mengetahui hubungan antara tingkat depresi dengan kualitas hidup lanjut usia di Desa Gedongan, Kabupaten Sukoharjo. D. Manfaat Penelitian a. Bagi penulis Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan sebagai pengalaman dalam merealisasikan teori yang didapat dibangku kuliah, khususnya mengenai hubungan antara tingkat depresi dengan kualitas hidup lanjut usia. b. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar atau informasi awal untuk melakukan penelitian lanjutan yang berhubungan antara tingkat depresi dengan kualitas hidup lanjut usia. E. Keaslian Penelitian 1. Saputra, 2011, meneliti tentang depresi pada wanita menopause dan hubungannya dengan kualitas hidup penelitian ini menggunakan jenis penelitian cross sectional analytic dengan pengambilan sample secara random blok sampling. Dengan hasil : didapatkan bahwa karakteristik 100 orang

5 responden yaitu tingkat pendidikan dan status pekerjaan kelompok depresi (+) dan depresi(-) seimbang sehingga kedua kelompok tersebut dapat dibandingkan. data menunjukkan 8 subjek (8,0%) mengalami depresi dan kualitas hidup yang kurang, sebaliknya 50 subjek (50,0%) tanpa depresi dengan kualitas hidup yang baik. Analisis statistik dengan chi square memperlihatkan tidak ada perbedaan antara terjadinya kualitas hidup berdasarkan adanya depresi (p = 0,774, p > 0,05). 2. Oktaviani, (2012). Meneliti tentang gambaran depresi pada lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha Mulia Dharma Kabupaten Kubu Raya. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatancross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik consecutive sampling. Dengan hasil : didapatkan bahwa 38,46% lansia yang mengalami depresi. Diantara lansiayang mengalami depresi adalah 36,84% lansia berjenis kelamin lakilakidan 42,86% berjenis kelamin perempuan. Depresi terjadi pada 40,91% lansia yang berusia 60-74 tahun dan 25% pada lansia yang berusia 75-90 tahun. Angka kejadian depresi pada lansia di Panti Sosial TresnaWerdha Mulia Dharma Kabupaten Kubu Raya pada tahun 2012 adalah38,46%. Seluruh lansia yang mengalami depresi termasuk dalam kategori depresi ringan. Depresi pada lansia perempuan lebih tinggi dari pada lansia laki-laki. Depresi paling banyak terjadi pada lansia yang berusia 60-74 tahun.