BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

Budaya Budaya = pikiran; akal budi (KBBI, 2002:169) Berasal dari kata Buddayah(Sansekerta), yang merupakan bentuk jamak dari kata Buddhi, artinya budi

BAB I PENDAHULUAN. interaksi manusia antara lain imitasi, sugesti, simpati, identifikasi, dan empati.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB II KAJIAN TEORI. "Adat" berasal dari bahasa Arab,عادات bentuk jamak dari عاد ة (adah), yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia mempunyai wilayah yang sangat luas dan jumlah

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengaruh yang cukup besar. Di dalam aspek ekonomi, ada banyak

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat diterima orang lain, sehingga tercipta interaksi sosial sesama

KEBUDAYAAN & MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.1 Latar Belakang Budaya kebudayaan

Kecakapan Antar Personal. Mia Fitriawati, S. Kom, M.Kom

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7

RPP PKn Kelas 5 Semester I Tahun 2009/2010 SDN 1 Pagerpelah 1

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 TARI TUPPING DI DESA KURIPAN KECAMATAN PENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

BAB I PENDAHULUAN. mengejar ketertinggalan pembangunan dari negara-negara maju, baik di kawasan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat. Demi mencapai tujuan tersebut, ini adalah kegiatan investasi (penanaman modal).

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebagai negara kepulauan yang sebagian besar terdiri dari perairan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Di setiap tempat di Indonesia memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing,

TEKS DESKRIPSI BUDAYA INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. terdapat berbagai macam keanekaragaman suku dan sangat kaya akan keragaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

BAB I PENDAHULUAN. satu pencerminan dari karakteristik dalam sebuah masyarakat tersebut. Oleh

kebudayaan Cina Peranakan bagi peneliti maupun pemba BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN. Selain keberagaman kebudayaan Indonesia, juga dikenal sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuvenalis Anggi Aditya, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I

BAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam

2016 DAMPAK KEBIJAKAN SUMEDANG PUSEUR BUDAYA SUNDA TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI KESUNDAAN

BAB II DESKRIPSI TEORETIS DAN FOKUS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang


BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah I.1.1. Indonesia adalah Negara yang Memiliki Kekayaan Budaya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan masyarakat pada masa yang akan datang dituntut menjadi

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ashriany Widhiastuty, 2013

KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT Y E S I M A R I N C E, S. I P

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR


I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERANAN BUDAYA LOKAL MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Selo Soemardjan dalam Simanjuntak (2000:107) Menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. lain atau disebut manusia sebagai makhuk sosial. Semua itu didapatkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. dan budaya. Indonesia memiliki beragam budaya dan tradisi yang masih

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beranekaragam budaya yang berbeda-beda, namun saling

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dilepaspisahkan karena,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya

PENDALAMAN MATERI LETAK (ASTRONOMIS DAN GEOGRAFIS) SERTA DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL; EKONOMI; IKLIM DAN MUSIM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang mempunyai potensi pertambangan

MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Masyarakat & Budaya

BUDAYA KERJA UNTUK KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF

NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM MITOS KIAI KALADETE TENTANG ANAK BERAMBUT GEMBEL DI DATARAN TINGGI DIENG KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

KEBUDAYAAN DALAM ILMU ANTROPOLOGI

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

KURIKULUM DESKOMVIS BERCIRIKAN BUDAYA LOKAL

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. lakukan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

MEWUJUDKAN SDM BERKUALITAS MELALUI KELUARGA

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

INOVASI METODE PEMBELAJARAN AGAMA Oleh: H. M. Hamdar Arraiyyah

BAB I PENDAHULUAN. sektor perdagangan, sektor perekonomian, dan sektor transportasi. Dari segi. transportasi, sebelum ditemukannya mesin, manusia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional tersebut agar terlaksananya tujuan dan cita-cita bangsa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyaknya tenaga kerja asing (TKA) di Indonesia tidak lepas dari pesatnya perkembangan investasi asing atau yang biasa disebut dengan Penanaman modal asing (PMA). PMA berkembang pesat di Indonesia tidak lain karena pemerintah Indonesia membuka lebar penanaman modal asing dalam rangka memperbaiki pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sejarah perkembangan ekonomi sebenarnya terkait erat dengan yang dinamakan Foreign Direct Investment (FDI) atau di Indonesia biasa disebut penanaman modal asing (PMA) dewasa ini termasuk salah satu kekuatan dalam mensupport proses globalisasi, untuk memajukan ekonomi negara kita. Perkembangan ekonomi di Indonesia sendiri tidaklah lepas dari investasi negara-negara maju di dunia. Sesuatu yang menarik perhatian para investor adalah kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang memiliki potensi besar akan kekayaan alam yang sangat layak untuk digali yaitu kekayaan alam aneka ekosistem yang hidup di darat dan di laut, kandungan bumi seperti minyak, emas, batubara, dan aneka bahan tambang lainnya. Selain kekayaan alam, Indonesia juga memiliki aneka ragam suku, bahasa, dan budaya sehingga masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan aneka perbedaan, dan membuat masyarakat Indonesia juga menjadi mudah menerima orang asing dari negara manapun. Indonesia temasuk negara yang memiliki pertumbuhan penduduk yang pesat, yang secara tidak langsung membantu pertumbuhan penduduk usia produktif, dan mampu membuat proses regenerasi usia produktif berjalan dengan pesat dan lancar. Kita tentu mengenal negara akan menjadi kuat dan maju jika negara tersebut produktif. Untuk menjadikan negara produktif tentunya fakor ketersediaan usia produktif yang banyak dan memadai itu menjadi sumber utamanya. Namun demikian, pertumbuhan penduduk yang

2 pesat tidaklah bisa maju jika tidak didukung oleh pendidikan dan pembekalan keterampilan yang memadai. Keramahan penduduk Indonesia dan kemudahan yang diberikan oleh pemerintah terkait dalam kepengurusan dokumen perizinan usaha juga menjadi faktor penentu untuk pertumbuhan ekonomi negara kita. Negara Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dengan laju pertumbuhan ekonomi yang pesat tetapi berbagai kekayaan itu tidaklah bisa digali dan dimanfaatkan secara maksimal jika kita tidak mempunyai modal usaha dan kemampuan untuk menggalinya. Oleh karena itu untuk membantu pesatnya pertumbuhan ekonomi negara kita, pemerintah membuka lebar pintu kerjasama usaha atau bisnis untuk para pengusaha asing untuk membuka usahanya di negara kita yang dikenal dengan istilah PMA seperti yang sudah penulis jelaskan di atas. Dengan melihat berbagai faktor tersebut di atas, hal ini merupakan faktor kemudahan dan keuntungan yang kita janjikan kepada para investor asing untuk membuka usahanya di Indonesia.Sejak zaman dahulu Indonesia merupakan negara yang paling diminati oleh asing untuk membuka usahanya di negara kita ini dari zaman Portugis menguasai Batavia dilanjutkan Belanda yang mengusai Batavia. Sejarah itulah yang menjadikan bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang strategis untuk usaha. Dengan demikian pemerintah kita pun membuka dan mempersilakan investor asing membuka usahanya di Indonesia termasuk Jepang pun tak luput ikut serta menanamkan investasinya di Indonesia Jepang adalah salah satu negara penanam modal asing yang menduduki peringkat tinggi di Indonesia tetapi krisis ekonomi yang melanda Asia tahun 1997 telah membuat investasi Jepang mulai mengalami penurunan. Setelah dimulainya pemerintahan Presiden Yudhoyono dibentuklah forum investasi tingkat pemerintah-swasta antara Jepang dan Indonesia. Indonesia yang merupakan negara penerima bantuan tingkat pemerintahan (ODA) terbesar dari Jepang, dan pada tahun 2005 dibentuklah suatu perundingan Economic Partnership Agreement (EPA) dan hal itu menunjukkan bahwa pemerintah

3 Jepang membuka lebar pintu investasi dengan Indonesia. Tidaklah heran jika di Indonesia saat ini dan di masa yang akan datang akan semakin banyak investor Jepang yang membuka perusahaannya di Indonesia, dengan demikian akan banyak TKA (tenaga kerja Asing) orang Jepang di Indonesia. Perbedaan budaya, bahasa, makanan, cuaca dan sebagainya, tentu akan menimbulkan berbagai masalah kehidupan bagi orang asing khususnya orang Jepang, dan sayangnya tidak banyak orang mengetahui permasalahan mereka dalam menjalani kehidupan di Indonesia ini khususnya dalam kehidupan sehari-hari. Pada masyarakat Jepang mengenal istilah tidak ingin merepotkan orang lain dan tidak suka dibantu jika tidak diminta, karena mereka tidak ingin dianggap lemah. Bagi mereka dibantu dalam hal-hal kecil atau sepele selagi mereka mampu itu merupakan hal yang paling memalukan karena secara tidak langsung menganggap diri mereka itu lemah, dan sifat tertutup mereka yang kadang membuat kita sebagai teman, sahabat, bawahan, murid dan sebagainya, sulit untuk memahami apa sebenarnya yang membuat mereka kesulitan dalam beradaptasi atau menjalani kehidupan di Indonesia ini. Dengan demikian, jika kita tidak mengetahui apa sebenarnya yang mereka butuhkan, kita pun tidak akan paham apa yang harus kita bantu untuk mereka. Selama penulis bekerja bersama dengan orang Jepang dan berteman dengan mereka, penulis sendiri agak sedikit kesulitan untuk membantu mereka karena sifat tertutup mereka, terutama untuk shucchousha (pekerja dinas) yang melakukan kunjungan singkat. Akan tetapi tidak semua orang Jepang mempunyai sifat tertutup tetapi masih ada beberapa orang yang mau bercerita tentang kesulitan mereka. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang kendala-kendala yang dihadapi oleh pekerja dinas Jepang di Indonesia. Adapun judul penelitian yang diambil adalah KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)

4 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan ada di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Melihat kondisi sumber daya manusia Indonesia yang masih kurang dari segi skill dan kemampuan sehingga kita masih menganggap pentingnya tenaga ahli dari Jepang untuk mengoperasikan perusahaan. 2. Perbedaan budaya hidup antara budaya Jepang dan budaya Indonesia membuat beberapa tenaga kerja asing dari Jepang tidaklah mudah untuk beradaptasi dengan kebudayaan Indonesia. 3. Sifat tertutup orang Jepang yang tidak mudah bercerita kepada orang yang baru dikenal, sedikit menyulitkan kita yang bekerjasama dengan mereka untuk mengetahui kendala apa sajakah yang dihadapi mereka dalam kehidupan sehari-hari. 4. Sulitnya menjalin komunikasi dengan orang Jepang terkait karakter dan kemampuan bahasa Inggris. 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas penulis memberikan batasan masalah pada ruang lingkup kendala yang dihadapi pekerja Jepang dalam kehidupan sehari-hari. Yang sebagian besar responden bekerja di wilayah Bekasi dan tinggal di area Jakarta sehingga untuk tidak dilakukan pembahasan untuk ke area yang lebih luas. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah dan identifikasi masalah maka dapat dirumuskan masalah dari penulisan ini yaitu: 1. Bagaimanakah kehidupan sosial yang dihadapi pekerja orang asing khususnya orang Jepang dalam kehidupan sehari-harinya? 2. Permasalahan apa sajakah yang dihadapi dan menjadi kendala tenaga kerja asing orang Jepang selama menjalani kehidupan di Indonesia?

5 3. Berdasarkan kendala yang ada di Indonesia hal apa sajakah yang mesti diperbaiki oleh Indonesia menurut orang Jepang? 4. Kelebihan apa saja yang dimiliki Indonesia dimata orang Jepang sehingga membuat orang Jepang menyukai dan memilih tinggal di Indonesia? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kehidupan sosial yang dihadapi oleh pekerja orang Jepang dalam kehidupan sehari-hari 2. Untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh orang Jepang dalam menjalani kehidupan di Indonesia. 3. Untuk mengetahui pendapat orang Jepang akan perbaikan yang perlu dilakukan oleh Indonesia 4. Untuk mengetahui apa yang disukai oleh orang Jepang tentang Indonesia 1.6 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengisian angket dan kepustakaan. Hasil angket itu akan digunakan untuk memperoleh data-data mengenai kendala-kendala yang dihadapi oleh orangjepang di Jakarta dan Bekasi. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah orang Jepang, shucchousha yang tinggal dan bekerja di Indonesia khususnya Jakarta dan Bekasi, baik yang baru tiba di Indonesia maupun shucchousha yang tinggal lebih dari satu tahun. Adapun target wawancara yang disebar sejumlah 35 orang. Sebagai sumber referensi utama penelitian ini adalah buku berjudul Manusia Dan Masyarakat Jepang dalam Perjoangan Hidup karya Sayidiman Suryohadiprojo dan buku berjudul Mengenal Jepang karya Yusuke Shindoe. Sebagai sumber referensi penunjang, penulis juga menggunakan data-data yang berasal dari internet, percakapan lisan dengan orang Jepang.

6 1.7 Landasan Teori 1.7.1. Pengertian Kendala Kendala menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah halangan, rintangan, faktor atau keadaan yang membatasi, menghalangi, mencegah sesuatu untuk pencapaian target/sasaran, bisa juga disebabkan oleh pembatasan keleluasan gerakan sebuah benda atau sistem, kekuatan yang memaksakan pembatalan dalam suatu pelaksanaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia /KBBI, 1989 : 418). Jadi kendala yang dimaksud disini adalah suatu rintangan atau halangan dalam pencapaian suatu target/tujuan dalam segala hal yang menyebabkan target dan tujuan tersebut menjadi susah atau membutuhkan waktu yang lama untuk dicapai. 1.7.2 Pengertian Kehidupan Sosial dan Interaksi Sosial Kehidupan sosial yang dimaksud adalah manusia sebagai pribadi yang berhakikat sosial, dalam arti manusia senantiasa selalu berhubungan dengan orang lain, dan tidak mungkin akan bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain Interaksi sosial itu merupakan faktor utama dalam kehidupan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan timbal balik antar individu, antar kelompok manusia, maupun antar orang dengan kelompok manusia. Bentuk interaksi sosial antara lain akomodasi, kerjasama, persaingan, dan pertikaian. (Drs. Herimanto, 2008 : 52) Kehidupan sosial dan interaksi sosial ini merupakan hal yang tidak bisa lepas dari hakikat seorang manusia. Manusia sebagai mahluk sosial itu sudah ada semenjak lahir, seperti membutuhkan interaksi dengan manusia dewasa dalam masa pertumbuhannya, memberi makan, berinteraksi dengan orang tuanya, tersenyum, tertawa, menangis. Jadi berdasarkan hal tersebut di atas membuktikan bahwa manusia dari

7 semenjak lahir mempunyai keterbatasan dan membutuhkan orang lain, oleh karena itu manusia akan hidup dengan sesamanya dan berkelompok. 1.7.3 Pengertian Kebudayaan, Adat Istiadat Kebudayaan berasal dari kata Sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal, sehingga dengan demikian ke-budaya-an dapat diartikan dalam hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal. Akan tetapi masih ada pendirian lain mengenai asal kata kebudayaan itu berasal dari budi-daya yang berarti daya dari budi atau kekuatan dari akal. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 1981:180). Jadi arti kebudayaan jika dilihat dari konsepnya adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan dari budi (akal) dan karyanya itu. Kebudayaan dimulai dari hasil akal, pemikiran, ide yang berasal diri sendiri yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupannya, yang harus dibiasakan dengan belajar. Kebudayaan ini mempunyai cakupan yang kompleks dan luas dimulai dari kepercayaan, pengetahuan, kesenian, moral, hukum, adatistiadat, dan lain sebagainya yang pastinya berasal dari kemampuan dan kebiasaan yang didapatkan oleh anggota kelompok masyarakat tersebut. Adat istiadat (custom) adalah tata kelakuan yang telah menyatu kuat dalam pola-pola perilaku sebuah masyarakat. Oleh karena itu pada umumnya kelompok masyarakat atau suku memiliki norma adat yang berbeda-beda. Norma ini memiliki daya ikat yang sangat kuat. Norma adat berisi perintah dan larangan. Anggota masyarakat yang melanggar norma ini akan mendapatkan sanksi adat yang berlaku (Drs. Herimanto, dan Winarto, 2008 : 51 ) Dengan demikian, adat istiadat adalah suatu tata kelakuan yang sudah menyatu kuat dalam diri, pikiran dan kebiasaan yang sudah menjadi kebiasaan bersama dan bersifat turun temurun dari zaman nenek

8 moyangnya dan kemudian akan menjadi suatu suatu kebiasaan yang akan diterapkan kedalam kehidupan masyarakat sekitar tersebut, dan secara tidak langsung akan menjadi suatu peraturan dalam bermasyarakat. Biasanya adat istiadat ini merupakan kaidah (kebiasaan) yang mempunyai ciri khas dari setiap kelompok masyarakat. 1.7.4 PengertianTenaga Kerja Asing (Tenaga Kerja Warga Negara Asing) Berdasarkan Kitab Undang-undang Ketenagakerjaan no. 25 tahun 1997 dalam BAB I Ketentuan Umum pasal 1 (13) adalah warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah Indonesia.(Kansil, 2002:13) Karena pentingnya peranan tenaga kerja asing ini pemerintah secara khusus mengatur dalam Undang-undang no. 25 tahun 1997 dalam BAB X tentang tenaga kerja warga negara asing pasal 152 sampai dengan 157. Di pasal-pasal tersebut dijelaskan definisi tenaga kerja asing. Hak dan kewajiban juga tata cara penggunaan tenaga kerja asing dijelaskan. Sebagai contoh seperti hak mendapatkan pendampingan warga negara Indonesia, keharusan melakukan pelatihan terhadap warga negara Indonesia, dan lain sebagainnya. Seiring perkembangan ekonomi Indonesia, menyebabkan meningkatnya tenaga kerja asing di Indonesia dari berbagai Negara. Mereka biasanya bekerja di Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) dan dalam peraturan UU no 13 tenaga kerja asing merupakan tenaga ahli yang biasanya harus mempunyai pendamping orang lokal. 1.8 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat bagi penulis sendiri adalah selain pembelajaran dalam pembuatan karya tulis ilmiah. Penulis juga bisa memahami akan

9 berbagai kendala yang dihadapi pekerja orang Jepang yang tinggal di Indonesia. 2. Manfaat untuk pembaca Diharapkan karya tulis ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang luas mengenai kesulitan yang dihadapi orang Jepang sehingga dapat membantu dan mempermudah bagi masyarakat umum dalam pekerjaan dan kelancaran usahannya. 3. Manfaat bagi bidang ilmu Manfaat bagi bidang ilmu adalah sebagai kontribusi dalam memberikan referensi dan literatur yang dapat bermanfaat bagi penelitian-penelitian di bidang tersebut untuk selanjutnya. 1.9 Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari 4 bab dimana dalam setiap bab ada klasifikasi pembahasannya masing-masing yaitu: BAB I PENDAHULUAN Yaitu berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, landasan teori, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan dari skripsi ini BAB II BUDAYA MASYARAKAT INDONESIA DAN MASYARAKAT JEPANG Dalam bab 2 ini penulis akan menuliskanmengenai kehidupan seharihari masyarakat Indonesia dan kehidupan sehari-hari Jepang. BAB III KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI) Dalam bab ini penulis akan mencoba menganalisis dan menjelaskan kendala-kendala yang dihadapi orang Jepang dalam kehidupan sosialnya di

1 Indonesiaketika menghadapi perbedaan budaya berdasarkan kepustakaan dan data wawancara yang telah disebarkan. BAB IV KESIMPULAN Bab terakhir ini akan diisi oleh kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian dan karya tulis ini, juga saran-saran dan masukan penulis atas kejadian yang dialami sendiri dan pengalaman yang telah dilakukan ataupun saran-saran yang belum pernah diterapkan dan berharap berguna untuk Pembaca.