TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN MESIN TETAS TELUR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. khususnya akan kebutuhan daging unggas maupun telur yang kaya akan sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. unggas untuk mewujudkan beternak itik secara praktis. Dahulu saat teknologi

BAB I PENDAHULUAN. efektif karena satu induk ayam kampung hanya mampu mengerami maksimal

I. PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini kemajuan teknologi di dunia elektronika dan

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pada tingkat konsumsi masyarakat yang meningkat, pada khususnya akan kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya kebutuhan masyarakat akan daging ayam membuat proses

I. PENDAHULUAN. peternakan seperti telur dan daging dari tahun ke tahun semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. telur yang sudah ada sekarang menurut penulis masih kurang optimal, karena

PELUANG BISNIS PENETASAN TELUR ITIK

I. PENDAHULUAN. serta meningkatnya kesadaran akan gizi dan kesehatan masyarakat. Akan

DESAIN MESIN PENETAS TELUR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER TUGAS AKHIR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelompok Tani Ternak Rahayu merupakan suatu kelompok peternak yang ada di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hingga menetas, yang bertujuan untuk mendapatkan individu baru. Cara penetasan

BAB I PENDAHULUAN. yang dioperasikan secara manual menggunakan tenaga manusia. Hal ini membuat

Penyiapan Mesin Tetas

OTOMATISASI MESIN TETAS UNTUK MEINGKATKAN PRODUKSI DOC (DAY OLD CHICK) AYAM LURIK DAN EFISIENSI USAHA

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa kasus hingga mengalami kebangkrutan. termometer. Dalam proses tersebut, seringkali operator melakukan kesalahan

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat, harga yang

1 BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah banyak mengetahui tentang administrasi perkantoran atau

PENDAHULUAN. penyediaan daging itik secara kontinu. Kendala yang dihadapi adalah kurang

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan produktivitas ayam buras agar lebih baik. Perkembangan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan pada 28 Mei--28 Juni 2012,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. species dari Anas plitirinchos yang telah mengalami penjinakan atau domestikasi

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman membuat masyarakat semakin sadar akan pentingnya gizi

Peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan meningkatnya kebutuhan akan. bahan pangan yang tidak lepas dari konsumsi masyarakat sehari-hari.

I. PENDAHULUAN. Peningkatan populasi penduduk di Indonesia menyebabkan perkembangan

I. PENDAHULUAN an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat,

PENDAHULUAN. semakin pesat termasuk itik lokal. Perkembangan ini ditandai dengan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan

TUGAS KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS Peluang Bisnis Ayam Ras

ALAT PENETAS TELUR OTOMATIS DENGAN KAMERA PEMANTAU

PENDAHULUAN. ( Populasi Ternak (000) Ekor Diakses Tanggal 3 Oktober 2011.

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

PELUANG BISNIS MEMELIHARA AYAM KAMPUNG IMAM BAROH S1_ SI_ 2B

BAB 1 PENDAHULUAN. menghasilkan sebuah informasi yang akurat. Sistem informasi pengolahan data

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa melaksanakan produksi, perdagangan dan distribusi produk

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS KEKUATAN MATERIAL PADA RANCANG BANGUN KURSI RODA DENGAN SISTEM HIDROLIK DAN SISTEM MOTOR PENGGERAK DENGAN BEBAN 150 KG

BAB I PENDAHULUAN. daging yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Jenis

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, menyebabkan peningkatan konsumsi jumlah energi yang. cukup besar pula. Salah satunya yaitu konsumsi energi yang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

1 BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Indonesia dengan populasi mencapai lebih dari 110 juta ekor (Data Direktorat

REKAYASA MESIN UNTUK INDUSTRI KECIL PAKAN TERNAK UNGGAS DI KLATEN

SISTEM KONTROL SUHU PADA MESIN TETAS TELUR AYAM BURAS HEMAT ENERGI DAYA TETAS OPTIMAL

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

RANCANG BANGUN PENGONTROL SUHU DAN KELEMBABAN UDARA PADA PENETAS TELUR AYAM BERBASIS ARDUINO MEGA 2560 DILENGKAPI UPS

BAB I PENDAHULUAN. Internasional Soekarno Hatta mempunyai tugas pokok menyediakan pelayanan

TINJAUAN PUSTAKA. Itik adalah salah satu jenis unggas air ( water fowls) yang termasuk dalam

Rancang Bangun Alat Penetas Telur Ayam Otomatis Dengan Metode PID (Proportional Integral Derivative) Berbasis Energy Hybrid

PENJABARAN KKNI JENJANG KUALIFIKASI V KE DALAM LEARNING OUTCOMES DAN KURIKULUM PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TERNAK

Kata kunci: penetasan, telur itik Tegal, dan mesin tetas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usaha budidaya ikan menjadi salah satu upaya penopang

TATALAKSANA PENETASAN TELUR ITIK

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi di negara berkembang dalam. meningkatkan kualitas sumber daya manusianya adalah pada pemenuhan

Sumber pemenuhan kebutuhan protein asal hewani yang cukup dikenal. masyarakat Indonesia selain ayam ialah itik. Usaha beternak itik dinilai

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, permintaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. tidak dapat terbang tinggi, ukuran relatif kecil berkaki pendek.

THE EFFECTS OF THE BRANDS OF LAMPS ON THE RADIATION HEAT AS THE HEAT SOURCE OF POULTRY HATCHERIES

BAB I PENDAHULUAN. hasil bumi yang melimpah. Banyak kekayaan alam yang dapat. dimanfaatkan sebagai potensi usaha kerajinan.

BAB I PENDAHULUAN. para peternak saat ini. Hal tersebut disebabkan permintaan bahan pangan berupa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

PEMBIBITAN DAN PENETASAN

Penelitian ini telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-Maret di Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi, dan Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Jumlah Unit Usaha di Indonesia Tahun (unit) (unit) 99,99 2. Usaha Besar (unit) (orang) (orang)

BAB I PENDAHULUAN. yang akan di ubah menjadi energi listrik, dengan menggunakan sel surya. Sel

I. PENDAHULUAN. Pembangunan peternakan dari tahun ke tahun semakin pesat dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik merupakan ternak jenis unggas air yang termasuk dalam kelas Aves, ordo

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HARI KRISTIANTO D

1. Pendahuluan. 2. Kajian Pustaka RANCANG BANGUN ALAT PENETAS TELUR SEDERHANA MENGGUNAKAN SENSOR SUHU DAN PENGGERAK RAK OTOMATIS

BAB V RENCANA AKSI. dalam pelaksanaan dan pemeriksaan, antara lain : 2. Kegiatan promosi dan hubungan pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan masyarakat sekarang. Baik di sektor rumah

1. PENDAHULUAN. Salah satu produk peternakan yang memberikan sumbangan besar bagi. menghasilkan telur sepanjang tahun yaitu ayam arab.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN. tetas dan ruang penyimpanan telur. Terdapat 4 buah mesin tetas konvensional dengan

I. PENDAHULUAN. juga meningkat, berdasarkan data dari BPS (2017), dari tahun terjadi

III. BAHAN DAN MATERI. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu pada Desember 2014 Januari 2015,

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh: : Tri Hastomo Nim : D

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sudah melekat dengan masyarakat, ayam kampung juga dikenal dengan sebutan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. rumah tangga juga ikut meningkat. Di tambah dengan sektor pengolahan,

BAB I PENDAHULUAN. campuran susu madu dan lain lain. kamar dengan kelembaban relatif berkisar 80% maksimum hanya mampu

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Rancang Bangun Mesin Pengaduk Telur (OMLET)

PENDAHULUAN. salah satunya pemenuhan gizi yang berasal dari protein hewani. Terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. unggas di Sumatera Barat, salah satunya adalah peternakan Itik. Di Nagari Pitalah,

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat. Akibatnya akan terjadi keefisiensian waktu, biaya dan resource, serta

BAB I PENDAHULUAN. hampir setiap kehidupan manusia memerlukan energi. Energi ada yang dapat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Peternakan ayam broiler mempunyai prospek yang cukup baik untuk

Transkripsi:

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN MESIN TETAS TELUR (Studi Kasus : Dukuh Bowan Desa Bowan Kecamatan Delanggu) Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh : SANDI LAKSANA SURYA D 600 030 105 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iklim tropis di Indonesia sangat cocok untuk usaha pertanian dan peternakan. Di Indonesia saat ini kebutuhan akan konsumsi daging dan telur sangat tinggi, kebutuhan produksi telur dan daging itik tidak dapat terlepas dengan proses penetasan. Saat ini, penetasan telur itik di Pedesaan masih banyak yang menggunakan induk untuk menetaskan telur. Hal ini dirasa kurang efektif karena jumlah telur yang dapat ditetaskan per induk relatif sedikit, yaitu hanya berkisar antara 5 sampai 10 telur. Sementara kebutuhan konsumsi telur dan daging terus meningkat seiring dengan semakin meningkatnya populasi penduduk di Indonesia, sehingga dibutuhkan suatu teknologi untuk dapat menetaskan telur ayam atau itik sesuai dengan permintaan. Salah satu teknologi yang sampai saat ini mulai digunakan adalah mesin penetasan. Masalah utama yang dihadapi oleh peternak adalah keterbatasan produksi bibit sehingga tidak mampu melayani seluruh pembeli yang memesan. Salah satu faktor penyebabnya adalah daya tetas telur yang belum maksimal (baru sekitar 60-65%) sebagai akibat masih digunakannya mesin tetas konvensional. Kontruksi mesin tetas ini masih sederhana, yaitu terbuat dari triplek dengan pemanas lampu listrik. Mesin ini belum dilengkapi dengan beberapa komponen untuk otomatisasi, sehingga cara pemutaran telur masih dikerjakan secara manual. Kelemahan mesin tetas konvensional ini antara lain, pemutaran dengan tangan masih kurang halus dan menimbulkan getaran yang dapat mengakibatkan kematian embrio ayam atau itik,

tidak dapat melakukan pemutaran yang merata pada semua telur. Berdasarkan kelemahan tersebut maka akan didesain mesin tetas otomatis dengan menambahkan beberapa komponen otomatisasi. Otomatisasi yang dimaksud adalah membuat desain baru mesin dengan rak goyang otomatis yang dapat menggantikan pemutaran secara manual. Penggoyangan rak telur dapat dilakukan secara berkala setiap waktu tertentu, tergantung waktu yang diinginkan. Saat ini usaha pembibitan di Indonesia di kuasai oleh beberapa penetas berskala besar di mana mereka di tunjang oleh modal dan teknologi yang lebih maju. Sebagai contoh, menurut data HPB (Himpunan Perunggasan Blitar), dari sekitar 3.000 peternak ayam petelur di Kabupaten Blitar, 70 persen peternak skala kecil dengan populasi ayam di bawah 20.000 ekor. Sementara 20 persen peternak skala menengah dengan populasi ayam 20.000-100.000 ekor, dan sisanya peternak skala besar (populasi ayam di atas 100.000 ekor). Sementara peternakan dengan populasi enam juta hingga tujuh juta ekor dimiliki beberapa orang saja (www.poultryindonesia.com). Sehingga untuk memperkecil jurang pemisah antara penetas besar dan menengah kebawah, diperlukan penerapan teknologi tepat guna yang mudah dikerjakan, murah, meningkatkan produksi dan sekaligus dapat meningkatkan efisiensi usaha. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana cara mengembangkan mesin tetas konvensional sehingga dapat meningkatkan hasil produksi. 1.3 Batasan Masalah Agar pembahasan masalah tidak menyimpang dari yang diharapkan, maka penelitian ini terbatas pada:

1. Penelitian dilakukan di Dukuh Bowan Desa Bowan Kecamatan Delanggu mengenai perancangan dan pembuatan mesin tetas inovasi dari mesin yang sudah ada. 2. Pembuatan mesin tetas dilakukan dengan mendisain/ merancang ulang dari mesin tetas yang sudah ada. 3. Sistem kerja mesin tetas baru. 4. Fungsi komponen-komponen dan rangkaian pengendali pada mesin tetas baru. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan tugas akhir ini adalah: 1. Merancang dan membuat mesin tetas baru dengan sistem penggoyang rak telur secara otomatis. 2. Meningkatkan hasil produksi tetas dari mesin tetas konvensional (81%). 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Memberikan gambaran serta perbandingan mesin tetas baru dengan mesin tetas konvensional. 2. Meningkatkan hasil produksi bibit bagi para penetas sehingga memberi dampak positif pada kestabilan harga serta kontinuitas suplai akan telur dan daging unggas. 3. Sebagai salah satu solusi mengurangi pengangguran dengan memanfaatkan mesin tetas baru ini sebagai sarana untuk berwirausaha. 1.6 Sistematika Penulisan Untuk memperjelas pamahaman terhadap pengembangan produk ini akan dijelaskan tiap sub bab:

BAB I. PENDAHULUAN Menguraikan mengenai Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Tugas Akhir, Manfaat Tugas Akhir dan Sistematika Penulisan. BAB II. LANDASAN TEORI Menjabarkan teori-teori yang berkaitan serta mendukung permasalahan yang dibahas. BAB III. METODOLOGI PENELITIAN Terdiri dari Objek Penelitian, Teknik Pengumpulan Data dengan survey pasar, data mesin yang di pakai serta data peternak dan Kerangka Pemecahan Masalah. BAB IV. PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN Melaksanakan Perancangan, Pembuatan Mesin tetas baru dan Pembahasan Mesin tetas baru. BAB V. PENUTUP Berisi Kesimpulan dan Saran.