BAB I PENDAHULUAN. Usia Pekerja Jumlah Pekerja Tahun Survei Tahun Tahun ±

dokumen-dokumen yang mirip
HAK ANAK DALAM KETENAGAKERJAAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 1997/73, TLN 3702]

BAB. I PENDAHULUAN. atau kurangnya interaksi antar anggota keluarga yang mengakibatkan

situasi bencana memberikan pendampingan hukum dan pelayanan (UUPA Pasal 3; Perda Kab. Sleman No.18 Tahun 2013, Pasal 3)

MEKANISME PERLINDUNGAN DAN PENANGANAN KEKERASAN TERHADAP ANAK. Grasia Kurniati, S.H, M.H, Wulansari, S.H, M.H. Tim Abdimas Pusat Studi Gender

BAB I PENDAHULUAN. kejahatan. Meskipun pengaturan tentang kejahatan di Indonesia sudah sangat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG EKPLOISTASI PEKERJA ANAK. A. Pengaturan Eksploitasi Pekerja Anak dalam Peraturan Perundangundangan

Prinsip-prinsip dan Hak-hak Mendasar di Tempat kerja. Lusiani Julia Program Officer ILO Jakarta April 2017

BAB IV ANALISIS MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI ANAK JALANAN ATAS EKSPLOITASI DAN TINDAK KEKERASAN

Pemerintah Harus Berhenti Mengabaikan atau Menyangkal Adanya Eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa, sehingga setiap anak berhak atas kelangsungan. memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari tindak kekerasan dan. diskriminasi serta hak sipil dan kebebasan.

13 ayat (1) yang menentukan bahwa :

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG

Risdalina ISSN Nomor

UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 2003/39, TLN 4279] Pasal 184

Muchamad Ali Safa at INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA

LEMBARAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN TENTANG

BUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. (2010 hingga 2014) sebanyak kasus anak terjadi di 34 provinsi dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kekerasan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat.

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita

BAB I PENDAHULUAN. dampak negatif bagi pihak-pihak tertentu. adalah Yayasan Lembaga Pengkajian Sosial (YLPS) Humana Yogyakarta.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB II PENGATURAN HUKUM MENGENAI KORBAN KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK DIBAWAH UMUR. A. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

BAB III INKONSISTENSI KETENTUAN HUKUM PEKERJA ANAK Kontradiksi Pengaturan Tentang Pekerja Anak

Memahami Pekerja Anak. Foto: Peguyuban Uud Danum

BAB I PENDAHULUAN. dan kodratnya. Karena itu anak adalah tunas, potensi dan generasi muda penerus

Wawancara bersama penyidik Unit Pelayanan Perempuan Dan Anak

UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK [LN 2002/109 TLN 4235]

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya arus modernisasi serta cepatnya perkembangan

BAB IV ANALISIS FIQH JINAYAH TERHADAP PIDANA CABUL KEPADA ANAK DI BAWAH UMUR

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan karunia berharga dari Allah Subhanahu wa Ta ala yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan untuk membiayai biaya hidup keluarga.

PEKERJA ANAK. Dibahas dalam UU NO 13 Tahun 2003 Bab X Perlindungan, Pengupahan, dan Kesejaterahan Bagian 1 Paragraf 2.

I. PENDAHULUAN. berlainan tetapi tetap saja modusnya dinilai sama. Semakin lama kejahatan di ibu

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam

BAB III DESKRIPSI PENELANTARAN ANAK DALAM RUMAH TANGGA MENURUT UU NO.23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

BAB I PENDAHULUAN. kerja baik antara pelanggan/klien (customer) dengan pengusaha jasa

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai tanggung jawab. melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI [LN 2004/133, TLN 4445]

PERLINDUNGAN HUKUM terhadap PEKERJA ANAK dan PEREMPUAN. Sarwirini Fakultas Hukum Universitas Airlangga

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai anak dan perlindungannya tidak akan pernah

BAB I PENDAHULUAN. banyak anak yang belum tercukupi kebutuhan hidupnya. Hambatan-hambatan

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kepolisian Negara Republik Indonesia. Negara Republik Indonesia disebutkan bahwa Kepolisian bertujuan untuk

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

WALI KOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR... TAHUN... T E N T A N G

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA

PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

II. TINJAUAN PUSTAKA. mengatur tetntang pengertian anak berdasarkan umur. Batasan umur seseorang

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Perlindungan terhadap tenaga kerja yang di maksudkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian dari hak asasi manusia yang termuat dalam Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepolisian Republik Indonesia merupakan salah satu lembaga atau

BAB II. kejahatan adalah mencakup kegiatan mencegah sebelum. Perbuatannya yang anak-anak itu lakukan sering tidak disertai pertimbangan akan

BAB I PENDAHULUAN. pelanggaran hak asasi manusia yang berat, korban diperlakukan seolah. barang dagangan yang dapat dibeli dan dijual kembali.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini masyarakat sangat membutuhkan peran Polisi sebagai pelindung

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PELAYANAN TERHADAP HAK-HAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perdagangan orang merupakan bentuk modern dari perbudakan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BERKAITAN DENGAN HAK PEKERJA RUMAH TANGGA ANAK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan kasus bullying (tindak kekerasan) di sekolah-sekolah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. memberikan efek negatif yang cukup besar bagi anak sebagai korban.

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

I. PENDAHULUAN. tanggung jawab yang telah diembankan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh dan, berkembang, dan

PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA

Kajian yuridis terhadap tindak pidana pembunuhan disertai pemerkosaan yang dilakukan oleh anak ( studi kasus di Pengadilan Negeri Surakarta )

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan seorang anak tidaklah lepas dari permasalahan, baik itu masalah ekonomi, sosial, pendidikan yang semuanya tidak dapat diselesaikan oleh si anak itu sendiri. Untuk mengatasi meluasnya permasalahan serta untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, maka sudah sepatutnya setiap anak mendapatkan perlakuan yang berbeda dari orang dewasa mengingat seringkali anak-anak juga mendapatkan ancaman, kekerasan, diskriminasi, pelecehan maupun pengeksploitasian. Pengeksploitasian terhadap anak dengan menjadikannnya sebagai pekerja merupakan salah satu bentuk perlakuan yang salah terhadap anak dan masalah ini telah menjadi perhatian setiap negara termasuk negara Indonesia karena jumlahnya yang terus meningkat. Berikut adalah data pekerja anak di Indonesia 1 : Usia Pekerja Jumlah Pekerja Tahun Survei 10 17 Tahun 5. 607.750 1999 10 14 Tahun ± 1.600. 000 2000 15 19 Tahun 5.800.932 2001 1 http://bps.com/, Data Badan Pusat Statistik, Pekerja Anak, tanggal 11 Oktober 2006

Dari data diatas terlihat bahwa anak-anak yang bekerja berusia antara 10-19 tahun dan jumlahnya pun terus meningkat dari tahun ke tahun. Pekerjaan yang diberikan terhadap anak sangat beragam dan seringkali tidak memperhatikan tingkat kesulitan ataupun resiko yang ditimbulkan terhadap anak yang melakukan pekerjaan tersebut. Berikut ini adalah data jenis-jenis pekerjaan yang dilakukan oleh anak-anak di Negara Indonesia : 2 Jenis Pekerjaan Usia Jumlah Pekerja Tahun Survei Pelacuran Dibawah 18 tahun ± 195.000 2001 Pengedaran Dibawah 18 tahun ± 350.000 2001 narkotika Perikanan laut dalam Dibawah 18 tahun ± 500 2000-2002 Industri 15 17 tahun 655.311 1999 Pertambangan 15-17 tahun ± 24.500 2002 Konstruksi Dibawah 15 tahun 6.912 1999 Perkebunan Dibawah 18 tahun ± 1.080.000 2000 Pekerja rumah 10 18 tahun ± 310.000 1999 tangga Dari data diatas terlihat bahwa semua pekerjaan dilakukan oleh anak-anak yang berusia antara 10 tahun sampai dengan 18 tahun dan sektor perkebunan paling banyak menyerap tenaga kerja anak-anak. Emeliana Krisnawati menyatakan bahwa Bermacam bentuk eksploitasi terhadap pekerja anak menyebabkan anak-anak tidak memperoleh haknya di bidang 2 www.ilo-jakarta.or.id/indonesia/iloipec

pendidikan, pelayanan kesehatan, menikmati masa kanak-kanak untuk belajar dan bermain. 3 Menurut hasil survei Badan Pusat Statistik anak-anak yang bekerja di sektor rumah tangga berjumlah ±310.000 jiwa, dengan menjadikan anak-anak sebagai pekerja rumah tangga. Hal ini adalah salah satu bentuk perlakuan yang salah terhadap anak dan juga merupakan salah bentuk pengeksploitasian terhadap anak. Dalam kutipan artikel Kompas edisi 14 Maret 2004, Jika pada tahun 1999 baru tercatat ± 310.000 orang, tahun 2001 tercatat 590.059 orang, tahun berikutnya (2002) melonjak 688.132 orang. Meningkatnya jumlah anak-anak yang dijadikan sebagai pekerja rumah tangga disebabkan oleh berbagai faktor, namun faktor kemiskinan merupakan faktor yang paling dominan dalam hal ini 4 Pekerja rumah tangga di Indonesia selama ini tidak dianggap sebagai pekerja dan tidak termasuk dalam peraturan ketenagakerjaan nasional yaitu Undang-undang nomor 13 Tahun 2003 sehingga tidak menjamin hak-hak dasar di bidang ketenagakerjaan seperti upah minimum, upah lembur, delapan jam kerja per hari dan empat puluh jam kerja seminggu, satu hari libur dalam seminggu, liburan, dan jaminan sosial bagi pekerja. Hak-hak di atas juga tidak dialami oleh anak-anak sebagai pekerja rumah tangga, karena belum adanya pengaturan mengenai hal tersebut. Dampaknya menyebabkan tidak adanya perlindungan setara bagi mereka di mata hukum dan hal ini menimbulkan dampak diskriminatif terhadap anak-anak itu sendiri, apalagi setiap anak yang bekerja tidak lagi mempunyai kesempatan memperoleh perhatian baik secara fisik, mental, maupun sosial apalagi pendidikan karena sebagian besar waktunya 3 hlm.1. 4 Emeliana Krisnawati, Aspek Hukum Perlindungan Anak (Bandung: CV. Utomo,2005), Kompas, 14 Maret 2004

diisi dengan bekerja untuk mencukupi kebutuhannya sendiri bahkan keluarganya. Berdasarkan Wawancara Human Rights Watch dengan Lita Anggraeni dari Rumpun Tjoet Njak Dien, menyatakan bahwa pekerjaan rumah tangga dianggap sebagai pekerjaan yang paling cocok untuk anak-anak, perekrutannya dilakukan oleh para calon majikan, teman, kerabat, atau agen tenaga kerja dari daerahdaerah terpencil atau daerah-daerah miskin untuk menjadi pekerja rumah tangga di pusat-pusat kota. Calon majikan ini lebih suka mempekerjakan anak-anak karena upah mereka lebih murah daripada orang dewasa dan lebih mudah diatur. Sehingga anak-anak dianggap sebagai pilihan yang terbaik untuk dijadikan sebagai pekerja rumah tangga di Indonesia. 5 Meskipun negara Indonesia memiliki departemen ketenagakerjaan, departemen tersebut tidak mengawasi sektor ketenagakerjaan informal dan tidak ada mekanisme yang efektif bagi para pekerja rumah tangga untuk melaporkan kasus pelecehan yang mereka alami. Berikut ini adalah data tentang kasus-kasus yang terjadi terhadap pekerja rumah tangga, periode Januari sampai Desember 2001 : 6 Penganiayaan Pembunuhan Perkosaan Jan - 1 - Feb 2 - - Mar - 1 - Apr 2 - - Mei 1 6 - Jun - 2 - Jul 1 - - Lain-lain (Pembunuhan tidak jelas, kecelakaan kerja, penusukan) Agt 2 - - 2 (kecelakaan 5 Wawancara Human Rights Watch dengan Lita Anggraeni, Rumpun Tjoet Njak Dien, Yogyakarta, 1 Desember 2004. 6 LBH-APIK.or.id

Sept 6-2 Okt - 1 - Nov 1 1 1 kerja) Des - 1-1 (penusukan), 1 (tdk jelas) Jml 15 13 3 4 Berdasarkan data diatas, pekerja rumah tangga paling sering mengalami penganiayaan dengan jumlah kasus terbanyak yaitu 15 kasus. Pekerja rumah tangga ini dapat saja melaporkan kasus mereka ke polisi, tetapi karena sifat pekerjaan yang tertutup dan adanya kendali majikan atas apapun yang mereka lakukan, pekerja rumah tangga sering menemui kesulitan apabila mereka ingin mencari bantuan dan mengajukan pengaduan resmi kepada polisi. Berdasarkan hasil wawancara human rights dengan pejabat di departemen tenaga kerja dan kantor tenaga kerja setempat mengatakan bahwa pekerja rumah tangga dapat melaporkan kasus pelecehan dan eksploitasi kepada polisi. Namun demikian, baik pejabat-pejabat tersebut maupun Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia tidak dapat memberikan data kepada Human Rights Watch mengenai pengaduan-pengaduan yang pernah dilaporkan oleh pekerja rumah tangga atau kasus-kasus di mana si majikan diajukan ke pengadilan. Menurut LSM yang memberi bantuan kepada pekerja rumah tangga yang mengalami pelecehan, polisi seringkali membujuk pekerja rumah tangga yang telah mengalami eksploitasi ekonomi maupun pelecehan fisik untuk tidak meneruskan kasus mereka ke pengadilan dan memaksa pekerja rumah tangga tersebut beserta keluarganya untuk menyelesaikan masalah tersebut di luar pengadilan. Kalaupun pekerja rumah tangga ini setuju untuk berdamai, tidak ada jaminan bahwa majikan mereka benar-benar akan membayar jumlah uang yang dijanjikan dan tidak ada alat hukum yang tersedia untuk menegakkan penyelesaian damai itu. 7 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Pasal 13 ayat (1), melindungi setiap anak dari perlakuan diskriminasi, eksploitasi baik ekonomi maupun seksual, penelantaran, kekejaman, kekerasan, dan 7 Hasil wawancara Human Rights dengan pejabat kantor tenaga kerja dan LSM

penganiayaan, ketidakadilan, dan perlakuan salah lainnya selama anak dalam pegasuhan orang tua, wali, atau pihak lain mana pun yang bertanggungjawab atas pengasuhan. Keppres Nomor 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Konvensi Hak Anak, Pasal 32 ayat (1) mengakui hak anak untuk dilindungi dan eksploitasi ekonomi dan dari pelaksanaan setiap pekerjaan yang mungkin berbahaya atau mengganggu pendidikan anak, atau membahayakan kesehatan atau perkembangan fisik, mental, spiritual, moral atau sosial anak. Termasuk dalam pekerjaan yang dilarang adalah pekerjaan yang harus dilakukan dalam kondisi sulit seperti jam kerja yang panjang, di malam hari, pekerjaan yang secara tidak adil mengekang anak di lingkungan majikannya, atau pekerjaan di mana ada kemungkinan anak tersebut bakal mengalami pelecehan fisik, psikologi, atau seksual. Untuk melindungi Hak Asasi setiap anak diatur dalam Undang-undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, pasal 64 yang menyatakan bahwa setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari kegiatan eksploitasi ekonomi dan setiap pekerjaan yang membahayakan dirinya, sehingga dapat mengganggu pendidikan, kesehatan fisik, moral, kehidupan sosial dan mental spiritualnya. Perlindungan hukum bagi pekerja anak itu sendiri sebenarnya telah ditetapkan di Indonesia dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 68 memberikan batasan bahwa pengusaha dilarang mempekerjakan anak kecuali bagi anak yang berusia 13 (tiga

belas) tahun sampai dengan 15 (lima belas) tahun boleh melakukan pekerjaan ringan sepanjang tidak mengganggu perkembangan dan kesehatan fisik, mental, dan sosial. Sanksi pidana terhadap pengusaha yang melanggar ketentuan tersebut, diatur dalam Pasal 185 yaitu pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah). Dari uraian diatas, maka penulis merasa termotivasi untuk melakukan penelitian dalam tulisan skripsi dengan judul : Implementasi Perlindungan Hukum Bagi Anak Sebagai Pekerja Rumah Tangga. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka memberikan gambaran bagi penulis untuk merumuskan permasalahan sebagai berikut : H. Bagaimanakah implementasi perlindungan hukum bagi anak yang bekerja sebagai pekerja rumah tangga? I. Apakah hambatan dalam memberikan perlindungan hukum bagi anak sebagai pekerja rumah tangga? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis mencakup : 1. Untuk mengetahui implementasi perlindungan hukum bagi anak sebagai pekerja rumah tangga. 2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam upaya perlindungan hukum bagi pekerja anak di sektor rumah tangga.

D. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ada beberapa manfaat yang dapat diketahui diantaranya adalah sebagai berikut : a. Manfaat bagi ilmu pengetahuan, penelitian berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu hukum agar ditemukan strategi penegakan hukum perlindungan anak yang lebih efektif. b. Manfaat bagi praktisi penegak hukum, penelitian mempunyai kemanfaatan untuk kepentingan penegakan hukum di Indonesia, sehingga dapat dijadikan referensi dalam cara berpikir dan bertindak bagi penegak hukum, lembaga swadaya masyarakat, maupun lembaga-lembaga sosial lainnya. c. Manfaat bagi penulis, penelitian dapat memberikan pengetahuan yang luas bagi penulis dan dapat mengetahui bagaimana sebenarnya implementasi perlindungan hukum bagi anak yang bekerja di sektor rumah tangga. d. Manfaat bagi pekerja rumah tangga anak, penelitian dapat berguna bagi pekerja rumah tangga anak, dengan tujuan agar mereka dapat mengetahui dan menggunakan hak-hak yang telah diberikan oleh pemerintah melalui berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehingga pelecehan maupun penindasan dari para majikan dapat dihindari. E. Batasan Konsep 1. Menurut Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 23 tahun 2003 tentang Perlindungan Anak, Pengertian dari perlindungan hukum adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, da berpartisipasi secara optimal sesuai dengan

harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. 2. Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 23 tahun 2003 tentang Perlindungan Anak, Pengertian anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. 3. Menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, Pengertian pekerja anak adalah setiap orang yang berumur dibawah 18 (delapan belas) tehun yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. 4. Menurut Perda DKI Jakarta Nomor 6 tahun 1993 tentang Pramuwisma, yang menyatakan Pramuwisma adalah Tenaga Kerja Pembantu Rumah Tangga yang melakukan pekerjaan rumah tangga dengan menerima upah. F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah jenis penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang terdapat dalam peraturan-peraturan, buku-buku, majalah-majalah yang berkaitan dengan permasalahan yang bertujuan untuk mendapatkan landasan teori mengenai permasalahan yang akan diteliti. 2. Sumber data Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka penelitian ini memakai data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan membaca dan mempelajari

buku-buku, peraturan-peraturan, maupun artikel-artikel yang berhubungan dan mendukung bidang penelitian sehingga dapat digunakan untuk menjawab permasalahan yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah. Data sekunder meliputi : a. Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer adalah bahan-bahan hukum yang mengikat dan berupa peraturan-peraturan yang behubungan dengan perlindungan anak. b. Bahan hukum sekunder Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, yang berupa hasil karya dari kalangan hukum dalam bentuk buku-buku hukum yang berkaitan dengan masalah perlindungan anak. c. Metode analisis data Metode yang dipakai dalam mengolah dan menganalisa data yang diperoleh dalam penelitian adalah analisis kualitatif yaitu analisa yang dilakukan dengan memahami data atau merangkai data yang telah dikumpulkan secara sistematis sehingga diperoleh suatu gambaran mengenai masalah atau keadaan yang diteliti. Dalam menganalisis data tersebut dibantu dengan metode berpikir dalam penyimpulan dengan menggunakan metode deduktif yaitu metode penyimpulan dari pengetahuan yang bersifat umum menuju pernyataan

khusus dengan menggunakan penalaran atau rasio (berpikir secara rasional). G. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka dan metode penelitian. BAB II PEMBAHASAN Bab ini terdiri dari beberapa sub bab antara lain A. Tinjauan Umum Perlindungan Hukum Pekerja Anak. B. Pengertian Anak Sebagai Pekerja. C. Keberadaan Anak Sebagai Pekerja. D. Imlementasi Perlindungan Hukum Bagi Anak Sebagai Pekerja Rumah Tangga. BAB III PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran.