BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 POMPA SENTRIFUGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial

BAB II DASAR TEORI. bagian yaitu pompa kerja positif (positive displacement pump) dan pompa. kerja dinamis (non positive displacement pump).

BAB II DASAR TEORI. Kenaikan tekanan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. dari suatut empat ketempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut.

TUGAS KHUSUS POMPA SENTRIFUGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk

ANALISA PERENCANAAN POMPA DAN INSTALASI HYDRANT PADA BANGUNAN GEDUNG X

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR PERENCANAAN POMPA SENTRIFUGAL PENGISI KETEL DI PT. INDAH KIAT SERANG

BAB 5 DASAR POMPA. pompa


BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mesin kerja. Pompa berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros)

BAB 2 LANDASAN TEORI. menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik OLEH : ERICK EXAPERIUS SIHITE NIM :

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS SARJANA MESIN-MESIN FLUIDA

POMPA SENTRIFUGAL. Oleh Kelompok 2

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menambah energi pada cairan dan berlangsung secara kontinyu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. misalnya untuk mengisi ketel, mengisi bak penampung (reservoir) pertambangan, satu diantaranya untuk mengangkat minyak mentah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan fluida dari suatu tempat yang rendah ketempat yang. lebih tinggi atau dari tempat yang bertekanan yang rendah ketempat

POMPA. yusronsugiarto.lecture.ub.ac.id

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hampir meliputi di segala bidang kegiatan meliputi: pertanian, industri, rumah

LU N 1.1 PE P N E G N E G R E TI T AN

ANALISA PERENCANAAN POMPA HYDRANT PEMADAM KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT DELAPAN BELAS

PERENCANAAN POMPA SENTRIFUGAL UNTUK IRIGASI PERTANIAN

BAB II LANDASAN TEORI

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk merubah energi mekanik menjadi energi

BAB II LANDASAN TEORI

MENINGKATKAN KAPASITAS DAN EFISIENSI POMPA CENTRIFUGAL DENGAN JET-PUMP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LOGO POMPA CENTRIF TR UGAL

BAB II LANDASAN TEORI

a. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan +

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

ANALISA PERFORMANSI POMPA SENTRIFUGAL PADA WATER TREATMENT DENGAN KAPASITAS 60 M 3 /JAM DI PKS PT UKINDO LANGKAT LAPORAN TUGAS AKHIR

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Banyak macam pompa air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR BIDANG KONVERSI ENERGI PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN POMPA DENGAN PEMASANGAN TUNGGAL, SERI DAN PARALEL

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

BAB IV. P O M P A. P untuk menaikkan kecepatan aliran ( ), dan/atau untuk menaikkan tekanan ( ),

JENIS-JENIS POMPA DAN KOMPRESOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHALUAN 1.1 Latar Belakang.

Oleh: Dr.Ir. Ruslan Wirosoedarmo, MS Evi Kurniati, STP., MT

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Dasar Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

ANALISIS PENURUNAN KAPASITAS POMPA NATRIUM HIDROKSIDA (NaOH) DENGAN KAPASITAS 60 M 3 /JAM

I. PENDAHULUAN. EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 2 Mei 2015; 47-52

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA POMPA AIR PENDINGIN (COOLING WATER PUMP) KAPASITAS 166M 3 /H, HEAD 25M DI PLTA RENUN LAPORAN TUGAS AKHIR

UJI PERFORMANSI POMPA BILA DISERIKAN DENGAN KARAKTERISTIK POMPA YANG SAMA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN POMPA SENTRIFUGAL DENGAN KAPASITAS 42 LITER/ DETIK, HEAD 40M DAN PUTARAN 1450 PRM DENGAN PENGGERAK DIESEL

PERENCANAAN POMPA SENTRIFUGAL DENGAN HEAD 200 M, KAPASITAS 0,25 M 3 /MENIT DAN PUTARAN 3500 RPM

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV TURBIN UAP. Secara umum, sebuah turbin uap secara prinsip terdiri dari dua komponen berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING)

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

Ilham Budi Santoso Moderator KBK Rotating.

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

BAB IV PERHITUNGAN INSTALASI POMPA HYDRANT. Massa jenis cairan : 1 kg/liter. Kapasitas : liter/menit = (1250 gpm) Kondisi kerja : Tidak kontinyu

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

POMPA. Pompa Dinamik. Pompa Perpindahan A. POMPA SENTRIGUGAL

ANALISA PENGARUH JUMLAH SUDU IMPELER TERHADAP GETARAN PADA POMPA SENTRIFUGAL

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Tentang Pompa Hydrant Hydrant merupakan suatu sistem keamanan untuk perlindungan kebakaran yang mekanisme kerjanya menggunakan sistem pompa air dengan tekanan cukup tinggi yang dapat bekerja secara otomatis apabila terjadi kebakaran pada ruang atau bagian utama dari suatu bangunan. Pompa yang dipakai untuk sistem hydrant ini adalah sebuah rangkaian pompa yang terpasang secara bersamaan yang dimana terdiri dari pompa utama (Main Electric Pump), Jockey Pump dan Diesel Pump. Material peralatan hydrant terbuat dari bahan tahan korosi seperti kuningan, tembaga, monel, stainless steel, atau material bahan korosi lainnya. 2.2 Jenis Pompa Untuk Sistem Hydrant Pipa pemadam adalah pipa tertutup yang bertekanan tertentu. Untuk menjaga tekanan dalam pipa dan mengalirkan air pada saat terjadi kebakaran, digunakan pompa untuk sprinkler dan hydrant dari tiga macam pompa yang dipasang pararel. 1. Main Electric Pump Disebut juga sebagai pompa utama, yang berfungsi memadamkan api bila terjadi kebakaran dan bekerja secara otomatis apabila hydrant atau sprinkler digunakan. Teknik Mesin 4

2. Jockey Pump Pompa ini berfungsi untuk menjaga atau mempertahankan tekanan dalam pipa agar tetap berada pada batas yang ditentukan. Penurunan tekanan bisa diakibatkan oleh kebocoran pada instalasi pipa, seperti pada sambungan pipa. Pompa ini mempunyai head yang tinggi dengan kapasitas kecil. Pengaturan tekanan dilakukan dengan manometer tekanan, yang dipasang pada tiap rangkaian pada masing-masing lantai. 3. Diesel Pump Pompa ini digunakan apabila terjadi kebakaran dalam keadaan seluruh aliran listrik mati dan juga sebagai cadangan apabila keadaan pompa utama rusak, pompa ini memiliki kapasitas yang sama besar dengan kapasitas Main Electric Pump. 2.2.1 Tinjauan Umum Mengenai Pompa Pompa adalah suatu mesin fluida yang digerakkan oleh suatu penggerak mula dengan maksud untuk memindahkan fluida dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan, misalnya ke tempat yang lebih tinggi atau jauh jaraknya. 2.2.2 Pemakaian Pompa Pada zaman modern ini, telah dikembangkan berbagai macam pompa yang sesuai denga fungsinya masing-masing, seperti berfungsi sebagai berikut : Untuk sirkulasi air. Untuk perpindahan tenaga dengan cara memompakan cairan tersebut. Teknik Mesin 5

Untuk meningkatkan kecepatan air sehingga air tersebut dapat digunakan untuk memotong, menggali atau mengupas. Untuk memompa cairan atau bahan kimia yang akan diproses. Untuk dalam memilih pompa yang dimaksudkan, haruslah diketahui kapasitas aliran (Q) dan head (H) yang akan diperlukan tergantung dari kebutuhan perencanaan pompa tersebut. 2.2.3 Klasifikasi Pompa Pada dasarnya pompa terbagi atas dua golongan besar, yaitu : 1. Displacement pump / pompa pemindahan / pompa pendesak pemindahan zat cairnya didapat dengan mendesak zat cair keluar. Yang termasuk jenis pompa ini adalah ; Pompa torak / Pluyer. Pompa diafragma. Pompa berputar. Pompa roda gigi. Pompa ulir. Pompa kerja ganda (double acting pump). Kategori pompa pendesak mempunyai effisiensi yang tinggi yaitu 85 % sampai 90%. 2. Dynamic Pump / pompa tekanan dinamis pemindah zat cairnya dengan memberi kerja mekanis pada fluida yang menggunakan kipas/sudu/impeller. Energi mekanis yang dihasilkan dari putaran impller diubah ke dalam bentuk Teknik Mesin 6

kerja poros menjadi energi fluida. Energi inilah yang mengakibatkan pertambahan head tekan, head kecepatan dan head potensial pada zat cair. Yang termasuk pompa jenis ini adalah : Pompa sentrifugal, yang terdiri dari pompa volut dan pompa difuser. Pompa tumbukan. Pompa jet. Pompa aliran campur. Pompa aliran aksial. Kategori pompa tekan dinamis ini mempunyai efisiensi lebih rendah dari pompa pendesak. 2.2.4 Alternatif Pemilahan Pompa Secara garis besar, pompa terdiri dari pompa sentrifugal dan pompa torak. Pompa sentrifugal termasuk jenis pompa yang paling sering dan banyak digunakan. Pemilihan pompa untuk mengalirkan fluida ini didasarkan pada sifat itu sendiri dan kondisi yang diinginkan. Alternatif pemilahan pompa berdasarkan dari hasil analisa lapangan, maka pompa sentrifugal lebih banyak mempunyai keuntungan dari pada pompa torak. 2.3 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal Suatu pompa sentrifugal pada dasarnya terdiri dari satu impeller atau lebih yang dilengkapi dengan sudu-sudu, yang dipasangkan pada poros dan diselubungi oleh sebuah rumah (casing) yang berbentuk volute. Fluida memasuki impeller secara aksial didekat poros dan mempunyai energi, baik energi kinetik maupun Teknik Mesin 7

energi potensial, yang diberikan padanya oleh sudu-sudu. Begitu fluida meninggalkan impeller pada kecepatan yang relatif tinggi, fluida dikumpulkan didalam volute yang mentrasformasikan energi kinetik menjadi tekanan disertai dengan pengurangan kecepatan. Dengan cara demikian, pompa sentrifugal akan dapat memindahkan atau memompakan fluida ketempat-tempat yang lebih jauh atau lebih tinggi, jadi dalam hal ini pompa menambahkan energi pada fluida sehingga energi yang terkandung menjadi lebih besar. Gambar 2.1 Aliran fluida di dalam pompa sentrifugal Menurut caranya merubah tenaga kinetik menjadi tenaga tekan, maka pompa sentrifugal ini dapat dibagi menjadi dua macam cara, yaitu : 1. Volute Centifugal Pump Pada jenis ini, kecepatan fluida yang keluar dari impeller diperkecil dan tekanannya diperbesar pada saluran spiral di dalam casing. Saluran yang berbentuk spiral disebut volute. Teknik Mesin 8

Gambar 2.2 Volute Centrifugal Pump 2. Difuser Centrifugal Pump Pompa jenis ini digunakan difuser yang dipasang mengelilingi impeller, guna dari difuser ini adalah untuk menurunkan kecepatan aliran yang keluar dari impeller sehingga energi kinetik aliran dapat diubah menjadi energi tekan secara efisien. Difuser ini digunakan pada pompa yang bertingkat, sehingga difuserini juga berfungsi sebagai pengarah aliran dari dischange impeller sebelum ke suctioan impeller berikutnya. Gambar 2.3 Difuser Centrifugal Pump 2.4 Klasifikasi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal dapat diklasifikasikan menurut : Bentuk rumah pompanya Bentuk sudu impellernya Teknik Mesin 9

Aliran cairannya Jumlah tingkatnya Cara isapannya 2.4.1 Klasifikasi Menurut Desain Rumah Pompa Dibedakan atas tiga tipe yaitu : Pompa Volute, dimana rumah pompanya berbentuk spiral volute. Pompa Difuser, dimana rumah pompa terdapat difuser yang mengelilingi impeller. Pompa Volute Ganda, dimaksudkan agar beban radial pada poros pompa tidak terlalu besar. 2.4.2 Klasifikasi Menurut Bentuk Impeller Dibedakan atas : Impeller terbuka (Open Type Impeller) Impeller sebagian (Semi Open Type Impeller) Impeller tertutup (Closed Type Impeller) 2.4.3 Klasifikasi Menurut Posisi Porosnya Klasifikasi menurut posisi porosnya maka pompa dapat dibedakan atas : Pompa Vertikal Pompa ini mempunyai poros dengan posisi tegak. Teknik Mesin 10

Gambar 2.4 Pompa Vertikal Pompa Horizontal Pompa ini mempunyai poros dengan posisi mendatar, untuk lebih jelasnya lihat gambar 2.5. Gambar 2.5 Pompa Horizontal Teknik Mesin 11

2.4.4 Klasifikasi Menurut Aliran Cairan Dibedakan atas : Pompa Aliran Aksial, dimana arah aliran cairan sejajar sumbu poros. Pompa Aliran Radial, dimana arah aliran cairan tegak lurus sumbu poros. Pompa Aliran Campuran, dimana arah aliran tidak aksial maupun radial. 2.4.5 Klasifikasi Menurut Susunan Tingkat Dibedakan atas : Pompa Satu Tingkat (Single Stage) Pompa ini hanya mempunyai satu impeller. Head total yang ditimbulkan hanya berasal dari satu impeller, sehingga relatif rendah. Gambar 2.6 Pompa Satu Tingkat Pompa Bertingkat Banyak (Multi Stage) Pompa ini menggunakan beberapa impeller yang dipasang secara seri pada satu poros. Zat cair yang keluar dari impeller pertama dimasukkan ke impeller berikutnya dan seterusnya hingga impeller yang terakhir. Panas (Head) total pompa merupakan penjumlahan dari head yang ditimbulkan oleh masing-masing impeller sehingga relatif tinggi. Teknik Mesin 12

Gambar 2.7 Pompa Bertingkat Banyak 2.4.6 Klasifikasi Menurut Cara Isapan Pompa Dibadakan atas : Pompa Isapan Tunggal Pada pompa jenis ini, zat cair masuk dari satu sisi impeller. Konstruksi yang sangat sederhana, sehingga umumnya banyak dipakai. Namun tekanan yang bekerja pada masing sisi isap tidak sama sehingga akan timbul gaya aksial yang arahnya menuju ke sisi isap menuju ke sisi ganda. Pompa Isapan Ganda Pada pompa jenis ini zat cair masuk melalui kedua sisi impeller tersebut dipasang saling bertolak belakang sehingga gaya aksial yang timbul akibat tekanan yang bekerja pada masing-masing sisi impeller akan saling membagi. Laju aliran total sama dengan dua kali laju aliran yang masuk mulai masing-masing impaller. Dibandingkan dengan pompa isapan tunggal yang sama kapasitasnya, pompa isapan ganda mempunyai kemampuan isapan yang lebih baik. Teknik Mesin 13

Gambar 2.8 Pompa Isapan Tunggal dan Pompa Isapan Ganda 2.4.7 Konstruksi Pompa Sentrifugal Komponen - komponen utama pompa sentrifugal : Gambar 2.9 Konstruksi Pompa Sentrifugal 1. Rumah Pompa Rumah pompa pada pompa sentrifugal berfungsi untuk menampung fluida yang keluar dari impeller. Selain itu, rumah pompa berfungsi untuk memudahkan dan mengarahkan fluida yang akan disalurkan keluar pompa. Rumah pompa Teknik Mesin 14

biasanya berbentuk volute (spiral) seperti bentuk pada rumah keong. Untuk air dingin yang mempunyai tekanan relatif rendah, rumah pompa biasanya terbuat dari bahan besi cor. Untuk tekanan yang melebihi 0,0689 bar (100 Psi) digunakan dari bahan semi baja, yaitu besi cor berkualitas tinggi. Untuk cairan yang sifatnya korosif yang dapat memberikan reaksi asam seperti air garam, bahan rumah pompa terbuat dari brons atau baja tahan karat. Pompa dengan poros horizontal, menurut letak saluran isapnya maka rumah pompa dapat dibagi menjadi empat macam yaitu : Saluran isap samping (Side Suction) Gambar 2.10 Saluran Isapan Samping Saluran isap ijung (End Suction) Gambar 2.11 Saluran isap Ujung Teknik Mesin 15

Saluran isap bawah (Bottom Suction) Gambar 2.12 Saluran Isap Bawah Saluran isap atas (Top Suction) Gambar 2.13 Saluran Isap Atas 2. Impeller Impeller, dalam pembuatannya, biasanya dicor dalam satu kesatuan. Impeller berfungsi untuk mengarahkan air dan memutar fluida agar timbul gaya sentrifugal. Agar dapat diperoleh efisiensi yang tinggi, permukaan impeller harus dibuat sehalus mungkin, baik dalam saluran pada sudu-sudu maupun pada bagian luar impeller. Sudu-sudu dari impeller yang berputar memberikan energi kecepatan kepada fluida. Energi kecepatan ini dalam pompa diubah menjadi tekanan. Bentuk impeller dan sudu-sudu harus disesuaikan dengan jenis fluida, tekanan naik yang Teknik Mesin 16

dibutuhkan, volume aliran, jumlah putaran dan sebagainya. Bentuk, ukuran dan jumlah sudu mempunyai pengaruh besar terhadap tekanan naik dan volume aliran. Impeller disebut "terbuka" jika tidak mempunyai dinding (tameng), "setengah terbuka" atau "tertutup" jika dilengkapi dengan dinding pada sisi sebelah masuk atau keluar, "tertutup" jika kedua sisinya diberi dinding. Dari ketiga impeller di atas, impeller tertutup adalah impeller yang paling banyak digunakan, karena impeller ini mempunyai efisiensi yang lebih besar untuk jangka waktu lebih lama. Menurut bentuknya impeller dibagi menjadi : a. Radial Impeller b. Francis vane atau Screw vane Impeller c. Propeler atau Axial flow Impeller d. Mixed flow Impeller Menurut jenis mekaniknya dibagi menjadi : a. Open Impeller Jenis Open Impeller biasanya dipakai pada pompa yang kecil, mudah mengalirkan cairan yang bersifat mengkikis. Bentuknya sama dengan radial impeller. b. Semi-Open Impeller Semi-Open Impeller mempunyai dinding pada bagian belakang atau salah satu sisi impellernya. Kadang-kadang dinding itu diberi kipas untuk mengurangi tekanan bagian hub impeller. Teknik Mesin 17

c. Closed Impellerer Closed Impellerer sering dipakai pada pompa sentrifugal tingkat tunggal saluran isap ujung untuk cairan yang jernih. Jenis ini mencegah kemungkinan terjadinya slip yang biasanya timbul pada open-impeller dan semi open impeller. 3. Ring penahan Aus Wear ring atau cincin penahan aus digunakan untuk mencegah kebocoran pada celah antara impeller dan rumah pompa. Cincin penahan aus ini mempunyai celah yang sangat kecil, yang satu dipasang pada impeller dan yang satu lagi dipasang pada rumah pompa. Cincin penahan aus pada impeller biasanya diulirkan ke impeller dengan ulir yang arah putarnya berlawanan arah dengan arah putaran impeller. Cincin panahan aus untuk rumah pompa dapat dibuat tidak berputar pada kedudukannya. Pemilahan wear ring tergantung dari jenis cairan yang dialirkan, perbedaan tekanan dan kecepatan putaran. Jenis yang paling banyak digunakan adalah flat type dan L type. 4. Poros Fungsi poros adalah untuk mentransmisikan momen torsi dar motor penggerak ke impeller pada saat mulai strat maupun selama pompa bekerja. Letak poros pada pompa dapat horizontal maupun vertikal. 5. Seal / Paking Fungsi seal / paking adalah untuk mencegah fluida keluar melalui poros dan menahan udara mengalir masuk ke dalam pompa. Paking untuk poros dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu : Teknik Mesin 18

a. Stuffing box (gland paking) Stuffing box terdiri dari suatu ruangan yang diisi oleh cincin-cincin paking dari katun, benang asbes atau bahan buatan biasanya PTFE (Polyetra Floucthyleen) atau teflon yang tahan terhadap segala macam cairan dan temperatur. Untuk paking yang terbuat dari metal ( metal putih, kuningan, alumunium ) harus dilumasi gemuk yang dililitkan dengan teras asbes. Untuk mendapatkan paking yang terdiri dari cincin-cincin ditekan dari luar dengan penekanan paking (gland). Untuk tekanan sampai 50 N/cm² cukup 4 cincin paking. Penampang cincin suffing box berbentuk bujur sangkar dengan sisi sebesar 0,25 kali diameter poros. b. Seal Mekanik Seal mekanik membentuk permukaan datar dua buah cincin bersinggungan saling meluncur, terjadi suatu penurunan pada tekanan pada lapisan cairan antara kedua cincin tersebut disebabkan oleh gesekan cairan. Seal mekanik dipakai untuk : Tekanan tinggi dan kecpatan keliling tinggi. Tidak boleh ada kebocoran. Sifat fluida yang dipompa melarutkan paking seperti bensin, petroleum propan. Teknik Mesin 19

Gambar 2.14 Mechanical Seal Komponen seal mekanik terdiri dari : Suatu permukaan seal yang tidak berputar. Suatu cincin seal yang berputar bersama poros. Pegas ulir dilandasi diafragma yang menekan kedua cincin tersebut. Ada 2 macam seal mekanik yaitu: Internal seal Bagian yang berputar terletak di dalam box dan berhubungan langsung dengan fluida yang dipompa. External seal Bagian yang berputar terletak di luar box dan berhubungan langsung dengan udara. 6. Bantalan (bearing) Fungsi bantalan pada pompa sentrifugal adalah untuk menjaga poros tetap lurus akibat adanya gaya radial dan aksial ketika pompa bekerja. Jenis bantalan yang sering dipakai : Teknik Mesin 20

a. Single row deep groove ball bearing Paling banyak dipakai pada pompa sentrifugal kecuali untuk ukuran besar. Bantalan ini baik untuk menahan beban aksial dan radial. b. Double row deep groove ball bearing Digunakan jika beban lebih besar dari pada yang diijinkan pada single row deep groove ball bearing. c. Seal aligning ball bearing Dipakai untuk beban besar dan putaran tinggi, tetapi hanya dapat menahan gaya aksial yang tidak terlalu besar. d. Angular contact ball bearing Digunakan menahan gaya aksial yang besar. Untuk gaya dari satu arah dipakai single row type dan untuk dua arah dipakai double row type. 7. Kopling Kopling digunakan untuk memindahkan gerak putar dan torsi dari motor penggerak ke motor pompa yang akan digerakkan. Dengan adanya kopling ketidak lurusan poros pompa dan poros motor listrik dapat diatur. Ada dua macam jenis kopling : Rigid coupings Flexible couplings Teknik Mesin 21

Yang paling sering dipakai untuk pompa sentrifugal adalah dengan bushing dari karet kopling fleksibel. 8. Pelat Pondasi dan Penumpu Pelat pondasi berfungsi untuk menyatukan kaki pompa dengan pondasi sehingga tidak bergeser, penumpu berguna untuk meluruskan pompa penggerak dan tidak bergeser. Penumpu juga berguna untuk meluruskan poros pompa motor penggerak dan poros serta menyerap, getaran-getaran yang terjadi ketika pompa bekerja. 2.5 Head Zat Cair Gambar 2.15 Aliran Melalui Pipa Head adalah tinggi atau permukaan zai cair terhadap suatu bidang tertentu. Dalam pembahasan ini telah dilakukan pengujian terhadap total head pada pompa pendingin sekunder, dimana perhitungan head total sendiri merupakan selisih antara discharge head dan suction head. Teknik Mesin 22

Aliran suatu zat cair (misalnya air) melalui suatu penampang saluran. Pada penampang tersebut zat cair mempunyai tekanan statis p (N/m²), kecepatan ratarata v (m/s) dan ketinggian z (m) diukur dari bidang referensi. Maka zat cair tersebut pada penampang yang bersangkutan mempunyai Head Total (H) : 2 p v H = + + Z γ 2 g Dimana : p/γ : Head tekanan v² / 2g : Head kecepatan Z : Head potensial Ketika head tersebut diatas tidak lain adalah energi mekanik yang dikandung oleh satuan berat (1 kg/m³) zat cair yang mengalir pada penampang yang bersangkutan. Head total tersebut dinyatakan dengan satuan tinggi kolom cairan zat cair dalam meter. Dalam satuan SI, head (H) dinyatakan sebagai energi spesifik Y, yaitu energi mekanik yang dikandung oleh cairan persatuan massa (1kg) zat cair. Satuan Y adalah J/kg, maka energi spesifik tekanan p/ρ, kecepatan v²/2 dan potensial gz. Makan persamaan energi spesifik total sebagai berikut : Y = g H 2 p v = + ρ 2 + g Z Teknik Mesin 23

Dimana, ρ = massa zat cair per satuan volume (kg/m³) 2.6 Hukum Kesebangunan Jika dua buah pompa sentrifugal yang geometris sebangun satu sama lain, maka kondisi aliran sebangun pula, berlaku hubungan sebagai berikut : Q Q 1 2 n = n 1 2 D 3 1 3 2 D H ; H 1 2 n = n 1 2 D 3 1 3 2 D P1 ; P 2 n = n 1 2 D 3 1 3 2 D Dimana ; D Q H P n : Diameter impeller (m) : Kapasitas aliran (m³/s) : Head pompa (m) : Daya poros pompa (W) : Putaran pompa (rpm) Hubungan yang dinyatakan diatas tersebut "Hukum Kesebangunan Pompa". Hukum ini sangat penting untuk menaksir perubahan performansi pompa bila putaran dirubah. Hukum ini juga berguna untuk memperkirakan performansi pompa yang direncanakan apabila pompa tersebut geometris sebangun dengan pompa yang sudah diketahui performansinya. 2.7 Head Total Pompa Head total pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan jumlah air seperti direncanakan, dapat ditentukan dari kondisi instalasi yang akan dilayani oleh pompa. Seperti pada gambar berikut : Teknik Mesin 24

Gambar 2.16 Head Total Pompa Head total yang dapat ditulis sebagai berikut : H = h a + Δh p 2 vd + h1 + 2 g Dimana : H h a : Head total pompa (m) : Head statis pompa (m) Head ini adalah perbedaan tinggi antara muka air sisi keluar dan sisi isap, tanda psitif (+) dipakai apabila muka air di sisi keluar lebih tinggi dari pada sisi isap. Δh p : Perbedaan head tekanan yang bekerja pada kedua permukaan Air (m), Δh p = h p2 - h p1 h 1 : Berbagai kerugian head di pipa, katup, belokan, sambungan, dll (m), h 1 = h 1d + h 1s V d ²/2.g : Head kecepatan (m) g : percepatan gravitasi (m/s²) Teknik Mesin 25

Dalam hal pompa menerima energi dari aliran yang masuk ke sisi isapannya, seperti pada pompa penguat (pompa booster), maka head total pompa dapat dihitung dengan rumus berikut : Dimana : H = h a + Δh p 1 + h1 + 2 g 2 2 ( v v ) d s h a : Perbedaan tinggi antara sembarang (A) di pipa keluar, dan sembarang titik (B) di titik isap (m) (lihat gambar di bawah). Δh p h 1 : Perbedaan head tekanan (A) dan titik (B) (m). : Berbagai kerugian head di pipa, katup, belokan dan lain-lain, antara titik (A) dan titik (B) (m). V d V s : Kecepatan aliran rata-rata di titik (A) (m/s). : Kecepatan aliran rata-rata di titik (B) (m/s). Gambar 2.17 Head Pompa Apabila permukaan air berubah-ubah dengan perbedaan besar, Head Statis total harus ditentukan dengan mempertimbangkan karakteristik pompa, besarnya selisih perubahan permukaan air dan dasar yang dipakai untuk menentukan jumlah air yang harus di pompa. Teknik Mesin 26

Adapun hubungan antara tekanan dan Head tekanan dapat diperoleh dari rumus berikut : Dimana, h p P h p = 10x γ : Head tekanan (m) P γ : Tekanan (N/m²) : Berat persatuan volume zat cair yang dipompa (N/m³) Menurut ISO, energi spesifik Y (J/kg) kadang-kadang dipakai sebagai pengganti sebagai pengganti head H (m). adapun hubungannya adalah sebagai berikut : Y = g H Sebagaimana diutarakan sebelumnya, untuk menentukan head total yang harus disediakan pompa, perlu dihitung dahulu head kerugian h 1. 2.8 Putaran Spesifik Putaran spesifik adalah untuk 1 tingkat dimana impeller dapat memindahkan cairan sebanyak 1 m³/s dengan head 1 m atau dapat dituliskan sebagai berikut : 1/ 2 Q n s = n 3 / 4 H Dimana : n s : Putaran spesifik pompa (rpm) Teknik Mesin 27

n Q H : Putaran poros pompa (rpm) : kapasitas pompa (m³/s) : Head total pompa (m) Putaran spesifik ini menentukan bentuk sudu-sudu yang dipakai sebagai impeller pada pompa sentrifugal. Bentuk sudu-sudu impeller tersebut adalah : a. ns = 12 35 impeller jenis radial b. ns = 35 80 impeller Francis c. ns = 80 160 impeller jenis mixed flow d. ns = 160 400 impeller jenis propeler 2.9 Segitiga Kecepatan Untuk setiap titik pada garis aliran, dapat digambarkan segitiga kecepatan. Segitiga kecepatan digunakan untuk mengetahui besaran-besaran kecepatan pada titik tersebut atau sudut yang dibentuk oleh kecepatan-kecepatan tersebut. Hal ini dalam rangka perencanaan dimensi pompa sentrifugal. C 3 C2 W3 W2 C 2m = C 3m a 3 a 2 ß3 ß2 µ 2 C 3µ = k.c 2µ C 2µ µ 2 Gambar 2.18 Segitiga Kecepatan Dimana : C 3 C 2 : Kecepatan absolut air masuk sudu : Kecepatan radial air Teknik Mesin 28

U α β W : Kecepatan tangensial : Sudut antara kecepatan absolut dengan kecepatan tangensial : Sudut antara kecepatan relatif dengan kecepatan tangensial : Kecepatan relatif air Dalam memilih pompa yang tepat bagi keperluan tertentu, karakteristik pompa seperti diuraikan di atas sangat penting untuk diperhatikan dan dipertimbangkan. 2.10 Performansi Bentuk pompa pada umumnya tergantung pada n s, jadi dapat dimengerti bila karakteristiknya juga akan tergantung pada n s. karakteristik sebuah pompa dapat digambarkan dalam kurva-kurva karakteristik yang menyatakan besarnya head total pompa, daya poros, efisiensi pompa terhadap kapasitas. Kurva performansi tersebut pada umumnya digambarkan pada putaran yang tetap. Gambar 2.19 Kurva Karakteristik Pompa Volut Teknik Mesin 29

Dari gambar terlihat bahwa kurva head-kapasitas menjadi curam pada pompa dengan harga n s yang semakin besar. Kurva daya terhadap kapasitas mempunyai harga minimum bila kapasitas aliran sama dengan nol pada pompa sentrifugal dengan n s kecil. Kurva efisiensi terhadap kapasitas dari pompa sentrifugal umumnya berbentuk mendekati busur lingkaran. Harga efisiensinya hanya sedikit menurun bila kapasitas berubah menjahui harga optimunnya. Dalam memilih pompa yang tepat bagi keperluan tertentu, karakteristik pompa seperti diuraikan di atas sangat penting untuk diperhatikan dan dipertimbangkan. 2.11 Daya pompa dan Efisiensi Parameter-parameter lain yang juga perlu diperhatikan dalam kurva karakteristik pompa adalah daya yang diperlukan pompa tingkat efisiensi. Rumusan secara garis besar untuk daya pompa yang diperlukan adalah : Dimana : Pw Pp = η P P p P w η p : Daya pompa (kw) : Daya air : Efisiensi pompa (berasal dari grafik efisiensi pompa) Rumusan untuk daya air adalah : Dimana : P w = ρ x g x Q x H ρ : Massa jenis fluida (kg/m³) Teknik Mesin 30

Q H g : Kapasitas pompa (m³/detik) : Head pompa (m) : Percepatan gravitasi (m/s²) Sedangkan untuk rumusan daya motor penggerak adalah : P m = P p ( 1+ α) η t Dimana : P m P p α η t : Daya motor (kw) : Daya pompa (kw) : Faktor cadangan (tabel faktor cadangan) : Efisiensi transmisi (tabel efisiensi transmisi) 2.12 Kavitasi Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir, karena tekanan berkurang sampai di bawah tekanan uap jenuhnya atau tekanan sisi isap pompa lebih rendah dari tekanan uap jenuh fluida pada temperatur fluida tersebur. Akibat zat cair mendidih dan akan berbentuk gelembung-gelembung uap zat cair, yang terjadi pada zat cair yang mengalirkan di dalam pompa. Gelembunggelembung tersebut akan terbentuk terus-menerus dan kemudian pecah,. Sehingga pada dinding saluran disekitar aliran yang berkavitasi akan mengalami kerusakan. Pada pompa bagian yang mudah mengalami kavitasi adalah pada sisi isap pompa, karena tempat-tempat yang bertekanan rendah dengan fluida yang berkecepatan tinggi sangat rawan terhadap terjadi kavitasi. Kavitasi akan timbul apabila tekanan Teknik Mesin 31

neto sisi isap pompa turun menjadi lebih rendah dari tekanan uap pada temperatur cairnya maka dapat timbul gelembung udara yang menyebabkan kavitasi tersebut. Akibat-akibat yang dapat ditimbulkan oleh kavitasi antara lain : Sudu-sudu impeller dapat termakan karena erosi kavitasi. Menimbulkan suara yang berisik. Menimbulkan kejutan-kejuatan dan vibrasi. Permukaan dinding akan termakan sehingga berlubang-lubang. Agar tidak terjadi kavitasi harus diusahakan agar tidak ada satu bagianpun dari aliran di dalam pompa yang mempunyai tekanan statis lebih rendah dari tekanan uap jenuh cairan pada temperatur yang bersangkutan. Agar pompa dapat bekerja tanpa mengalami kavitasi, maka harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : NPSH yang tersedia > NPSH yang diperlukan 2.13 NPSH (Net Positive Suction Head) Yang Tersedia NPSH yang tersedia adalah head yang dimiliki zat cair pada sisi isap pompa (ekivalen dengan tekanan mutlak pada sisi pompa), dikurangi dengan tekanan uap jenuh zat cair tersebut. Oleh karena itu besarnya NPSH yang tersedia dapat dibuat dengan persamaan : Pa Pv h sv = h ρ g ρ. g s h is Teknik Mesin 32

Dimana : h sv : NPSH yang tersedia (m) P a : Tekanan atmosfer (N/m³) P v : Tekanan uap jenuh pada temperatur yang besangkutan (N/m³) ρ g : Massa jenis fluida (kg/m³) : Percepatan gravitasi (m/s²) h s : Head isap statis (m) h is : Kerugian head pada posisi isap (m) Dengan demikian NPSH yang tersedia adalah merupakan tekanan absolut yang masih tersedia atau tersisa pada sisi isap pompa setelah dikurangi dengan tekanan uap air pada suhu yang bersangkutan. 2.14 NPSH Yang Diperlukan Tekanan terendah di dalam pompa bisanya terletak disuatu titik dekat setelah sisi masuk sudu impeller. Di bagian ini tekanan adalah lebih rendah dari pada tekanan pada bagian sisi isap atau lubang isap pompa. Hal ini dapat disebabkan oleh karena adanya kerugian head di nosel isap, kenaikan kecepatan aliran karena luas penampang yang menyempit dan kenaikan kecepatan aliran karena tebal sudu setempat. Jadi agar tidak terjadi penguapan zat cair, maka tekanan pada lubang isap pompa dikurangi dengan penurunan tekanan di dalam pompa, harus lebih tinggi Teknik Mesin 33

dari pada tekanan uap jenuh zat cair. Head tekanan besarnya sama dengan penurunan tekanan ini disebut dengan NPSH yang diperlukan. Agar pompa dapat beroperasi dengan tidak mengalami kavitasi maka NPSH yang tersedia harus lebih besar dari pada NPSH yang diperlukan. Jika head total pompa pada titik efisien maksimum dinyatakan sebagai H dan NPSH yang diperlukan untuk titik ini adalah NPSHr, maka didefinisikan sebagai : Dimana : NPSHr = σ. H σ NPSHr H : Koefisien kavitasi thoma : NPSH yang diperlukan : Head pompa 2.15 Berbagai Pengaruh Pada NPSH Yang Tersedia NPSH yang tersedia tergantung pada berbagai faktor, seperti tekanan atmosfer atau tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair tekanan uap air pada temperatur yang bersangkutan dan head isap statis. Adapun besarnya NPSH yang tersedia dapat dihitung dari kondisi instalasi pompa terpasang, dalam hal ini NPSH yang tersedia harus lebih besar dari pada NPSH yang diperlukan. Teknik Mesin 34