BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :

No. Responden: B. Data Khusus Responden

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. penderita kanker serviks baru di dunia dengan angka kematian karena kanker ini. sebanyak jiwa per tahun (Emilia, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. uteri. Hal ini masih merupakan masalah yang cukup besar dikalangan masyarakat Di

BAB I PENDAHULUAN. human papilloma virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

A. Pengetahuan Kanker Serviks NO. PERTANYAAN JAWABAN 1. Kanker leher rahim ( serviks ) merupakan penyakit?

BAB I PENDAHULUAN kematian per tahun pada tahun Di seluruh dunia rasio mortalitas

BAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. daerah leher rahim atau mulut rahim, yang merupakan bagian yang terendah dari

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim)

BAB 1 PENDAHULUAN. serviks uteri. Kanker ini menempati urutan keempat dari seluruh keganasan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Foundation for Woman s Cancer (2013) kanker serviks adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULAN. kanker serviks (Cervical cancer) atau kanker leher rahim sudah tidak asing lagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga,

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

J02/PMK.05/2014 TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM BHAYANGKARA SETUKPA PADA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. awal (Nadia, 2009). Keterlambatan diagnosa ini akan memperburuk status

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. (Emilia, 2010). Pada tahun 2003, WHO menyatakan bahwa kanker merupakan

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menurut WHO kanker leher rahim (serviks) merupakan jenis kanker

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang paling umum yang diakibatkan oleh HPV. Hampir semua

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4

BAB 1 PENDAHULUAN. dini. 6,8 Deteksi dini kanker serviks meliputi program skrining yang terorganisasi

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN. Saya bernama Hilda Rahayu Pratiwi / , sedang menjalani

Perbedaan jenis pelayanan pada:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Sumber Waras. Naya pada tahun Diatas tanah ± 619 hektar dijalan tangerang (sekarang

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. Klinik Bhakti Mulya Tangerang merupakan salah satu perusahaan bidang

ABSTRAK GAMBARAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dengan tingginya standar tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Mohammad Hoesin Palembang. Tarif.

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit kanker dengan 70% kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Salah satu

Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 51-59

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK MELALUI IVA. Mimatun Nasihah* Sifia Lorna B** ABSTRAK

ANALISIS PELAKSANAAN RUJUKAN RAWAT JALAN TINGKAT

2014, No tarif layanan Badan Layanan Umum Rumah Sakit Bhayangkara Setukpa pada Kepolisian Negara Republik Indonesia; d. bahwa usulan tarif layan

PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU MELAKUKAN IVA TEST DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) dapat digolongkan menjadi satu kelompok utama dengan faktor

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG BESARNYA BIAYA JASA SARANA DAN BIAYA JASA PELAYANAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker tersering nomor tujuh secara. keseluruhan, namun merupakan kanker terbanyak ke-dua di dunia pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker merupakan istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker yang paling tinggi di kalangan perempuan adalah kanker serviks. yang paling beresiko menyebabkan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah

Perawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB XXIV. Kanker dan Tumor. Kanker. Masalah pada leher rahim. Masalah pada rahim. Masalah pada payudara. Masalah pada indung telur

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

panduan praktis Skrining Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

SKRIPSI. GAMBARAN KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN PADA 10 BESAR ANGKA KUNJUNGAN PASIEN DI POLIKLINIK RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan manusia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya. Keadaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam catatan Word Health Organization (WHO) dimasukkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini Indonesia menghadapi beban ganda penyakit atau double

Bab III Sistem Kesehatan

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker pembunuh perempuan nomor satu. maka pengobatan yang diberikan adalah kemoterapi (Baradero,2007).

BAB I PENDAHULUAN. di dunia. Berdasarkan data Internasional Agency For Research on Cancer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ELABORASI TEMA

BAB I PENDAHULUAN. dan mendekati pola di Negara maju (Dalimartha, 2004). maupun orang-orang yang sama sekali tidak berpendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk memberikan informasi, fasilitas

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi uraian hasil penelitian: (1) Gambaran tempat penelitian; (2) Identitas responden; (3) Informasi tentang penderita kanker serviks; (4) Temuan tentang pengetahuan penderita dan bukan penderita kanker serviks tentang tempat pelayanan kesehatan yang dituju selama setahun terakhir; (5) Pengetahuan responden (penderita dan bukan penderita kanker serviks) tentang anatomi dan fisiologis serviks dan kanker serviks; (6) Temuan informasi tentang perilaku-perilaku yang dilakukan oleh responden bukan penderita kanker serviks yang berkaitan dengan pencegahan primer, sekunder, dan tersier; (7) Temuan informasi tentang perilaku-perilaku yang dilakukan oleh penderita kanker serviks yang berkaitan dengan perilaku seksual, personal hygiene (vagina), gaya hidup, dan nutrisi; (8) Analisis hubungan antara variabel pengetahuan dan perilaku preventif, dan pembahasannya. 51

4.1 Gambaran Tempat Penelitian 4.1.1 Profil pelayanan dan sejarah RSUD Dr. Moewardi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi yang terletak di Surakarta yaitu di Jalan Kolonel Soetarto 132 adalah rumah sakit milik pemerintah propinsi Jawa Tengah. Dengan tipe kelas A, dan memiliki jumlah tempat tidur sebanyak 777. Berdasarkan Surat Keputusan bersama Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta Menteri dalam Negeri RI, Nomor 544/Menkes/SKB/X/81, Nomor 043 a/v/1981 dan BO: 324 tahun 1981, ditetapkan bahwa RSUD Dr. Moewardi Surakarta menjadi rumah sakit pendidikan. Wilayah Surakarta oleh Pemerintah Propinsi Dati I Jawa Tengah ditetapkan sebagai wilayah pengembangan Jawa tengah sehingga RSUD Dr. Moewardi yang merupakan satu-satunya rumah sakit pemerintah terbesar di wilayah tersebut harus menyesuaikan dan mampu sebagai pusat rujukan wilayah Surakarta dan sekitarnya. Dari sejarah tersebut, maka ditetapkan hari jadi RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada tanggal 01 Januari 1950. 4.1.2 Jenis layanan RSUD Dr. Moewardi menawarkan berbagai jenis layanan kesehatan kepada masyarakat seperti pelayanan gawat darurat, rawat jalan, rawat inap paviliun cendana, medical check up (MCU), dan juga beberapa klinik yaitu klinik cendana, klinik ingin punya anak Indriya Ratna, klinik Hastiti skin 52

care, klinik kesehatan jiwa/psikiatri, dan klinik voluntary consulting and testing. RSUD Dr. Moewardi juga mempunyai instalasi bedah sentral, instalasi perawatan intensif, instalasi rehabilitasi medis, instalasi radiologi, instalasi laboratorium patologi klinik, instalasi mikrobiologi klinis; instalasi parasitologi dan mikologi, instalasi laboratorium patologi anatomi, instalasi gizi, instalasi farmasi, instalasi central sterilization supply department (CSSD) dan laundry, instalasi sanitasi, instalasi kedokteran forensik dan medikolegal. Selain itu, RSUD Dr. Moewardi mempunyai blok bagian ilmu kesehatan anak, bedah, penyakit dalam, obstetri dan ginekologi, kardiologi dan kedokteran vaskuler, paru, ilmu kesehatan kulit dan kelamin, mata, penyakit saraf, ilmu penyakit THT, gigi dan mulut, dan radiologi. 4.1.3 Sumber daya manusia RSUD Dr. Moewardi memiliki sumber daya manusia tahun 2012, terdiri dari dokter umum (16 orang), dokter spesialis (157 orang), dokter spesialis gigi (5 orang), apoteker (16 orang), perawat (584 orang), bidan (71 orang), farmasi (43 orang), tenaga kesehatan masyarakat (18 orang), dietisien (17 orang), fisioterapi (26 orang), ketrampilan medis (97 orang), sarjana non kesehatan (131 orang), sarjana muda non kesehatan (24 orang), dan program pendidikan dokter spesialis (PPDS) (317 orang). 4.1.4 Sepuluh Penyakit terbanyak rawat inap Tujuan pemaparan data mengenai sepuluh penyakit terbanyak rawat inap dimaksudkan untuk mengetahui dan mengenal jenis-jenis penyakit 53

terbanyak rawat inap di RSUD Dr. Moewardi. Pada Tabel 4.1.4 menunjukkan pada tahun 2011 terdapat 10 penyakit terbanyak rawat inap yaitu pertama adalah neoplasma ganas payudara (1.770 orang), kedua adalah janin dan bayi baru lahir yang dipengaruhi oleh faktor dan penyulit kehamilan persalinan dan kelahiran (1.560 orang), ketiga adalah neoplasma ganas serviks uterus (1.308 orang), keempat adalah bayi lahir hidup sesuai tempat lahir (111 orang), kelima adalah diabetes mellitus YTT (1.146 orang), keenam adalah CKD/gagal ginjal (1.050 orang), ketujuh adalah perdarahan intrakranial (372 orang), kedelapan adalah hipertensi esensial (636 orang), kesembilan adalah stroke non hemoragik (984 orang), dan kesepuluh adalah diare dan gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu (kolitis infeksi) (624 orang) (lihat pada Tabel 4.1.4). Tabel 4.1.4 1Sepuluh Penyakit Terbanyak Rawat Inap Nama Penyakit Jumlah Penderita (orang) 1. Neoplasma ganas payudara 1.770 2. Janin dan bayi baru lahir yang dipengaruhi oleh faktor dan penyulit kehamilan persalinan dan kelahiran 1.560 3. Neoplasma ganas serviks uterus 1.308 4. Bayi lahir hidup sesuai tempat lahir 111 5. Diabetes Melitus YTT 1.146 6. CKD/gagal ginjal 1.050 7. Perdarahan intrakranial 372 8. Hipertensi esensial 636 9. Stroke non hemoragik 984 10. Diare dan Gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu (kolitis infeksi) 624 Sumber: Buku Laporan Tahunan Bagian Rekam Medik RSUD Dr. Moewardi 54

4.1.5 Kasus kanker serviks di RSUD Dr. Moewardi Tujuan pemaparan data kasus kanker serviks di RSUD Dr. Moewardi yaitu untuk memberikan informasi dan gambaran tentang kejadian dan kematian akibat kanker serviks yang dirawat inap dan atau rawat jalan. Pada Grafik 4.1.5 a menunjukkan pada tahun 2007 jumlah pasien kanker serviks yang rawat inap sebanyak 936 orang dan yang rawat jalan sebanyak 2.068 orang. Pada tahun 2008, jumlah pasien kanker serviks yang rawat inap sebanyak 818 orang, tahun 2010 pasien kanker serviks yang rawat inap sebanyak 1.778 orang, dan tahun 2011 pasien kanker serviks yang rawat inap sebanyak 1.308 (lihat Grafik 4.1.5 a). Grafik 4.1.5 a Jumlah Pasien Kanker Serviks Yang rawat Inap dan Rawat Jalan 2500 Jumlah pasien kanker serviks (rawat inap dan rawat jalan) 2000 1500 1000 500 0 2007 2007 2008 2010 2011 Tahun Sumber: Buku Laporan Tahunan Bagian Rekam Medik RSUD Dr. Moewardi Grafik 4.1.5 b memperlihatkan pasien kanker serviks yang rawat inap pada bulan Januari sebanyak 112 orang, bulan Pebruari 129 orang, bulan Maret 145 orang, bulan April 53 orang, bulan Mei 73 orang, bulan Juni 71 55

orang, bulan Juli 73 orang, bulan Nopember 68 orang, dan bulan Desember 64 orang (lihan Grafik 4.1.5 b). Grafik 4.1.5 b Jumlah Pasien Kanker Serviks Yang rawat Inap Jumlah pasien kanker serviks 200 150 100 50 0 Jumlah pasien kanker serviks yang rawat inap selama bulan Januari, Pebruari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Nopember, dan Desember 2012 Jan Peb Mar Apr Mei Juni Juli Nop Des Bulan Sumber: Buku Laporan Tahunan Bagian Rekam Medik RSUD Dr. Moewardi Grafik 4.1.5 c menunjukkan pada tahun 2012, pasien kanker serviks yang rawat jalan pada bulan September sebanyak 150 orang, bulan Oktober 224 orang, bulan Nopember 215 orang, dan bulan Desember 300 orang (lihat grafik 4.1.5 c). Grafik 4.1.5 c Jumlah Pasien Kanker Serviks Yang rawat Jalan Jumlah pasien kanker serviks 350 300 250 200 150 100 50 0 Jumlah pasien kanker serviks yang rawat jalan bulan September-Desember 2012 Sep Okt Nop Des Bulan Sumber: Buku Laporan Tahunan Bagian Rekam Medik RSUD Dr. Moewardi 56

4.1.6 Jumlah pasien kanker serviks yang berkunjung di Poli Obsgyn Tujuan pemaparan data jumlah pasien kanker serviks yang berkunjung di Poli Obsgyn adalah untuk mengetahui jumlah pasien kanker serviks mengalami penurunan atau peningkatan. Pada Grafik 4.1.6 memperlihatkan jumlah pasien kanker serviks yang berkunjung di Poli Obsgyn selama tahun 2012, yaitu pada bulan Januari jumlah pasien kanker serviks yang berkunjung sebanyak 170 orang, bulan Pebruari sebanyak 141 orang, bulan Maret sebanyak 136 orang, bulan April sebanyak 133 orang, bulan Mei sebanyak 124 orang, bulan Juni sebanyak 127 orang, bulan Juli sebanyak 130 orang, bulan Agustus sebanyak 99 orang, bulan September sebanyak 133 orang, bulan Oktober sebanyak 134 orang, bulan Nopember sebanyak 136 orang, dan bulan Desember jumlah pasien kanker serviks yang berkunjung sebanyak 103 orang (lihat tabel 4.16). Grafik 4.1.6 Jumlah pasien kanker serviks yang berkunjung di Poli Obsgyn tahun 2012 Jumlah pasien kanker serviks 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 Bulan Sumber: Buku Harian Poli Obsgyn 57

4.2 Analisis Univariat Dalam penelitian ini dilakukan analisis univariat terhadap data temuan tentang identitas responden, informasi tentang penderita kanker serviks, pengetahuan responden tentang tempat layanan kesehatan yang tuju, pengetahuan responden tentang anatomi dan fisiologis serviks, serta perilaku preventif, dan akan dipaparkan sebagai berikut: 4.2.1 Identitas Responden Responden dalam penelitian ini berjumlah 50 orang (25 penderita dan bukan penderita kanker serviks), dan untuk mengetahui informasi mengenai identitas mereka, maka dilakukan wawancara dipandu kuesioner dan menanyakan beberapa pertanyaan kepada mereka mengenai umur, pendidikan terakhir, pekerjaaan, suku dan agama, dan tempat tinggal dan hasilnya yaitu: a. Umur Sewaktu ditanyakan mengenai Berapa umur responden sekarang?, jawabannya adalah hasil penelitian menunjukkan umur termuda penderita kanker serviks adalah 28 tahun, dan tertua 60 tahun. Sedangkan umur termuda bukan penderita kanker serviks adalah umur 19 tahun dan tertua 47 tahun (lihat Tabel 4.2.1). Tabel 4.2.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur minimum, maksimum, mean, median, dan standar deviasi Umur N Minimum (termuda) Maksimum (tertua) Mean Median Standar deviasi Penderita 25 28 60 46.00 48.00 7.990 58

Umur N Minimum (termuda) Maksimum (tertua) Mean Median Standar deviasi Penderita 25 28 60 46.00 48.00 7.990 Bukan penderita 25 19 47 33,60 33,00 7,863 Keterangan: Penderita adalah pasien-pasien yang sudah didiagnosis menderita kanker serviks, dan bukan penderita yaitu pasien-pasien yang tidak didiagnosis menderita kanker serviks, dan mereka yang datang memeriksakan diri di Poli Obsgyn selama bulan Nopember 2012-Maret 2013, serta bersedia menjadi responden penelitian. Berdasarkan pengategorian kelompok umur penderita kanker serviks dan bukan penderita kanker serviks, maka hasil yang diperoleh yaitu penderita kanker serviks terbanyak berada pada rentang umur 45-54 tahun. Sedangkan bukan penderita terbanyak berada pada rentang umur 25-34 tahun (lihat Tabel 4.2.2). Tabel 4.2.2 1Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur Identitas responden Umur (tahun) Frekuensi Responden penelitian Penderita Bukan penderita (%) Frekuensi (%) 15-24 4 16 25-34 3 12 11 44 35-44 5 20 8 32 45-54 14 56 2 8 55-64 3 12 Total 25 100 25 100 Keterangan: Penderita adalah pasien-pasien yang sudah didiagnosis menderita kanker serviks, dan bukan penderita yaitu pasien-pasien yang tidak didiagnosis menderita kanker serviks, dan mereka yang datang memeriksakan diri di Poli Obsgyn selama bulan Nopember 2012-Maret 2013, serta bersedia menjadi responden penelitian. b. Pendidikan terakhir Untuk mengetahui pendidikan terakhir responden, maka peneliti bertanya Apa pendidikan terakhir ibu? jawabannya yaitu memperlihatkan pendidikan terakhir penderita kanker serviks terbanyak adalah SD 8 59

orang (32%). Sedangkan pendidikan terakhir bukan penderita kanker serviks terbanyak adalah SMP 13 orang (52%) (lihat tabel 4.2.3). Tabel 4.2.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan terakhir Identitas responden Pendidikan Frekuensi Tidak sekolah 5 20 Tidak tamat SD 3 12 Responden penelitian Penderita Bukan penderita (%) Frekuensi (%) SD 8 32 5 20 SMP 7 28 13 52 SMA 1 4 5 20 SPG 1 4 SMK 1 4 Sarjana 1 4 Total 25 100 25 100 Keterangan: Penderita adalah pasien-pasien yang sudah didiagnosis menderita kanker serviks, dan bukan penderita yaitu pasien-pasien yang tidak didiagnosis menderita kanker serviks, dan mereka yang datang memeriksakan diri di Poli Obsgyn selama bulan Nopember 2012-Maret 2013, serta bersedia menjadi responden penelitian. Hasil penelitian mengenai pendidikan terakhir responden diatas, sejalan dengan pandangan informan kunci yaitu bidan dan dokter Poli Obsgyn, yaitu: Peneliti: Bagaimana tingkat pendidikan pasien di Poli Obsgyn? Bidan R: Disini itu rata-rata dibawah standar ya kelas menengah kebawah, ada yang ngak (tidak) sekolah, cuma SD atau SMP kebanyakan dan perguruan tinggi juga ada tapi jarang. Kemudian, peneliti bertanya lagi kepada dokter G dan W: Peneliti: Bagaimana tingkat pendidikan pasien-pasien kanker serviks? Dokter G: Beragam, mulai dari yang tidak sekolah, SD sampai sarjana juga ada. 60

Dokter W: Tingkat pendidikan bervariasi tapi kebanyakan sich hanya lulusan SD atau SMP. c. Pekerjaan Saat peneliti bertanya kepada responden tentang Apa pekerjaan ibu? dan hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerjaan penderita kanker serviks terbanyak adalah sebagai ibu rumah tangga dan petani masingmasing 9 orang (36%). Sedangkan pekerjaan bukan penderita kanker serviks terbanyak adalah juga sebagai ibu rumah tangga 15 orang (60%) (lihat tabel 4.2.4). Tabel 4.2.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan Identitas responden Pekerjaan Frekuensi Responden penelitian Penderita Bukan penderita (%) Frekuensi (%) Ibu rumah tangga 9 36 15 60 Petani 9 36 Penjahit 3 12 Buruh 2 8 4 16 Wiraswasta 2 8 4 16 Karyawan salon 1 4 Karyawati swasta 1 4 Total 25 100 25 100 Keterangan : Penderita adalah pasien-pasien yang sudah didiagnosis menderita kanker serviks, dan bukan penderita yaitu pasien-pasien yang tidak didiagnosis menderita kanker serviks, dan mereka yang datang memeriksakan diri di Poli Obsgyn selama bulan Nopember 2012-Maret 2013, serta bersedia menjadi responden penelitian. Hasil penelitian tersebut diatas, sejalan dengan pandangan informan kunci yaitu bidan dan dokter Poli Obsgyn, sebagai berikut: Peneliti bertanya kepada Bidan SR dan bidan R: Sebagian besar atau kebanyakan ibu-ibu yang datang periksa bekerja sebagai apa? 61

Bidan SR : Banyak ibu rumah tangga juga tapi mereka umur-umur muda, masih banyak juga yang mereka pegawai. Bidan R : Kebanyakan bekerja sebagai ibu rumah tangga. Setelah itu, peneliti bertanya lagi kepada dokter G dan dokter W dengan pertanyaan: Peneliti: Sebagian besar pasien-pasien kanker serviks bekerja Dokter G: Secara umum mereka berasal dari golongan menengah kebawah seperti petani atau buruh kasar Dokter W : Sebagian besar dari sosial ekonomi rendah ya ada yang petani, ada yang buruh, ada yang cuma ibu rumah tangga. d. Suku dan Agama Saat ditanyakan mengenai Ibu berasal dari suku dan agama apa? maka hasilnya adalah seluruh penderita kanker serviks (100%) dari suku Jawa dan beragama Islam. Sedangkan bukan penderita kanker serviks sebanyak (96%) dari suku Jawa dan (80%) beragama Islam. e. Tempat tinggal Sewaktu peneliti bertanya Dimana tempat tinggal ibu?, maka hasil penelitian memperlihatkan alamat atau tempat tinggal penderita kanker serviks terbanyak adalah di Jawa Timur 7 orang (28%). Sedangkan alamat atau tempat tinggal bukan penderita kanker serviks terbanyak adalah di Solo 10 orang (40%). Distribusi frekuensi responden berdasarkan alamat atau tempat tinggal dapat dilihat pada Tabel 4.2.5 62

Tabel 4.2.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan alamat atau tempat tinggal Identitas responden Alamat atau tempat tinggal Frekuensi Sragen 5 20 Responden penelitian Bukan Penderita penderita (%) Frekuensi (%) Sukoharjo 4 16 6 24 Boyolali 5 20 1 4 Jawa Tengah 4 16 Jawa Timur 7 28 2 8 Solo 10 40 Karanganyar 6 24 Total 25 100 25 100 Keterangan : Penderita adalah pasien-pasien yang sudah didiagnosis menderita kanker serviks, dan bukan penderita yaitu pasien-pasien yang tidak didiagnosis menderita kanker serviks, dan mereka yang datang memeriksakan diri di Poli Obsgyn selama bulan Nopember 2012-Maret 2013, serta bersedia menjadi responden penelitian. Hasil penelitian diatas selaras dengan pandangan bidan dan dokter Poliklinik Obstetri-ginekologi yaitu: Peneliti: Sebagian besar pasien yang kesini berasal darimana? Bidan SR: Banyak yang dari luar karena rumah sakit ini rumah sakit rujukan. Jadi banyak sekali yang dari luar-luar kota itu, ya sekitar daerah Surakarta ya banyak juga tapi juga sampai ke daerah Jawa timur karena rumah sakit ini rumah sakit rujukan. Jadi, semuanya datang kesini. Bidan R: Campuran, dari desa, kota banyak, dari luar kota banyak bahkan ada yang dari luar propinsi. Mungkin dia (pasien) merantau tapi alamatnya masih alamat disana. Sedangkan jawaban dokter adalah: Dokter G: Beragam dari semua ada, baik dari desa, kota atau pun dari propinsi lain. Mereka datang sudah membawa hasil rujukan. Dokter W : Dari desa, kota dan luar propinsi 63

4.2.2 Data Keluarga Informasi data keluarga yaitu informasi tentang kehidupan penderita kanker serviks meliputi: 1. Status pernikahan dan jumlah pernikahan Untuk mengetahui informasi mengenai status dan jumlah pernikahan responden, maka peneliti bertanya Bagaimana status pernikahan ibu?, Berapa kali ibu menikah?, dan hasilnya adalah seluruh responden yaitu 25 orang (100%) sudah menikah, 5 orang (20%) diantaranya adalah janda. Sebagian besar responden (88%) menikah satu kali (lihat tabel 4.2.6). Tabel 4.2.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan status pernikahan dan jumlah pernikahan Penderita kanker serviks Status pernikahan Frekuensi (%) Menikah 25 100 Total 25 100 Jumlah pernikahan (kali) 1 22 88 2 3 12 Total 25 100 Keterangan: penderita adalah pasien-pasien yang sudah didiagnosis menderita kanker serviks dan mereka yang datang memeriksakan diri di Poli Obsgyn selama bulan Nopember 2012-Maret 2013, serta bersedia menjadi responden penelitian. 2. Umur pertama kali menikah Sewaktu ditanyakan Berapa umur responden saat pertama kali menikah? Hasil penelitian memperlihatkan penderita kanker serviks pertama kali menikah umur termuda adalah 12 tahun dan tertua 24 tahun (lihat tabel 4.2.7). 64

Tabel 4.2.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur minimum, maksimum, mean, median, dan standar deviasi N Minimum (termuda) Maksimum (tertua) Mean Median Standar deviasi Umur 25 12 24 19.08 19.00 2.957 Berdasarkan pengategorian, sebagian besar penderita kanker serviks (72%) menikah muda yaitu 21 tahun (lihat tabel 4.2.8). Tabel 4.2.8 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur responden saat pertama kali menikah Umur pertama kali menikah (tahun) Frekuensi (%) 21 20 80 >21 5 20 Total 25 100 3. Aktivitas seksual sebelum nikah atau diluar nikah Sewaktu peneliti bertanya Bagaimana status pernikahan ibu? Jawaban mereka yaitu seluruh responden sudah menikah, sehingga pertanyaan tentang Jika belum menikah mempunyai pasangan (pacar) seksual, pernah melakukan hubungan seks, dan umur pertama kali melakukan hubungan seks? jawabannya tidak. Distribusi frekuensi responden berdasarkan informasi mempunyai pasangan (pacar) seksual, pernah melakukan hubungan seks, dan umur pertama kali melakukan hubungan seks dapat dilihat pada tabel 4.2.9. 65

Tabel 4.2.9 Distribusi frekuensi responden berdasarkan informasi mempunyai pasangan (pacar) seksual, pernah melakukan hubungan seks, dan umur pertama kali melakukan hubungan seks Penderita kanker serviks Jika belum menikah, mempunyai pasangan (pacar) seksual Frekuensi (%) Ya 0 0 Tidak 25 100 Total 25 100 Pernah melakukan hubungan seks dengan pacar Ya 0 0 Tidak 25 25 Total 25 100 Umur pertama kali melakukan hubungan seks dengan pacar - 25 100 Total 25 100 Keterangan: penderita adalah pasien-pasien yang sudah didiagnosis menderita kanker serviks dan mereka yang datang memeriksakan diri di Poli Obsgyn selama bulan Nopember 2012-Maret 2013, serta bersedia menjadi responden penelitian. 4. Jumlah anak Untuk mengetahui informasi mengenai jumlah anak, maka peneliti bertanya Berapa anak yang pernah ibu lahirkan (baik lahir hidup atau lahir meninggal)? jawabannya adalah seluruh penderita kanker serviks (100%) pernah melahirkan, dan responden terbanyak yaitu (36%) mempunyai 3 anak (lihat pada tabel 4.2.10). 66

Tabel 4.2.10 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jumlah anak yang dilahirkan Jumlah anak yang dilahirkan Frekuensi (%) 1 4 16 2 7 28 3 9 36 4 3 12 5 2 8 Total 25 100 5. Umur saat pertama mempunyai anak Hasil penelitian menunjukkan penderita kanker serviks pertama kali mempunyai anak umur termuda adalah 15 tahun dan tertua 27 tahun (lihat tabel 4.2.11). Tabel 4.2.11 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur minimum, maksimum, mean, median, dan standar deviasi. N Minimum (termuda) Maksimum (tertua) Mean Median Standar deviasi Umur 25 15 27 21.04 21.00 3.071 Berdasarkan pengategorian sebagian besar penderita kanker serviks (56%) mempunyai anak pada saat berumur 21 tahun. Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur pertama kali punya anak dapat dilihat pada tabel 4.2.12. Tabel 4.2.12 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur responden saat pertama kali mempunyai anak Umur pertama kali mempunyai anak (tahun) Frekuensi (%) 21 tahun 14 56 >21 tahun 11 44 Total 25 100 67

4.2.3 Keluhan Utama Untuk mengetahui keluhan utama responden saat datang memeriksakan diri di Poliklinik Obstetri-Ginekologi, maka peneliti bertanya Keluhan utama apa yang ibu rasakan saat ini? dan jawaban responden yaitu: sebagian besar responden tidak hanya mempunyai satu keluhan utama tetapi mempunyai beberapa keluhan lainnya. Keluhan utama responden terbanyak adalah sakit atau nyeri dibagian bawah perut yaitu sebanyak 13 orang (52%). Distribusi frekuensi responden berdasarkan keluhan utama dapat dilihat pada tabel 4.2.13. Tabel 4.2.13 Distribusi frekuensi responden berdasarkan keluhan utama (n=25) Keluhan utama Frekuensi (%) Tidak ada keluhan 4 16 Sakit atau nyeri dibagian bawah perut 13 52 Keputihan 7 28 Sulit tidur 1 4 Pusing 2 8 Mual 1 4 Muntah 1 4 Bagian bahu kemang-kemang 1 4 Pinggul panas 1 4 Bagian punggung pegal-pegal 3 12 Leher kaku 1 4 Hal itu itu sejalan dengan pandangan dokter W yaitu: Peneliti: Saat pasien kanker serviks datang memeriksakan diri, keluhan utama apa yang sering mereka keluhkan? 68

Dokter W: yaitu Kalau sudah lanjut tentu keluhan utama adalah perdarahan sama nyeri, kadang-kadang buang air kecil (BAK) juga terganggu. Tapi kalau yang masih stadiumstadium awal itu biasanya keluhannya itu post koital bleeding dan keputihan. 4.2.4 Informasi Penetapan Klinis Penyakit 1. Waktu didiagnosis menderita kanker serviks Peneliti bertanya, sejak kapan ibu didiagnosis menderita kanker serviks? dan hasilnya adalah sebagian besar penderita kanker serviks (68%) didiagnosis menderita kanker serviks adalah pada tahun 2012 (lihat tabel 4.2.14). Tabel 4.2.14 Distribusi frekuensi responden berdasarkan waktu responden didiagnosis menderita kanker serviks Waktu responden didiagnosis menderita kanker serviks Frekuensi (%) Tahun 2007 2 8 Tahun 2009 1 4 Tahun 2010 2 8 Tahun 2011 3 12 Tahun 2012 17 68 Total 25 100 2. Umur saat didiagnosis menderita kanker serviks Untuk mengetahui informasi tentang umur saat didiagnosis menderita kanker serviks, maka peneliti bertanya Berapa umur ibu saat didiagnosis menderita kanker serviks? dan hasilnya adalah umur termuda 27 tahun dan tertua 59 tahun (lihat tabel 4.2.15). Tabel 4.2.15 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur minimum, maksimum, mean, median, dan standar deviasi. N Minimum (termuda) Maksimum (tertua) Mean Median Standar deviasi Umur 25 27 59 45.12 47.00 7.715. 69

Berdasarkan pengategorian umur penderita kanker serviks saat didiagnosis menderita kanker serviks terbanyak adalah berada pada rentang umur 47-52 tahun 11 orang (44%). Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur saat didiagnosis menderita kanker serviks dapat dilihat pada tabel 4.2.16. Tabel 4.2.16 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur responden saat didiagnosis menderita kanker serviks Umur saat didiagnosis menderita kanker serviks Frekuensi tase (%) <35 tahun 3 12 35-40 tahun 3 12 41-46 tahun 6 24 47-52 tahun 11 44 53-58 tahun 1 4 >58 tahun 1 4 Total 25 100 3. Stadium kanker serviks Sewaktu ditanyakan Pada stadium berapa ibu didiagnosis oleh dokter menderita kanker serviks?, hasilnya adalah responden terbanyak didiagnosis menderita kanker serviks pada stadium IIIB yaitu 10 orang (40%) (lihat tabel 4.2.17). Tabel 4.2.17 Distribusi frekuensi responden berdasarkan stadium kanker serviks Stadium kanker serviks Frekuensi (%) 0 1 4 IB 2 5 20 IIA 5 20 IIB 4 16 IIIB 10 40 Total 25 100 70

4. Pemahaman responden mengenai stadium kanker serviks Untuk mengetahui mengenai pemahaman responden tentang arti stadium kanker serviks yang dialami dan informasi yang mereka tahu tentang stadium tersebut maka peneliti bertanya Apakah ibu tahu arti dari kondisi stadium tersebut? dan Jika Ya, coba ibu jelaskan?, dan jawabannya adalah sebanyak (80%) tidak mengetahui arti dari stadium kanker serviks yang dialaminya dan hanya 5 responden (20%) yang mengetahuinya, serta informasi yang mereka ketahui dapat dilihat pada tabel 4.2.18. Tabel 4.2.18 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pemahaman responden mengenai stadium kanker serviks Informasi yang diketahui Frekuensi (%) Tidak ada 20 80 Setelah dibiopsi ditemukan kanker IIA 1 4 Harus jalani operasi 1 4 Kanker sampai di mulut rahim 1 4 Sudah ngak bisa dioperasi 1 4 cuma kemo-radiasi Harus dikemo dan disinar 1 4 Total 25 100 5. Lama responden menderita kanker serviks Saat peneliti bertanya Berapa lama ibu menderita kanker serviks?, maka jawaban responden adalah terbanyak <1 tahun sebanyak 17 orang (68%) (lihat pada tabel 4.2.19). 71

Tabel 4.2.19 Distribusi frekuensi responden berdasarkan lama menderita kanker serviks Lama menderita kanker serviks (tahun) Frekuensi (%) <1 17 68 1-2 3 12 3-4 3 12 >4 2 8 Total 25 100 4.2.5 Deteksi Dini Dan Pencegahan Kanker Serviks 1. Pengetahuan responden tentang deteksi dini dan pencegahan kanker serviks Sewaktu ditanyakan Sebelum didiagnosis menderita kanker serviks apakah ibu pernah mendengar tentang deteksi dini dan pencegahan kanker serviks? dan Apakah ibu tahu tentang deteksi dini dan pencegahan kanker serviks seperti pemeriksaan pap smear/ inspeksi visual asam asetat (IVA)/kolposkopi/tes human papilloma virus (HPV) DNA? jawaban responden adalah sebagian besar responden (80%) tidak pernah mendengar dan tidak tahu tentang deteksi dini dan pencegahan kanker serviks. 2. Perilaku pemeriksaan deteksi dini dan pencegahan kanker serviks serta hasilnya Sebelum sakit (menderita kanker serviks), apakah ibu pernah melakukan pemeriksaan deteksi dini dan pencegahan kanker serviks seperti pap smear, IVA, kolposkopi, dan tes HPV DNA? Jawaban 72

responden adalah sebagian besar responden (96%) tidak pernah melakukan pemeriksaan seperti pap smear, IVA, kolposkopi, tes HPV DNA, dan juga peneliti bertanya Bagaimana hasil pemeriksaan pap smear terakhir yang disampaikan oleh dokter/bidan? dan hasilnya adalah 1 responden (4%) yang melakukan pemeriksaan pap smear, hasil tesnya adalah negatif. 3. Alasan dan kendala responden tidak melakukan pemeriksaan Peneliti bertanya Apa alasan dan kendala ibu tidak melakukan pemeriksaan? dan Jawaban responden terbanyak adalah karena tidak tahu informasi sebanyak 19 orang (76%), dan alasan lainnya dapat dilihat pada tabel 4.2.20. Tabel 4.2.20 Distribusi frekuensi responden berdasarkan alasan dan kendala tidak melakukan pemeriksaan (n=25) Alasan tidak melakukan pemeriksaan seperti pap smear, IVA, kolposkopi dan tes HPV DNA Frekuensi (%) Tidak ada kendala 1 4 Tidak tahu informasi 19 76 Jarak antara rumah dan tempat layanan kesehatan jauh 5 20 Takut 5 20 Tidak ada waktu 1 4 4.2.6 Informasi Pengobatan Kanker Serviks 1. Waktu mengikuti pengobatan kanker serviks Peneliti bertanya Sejak kapan ibu mulai mengikuti pengobatan kanker serviks? Jawaban responden adalah bervariasi, tetapi waktu 73

pengobatan penderita kanker serviks terbanyak adalah adalah >1 tahun sebanyak 8 orang (32%) (lihat pada tabel 4.2.21). Tabel 4.2.21 Distribusi frekuensi responden berdasarkan waktu responden mengikuti pengobatan kanker serviks Waktu responden mengikuti pengobatan kanker serviks Frekuensi (%) 0 bulan 2 8 <3 bulan 2 8 3 bulan 1 4 4-6 bulan 6 24 >6 bulan 6 24 > 1 tahun 8 32 Total 25 100 2. Metode pengobatan yang dijalani responden Sewaktu ditanyakan Metode pengobatan apa yang sudah ibu jalani? maka jawaban responden adalah sebagian besar responden menjalani pengobatan kanker serviks dengan metode kombinasi yaitu operasi, kemoterapi, dan terapi radiasi atau sinar (lihat pada tabel 4.2.22). Tabel 4.2.22 Distribusi frekuensi responden berdasarkan metode pengobatan yang sudah dijalani responden (n=25) Metode pengobatan yang sudah dijalani responden Frekuensi (%) Belum ada 2 8 Operasi 8 32 Radiasi 14 56 Kemoterapi 21 84 Hasil diatas sejalan dengan pandangan para dokter Poli Obsgyn, sebagai berikut: 74

Peneliti bertanya kepada dokter G dan dokter W: Metode pengobatan seperti apa yang dokter sampaikan dan anjurkan kepada pasien yang sudah didiagnosis menderita kanker serviks?, dan jawabannya adalah: Dokter G: Ketika sudah ditegakan diagnosis maka dengan jelas akan diketahui bahwa pasien itu sudah berada pada stadium berapa dan untuk terapinya juga sudah jelas. Misalnya, bila pasien itu berada pada stadium II, pasien bisa dianjurkan untuk menjalani operasi, dan atau bila pasien sudah berada dalam stadium III atau stadium IV pasien dianjurkan untuk menjalani kemoterapi dan atau terapi sinar. Dokter W: Modalitas pengobatan kanker serviks itu ada tiga, pertama ada operasi, kedua kemoterapi, dan ketiga radioterapi tergantung stadiumnya. Kalau stadium awal pengobatan dengan operasi tapi kalau stadium lanjut kemo-radiasi. 3. Ketepatan waktu berobat Untuk mengetahui informasi mengenai ketepatan waktu responden saat berobat, maka ditanyakan Apakah ibu selalu tepat waktu saat berobat jalan sesuai jadwal pengobatan?, dan jawaban mereka adalah sebagian besar responden (88%) tepat waktu saat berobat. 4. Hasil pengobatan (penjelasan oleh dokter mengenai kondisi kesehatan responden) Sewaktu ditanyakan Bagaimana hasil dari pengobatan yang telah dijalani terkait dengan kondisi kesehatan ibu sekarang?, maka hasilnya adalah bervariasi, akan tetapi sebagian besar responden yaitu sebanyak 12 orang (48%) dianjurkan oleh dokter untuk tetap harus menjalani pengobatan sesuai jadwal (lihat tabel 4.2.23). 75

Tabel 4.2.23 Distribusi frekuensi responden berdasarkan hasil pengobatan Hasil pengobatan terkait kondisi kesehatan Frekuensi (%) Pasien tidak tahu 7 28 Keadaan baik atau bagus dan- 12 48 lanjut pengobatan sesuai jadwal Dianjurkan untuk pap smear 4 16 Penjelasan mengenai pengobatan- 1 4 yang sudah dijalani masih meru- pakan pengobatan (kemo) awal Belum ada, baru di USG 1 4 Total 25 100 4.2.7 Pengetahuan Responden Tentang Tempat Pelayanan Kesehatan Yang Dituju Untuk mengetahui pengetahuan responden (baik penderita dan bukan penderita kanker serviks) tentang tempat pelayanan kesehatan yang pernah dikunjungi sebelumnya, maka peneliti mencoba menggali kembali informasi itu dengan menanyakan beberapa hal seputar tempat pemeriksaan, pernah mendapat informasi tentang tempat pelayanan itu, sumber informasi, dan informasi apa saja yang diketahui, pengetahuan responden khusus mengenai jenis layanan kesehatan khusus dan dokter ahli yang menangani masalah terkait dengan kanker serviks, dan hasil yang diperoleh sebagai berikut: a. Tempat pemeriksaan Peneliti bertanya, Dalam satu tahun terakhir, kemana ibu pergi memeriksakan diri? Jawaban responden adalah baik penderita dan bukan 76

penderita kanker serviks dalam setahun terakhir mereka tidak hanya memeriksakan diri di satu tempat pelayanan kesehatan. Namun ada beberapa tempat yang pernah dikunjungi selain ke rumah sakit yaitu ke puskesmas, klinik dokter spesialis, klinik dokter umum, bidan, dan poliklinik kesatuan (lihat tabel 4.2.24). Tabel 4.2.24 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tempat memeriksakan diri (n=25) Tempat pemeriksaan Frekuensi Responden penelitian Penderita Bukan penderita (%) Frekuensi (%) Rumah sakit 25 100 25 100 Puskesmas 17 68 15 60 Klinik dokter spesialis 1 4 1 4 Klinik dokter umum 2 8 Bidan 6 24 5 20 Poliklinik kesatuan 1 4 Keterangan : Penderita adalah pasien-pasien yang sudah didiagnosis menderita kanker serviks, dan bukan penderita yaitu pasien-pasien yang tidak didiagnosis menderita kanker serviks, dan mereka yang datang memeriksakan diri di Poli Obsgyn selama bulan Nopember 2012-Maret 2013, serta bersedia menjadi responden penelitian. Hasil itu sejalan dengan pengakuan bidan Poliklinik Obstetri-Ginekologi, sebagai berikut: Peneliti bertanya kepada bidan SR : Khusus untuk pasien-pasien yang kanker serviks, apakah sebagian besar dari mereka datang sudah membawa surat rujukan?, jawabannya adalah: Bidan SR : Sebagian besar membawa rujukan dan hasil PA (patologi anatomi). Jadi, mereka yang sudah dirujuk kesini dari daerah-daerah itu mereka sudah membawa hasil PA karena disana mungkin ngak (tidak) bisa menangani. Disini (RSUD Dr Moewardi) ada 77

kemoterapi, ada radioterapi. Tapi ada juga yang belum itu hanya sebagian kecil. Jadi, yang banyak memang mereka rujukan-rujukan dari luar daerah dengan sudah membawa hasil PA. Kemudian peneliti bertanya kepada bidan R yaitu : Peneliti: Saat pasien kesini pernah dikaji ngak (tidak) apakah pasien itu misalnya yang tinggal di desa memanfaatkan layanan kesehatan disana sebelum kesini (RSUD Dr. Moewardi? jawabannya yaitu: Bidan R : Iya, dari puskesmas biasanya mereka mendapat rujukan dari puskesmas baru kesini untuk yang kasus kanker-kanker, tapi kalau untuk kasus jaminan persalinan (jampersal) mereka datang kesini sekarang dan diterima. b. Informasi tentang tempat pelayanan kesehatan, sumbernya, dan informasi yang responden ketahui tentang tempat pelayanan yang dikunjungi Sewaktu ditanyakan Apakah sebelumnya pernah mendapat informasi tentang tempat pelayanan kesehatan, sumbernya, dan informasi apa yang diketahui?, maka jawaban responden adalah seluruh responden baik penderita dan bukan penderita kanker serviks pernah mendapat informasi terkait tempat pelayanan kesehatan yang mereka kunjungi. Sumber informasi penderita terdiri dari beberapa orang yaitu dokter spesialis, dokter umum, perawat, dan bidan. Sedangkan sumber informasi bukan penderita kanker serviks adalah dokter spesialis, dokter umum, bidan, diri sendiri, dan tetangga. Selain itu, informasi yang diketahui penderita mengenai tempat pelayanan kesehatan yaitu tentang alamat, jenis layanan kesehatan, dan 78

tenaga kesehatan. Sedangkan informasi yang diketahui bukan penderita adalah alamat, nomor telepon, jenis layanan kesehatan, dan tenaga kesehatan (lihat pada tabel 4.2.25). Tabel 4.2.25 Distribusi frekuensi responden berdasarkan informasi tentang tempat pelayanan kesehatan, sumbernya, dan informasi yang responden ketahui tentang tempat pelayanan yang dikunjungi (n=25) Informasi tempat pelayanan kesehatan Pernah mendapat informasi tempat pelayanan kesehatan Frekuensi Responden penelitian Penderita Bukan penderita (%) Frekuensi (%) Ya 25 100 25 100 Tidak - - - - Sumber informasi Dokter spesialis 21 84 7 28 Dokter umum 6 24 2 8 Perawat 4 16 Bidan 8 32 10 40 Tetangga 1 4 Diri sendiri 7 28 Informasi yang diketahui Responden Alamat 25 100 25 100 No telepon 1 4 Jenis layanan kesehatan 20 80 14 56 Tenaga responden 7 28 2 8 Keterangan : Penderita adalah pasien-pasien yang sudah didiagnosis menderita kanker serviks, dan bukan penderita yaitu pasien-pasien yang tidak didiagnosis menderita kanker serviks, dan mereka yang datang memeriksakan diri di Poli Obsgyn selama bulan Nopember 2012-Maret 2013, serta bersedia menjadi responden penelitian. 79

c. Informasi pengetahuan responden tentang jenis layanan kesehatan khusus dan dokter ahli yang menangani masalah kanker serviks Untuk mengetahui pengetahuan responden tentang jenis layanan kesehatan khusus dan dokter ahli yang menangani masalah kanker serviks, maka peneliti bertanya Apakah ibu tahu jenis layanan kesehatan khusus dan dokter ahli yang menangani masalah kanker serviks? dan jawabannya adalah hampir seluruh penderita kanker serviks (96%) mengetahui informasi jenis layanan kesehatan khusus dan dokter ahli yang menangani masalah kanker serviks. Sedangkan bukan penderita kanker serviks yaitu sebanyak 13 orang (52%) mengetahui informasi jenis layanan kesehatan khusus dan sebanyak 6 orang (24%) tahu informasi dokter ahli. 4.2.8 Pengetahuan Responden Tentang Kanker Serviks Untuk mengetahui pengetahuan responden tentang anatomi dan fisiologis serviks dan kanker serviks, maka peneliti bertanya kepada responden tentang 13 aspek pengetahuan, terdiri dari letak, gambar dan fungsi serviks, definisi kanker, definisi kanker serviks, karakteristik tumor ganas, penyebab utama, tanda dan gejala awal, pencegahan primer, pencegahan sekunder, tujuan pemeriksaan pap smear, pencegahan tersier, dan metode pengobatan kanker serviks. Dibawah ini akan dipaparkan pengetahuan responden tentang aspek anatomi dan fisiologis serviks, dan pengetahuan responden tentang aspek kanker serviks sebagai berikut: 80

a. Pengetahuan responden tentang aspek anatomi dan fisiologis serviks Data penelitian menunjukkan pengetahuan wanita baik penderita dan bukan penderita tentang anatomi dan fisiologis serviks tidak jauh berbeda atau sama. Penderita dan bukan penderita kanker serviks sebagian besar tidak tahu tentang letak serviks, gambar serviks, dan fungsi serviks. Data penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar bukan penderita kanker serviks tidak tahu tentang letak serviks (76%), gambar serviks (60%), fungsi serviks (76%). Sedangkan data juga memperlihatkan bahwa sebagian besar penderita kanker serviks, tidak tahu tentang letak serviks (76%), gambar serviks (96%), dan fungsi serviks (96%) (lihat tabel 4.2.26). Tabel 4.2.26 Pengetahuan responden tentang aspek anatomi dan fisiologis serviks (n=50) Aspek anatomi dan fisiologis serviks Pengetahuan responden Responden penelitian Penderita Frekuensi Bukan penderita (%) Frekuensi (%) Letak Tahu 6 24 6 24 Tidak tahu 19 76 19 76 Total 25 100 25 100 Gambar Tahu 1 4 10 40 Tidak tahu 24 96 15 60 Total 25 100 25 100 Fungsi Tahu 1 4 6 24 Tidak tahu 24 96 19 76 Total 25 100 25 100 81

b. Pengetahuan responden tentang aspek kanker serviks Pengetahuan tentang kanker serviks terdiri dari 10 aspek, yaitu definisi kanker, definisi kanker serviks, karakteristik tumor ganas, penyebab utama, tanda dan gejala awal, pencegahan primer, pencegahan sekunder, tujuan pemeriksaan pap smear, pencegahan tersier, dan bukan metode pengobatan kanker serviks). Distribusi pengetahuan responden tentang kanker serviks dipaparkan berturut-turut dibawah ini: 1. Pengetahuan tentang definisi kanker Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden baik penderita dan bukan penderita kanker serviks tidak tahu tentang definisi kanker (Tabel 4.2.27). Tabel 4.2.27 Pengetahuan responden tentang definisi kanker (n=50) Aspek kanker serviks Pengetahuan responden Penderita Frekuensi Responden penelitian Bukan penderita (%) Frekuensi (%) Definisi kanker Tahu 5 20 6 24 Tidak tahu 20 80 19 76 Total 25 100 25 100 2. Pengetahuan tentang definisi kanker serviks Hasil penelitian memperlihatkan sebagian besar penderita tidak tahu tentang definisi serviks, dan sebagian besar bukan penderita kanker serviks tahu tentang definisi kanker serviks. Distribusi pengetahuan tentang definisi kanker serviks dapat dilihat pada Tabel 4.2.28. 82

Tabel 4.2.28 Pengetahuan responden tentang definisi kanker serviks (n=50) Aspek kanker serviks Pengetahuan responden Penderita Frekuensi Responden penelitian Bukan penderita (%) Frekuensi (%) Definisi kanker serviks Tahu 11 44 20 80 Tidak tahu 14 56 5 20 Total 25 100 25 100 3. Pengetahuan tentang karakteristik tumor ganas Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar penderita dan bukan penderita kanker serviks tahu tentang karakteristik tumor ganas. Distribusi pengetahuan tentang karakteristik tumor ganas dapat dilihat pada Tabel 4.2.29. Tabel 4.2.29 Pengetahuan responden tentang karakteristik tumor ganas (n=50) Aspek kanker serviks Pengetahuan responden Penderita Frekuensi Responden penelitian Bukan penderita (%) Frekuensi (%) Karakteristik tumor Tahu 15 60 21 84 Ganas Tidak tahu 10 40 4 16 Total 25 100 25 100 4. Pengetahuan responden tentang penyebab utama kanker serviks Hasil penelitian memperlihatkan sebagian besar penderita dan bukan penderita kanker serviks tidak tahu tentang penyebab utama kanker serviks. Distribusi pengetahuan tentang penyebab utama kanker serviks dapat dilihat pada Tabel 4.2.30. 83

Tabel 4.2.30 Pengetahuan responden tentang penyebab utama kanker serviks (n=50) Aspek kanker serviks Pengetahuan responden Penderita Frekuensi Responden penelitian Bukan penderita (%) Frekuensi (%) Penyebab utama Tahu 3 12 7 28 kanker serviks Tidak tahu 22 88 18 72 Total 25 100 25 100 5. Pengetahuan tentang tanda dan gejala awal Hasil penelitian memperlihatkan sebagian besar penderita dan bukan penderita kanker serviks tahu tentang tanda dan gejala awal kanker serviks (lihat Tabel 4.2.31). Tabel 4.2.31 Pengetahuan responden tentang tanda dan gejala awal kanker serviks (n=50) Aspek kanker serviks Pengetahuan responden Penderita Frekuensi Responden penelitian Bukan penderita (%) Frekuensi (%) Tanda dan gejala awal Tahu 13 52 14 56 kanker serviks Tidak tahu 12 48 11 44 6. Pengetahuan tentang pencegahan primer Total 25 100 25 100 Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar bukan penderita kanker serviks tahu tentang pencegahan primer kanker serviks. Sedangkan sebagian besar penderita tidak tahu (lihat Tabel 4.2.32). 84

Tabel 4.2.32 Pengetahuan responden tentang pencegahan primer kanker serviks (n=50) Aspek kanker serviks Pengetahuan responden Penderita Frekuensi Responden penelitian Bukan penderita (%) Frekuensi (%) Pencegahan primer Tahu 4 16 24 96 kanker serviks Tidak tahu 21 84 1 100 Total 25 100 25 100 7. Pengetahuan tentang pencegahan sekunder kanker serviks Tabel 4.2.33 Pengetahuan responden tentang pencegahan sekunder kanker serviks (n=50) Aspek kanker serviks Pengetahuan responden Penderita Frekuensi Responden penelitian Bukan penderita (%) Frekuensi (%) Pencegahan sekunder Tahu 5 20 9 36 kanker serviks Tidak tahu 20 80 16 64 Total 25 100 25 100 Tabel 4.2.33 memperlihatkan bahwa sebagian besar responden baik penderita dan bukan penderita kanker serviks tidak tahu tentang pencegahan sekunder kanker serviks. 8. Tujuan pemeriksaan pap smear Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden baik penderita dan bukan penderita kanker serviks tidak tahu tentang tujuan pemeriksaan pap smear. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.2.34. 85

Tabel 4.2.34 Pengetahuan responden tentang tujuan pemeriksaan pap smear (n=50) Aspek kanker serviks Pengetahuan responden Penderita Frekuensi Responden penelitian Bukan penderita (%) Frekuensi (%) Tujuan pemeriksaan Tahu 5 20 9 36 Pap smear Tidak tahu 20 80 16 64 Total 25 100 25 100 9. Pengetahuan tentang pencegahan tersier kanker serviks Tabel 4.2.35 Pengetahuan responden tentang pencegahan tersier kanker serviks (n=50) Aspek kanker serviks Pengetahuan responden Penderita Frekuensi Responden penelitian Bukan penderita (%) Frekuensi (%) Pencegahan tersier Tahu 8 32 18 72 kanker serviks Tidak tahu 17 68 7 28 Total 25 100 25 100 Tabel 4.2.35 menunjukkan bahwa penderita kanker serviks tidak tahu tentang pencegahan tersier kanker serviks. Sedangkan, sebagian besar responden bukan penderita kanker serviks tahu tentang hal itu. 10. Pengetahuan tentang metode pengobatan kanker serviks Hasil penelitian memperlihatkan bahwa baik penderita dan bukan penderita kanker serviks tidak tahu tentang metode pengobatan kanker serviks. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.2.36. 86

Tabel 4.2.36 Pengetahuan responden tentang bukan metode pengobatan kanker serviks (n=50) Aspek kanker serviks Pengetahuan responden Penderita Frekuensi Responden penelitian Bukan penderita (%) Frekuensi (%) Bukan metode Tahu 8 32 10 40 pengobatan kanker Tidak tahu 17 68 15 60 Serviks Total 25 100 25 100 Data mengenai pengetahuan responden diatas, sejalan dengan pernyataan bidan Poliklinik Obstetri-Ginekologi, sebagai berikut: Peneliti: Bagaimana pengetahuan ibu-ibu yang datang periksa di Poliklinik Obstetri-Ginekologi tentang kanker serviks? Bidan SR: Pengetahuan mereka itu kurang karena mereka menganggap ya itu perdarahan dikira mungkin menstruasi. Jadi, dia (pasien) ngak (tidak) ngerti (mengerti) dari awal atau dia (pasien) ngerti (mengerti) itu keputihan-keputihan. Keputihan itu juga awal. Jadi mereka kayaknya betul-betul ngak (tidak) ngerti (mengerti) di kira keputihan biasa. Jadi, keputihan yang normal itu kan sebelum dan sesudah menstruasi. Mereka (pasien) menganggap mungkin itu biasa-biasa saja. Mereka datang sudah dengan keadaan perdarahan. 4.2.9 Perilaku Preventif Kanker Serviks Bagian ini dimulai dengan memaparkan perilaku-perilaku preventif yang dilakukan oleh penderita dan bukan penderita kanker serviks, terdiri dari: 87

4.2.9.1 Penderita kanker serviks Perilaku yang dilakukan oleh penderita kanker serviks berkaitan dengan perilaku seksual, personal hygiene (vagina), gaya hidup, dan faktor nutrisi sebagai berikut: 1. Perilaku seksual a. Berapa umur ibu sejak pertama kali aktif melakukan hubungan seks? Jawaban responden adalah umur termuda sejak pertama kali aktif melakukan hubungan seks adalah 12 tahun dan tertua 24 tahun (lihat Tabel 4.2.37). Tabel 4.2.37 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur minimum, maksimum, mean, median, dan standar deviasi. N Minimum (termuda) Maksimum (tertua) Mean Median Standar deviasi umur 25 12 24 18.80 19.00 2.872 Keterangan : Penderita adalah pasien-pasien yang sudah didiagnosis menderita kanker serviks, dan mereka yang datang memeriksakan diri di Poli Obsgyn selama bulan Nopember 2012-Maret 2013, serta bersedia menjadi responden penelitian. Berdasarkan pengategorian sebagian besar penderita kanker serviks (84%) pertama kali aktif melakukan hubungan seks adalah pada umur 21 tahun. Distribusi frekuensi umur responden sejak pertama kali aktif melakukan hubungan seks dapat dilihat pada Tabel 4.2.38 Tabel 4.2.38 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur saat pertama kali melakukan hubungan seks Umur pertama kali melakukan hubungan seks Frekuensi (%) 21 tahun 21 84 >21 tahun 4 16 Total 25 100 88

b. Perilaku memiliki pasangan seksual lebih dari satu Sewaktu ditanyakan Sebelum sakit (terkena kanker serviks) apakah ibu pernah memiliki pasangan seksual lebih dari satu?, dan jawaban responden adalah sebanyak 16 responden (64%) tidak pernah memiliki pasangan seksual lebih dari satu. Sedangkan 9 responden (36%) pernah memiliki pasangan seksual lebih dari satu. c. Perubahan hubungan seksual Untuk mengetahui informasi tentang ada atau tidaknya perubahan hubungan seksual setelah penderita sakit, maka peneliti bertanya Setelah sakit (kena kanker serviks) apakah hubungan seksual ibu dengan pasangan mengalami perubahan? dan jawaban mereka adalah sebanyak 23 responden (92%) setelah sakit (kena kanker serviks) mengalami perubahan hubungan seks, dan hanya 2 responden (8%) yang tidak. Setelah itu, peneliti bertanya lagi Apa saja perubahan yang ibu alami?, dan jawaban responden dapat dilihat pada Tabel 4.2.39 89

Tabel 4.2.39 Distribusi frekuensi responden berdasarkan perubahan seksual (n=25) Perubahan yang dialami Frekuensi (%) Tidak ada perubahan 2 8 Mengalami penurunan libido 2 8 Nyeri saat melakukan hubungan seksual 3 12 Penurunan frekuensi dan durasi saat melakukan hubungan seksual 1 4 Kelelahan 1 4 Suami pergi meninggalkan responden 2 8 Tidak berhubungan seks lagi 9 36 Kalau sudah kemo saat berhubungan tidak keluar darah 1 4 Suami sudah meninggal 5 20 Takut berhubungan seks 1 4 Pacar yang kedua sudah kabur 1 4 Suami bekerja di Sumatera 1 4 Suami sering berganti-ganti pasangan 1 4 Keluar darah saat berhubungan 1 4 Kemudian, peneliti bertanya lebih lanjut Apakah ibu merasa sangat terganggu dengan perubahan tersebut?, dan Adakah usaha atau upaya lain yang ibu dan atau pasangan lakukan untuk mengatasi perubahan dalam hubungan seksual sehingga tetap dapat menyalurkan rasa cinta dan kasih sayang?, dan jawaban responden adalah sebanyak 14 responden (56%) tidak merasa terganggu dengan perubahan yang terjadi. Sedangkan 11 responden (44%) merasa terganggu. Sebagian besar responden yaitu sebanyak 14 orang (56%) tidak mempunyai usaha atau upaya apapun guna mengatasi perubahan dalam hubungan seks. Distribusi frekuensi responden berdasarkan usaha atau upaya yang dilakukan oleh responden guna mengatasi perubahan dalam hubungan seks dapat dilihat pada Tabel 4.2.40. 90

Tabel 4.2.40 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usaha atau upaya yang dilakukan oleh responden guna mengatasi perubahan dalam hubungan seks Usaha atau upaya yang dilakukan Frekuensi (%) Tidak ada 14 56 Menahan keingingan untuk tidak- 7 28 melakukan hubungan seks Berpelukan dan bercerita dengan- 4 16 Pasangan Total 25 100 2. Perilaku personal hygiene (vagina) Pada bagian ini peneliti ingin mengetahui informasi tentang bagaimana perilaku personal hygiene (vagina) penderita kanker serviks, maka peneliti bertanya tentang pemakaian antiseptik, frekuensi mencuci vagina, waktu mencuci vagina, bahan yang digunakan untuk mengelap dan mengeringkan vagina, frekuensi mengganti celana dalam, dan waktu saat mengganti celana dalam, dan hasil yang diperoleh yaitu: a. Pemakaian antiseptik Sewaktu ditanyakan Sebelum sakit, apakah ibu menggunakan antiseptik untuk mencuci vagina?, dan Apakah ibu sering mencuci vagina dengan antiseptik?, kemudian peneliti bertanya lagi Setelah sakit, apakah ibu menggunakan antiseptik untuk mencuci vagina? dan jawaban responden adalah sebanyak 17 responden (68%) sebelum sakit (terkena kanker serviks) tidak menggunakan antiseptik untuk mencuci vagina dan hanya 8 responden (32%) yang menggunakan. Dari 8 responden yang menggunakan antiseptik, hanya 4 responden (16%) yang sering 91

menggunakan antiseptik. Setelah sakit, sebanyak 21 responden (84%) tidak menggunakan antiseptik, dan hanya 4 responden (16%) yang masih menggunakan antiseptik. b. Frekuensi mencuci vagina Peneliti bertanya, Sebelum dan setelah sakit (menderita kanker serviks) berapa kali dalam sehari ibu mencuci vagina?, dan jawaban responden terbanyak pada tabel 4.2.33 diatas adalah sebanyak 11 responden (44%) sebelum sakit mencuci vagina 3 kali sehari. Sedangkan setelah sakit, responden terbanyak yaitu 10 responden (40%) mencuci vagina masingmasing 4 kali sehari dan >4 kali sehari. Distribusi frekuensi responden berdasarkan frekuensi mencuci vagina dapat dilihat pada Tabel 4.2.41 Tabel 4.2.41 Distribusi frekuensi responden berdasarkan frekuensi mencuci vagina sebelum dan setelah sakit Frekuensi mencuci- Penderita vagina (kali sehari) Sebelum Sakit Setelah sakit Frekuensi (%) Frekuensi (%) 2 5 20 1 4 3 11 44 3 12 4 3 12 10 40 >4 3 12 10 40 2-3 1 4 1 4 4-5 1 4 >5 1 4 Total 25 100 25 100 Keterangan : Penderita adalah pasien-pasien yang sudah didiagnosis menderita kanker serviks, dan mereka yang datang memeriksakan diri di Poli Obsgyn selama bulan Nopember 2012-Maret 2013, serta bersedia menjadi responden penelitian. 92