PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 028 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN TUNJANGAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BAGI PEJABAT STRUKTURAL, WIDYAISWARA, PEJABAT FUNGSIONAL, DAN PEGAWAI NEGERI SIPIL NON STRUKTURAL DAN NON FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BERDASARKAN KINERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka upaya peningkatan profesionalisme, kinerja, dan untuk menunjang kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil, maka dipandang perlu untuk memberikan Pos Belanja Tunjangan Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil Bagi Pejabat Struktural, Widyaiswara, Pejabat Fungsional, dan Pegawai Negeri Sipil Non Struktural dan Non Fungsional di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan; b. bahwa pemberian Tunjangan Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil Bagi Pejabat Struktural, Widyaiswara, Pejabat Fungsional, dan Pegawai Negeri Sipil Non Struktural dan Non Fungsional di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan sebagaimana dimaksud dalam konsiderans huruf a bertujuan untuk menunjang kelancaran tugas pokok dan fungsi bagi Pejabat Struktural, Widyaiswara, Pejabat Fungsional, dan Pegawai Negeri Sipil Non Struktural dan Non Fungsional pada SKPD/Unit Kerja di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Pedoman Pemberian Tunjangan Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil Bagi Pejabat Struktural, Widyaiswara, Pejabat Fungsional, dan Pegawai Negeri Sipil Non Struktural dan Non Fungsional di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Berdasarkan Kinerja;
- 2 - Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 Jo. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 antara lain mengenai Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Selatan sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1106); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 5. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 8. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
- 3-9. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1979 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3149) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor, 51); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor, 51 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5121); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 197, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4018) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4194); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 164); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
- 4-15. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4738); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5153); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5258); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2014 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil yang Mencapai Batas Usia Pensiun Bagi Pejabat Fungsional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 58); 19. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan, dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan; 20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32); 22. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2003 tentang Petunjuk Teknis Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil; 23. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 1 Tahun 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Pegawai Negeri Sipil; 24. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 13 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2007 Nomor 13); 25. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 5 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2008 Nomor 5);
- 5-26. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2008 Nomor 6) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012 Nomor 1); 27. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 025 Tahun 2012 tentang Pedoman Pembentukan Produk Hukum Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Berita Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012 Nomor 29); 28. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 092 Tahun 2012 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Atas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Berita Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012 Nomor 92); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN TUNJANGAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BAGI PEJABAT STRUKTURAL, WIDYAISWARA, PEJABAT FUNGSIONAL, DAN PEGAWAI NEGERI SIPIL NON STRUKTURAL DAN NON FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BERDASARKAN KINERJA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Kalimatan Selatan. 2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. 3. Gubernur adalah Gubernur Kalimantan Selatan. 4. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD/Unit Kerja adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. 5. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat dengan PNS adalah Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan bekerja pada Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, atau dipekerjakan di luar Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.
- 6-6. Calon Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat dengan CPNS adalah Calon Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan bekerja pada Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, atau dipekerjakan di luar Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. 7. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Provinsi adalah Gubernur Kalimantan Selatan. 8. Pejabat struktural adalah PNS yang menduduki jabatan Struktural pada SKPD/ Unit Kerja di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. 9. Pejabat Fungsional adalah PNS yang menduduki jabatan fungsional tertentu berdasarkan keahlian atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri pada SKPD/Unit Kerja di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. 10. Widyaiswara adalah Jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk mendidik, mengajar dan/atau melatih PNS pada lembaga diklat Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. 11. PNS Non Struktural dan Non Fungsional adalah PNS yang menduduki jabatan fungsional umum yang tidak menduduki suatu jabatan struktural dan jabatan fungsional tertentu pada SKPD/Unit Kerja di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. 12. Tunjangan Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat TTP PNS adalah Tunjangan Tambahan Penghasilan PNS dan CPNS pada SKPD/Unit Kerja di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. BAB II MAKSUD, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP Bagian Kesatu Maksud Pasal 2 Peraturan Gubernur ini dimaksudkan dalam rangka upaya peningkatan profesionalisme, kinerja, dan menunjang kesejahteraan PNS dan CPNS di Lingkungan Pemerintah Daerah. Bagian Kedua Tujuan Pasal 3 Peraturan Gubernur ini bertujuan untuk menunjang kelancaran tugas pokok dan fungsi Pejabat Struktural, Widyaiswara, Pejabat Fungsional, dan PNS Non Struktural dan Non Fungsional pada SKPD/Unit Kerja di Lingkungan Pemerintah Daerah.
- 7 - Bagian Ketiga Ruang Lingkup Pasal 4 Ruang Lingkup Peraturan Gubernur Pemberian TTP PNS dan CPNS di Lingkungan Pemerintah Daerah ini diperuntukkan bagi Pejabat Struktural, Widyaiswara, Pejabat Fungsional, dan PNS Non Struktural dan Non Fungsional. BAB III KETENTUAN PEMBERIAN TTP PNS DAN CPNS Pasal 5 (1) TTP PNS dan CPNS di Lingkungan Pemerintah Daerah berdasarkan kinerja diberikan setiap bulan sekali. (2) Jumlah/besaran TTP PNS dan CPNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. Pasal 6 TTP PNS dan CPNS di Lingkungan Pemerintah Daerah berdasarkan kinerja diberikan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Nama Pejabat Struktural, Widyaiswara, Pejabat Fungsional, dan PNS Non Struktural dan Non Fungsional yang menerima TTP PNS dan CPNS pada masingmasing SKPD/Unit Kerja di Lingkungan Pemerintah Daerah ditetapkan dengan Keputusan masing-masing Kepala SKPD/Unit Kerja yang bersangkutan dengan mencantumkan nama jabatan, tingkat eselonering, golongan kepangkatan, dan besarnya TTP PNS dan CPNS. b. Pemberian TTP PNS dan CPNS, dapat dikenakan sanksi pemotongan apabila : 1. Pejabat Struktural, Widyaiswara, dan Pejabat Fungsional : a) tidak mengikuti apel pagi tanpa alasan atau khabar tertulis atau lisan kepada atasan langsung, maka Tunjangan Tambahan Penghasilannya dipotong sebesar 2 %/ orang / hari setelah dipotong pajak; dan/atau b) tidak hadir masuk kerja tanpa kabar atau alasan yang jelas dan sah, maka Tunjangan Tambahan Penghasilannya dipotong sebesar 3 %/orang/hari setelah dipotong pajak. 2. PNS Non Struktural dan Non Fungsional : a) tidak mengikuti apel pagi tanpa alasan atau kabar tertulis atau lisan kepada atasan langsung, maka Tunjangan Tambahan Penghasilannya dipotong sebesar 1 % / orang / hari setelah dipotong pajak; dan/atau b. tidak hadir masuk kerja tanpa kabar atau alasan yang jelas dan sah, maka Tunjangan Tambahan Penghasilannya dipotong sebesar 1,5 % /orang/hari setelah dipotong pajak.
- 8 - c. TTP PNS dan CPNS berdasarkan kinerja di Lingkungan Pemerintah Daerah oleh SKPD/Unit Kerja sebelum dimintakan pembayaran terlebih dahulu memperhitungkan sanksi pemotongan sebagaimana dimaksud pada huruf b angka 1 dan angka 2. Pasal 7 TTP PNS dan CPNS berdasarkan kinerja tidak dibayarkan bagi/terhadap PNS dan CPNS yang : a. tidak hadir masuk kerja tanpa kabar atau alasan yang jelas dan sah satu bulan berturut-turut; b. diberhentikan sementara dari Jabatan Negeri; c. telah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang, tidak dibayarkan Tunjangan Tambahan Penghasilannya selama 3 (tiga) bulan; d. telah dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat, tidak dibayarkan Tunjangan Tambahan Penghasilannya selama 6 (enam) bulan; dan/atau e. mengambil cuti besar atau cuti di luar tanggungan Negara. Pasal 8 Pemberian TTP PNS juga diberikan terhadap CPNS di Lingkungan Pemerintah Daerah sebesar 80 % (delapan puluh persen) dari yang diterima oleh PNS Non Struktural dan Non Fungsional. Pasal 9 Dalam rangka untuk menunjang kesejahteraan PNS di Lingkungan Pemerintah Daerah, kepada setiap PNS termasuk PNS Tugas Belajar dan CPNS dapat diberikan tunjangan tambahan peningkatan kesejahteraan yang diberikan sekali dalam setahun dan besarnya disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah. Pasal 10 Terhadap PNS dan CPNS yang tidak ikut apel pagi, tidak masuk kerja/melanggar ketentuan jam kerja tanpa alasan yang jelas dan sah, disamping kena sanksi pemotongan tunjangan tambahan penghasilan juga diproses dan dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku. BAB IV PENGAWASAN Pasal 11 Pengawasan terhadap pelaksanaan sanksi pemotongan TTP PNS dan CPNS bagi Pejabat Struktural, Widyaiswara, Pejabat Fungsional, dan PNS Non Struktural dan Non Fungsional dilakukan oleh atasan langsung pada masing-masing SKPD/Unit Kerja di Lingkungan Pemerintah Daerah.
- 9 - BAB V PEMBIAYAAN Pasal 12 Segala biaya yang timbul akibat diberlakukannya Peraturan Gubernur ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Dengan diberlakukannya Peraturan Gubernur ini, maka Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 188.44/0337/KUM/2012 tentang Pemberian Tunjangan Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil Bagi Pejabat Struktural, Widyaiswara, Pejabat Fungsional, dan Pegawai Negeri Sipil Non Struktural dan Non Fungsional di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Berdasarkan Kinerja, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 14 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Kalimantan Selatan. Diundangan di Banjarbaru pada tanggal 30 Mei 2014 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN, ttd MUHAMMAD ARSYADI BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 NOMOR 28 Ditetapkan di Banjarmasin pada tanggal 30 Mei 2014 GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, ttd H. RUDY ARIFFIN