BAB I PENDAHULUAN. berpotensi menurunkan tingkat kecerdasan atau biasa disebut Intelligence Quotient

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia saat ini masih menghadapi beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN. GAKY merupakan masalah kesehatan yang telah mendunia. Organisasi. Kesehatan Sedunia (2007), menyatakan GAKY merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tetrajodotyronin (T4) yang terakhir disebut juga tiroksin (Sediaoetama,

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan

Gangguan Akibat kekurangan Yodium (GAKY)

BAB 1 PENDAHULUAN. masih didominasi oleh kekurangan zat gizi yang disebabkan banyak faktor, di

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang memiliki dampak yang sangat besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan setiap manusia atau masyarakat pada

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kecerdasan terutama pada anak-anak (Arisman, 2004). Gangguan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan masyarakat baik di Indonesia maupun di dunia. Masalah yang

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu SyaratUntuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III (tiga) Kesehatan Bidang Gizi

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DI RUMAH TANGGA DI KELURAHAN ULAK KARANG SELATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar Hemoglobin (Hb) ambang menurut umur dan jenis kelamin (WHO, 2001).

LYDIA NURVITA RACHMAWANTI J

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI SMA PEDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB 1 : PENDAHULUAN. SDKI tahun 2007 yaitu 228 kematian per kelahiran hidup. (1)

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) masih merupakan. masalah kesehatan yang membutuhkan perhatian dan penanganan yang serius.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah gizi masyarakat merupakan salah satu. masalah yang sering dialami oleh negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGANN SITUASI GAKI DAN GARAM BERIODIUM DI KABUPATEN TRENGGALEK SAMPAI DENGAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) masih menjadi masalah

Apa yang dimaksud dengan Yodium?

BAB I PENDAHULUAN. proses metabolisme di dalam tubuh. Gangguan akibat kekurangan yodium

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat Indonesia dan perlu mendapatkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan manusia saat ini menjadi hal yang sangat kompleks dan

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB 1 : PENDAHULUAN. nasional, karena masalah kesehatan menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan manusia. (1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I. antara asupan (intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan. pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Hasil Riset Kesehatan Dasar pada

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1. Kerangka konsep penelitian pemeriksaan kadar iodium pada garam. 18

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan penanggulangnya harus melibatkan berbagai sektor terkait.

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai bahan dasar dalam pembentukan hormon tiroid. Apabila tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Remaja adalah tahapan umur yang datang setelah masa anak anak

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. ancaman global untuk kesehatan dan perkembangan di seluruh dunia, karena

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGELOLAAN GARAM DI DESA JONO KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN

PENDAHULAUAN Latar Belakang

World Hunger Organization (WHO), terdapat empat jenis masalah kekurangan. Anemia Gizi Besi (AGB), Kurang Vitamin A (KVA) dan Gangguan Akibat

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Salah satu penentu kualitas sumber daya manusia adalah gizi seimbang. Kekurangan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan,

BAB I PENDAHULUAN. atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Proposal

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan.

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok yang paling rawan dalam berbagai aspek, salah satunya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa zat gizi tidak terpenuhi atau zat-zat gizi tersebut hilang dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa

STUDI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT GONDOK PADA LANSIA DI DESA ARJOSARI KECAMATAN JABUNG MALANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

BAB I PENDAHULUAN. energi protein (KEP), gangguan akibat kekurangan yodium. berlanjut hingga dewasa, sehingga tidak mampu tumbuh dan berkembang secara

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dari tiga masalah gizi utama di Indonesia. GAKY merupakan masalah. kelenjar gondok, kekurangan yodium dapat mempengaruhi kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. melalui alat indra (Lukaningsih, 2010: 37). Dengan persepsi ibu hamil dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300

BAB I LATAR BELAKANG. Kekurangan Vitamin A (KVA), Anemia Gizi Besi (AGB), Gangguan Akibat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam memilih jenis makanan yang di konsumsi. Kecukupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah upaya peningkatan status gizi. Gangguan Akibat

BAB I PENDAHULUAN. makanan pada masa itu menjadi penyebab utama munculnya masalah gizi remaja

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Tujuan. penerus harus disiapkan sebaik-baiknya. Salah satu faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN POLA KONSUMSI PANGAN TERHADAP KEJADIAN GAKY PADA ANAK SDN 09 KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI PADANG TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi kurang masih tersebar luas di negara-negara. berkembang termasuk di Indonesia, masalah yang timbul akibat asupan gizi

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Masalah gizi di Indonesia dan di Negara berkembang pada

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era globalisasi karena harus bersaing dengan negara-negara lain dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. GAKY menjadi salah satu masalah kesehatan karena GAKY mengancam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang berpotensi menurunkan tingkat kecerdasan atau biasa disebut Intelligence Quotient (IQ) sehingga secara tidak langsung menjadi tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Timbulnya GAKY disebabkan karena kurangnya asupan zat yodium dalam jangka waktu yang lama. Defisiensi yodium akan mengganggu fungsi kelenjar tiroid, yang secara perlahan menyebabkan kelenjar ini membesar dan menyebabkan gondok. Disamping itu, rendahnya kadar hormon tiroid dalam aliran darah dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan serta perkembangan manusia. Masalah GAKY sudah menjadi masalah kesehatan yang mendunia yaitu terdapat 130 negara yang mengalami masalah tersebut, sebanyak 48% berada di Afrika, 41% di Asia Tenggara serta sisanya ada di Eropa dan Pasifik Barat. Pada kawasan ASIA Tenggara terdapat ±600 juta orang membangun keluarga di wilayah yang miskin yodium dan mengakibatkan ±700 juta orang menderita gondok (WHO, 2005, dalam Rusnelly 2006). Kasus GAKY di Indonesia juga masih menjadi persoalan kesehatan masyarakat yang cukup serius. Pada tahun 2003, hasil pengamatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia masih rendah yaitu pada peringkat 112 dari 174 negara. Rendahnya IPM ini menurut Azwar (2005) 1

2 sangat dipengaruhi oleh status gizi dan status kesehatan penduduk yaitu terlihat pada masih adanya kasus GAKY di Indonesia (Dewi & Sari DM, 2011). Prevalensi GAKY pada anak sekolah dasar secara nasional pada tahun 1990 mencapai (27,7%) kemudian terjadi penurunan menjadi 9,3% pada tahun 1998 dan pada tahun 2003 kembali meningkat menjadi 11,2% (Tim Penanggulangan GAKY Pusat, 2005). Bali merupakan salah satu dari sepuluh provinsi di Indonesia yang mengalami peningkatan kejadian GAKY. Survei Prevalensi GAKY dan Pemetaan di Provinsi Bali Tahun 1997/1998, Daerah Bali termasuk endemik ringan dengan Total Goiter Rate (TGR) 10,5% dan satu-satunya kabupaten dengan tingkat endemisitas berat adalah Kabupaten Karangasem dengan TGR 33,8% (Wirakusuma et al, 1998, dalam Gunung, 2007). Data Survey indikator GAKY Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2008 menunjukkan persentase rumah tangga di Provinsi Bali yang mengonsumsi garam mengandung cukup yodium hanya mencapai 45,1%, sedangkan target pencapaian konsumsi garam beryodium yang ditetapkan pada tahun 2005 sebesar 90% (berdasarkan hasil dari sidang United General Assembly (UNGASS) tahun 2002). Kabupaten Karangasem pada tahun 2005 melakukan evaluasi dampak program GAKY dan hasilnya pada kelompok umur 6 tahun tercatat sebanyak 5,1% mengalami GAKY, pada kelompok umur 7-9 tahun 39,9%, pada kelompok umur 10-12 tahun 50,6%, dan pada kelompok umur 13-15 tahun 3,9%. Kejadian GAKY timbul bukan hanya dipengaruhi oleh asupan yodium yang tidak cukup tetapi juga dipengaruhi oleh adanya kebiasaan mengonsumsi makanan yang mengandung zat goitrogenik. Zat tersebut merupakan zat yang mampu menghambat adanya penyerapan yodium di dalam tubuh dan zat ini dapat ditemukan pada kubis, kacang

3 tanah, kacang kedelai, singkong atau gaplek, bawang merah, dan bawang putih (Arisman, 2010). Salah satu wilayah di Kabupaten Karangasem yaitu pada Kecamatan Kubu, ditemukan beberapa masyarakat yang masih mengonsumsi gaplek yang merupakan makanan olahan dari ketela pohon atau singkong khususnya masyarakat yang ada di daerah lereng gunung agung (dataran tinggi). Kecamatan Kubu juga memiliki kasus GAKY yang tergolong sedang dengan nilai TGR sebesar 20,3%. Data tersebut diperoleh berdasarkan hasil evaluasi dampak program GAKY di Kabupaten Karangasem tahun 2005. Kecamatan Kubu merupakan daerah peringkat ketiga dengan status GAKY setelah Kecamatan Bebandem dan Rendang (Dinkes Karangasem, 2005). Data evaluasi di atas juga menunjukkan bahwa berdasarkan kelompok umur tercatat pada umur 6 tahun terdapat 4,2% mengalami GAKY (goiter atau gondok), sedangkan pada umur 7-9 tahun terdapat 35,9% dan pada umur 10-12 tahun terdapat 54,1%. Status gondok juga dapat dibedakan berdasarkan grade, yaitu grade 0 (tidak gondok), grade IA, grade IB dan grade II. Kecamatan Kubu memiliki kasus gondok dengan grade I sebanyak 20.3% dan sisanya (sebagian besar) yaitu 79.7% tidak gondok (grade 0). Kejadian GAKY juga dipengaruhi oleh kondisi geografis dan interaksi yodium dan zat besi. Sebagian besar penderita GAKY ditemukan di pegunungan atau dataran tinggi karena kandungan yodium yang rendah dalam air dan tanah atau bahkan tidak mengandung yodium sama sekali akibat terkikisnya yodium saat musim penghujan sehingga yodium lebih banyak ditemukan pada dataran rendah seperti di pantai (Hetzel & Maberly, 1986, dalam Rusnelly, 2006). Selain itu, pada GAKY,

4 kandungan zat besi sangat membantu dalam proses metabolisme yodium. Zimmerman (2000) membuktikan bahwa kekurangan zat besi dapat menyebabkan terganggunya metabolisme tiroid dalam tubuh manusia. Adanya hubungan kadar hemoglobin (Hb) dengan status GAKY diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Normawati, et al (2010) yang menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian GAKY dan anemia. Normawati juga menemukan bahwa subjek yang mempunyai kadar Hb< 20 gr/dl memiliki risiko 2.9 kali menderita GAKY. Peneliti juga menemukan bahwa anak usia sekolah berisiko tinggi mengalami pembesaran kelenjar tiroid dan menderita anemia defisiensi besi. Adanya kebiasaan masyarakat dataran tinggi di Kecamatan Kubu yang masih mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung zat goitrogenik (gaplek), dan masih ditemukannya kasus GAKY pada siswa sekolah dasar sehingga menyatakan Kecamatan Kubu merupakan daerah endemik GAKY pada tahun 2005. Dan penemuan yang menyatakan dataran tinggi lebih berisiko mengalami GAKY karena kurangnya ketersediaan mineral (khususnya yodium) pada sumber air serta penemuan adanya hubungan (interaksi) zat besi dengan yodium dalam metabolisme tiroid dan kejadian GAKY, maka akan dilakukan pengkajian lebih lanjut mengenai konsumsi yodium dan kadar hemoglobin pada anak sekolah dasar di wilayah endemik GAKY khususnya di dataran tinggi Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan permasalahan diatas adalah bagaimana konsumsi yodium dan ratarata kadar Hb pada anak sekolah dasar (SD) didataran tinggi Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem?

5 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsumsi yodium dan kadar hemoglobin pada anak SD di dataran tinggi Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui karakteristik (umur dan jenis kelamin) pada SD 2. Menganalisis tingkat konsumsi yodium pada anak SD 3. Mengetahui rata-rata kadar Hb pada anak SD 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memperjelas kemungkinan aspek pola konsumsi pangan khususnya bahan makanan sumber yodium dan kadar Hb sebagai salah satu faktor risiko timbulnya GAKY. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dari penelitian ini adalah gizi kesehatan masyarakat yang meliputi gambaran Konsumsi Yodium dan Kadar Hemoglobin pada anak SD di daerah dataran tinggi sebagai daerah endemik GAKY di Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem.