BAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi

dokumen-dokumen yang mirip
*Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Muhamamdiyah Klaten

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi politik dan ekonomi saat ini mengakibatkan perubahan pada tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).


BAB I PENDAHULUAN. diatas atau sama dengan 126 mg/dl (Misnadiarly, 2006). Gangguan. jaringan tubuh. Komplikasi DM lainnya adalah kerentanan terhadap

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor resiko terkait dengan DM

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA ORANG DEWASA DI KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2011 OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. II di berbagai penjuru dunia dan menurut WHO (World Health atau sekitar 2,38%. Menurut data Non-Communicable pada MDGs

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah, terlalu banyak lemak, tinggi kolesterol, terlalu banyak gula, terlalu

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan jiwa dari penderita diabetes. Komplikasi yang didapat

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Komplikasi akut adalah gangguan keseimbangan kadar glukosa darah jangka

BAB I PENDAHULUAN. akibat insufisiensi fungsi insulin (WHO, 1999). Berdasarkan data dari WHO

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELLITUS PADA Ny.T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu diteliti dan diatasi (Suyono, 2005). Namun tidak demikian

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PASIEN DM DENGAN KEPATUHAN DALAM MENJALANI DIET KHUSUS DI RS STELLA MARIS MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. insulin secara relatif maupun absolut (Hadisaputro & Setyawan, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pengetahuan keluarga yang baik dapat menurunkan angka prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. diabetes mellitus semakin meningkat. Diabetes mellitus. adanya kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik


PENGETAHUAN DIABETES MELITUS DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh: Seno Astoko Putro J

BAB 1 PENDAHULUAN. dialami oleh klien diabetes mellitus. Selain permasalahan fisik tersebut, diabetes

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular akan terus meningkat

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Internasional of Diabetic Ferderation (IDF, 2015) tingkat. prevalensi global penderita DM pada tahun 2014 sebesar 8,3% dari

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. memerlukan upaya penanganan tepat dan serius. Diabetes Mellitus juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh gangguan sekresi insulin, penggunaan insulin atau keduanya(ada,

BAB 1 PENDAHULUAN. kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin. (Awad,

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan. dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan


Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus merupakan salah satu jenis penyakit kronis yang akan menimbulkan perubahan yang permanen pada kehidupan setiap individu (Stuart & Sundeen, 2005). Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit kronik yang kompleks yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, lemak, protein dan berkembangnya komplikasi makrovaskuler dan neurologis. Telah lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya diabetus mellitus, yaitu obesitas, riwayat keluarga yang mempunyai penyakit diabetes mellitus, dan bagi seorang ibu yang melahirkan seorang bayi besar (Long, 2004). Menurut survei World Health Organisation (WHO), Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita diabetes melitus dengan prevalensi 8,6 % dari total penduduk. Di atasnya adalah India, China, dan Amerika Serikat (Rachmawati, 2005). WHO memperkirakan jumlah penyandang diabetes di Indonesia akan melonjak drastis. Bila pada tahun 2000 jumlah penyandangnya baru sekitar 8,4 juta, diprediksi meningkat menjadi 21,3 juta di tahun 2030 (Suara Pembaruan, 2012). Di Indonesia Diabetes Melitus sudah merupakan masalah kesehatan masyarakat karena prevalensinya yang meningkat 2-3 kali lebih cepat dari negara maju. Hasil yang tidak jauh berbeda dengan penelitian WHO juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan Departemen Kesehatan, didapatkan 1 1

2 bahwa prevalensi diabetes sebesar 12,7% dari seluruh penduduk. Selain itu penyakit ini hampir selalu disertai dengan komplikasi akibat adanya disfungsi vaskuler (Depkes RI, 2005). Tingginya angka kasus diabetes terutama dipicu pergeseran gaya hidup masyarakat di era globalisasi ini, khususnya yang bermukim di kawasan perkotaan. Perubahan gaya hidup ini membuat banyak orang kurang gerak karena tinggal di dalam ruangan. Banyak anak lebih suka duduk di depan televisi dan komputer daripada menghabiskan waktu di luar rumah. Padatnya kesibukan kerja dan tingginya pemakaian kendaraan pribadi mengakibatkan orang dewasa semakin kurang gerak dan malas berolahraga (Rachmawati, 2005). Beberapa komplikasi akibat dari penyakit Diabetes Mellitus diantaranya ketoasidosis metabolik, infeksi, penyakit jantung dan hipoglikemi. Diagnosis yang dilaporkan untuk dipantau dan ditangani lebih sering adalah hipoglikemi (Carpenito, 2007). Hipoglikemi adalah keadaan dimana kadar gula plasma dibawah 60mg/dl. Keadaan ini sering terjadi pada pasien karena faktor dosis insulin yang diberikan terlalu besar, makanan yang dimakan terlalu sedikit, juga dari faktor stress (Mansoer, 2007) Pemahaman penderita mengenai penyakit Diabetes Mellitus sangat penting karena pemahaman tersebut diharapkan menimbulkan kesadaran untuk mengendalikan gula darah dengan baik. Untuk mengendalikan gula darah, diperlukan kerja sama antara dokter dan perawat dengan pasien dan keluarga. Menurut Fitriani (2010), pasien Diabetes Mellitus bukan hanya

3 harus belajar keterampilan merawat diri sendiri untuk menghindari kenaikan kadar glukosa darah yang mendadak, tetapi juga harus memiliki perilaku preventif (pendidikan kesehatan) dalam gaya hidup untuk menghindari komplikasi diabetik jangka panjang. Pemahaman pasien tentang pengetahuan tersebut penting untuk penanganan kejadian syok akibat hipoglekimia di rumah. Pendidikan kesehatan yang penting diberikan kepada pasien DM diantaranya adalah dengan materi diet diabetes mellitus, agar pasien DM dapat mengetahui serta melaksanakan pola makan yang seimbang dan tidak beresiko terhadap penyakit DM yang dideritanya. Diet adalah jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau organisme tertentu. Diet adalah pengaturan pola, jumlah dan atau cara tertentu. Karena penting bagi pasien untuk pemeliharaan pola makan yang teratur, maka penatalaksanaan dapat dilakukan dengan perencanaan makanan (diet) (Waspadji, dkk, 2002). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Goeteng Taroenadibrata Purbalingga diketahui jumlah pasien Diabetes Mellitus pada bulan Januari-Oktober Tahun 2012 sebanyak 299 orang. Hasil wawancara terhadap 10 pasien yang menjalani rawat inap tentang penyebab Diet Diabetes Mellitus sebanyak 5 orang (50%) menjawab hanya mengurangi konsumsi gula dan garam, 2 orang (20%) menjawab mengganti konsumsi daging dengan ikan air tawar dan 3 orang (30%) menjawab mengkonsumsi buah-buahan yang rendah kandungan gulanya seperti buah naga. Masih banyaknya pasien Diabetes Mellitus yang tidak menerapkan diet DM secara tepat dikarenakan

4 belum banyak informasi yang diterima oleh pasien mengenai diet DM. Sehingga pendidikan kesehatan dengan materi diet Diabetes Mellitus sangat penting untuk diberikan kepada pasien, agar pasien DM dapat memperbaiki pola makannya untuk mengontrol kandungan gula dalam darahnya. Menurut Notoatmodjo (2005), pendidikan kesehatan penting untuk menunjang program-program kesehatan yang lain. Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada sikap sebagai hasil jangka menengah (intermediate impact) dari pendidikan kesehatan. Penelitian Maemonah (2011) menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan terbukti efektif mampu meningkatkan pengetahuan pasien tentang kegawatan Diabetes Mellitus di poli penyakit dalam RSD Sidoarjo. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti Efektivitas Pendidikan Kesehatan Tentang Diet Diabetes Mellitus dengan menggunakan media leaflet terhadap Peningkatan Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus di RSUD Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut Bagaimana efektivitas pendidikan kesehatan tentang diet Diabetes Mellitus menggunakan media leaflet terhadap peningkatan pengetahuan pasien Diabetes Mellitus di RSUD Goeteng Taroenadibrata Purbalingga?.

5 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui efektivitas pendidikan kesehatan tentang diet Diabetes Mellitus menggunakan media leaflet terhadap peningkatan pengetahuan pasien Diabetes Mellitus di RSUD Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan karakteristik pasien Diabetes Mellitus di RSUD Goeteng Taroenadibrata Purbalingga berdasarkan jenis kelamin, umur, dan pendidikan. b. Mendiskripsikan pengetahuan pasien Diabetes Mellitus tentang diet Diabetes Mellitus sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet di RSUD Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. c. Mengetahui efektivitas pendidikan kesehatan tentang diet Diabetes Mellitus menggunakan media leaflet terhadap peningkatan pengetahuan pasien Diabetes Mellitus di RSUD Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Profesi Keperawatan Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi perawat untuk memberikan pendidikan kesehatan pada pasien diabetes mellitus.

6 2. Bagi Institusi Rumah Sakit Pihak manajemen rumah sakit dapat meningkatkan kualitas pendidikan kesehatan yang diberikan pada pasien diabetes mellitus. 3. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai referensi ilmiah yang dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan penelitian, khususnya tentang efektivitas pendidikan kesehatan tentang diet Diabetes Mellitus terhadap peningkatan pengetahuan pasien Diabetes Mellitus. 4. Bagi Peneliti Sebagai sarana pengembangan ilmu dan praktek dalam melaksanakan penelitian ilmiah. E. Keaslian Penelitian Penelitian yang relevan dengan penelitian ini sebagai berikut: 1. Nikmah (2008) berjudul Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe II di Poliklinik Penyakit Dalam Rsud Tugurejo Semarang. Penelitian ini bersifat deskriptif dan analitik dengan menggunakan pendekatan case control. Adapun pengambilan sampel menggunakan teknik Quota Sampling, dengan jumlah sampel 54 pasien Diabetes Mellitus dan 54 pasien tidak Diabetes Mellitus. Analisis menggunakan uji Chi Square dengan tingkat signifikan 5%. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pola makan dengan kejadian Diabetes Mellitus tipe II di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Tugurejo Semarang, dengan X2 (33,437) dan Odd Ratio 13,877.

7 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Nikmah (2008) terletak pada variabel yang diteliti dan jenis penelitian yang digunakan. Dimana dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah pendidikan kesehatan tentang diet diabetes mellitus dan variabel terikatnya adalah pengetahuan pasien diabetes mellitus. Sedangkan jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. 2. Saputra (2008) berjudul Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang Perawatan Diabetes Mellitus Dengan Kejadian Ulkus Diabetik Di Ruang RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu. Desain penelitian cross-sectional, menggunakan data primer dengn cara mengajukan pertanyaan melalui lembar kuisioner, kemudian dianalisa secara univariat dengan distribusi frekuensi dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil penelitian diperoleh 53,1 % pengetahuan pasien kurang sedangkan 56,2 % pasien mengalami ulkus diabetik. Berdasarkan chi-square diperoleh hasil 53,125 % pengetahuan pasien kurang dengan kejadian ulkus diabetik 56,25 %. Sehingga dapat disimpulkan Ha diterima dan Ho ditolak, dengan hasil nilai p-value = 0,000. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Saputra (2008) terletak pada variabel yang diteliti dan jenis penelitian yang digunakan. Dimana dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah pendidikan kesehatan tentang diet diabetes mellitus dan variabel terikatnya adalah pengetahuan pasien diabetes mellitus. Sedangkan jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen.

8 3. Penelitian Maemonah (2011) yang berjudul Efektifitas Pendidikan Kesehatan Tentang Kegawatan Diabetes Mellitus terhadap Pengetahuan Pasien di Poli Penyakit Dalam RSD Sidoarjo. Metode penelitian ini menggunakan metode komparatif dengan rancanagan Quasy Eksperiment sampel penelitian sebanyak 43 pasien di Poli Penyakit Dalam RSD Sidoarjo. Uji statistik yang digunakan adalah Wilcoxon Rank. Hasil uji statistic diperoleh nilai p-value = 0,000 < α = 0,05 sehingga terdapat pengaruh antara pemberian pendidikan kesehatan terhadap penegtahuan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan terbukti efektif mampu meningkatkan pengetahuan pasien tentang kegawatan Diabetes Mellitus di Poli Penyakit Dalam RSD Sidoarjo. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Maemonah (2011) terletak pada variabel yang diteliti dan alat analisis yang digunakan. Dimana dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah pendidikan kesehatan tentang diet diabetes mellitus dan variabel terikatnya adalah pengetahuan pasien diabetes mellitus. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah u mann whitney.