BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi pada saat ini seseorang. jawab dalam tantangan zaman. Oleh karena itu, hal ini merupakan tantangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. baik secara fisik maupun mental dalam diri manusia. Sehingga dengan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pada kedewasaan fisik belaka, akan tetapi dapat dipahami kedewasaan psikis. 1

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan teknis dalam bidang pendidikan. Salah satu unsur tenaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan menurut sistem Pendidikan Nasional Pancasila dengan

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran peserta didik untuk meningkatkan mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mengarah pada perbaikan sistem pendidikan.. Usaha tersebut mesti. dilakukan demi menciptakan generasi masa depan berkarakter, yang

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapinya. Oleh karena itu, berbagai cara dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. didik sejak lahir, dan lingkungan yang mempengaruhi hingga bakat itu tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. 1 Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. andil yang cukup besar. Guru memang bukan satu-satunya penentu. itu, guru adalah bapak ruhani ( spiritual father) bagi siswa, yang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan moralitas yang tinggi. manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. adalah guru. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dirinya, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tingkah laku tersebut, seorang siswa dituntut untuk mencapai hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya istilah pendidikan atau paedagogie berarti

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. profesional harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. tidak terlepas dari tugas manusia untuk menumbuh dan. khususnya dalam pendidikan Islam. Usaha-usaha tersebut dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. perhatian; motivasi; keaktifan siswa; mengalami sendiri; pengulangan; materi

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia makhluk yang dikarunia akal dan hati oleh Allah SWT.

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 2010), Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 2.

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepada bagaimana peroses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN. menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pengajaran. Penggunaan metode

BAB IV PENUTUP. jumlah skor rata-rata berada pada klasifikasi sedang, yakni antara

BAB I PENDAHULUAN. Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, Alfabeta, 2012, hal iii

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan yang tergantung dari bakat dan lingkungan. 2

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali, yang berasal dari luar maupun dari dalam. Tujuan. pembangunan sebagaimana dimuat dalam pembukaan Undang-undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar menunjukkan ketidakmampuan menjawab soal-soal ujian

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas belajar sangat terkait dengan proses pencarian ilmu. Belajar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berarti membimbing atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang definisi pendidikan banyak dikemukakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 2008, hlm.1. 2

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan profesionalisasi dan sistem menajemen tenaga kependidikan serta

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Desember Diakses pada tanggal 17

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. menghindarinya apalagi menolaknya. Kehidupan manusia pada zaman modern

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kompetensi guru mengembangkan teknik evaluasi non tes

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang berkembang pesat sekarang ini. Sejalan dengan kemajuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan sangat berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. oleh Nana Sudjana, dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. Islam dimana norma-norma agama senantiasa dijadikan sumber pegangan. 1

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL DENGAN KINERJA GURU DI KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan era globalisasi mendudukkan pentingnya upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 34 2

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan berguna bagi diri

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang dicita-citakan. Untuk mencapai tujuan yang dicitacitakan

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman serta dapat berbuat sesuatu dengan apa yang telah dipelajarinya.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dalam dirinya. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman dan kemampuan yang memadai baik secara konseptual maupun

BAB I PENDAHULUAN. luas, pendidikan diartikan sebagai tindakan atau pengalaman yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. manusia di muka bumi, sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Sains. Materi pelajaran Sains harus dikuasi dengan baik oleh siswa. Dasar Sains yang baik akan

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran. hal ini disebabkan karena guru merupakan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Usaha tersebut bisa optimal jika sekolah sebagai pusat belajar

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

BAB I PENDAHULIAN. Pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Jakarta, 2003, hlm Hamzah B Uno, Model Pembelajaran: Menciptakan Proses belajar Megajar yang

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada proses pembelajaran di dalamnya, proses pembelajaran meliputi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami goncangan jiwa (tingkat menengah). 2

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam era globalisasi pada saat ini seseorang bisamemiliki tanggung jawab dalam tantangan zaman. Oleh karena itu, hal ini merupakan tantangan bagi setiap lembaga pendidikan pencetakpara ilmuan untuk meningkatkan mutu pendidikan yang ada dilembaga pendidikan tersebut. Lembaga pendidikan tentunya mempunyai tujuan yang harus dicapai dalam rangka menghadapi era globalisai. Namun, diera globalisasi telah mengubah satu bangsa hubungan antar bangsa didunia, meskipun secara geografis masih terbentang jarak, namun secara politis kultural, dan dapat mendorong manusia terjun kedalam persaingan itu sudah menjadi sunnatullah bahwa yang memiliki keunggulanlah yang tampil ke depan sebagai pemenang. Lembaga pendidikan Islam dengan segala keterbatasannya, suka atau suka, akan terserat ke dalam persaingan yang keta, maju sebagai pemenang, peningkatan kulitas lembaga pendidikan melalui pemikiran upaya, dan tindakan kreatif, dan novatif,sehingga memiliki nilai tambah yang baik dan yang benar. 1 Tujuan lembaga pendidikan tersebut harus disesauikan dengan tuntutan pembangunan yang telah dirancang oleh pemerintah atau daerah setempat.untuk mewujudkan pembangunan nasional di bidang pendidikan diperlukan peningkatan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan nasional 1 Hidayat Syah, Kapita Selekta Pendidikan Pengembangan Wawasan Menuju Kejayaan,(Pekanbaru : Suska Press, 2010).h.13 1

2 yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, perkembangan masyarakat serta kebutuhan pembangunan. Kompetensi guru merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direflesikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak secara dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu. 2 Beberapa pendapat di atas jelas bahwa kompetensi guru mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu hendaknya setiap guru, termasuk guru mata pelajaran akidah ahklah di Sekolah Menengah Pertama Terpadu Negeri 4 air Tiris Kecamtan Kampar Kabupaten Kampar mampu menguasai kompetensi guru mengembangkan teknik evaluasi non tes mata pelajaran akidah ahklak ini, demi tercapainya kualitas pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, maka kompetensiguru mengembangkan teknik evaluasi non tes mata pelajaran akidah ahklak di Sekolah Menengah Pertama Terpadu Negeri 4 Air Tiris Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar juga perluditingkatkan, hal ini diharapkan agar kulitas pembelajaran di sekolah menegah pertama negeri 4 air tiris tersebut meningkat, sehingga tercapai secara efektif dan optimal sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau nilai berdasarkan kriteria tertentu. Proses belajarmengajar adalah proses bertujuan, tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan yang diharapkan dimiliki siswa menyelesaikan pengalaman belajar. 2 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Islam,( Jakarta: Kalam Mulia,2005.) h..37

3 Berdasarkan ajaran Agama Islam menaruh perhatain yang sangat besar terhadap evaluasi Allah SWT berfirman dalam al-qur an yang memberi tahukan kepada kita bahwa pekerjaan evaluasi terhadap manusia adalah merupakan suatu tugas yang penting dalam rangkaian proses pendidikan yang telah di laksanakan oleh pendidik. Allah berfirman dalam surat An-Kabut ayat 2-3yang berbunyi: Artinya : apakah manusia mengira bahwa mereka alkan dibiarkan hanya dengan mengatakan kami telah beriman dan mereka tidak diuji, dan sesunnguhnya kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang dusta. ( An-Kabut 2-3) 3 Berdasarkan ayat di atas dapat menentukan tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran yang disebutkan di atas dapat menentukan tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran yang disebutkan di atas perlu dilakuakan usaha atau tindakan penilaian evaluasi. Dalam proses belajar mengajar evaluasi merupakan salah satu aktifitas belajar mengajar yang sangat penting, dimana kegiatan evaluasi ini merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan oleh guru untuk memperoleh informasi atau data. Kegiatan evaluasi bukan hanya 3 An-Kabut ayat 2-3.

4 sekedar kumpulan teknik-teknik yang diperlukan oleh guru dalam mengukur hasil belajar siswa, melainkan merupakan suatu proses kontiniu yang mendasari seluruh proses pendidikan dengan pengajaran yang baik.dapat dipahami bahwa perlu dilakuakan usaha untuk penilaian atau evaluasi terhadap siswa untuk mengetahui sejauh mana tujuan pendidikan di eralisasikan, guru harus dapat dapat melaksanakan peranan evaluator, yaitu dengan mengevaluasi anak didiknya secara format atau normativ, untuk mencapai tujuan secara umum atau tujuan secara khusus. Berdasarkan di dalam pendidikan Islam seorang pendidik dituntut agar bersifat profesional apabila suatu pekerjaan diserahkan tepat orang yang bukan ahlinya akan mengalami kegagalan Allah berfirman dalam surat Al-An aam ayat 165 yang berbunyi: Artinya : Dialah menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi bumi. Barang siapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannyamenimpa dirinya sendiri. (Al-An am 165) 4 Berdasarkan ayat di atas menggambarkan orang yang memiliki ilmu tingkat tinggi adalah orang yang mempunyai Ilmu pengetahuan, atau seorang pendidik, namun hal ini dijelaskan bahwa pengetahuan dapat mengantarkan manusia untuk selalu berfikir dan menganalisa hakikat semua fenomena yang 4 Al-An am ayat 165

5 ada pada alam, shingga mampu membawa manusia semakin dekat dengan Allah. 5 Berdasarkan pendidikan Islam yang berhadapan dengan tantangan dan tuntutan hidup umat manusia yang semakin meningkat, nilai-nilai Islam tidak dapat brfungsi aktual dan kontekstual dalam proses perkembangan kehidupan disegala bidang tanpa ditransformasikan melalui proses kependidikan dalam berbagai model. 6 Berdasarkan pelaksanaan pendidikan di sekolah dilakukan oleh bantuan tenaga pengajar yaitu guru. Dimana para guru sebagai tenaga pendidik merupakan orang yang berjasa baik terhadap masyarakat, maupun bergantung kepada pendidikan dan pengajaran yang diberikan oleh guru. 7 Namun dalam evaluasi harus memiliki pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi seperangkat pengetahuan, sikap keterampilan dan nilai yang terefleksi dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Dengan berpijak pada kompetensi ini, maka, ukuran-ukuran keberhasilan pembelajaran akan dapat diketahui secara jelas dan terarah. 8 Berdasarkan Kegiatan evaluasi dapat mencakup deskripsi tingkah laku, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.data kuantitatif dilengkapi dengan pengukuran, yang digunakan untuk menentukan perkembangan dan pertumbuhan siswa. Di samping itu, evaluasi kuantitatif juga di perlukan untuk menempatkan posisi seorang siswa dalam kelompok atau kelasnya.ada 5 Ramayulis, Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia 2009).h.154 6 Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001,) h. 88 7 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,(Bandung : PT. RemajaRosda Karya, 2007,) h.27 8 Ramayulis, Ilmu Pendidikan,( Jakarta :, Kalam Mulia,2008,) h. 225

6 kecendrungan bahwa sebagian guru melengkapi laporan evaluasinya dengan evaluasi kualitatif, karena adanya faktor pertimbangan subjek aktifitas yang dibuat oleh guru, pertimbangan tersebut biasanya bisa bervariasi dari waktu ke waktu. 9 Di Sekolah Menengah Pertama Terpadu Negeri 4 Air Tiris, guru mata pelajaran akidah akhlak telah melakukan evaluasi dengan baik dan bersemangat. Hasil pengamatan awal penulis menemukakan gejala-gejala sebagai berikut: 1. Di dalam teknik evaluasi non tes guru mata pelajaran akidah akhlak lebih mengarah pada teknik non tes kemampuan kognitif. Misalnya guru mata pelajaran akidah ahklak hanya memberikan nilai kepada siswa dengan mengambil hasil ujian saja 2. Masih ada guru mata pelajaran akidah akhlak yang kurang memiliki buku pedoman untuk mengevaluasi secara teknik non tes 3. Masih ada guru mata pelajaran akidah akhlak yang kurang mencatat secara sistematis dalam penilaian teknik evaluasi non tes Dengan adanya kesenjangan harapan dan kenyataan tersebut, maka,menunjukkan adanya suatu masalah yang harus dicari jalan keluarnya berdasarkan gejala-gejala diatas,penulis tertarik untuk melakukan penilitian dengan judul: Kompetensi Guru Mengembangkan Teknik Evaluasi Non Tes Mata Pelajaran Akidah Ahklak disekolah Menengah Pertama Terpadu Negeri 4 Air Tiris Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar B. Penegasan Istilah h.3 9 Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasional, (Jakarta : Bumi Aksara 2009).

7 Agar tidak terjadi kesalahan dalam judul ini, maka penulis akan menjelaskan beberapa istilah yang terkandung dalam judul ini sebagai berikut 1. Kompetensi Kompetensi adalah kekuatan mental dari fisik untuk melakukan tugas atau keterampilan yang mempelajari melalui latihan dan praktek. 10 Kompetensi yang dimaksud disini adalah seperangkat, pengetahuan, keterampilan serta kemampuan khususnya bagi guru SMP negeri 4 Air Tiris dalam melaksanakan tugasnya. Guru adalah pendidik professional dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, dan menilai, mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal (sekolah). 11 Guru yang penulis maksud disini adalah khusus pada guru SMP terpadu negeri 4 air tiris, yakni bagaimana guru tersebut melaksanakan tugasnya, mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,dan mengevaluasi proses pembelajaran. Berdasarkan yang menjadi permasalahan penelitian ini adalah kompetensi guru mengembangkan teknik evaluasi non tes mata pelajaran akidah ahklak di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Air Tiris Kampar. 2. Mengembangkan teknik evaluasi Mengembangkan teknik evaluasi adalah mengetahui perubahan perlaku dan pembentukan kompetensi peserta didik, yang dapat dilakukan dengan penilaian kelas. 12 Jadi yang di maksud penulis mengembangkan h.391 10 Hamzah B Uno, Profesi Kependidikan, Cet. Ke 2,( Jakarta: Bumi Aksara, 2008,) h.62 11 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan,( Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006,) 12 Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru,( Bandung : Remaja RosdaKarya,

8 tehnik evaluasi agar bisa guru menilai dan mendidik di dalam proses belajar mengajar 3. Non tes Non tes adalah suatu tes yang tidak menggunakan soal pertanyaan atau pernyataan, yang misalnya dengan mengunakan angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi. 13 yang dimaksud penulis adalah guru bisa memberikan nilai dan angka untuk semacam pertimbangan yang tepat dengan sesuai tujuan pembelajaran peserta didik. C. Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Berbagai masalah yang terkait dengan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesungguhnya cukup banyak, terutama dengan kompetensi yang berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran atau kompetensi guru.sebagaimana yang telah penulis paparkan dalam latar belakang masalah diatas, bahwa permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah kompetensi guru Mengembangkan Teknik Evaluasi NonTes Mata Pelajaran Akidah Akhlak Di Sekolah Menengah pertama Terpadu Negeri 4 Air Tiris Kabupaten Kampar. Maka persoalan-persoalan yang mengitari kajian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 2009,) h. 75-111 13 Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, Cet Ke 2, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009). h. 88-89

9 a. Usaha yang dilakukan oleh guru mata pelajaran akidah ahklak di SMP Terpadu Negeri 4 Air Tiris kurang mampu mengembangkan teknik evaluasi non tes b. Faktor yang mempengaruhi kompetensi guru mata pelajaran akidah ahklak kurang mengembangkan teknik evaluasi non tes c. Guru mata pelajaran akidah akhlak kurang sepenuhnya menguasai teknik evaluasi non tes d. Guru mata pelajaran akidah akhlak SMP Terpadu Negeri 4 Air Tiris kurang mampu mengembangkan kompetensi e. Kompetensi guru kurang memahami keterampilan belajar 2. Pembatasan Masalah Mengingat banyaknya persoalan-persoalan yang timbul dalam kajian ini seperti yang penulis paparkan di atas, maka penulis memfokuskan pada kompetensi guru mengembangkan teknik evaluasi non tes mata pelajaranakidah akhlak di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Air Tiris Kabupaten Kampar 3. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: a. Bagaimanakah kompetensi guru mengembangkan teknik evaluasi non tes mata pelajaran akidah di Sekolah Menengah Pertama Negeri Terpadu 4 Air Tiris?

10 b. Faktor apakahyang mempengaruhi kompetensi guru mengembangkan teknik evaluasi non tes oleh guru mata pelajaran akidah akhlak di SMP Terpadu Negeri 4 Air Tiris D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kompetensi guru mengembangkan teknik evaluasi non tes mata pelajaran akidah akhlak di Sekolah SMP Terpadu Negeri 4 Air Tiris Kabupaten Kampar dan faktorfaktor yang mempengaruhinya. 2. Manfaat penelitian Hasil-hasil penelitian yang penulis tulis ini hendaknya dapat dijadikan bahan acuan sebagai berikut: a. Memberikan informasi, masukan sekaligus sebagai dasar dan tolak ukur bagi guru untuk mengintropeksi diri dengan meningkatkan dalam pengembangan mutu pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar, dan mengembangkan teknik evaluasi non tes mata pelajaran akidah akhlak di Sekolah SMP Terpadu Negeri4 Air Tiris Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. b. Sebagai pengembangan wawasan keilmuan penulis dalam dunia pendidikan dan juga sebagai sumbangan pemikiran.

11 c. Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Tarbiyah Uin Suska Riau. d. Memeperoleh pengetahuan penulis dalam bidang perbaikan pembelajaran.