BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) teknologi. Seolah-olah hidup manusia sudah sangat tergantung pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk seluruh masyarakat yang mencakup upaya peningkatan (promotive),

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di kantor, tetapi juga di rumah, sekolah, bahkan kafe-kafe. Dari

HUBUNGAN MASA KERJA PADA PEKERJAAN MENCETAK CONE ICE CREAM DENGAN KECENDERUNGAN TERKENA DE QUERVAIN S TENDONITIS (DQT) DI SIBOLGA (MEDAN) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. selalu menarik perhatian bagi seseorang fisioterapis, problem permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan anggota gerak yang sering digunakan dalam aktifitas sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. berat. Apabila terjadi gangguan pada tangan maka kita akan kesulitan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu pekerjaan. Komputer yang banyak digunakan oleh segala kalangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia terdiri dari berbagai anggota gerak yang saling menopang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak negatifnya

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kehidupan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penurunan kapasitas fungsi dapat menyebabkan penurunan. patologi morfologis maupun patologi fungsional.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan unsur yang tidak terpisahkan dari kesejahteraan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang berulang-ulang. Salah satunya adalah mengetik atau menekan dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti

KELUHAN SUBJEKTIF CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEMERAH SUSU SAPI DI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas tersebut antara lain memasak, mencuci, menulis, mengetik, dan

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas manusia sehingga kreativitas manusia adalah sumber ekonomi. pada produksi kreativitas dan inovasi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA. tahun 1992, dimana sekitar 62% pekerja menderita Musculoskeletal

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR SUDUT TANGAN DAN KAKI MANUSIA. (Studi Kasus Laboratorium Teknik Industri-UMS)

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan perangkat komputer dalam menyelesaikan pekerjaan di

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Leher manusia adalah struktur yang kompleks dan sangat rentan terhadap

BAB 1 : PENDAHULUAN. efektif dalam arti perlunya kecermatan penggunaan daya, usaha, pikiran, dana dan

BAB I PENDAHULUAN. Health Association) adalah beberapa kondisi atau gangguan abnormal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencukupi kehidupan dan/atau untuk aktualisasi diri. Namun dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas dan produktif. Dalam keselamatan dan kesehatan kerja terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Pergelangan tangan dan jari-jari tangan merupakan kesatuan yang

BAB I PENDAHULUAN. saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Laundry dikenal sebagai kegiatan binatu atau pencucian pakaian dengan. mencucikan pakaian-pakaian (Samsudin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja pertahun di seluruh dunia (Ferusgel,

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROM DENGAN MODALITAS ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN. DI RS.AL.dr.RAMELAN. SURABAYA.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pekerjaannya adalah keluhan musculoskeletal disorders(msds).

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA. DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional di Indonesia selama ini telah dapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL. Pasien atas nama Ny.IA berumur 65 tahun yang mengeluh pergelangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan suatu produksi. Tidak sedikit proses produksi yang

Carpal Tunnel Syndrome di Bagian Instalasi Gizi

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

PANDUAN KESELAMATAN KERJA DAN PRAKTIKUM

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas kerja akan tercapai jika semua komponen dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang umumnya terjadi pada daerah siku (Setiawan, 2011). digunakan dalam permainan tenis dalam melakukan service, overhead

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, setiap orang dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil analisa data di 3 group pekerjaan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

Laboratorium Komputasi Dasar Ilmu Komputer PANDUAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM KOMPUTASI DASAR JURUSAN ILMU KOMPUTER

ERGONOMI PENGGUNAAN KOMPUTER Ergonomi:

BEDA PENGARUH LIFTING TECHNIC EXERCISE DENGAN BACK EXERCISE TERHADAP NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA GILING PADI

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri di Indonesia masih didominan dengan penggunaan tenaga

HUBUNGAN SIKAP KERJA DUDUK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA RENTAL KOMPUTER DI PABELAN KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki. Saat menghadapi persaingan kerja, penampilan juga merupakan salah

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS BERMAIN BULUTANGKIS DENGAN KECENDERUNGAN TERKENA TENNIS ELBOW DI GOR BULUTANGKIS DIRGANTARA KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. ergonomi dan psikososial yang berdampak pada kesehatan pekerja.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya, untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh

I. PENDAHULUAN. nervus medianus tertekan di dalam Carpal Tunnel (terowongan karpal) di

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI DE QUERVAIN SYNDROME SINISTRA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembuluh darah dimana keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. terpadu, full day school atau boarding school. Padatnya jam belajar yang ditawarkan

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental dan juga bebas dari kecacatan. Keadaan sehat bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. berdiri yang di lakukan secara terus menerus atau dalam jangka waktu yang lama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Gerakan Berulang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan. Posisi duduk adalah posisi istirahat didukung oleh bokong atau paha di

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan definisi fisioterapi yaitu suatu upaya kesehatan professional yang. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang nyaman, efisien dan

Upaya Preventif dan Edukatif De Quervain s Syndrome pada Pengguna Smart Phone di Kalangan Remaja

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Upaya perlindungan terhadap bahaya yang timbul serta pencapaiaan

TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI)

BAB I PENDAHULUAN. dan produktifitas tenaga kerja serta perbaikan mutu produk dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. emosional setelah menjalani rutinitas yang melelahkan sepanjang hari. Hal

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dengan dunia luar. Hal ini memungkinkan kita untuk menyentuh,

BAB I PENDAHULUAN. tempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya. Dalam Undang Undang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pada pasal 86, menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami nyeri pinggang dan Indonesia sendiri diperkirakan jumlahnya lebih

Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terbentuk atas banyak jaringan dan organ yang masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. dalam mencari pengobatan (Kambodji, 2002). menyebabkan sekitar 12,5% dari seluruh angka sakit.

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sudah sangat luas, hampir semua kegiatan manusia tidak lepas dari perangkat teknologi. Seolah-olah hidup manusia sudah sangat tergantung pada kemampuan perangkat tersebut yang memang diciptakan untuk membantu aktivitas manusia. Perangkat teknologi tidak hanya digunakan oleh kalangan menengah atas saja, tetapi saat ini kalangan menengah ke bawahpun sudah banyak yang menggunakan teknologi seperti handphone, computer, dan televisi. Walaupun sudah banyak manfaat yang dapat diperoleh dari pemakaian perangkat teknologi informasi dan komunikasi, Namun belum banyak yang menyadari bahwa pemakaian perangkat tersebut dapat juga menimbulkan risiko tersendiri. Risiko yang dimaksud adalah penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh pemakaian perangkat TIK, terutama pemakaiannya dalam waktu yang lama secara terus menerus (Nulhakim, 2010). Akhir-akhir ini Short Message Service (SMS) memang sedang ramai digunakan oleh banyak orang, terutama pada kalangan anak muda. Pesan dalam bentuk tulisan tersebut dapat disimpan dan dilihat kembali sehingga selain untuk berkomunikasi, SMS juga dapat menjadi sarana untuk menyimpan 1

2 catatan kecil. Tapi, pernahkah Anda mengalami rasa nyeri karena terlalu banyak melakukan SMS (Adriwongso, 2008). Di Amerika Serikat, 173 miliar pesan teks dikirim bulanan oleh 293 juta pelanggan telepon seluler, pada pertengahan tahun 2010. Pesan teks dikirim sekitar 20 pesan teks setiap hari per pelanggan. Kepemilikan telepon seluler adalah 85% antara 15-18 tahun, 69% di antara 11-14 tahun, dan 31% di antara 8-10 tahun,usia dewasa rata-rata, menghabiskan 1 jam dan 35 menit setiap hari SMS dan 118 pesan teks setiap minggunya. Dan yang banyak mengirim pesan teks adalah kebanyakan kaum wanita dibandingkan laki-laki (Williams dan Kennedy, 2011). Menurut William dan Kennedy (2011) dalam journalnya yang berjudul Texting Tendinitis in Teenager mengungkapkan bahwa anak muda yang berusia 16-24 tahun, sepertiga dari mereka mampu menghabiskan waktu untuk mengirim sedikitnya 20 SMS setiap harinya. Dan ternyata, 16 persen dari mereka atau satu dari enam orang yang gemar ber- SMS mengaku merasa tidak nyaman saat mengetik SMS. Ketidaknyamanan tersebut berupa rasa sakit di pergelangan tangan, punggung, lengan, bahkan leher setelah mereka selesai mengetik SMS. Gambar 1.1 Posisi ibu jari ketika mengetik SMS (William dan Kennedy, 2011)

3 Mengetik SMS yang berlebihan meningkatkan risiko cedera otot berat RSI. Terlalu banyak mengetik pesan singkat (SMS) atau menekan tombol konsol keypad handphone juga dapat meningkatkan risiko cedera otot berat atau RSI (Santoso, 2009). Di awal tahun 2009 SMS merupakan cara yang menyenangkan sebagai alat dalam berkomunikasi. Sayangnya, sampai saat ini produsen ponsel tidak mendisain ponsel untuk memberikan rasa nyaman saat mengetik SMS karena dibutuhkan gerakan berulang untuk menekan huruf-huruf yang ada di ponsel. Bahkan, seringnya mengetik SMS dapat mengakibatkan rasa nyeri pada otot dan dapat menimbulkan pembengkakan otot di pergelangan tangan maupun di bagian bawah ibu jari (Andriwongso, 2008). Handphone jenis QWERTY merupakan handphone yang paling sering di gunakan oleh masyarakat sekarang karena cara mengetiknya lebih mudah dan cepat. Handphone jenis QWERTY sebenarnya berprinsip sama dengan Keyboard jenis QWERTY, keyboard ini dibuat pertama kali pada tahun 1873 oleh Perusahaan Remington untuk keperluan mesin ketik. Nama QWERTY diambilkan dari deretan huruf pada baris paling atas. Hampir semua komputer mengunakan keyboard jenis QWERTY. Sejak awal keyboard QWERTY diciptakan tidak memperhatikan masalah ergonomi, sehingga sangat memungkinkan timbulnya gangguan atau keluhan terhadap tubuh manusia dan lebih jauh lagi dapat menjadi penyebab penyakit akibat kerja (Nulhakim, 2010). Banyak mengetik sms dengan ibu jari pada keyboard kecil (QWERTY) dapat menyebabkan orang berisiko terkena penyakit musculoskeletal yang

4 lebih dikenal dengan de quervain syndrome. Dalam jurnalnya Miller (2005) berjudul The ergonomic Implications of Text Messaging, mencatat bahwa beberapa orang bisa mengetik hingga 40 kata per menit saat mereka mengirim pesan teks, tetapi mereka merasakan akibat dari mengetik sms itu adalah rasa sakit dan ketidaknyamanan pada ibu jari mereka. De quervain syndrome merupakan cidera yang termasuk dalam RSI. RSI merupakan istilah yang digunakan untuk mendefinisikan berbagai macam cidera pada otot tendon dan saraf. Cidera ini biasanya disebabkan oleh aktivitas yang membutuhkan gerakan yang berulang-ulang. Salah satunya adalah mengetik SMS. Risiko RSI dapat muncul di bagian ibu jari (Philips, 2003). De Quervain's syndrome (DQS) adalah peradangan pada sisi pergelangan tangan di bagian ibu jari tepatnya pada tendon musculus extensor pollicis brevis serta musculus abductor pollicis longus karena trauma atau pembebanan yang terlalu berat ( Shiel, 2008). Menurut De Wolf (1994) dalam bukunya Ilmu Pemeriksaan Gerak, seseorang yang mengalami keluhan dan gejala seperti nyeri pada pergelangan tangan bagian radial menuju ibu jari, adanya crepitasi karena gesekan tendon meningkat dan rasa kesemutan pada ibu jari. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang tersebut mempunyai risiko terkena de quervain syndrome. Risiko ini akan bertambah buruk jika tangan masih digunakan untuk aktivitas yang memerlukan gerakan berulang ulang. Akibatnya otot dan ligament tersebut mengalami peradangan yang mengakibatkan nyeri jika tangan digerakkan ke arah ulnar deviasi (tes

5 finklestein s) berarti orang tersebut positif terkena de quervain syndrome (Belcher, 2010). Beberapa penelitian membuktikan bahwa faktor faktor pekerjaan sangatlah penting sebagai faktor risiko terjadinya De quervain syndrome. Faktor tersebut yaitu gerakan yang berulang dalam periodesasi yang lama, gerakan dengan kekuatan, postur kerja statis dengan waktu yang lama. Salah satu gangguan yang sering terjadi pada orang yang gemar SMS adanya faktor faktor tersebut yang dapat menyebabkan cidera pada musculus abduktor pollicis longus (APL) dan musculus extensor pollicis brevis (EPB) sehingga mengalami gangguan gerak pada pergelangan tangannya atau yang disebut dengan de quervain syndrome (Ahuja, 2004 ). Kalau di lihat dari segi anatomis, tangan, pergelangan tangan dan jari merupakan bagian dari ekstremitas atas yang bentuknya sangat rumit sehingga mudah sekali terkena injury. Sebagai organ komunikasi, tangan mempunyai fungsi sebagai organ motorik maupun sensorik. walaupun tangan, pergelangan tangan dan jari terdiri dari banyak sendi, tetapi fungsinya satu sama lain saling mempengaruhi ( Wolf, 1994). Sekarang ini di dunia, tercatat 3,8 juta orang dilaporkan menderita rasa sakit pada bagian pergelangan tangan dan ibu jari tiap tahunnya, karena terlalu sering menulis SMS. Padahal, lima tahun yang lalu kasus serupa sudah menimpa lebih dari 38% populasi pengguna ponsel dan 10% yang terkena sakit pada bagian pergelangan tangan dan ibu jari tersebut sembuh. Dan sekitar 5%

6 dari populasi pengguna ponsel tersebut yang merasa terganggu dan mengalami keterbatasan fungsional pada tangannya (Nulhakim, 2010). Berdasarkan pembahasan di atas penulis merasa perlu menelaah lebih jauh tentang permasalahan ini dengan melakukan survei pendahuluan terlebih dahulu. Hasil survei sementara di Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Fisioterapi di Universitas Muhammadiyah pada 5 orang dari 20 orang atau 25% pengguna handphone jenis QWERTY yang menyukai mengirim SMS setiap harinya, mereka di dapatkan adanya keluhan nyeri pada ibu jarinya, rasa kesemutan pada ibu jari, adanya sedikit bunyi krek-krek (crepitasi). Umumnya lama aktivitas mengirim SMS oleh para mahasiswa Fisioterapi di Universitas Muhammadiyah Surakarta yang menggunakan handphone jenis QWERTY lebih dari 1 jam perhari. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik ingin mengetahui apakah ada Hubungan lama Short Message Service (SMS) terhadap Risiko terjadinya De Quervain Syndrome pada Pengguna Handphone jenis QWERTY. B. Identifikasi Masalah Pada saat ini banyak sekali gangguan yang diakibatkan oleh seringnya mengetik SMS. Beberapa gangguan tersebut adalah Low back pain, trigger finger, carpal tunnel syndrome dan de quervain syndrome. Saat ini banyak orang lebih memilih komunikasi lewat SMS di bandingkan komunikasi lewat telephone. Disamping biaya SMS yang cukup murah, SMS juga dapat menjadi catatan kecil. Mengetik SMS dalam periode waktu yang lama dan

7 terus menerus dengan menggunakan kedua ibu jari dapat menyebabkan cidera pada otot. Hal ini menunjukkan bahwa SMS itu sangat penting untuk berkomunikasi, padahal dalam mengetik sms ini menggunakan kedua tangan yang digunakan secara berulang-ulang khususnya pada ibu jari, tetapi saat ini handphone yang sedang berkembang adalah handphone jenis QWERTY yang mengharuskan mengetiknya menggunakan kedua ibu jari. Gerakan pada ibu jari tersebut dapat menyebabkan otot penggeraknya berkontraksi berulang ulang. Hal tersebut belum ditambah dengan posisi keypad handphone yang di desain tidak ergonomis, sehingga risiko untuk mengalami cidera pada bagian tersebut cukup besar. Desain keypad handphone QWERTY tersebut tidak ergonomis, sehingga ini berisiko terkenanya de quervain syndrome. Risiko tersebut ditandai oleh gejala yang timbul akibat de quervain syndrome yaitu rasa nyeri pada bagian radial pergelangan tangan menuju sisi ibu jari, rasa baal dan kesemutan ibu jari, ada crepitasi akibat gesekan pada tendon yang meningkat karena gerakan yang berulang ulang. (Miller, 2005). Berangkat dari hal ini peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui adanya Hubungan lama Short Message Service (SMS) terhadap risiko terjadinya de quervain syndrome pada pengguna handphone jenis QWERTY.

8 C. Pembatasan Masalah Karena luasnya permasalahan yang ada maka pembatasan masalah dibatasi pada Hubungan lama Short Message Service (SMS) terhadap risiko terjadinya De Quervain Syndrome pada pengguna handphone jenis QWERTY. D. Rumusan Masalah Apakah ada Hubungan lama Short Message Service (SMS) terhadap risiko terjadinya De Quervain Syndrome pada pengguna handphone jenis QWERTY? E. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui Hubungan lama Short Message Service (SMS) terhadap risiko terjadinya De Quervain Syndrome pada pengguna handphone jenis QWERTY. F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Intitusi Pendidikan Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk membuka wawasan berpikir ilmiah dan melihat permasalahan yang timbul dalam lingkup fisioterapi.

9 2. Bagi Fisioterapi dan Institusi Pelayanan Dari hasil penelitian ini sebagai bahan masukan bagi fisioterapis dalam memperkaya variasi dalam memberikan saran-saran pada pengguna handphone jenis QWERTY. 3. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan mempraktekkan pola berfikir ilmiah khususnya di dalam mengetahui problematika fisioterapi pada risiko de quervain syndrome akibat sms dengan menggunakan handphone jenis QWERTY 4. Bagi Masyarakat a. Sebagai sarana penambah informasi kepada masyarakat mengenai risiko mengetik SMS yang berlebihan dengan menggunakan handphone jenis QWERTY. b. Sebagai sarana penambah informasi mengenai risiko yang ditimbulkan oleh De Quervain Syndrome akibat dari mengetik SMS yang berlebihan dengan menggunakan handphone jenis QWERTY dan cara penanggulangannya.