PEMANFAATAN MEDIA TELEVISI DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN MEDIA TELEVISI DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan adalah suatu jenjang formal yang dilalui oleh seorang

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN. Setiap pendidik menginginkan agar ilmu yang dimiliki dapat diserap

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Kurikulum 2004 berbasis kompetensi yang telah direvisi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai ide yang di bawa dalam istilah itu. Definisi mana yang kita pilih,

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak pernah lepas dan selalu diwarnai nilai-nilai yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Media pembelajaran merupakan komponen kegiatan pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

KESIMPULAN, IMPUKASI DAN SARAN. arl uralan yang telah dlkemukakan pada bab terdahulu maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

Problematika Kompetensi Kepala Madrasah dalam Dinamika Pemberdayaan Madrasah

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Dengan. berkomunikasi, manusia dapat berhubungan dengan sesamanya.

PENDAHULUAN. membantu manusia untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. hlm. viii. 1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kabar, menonton berita, mendengarkan radio, mengakses berita melalui internet.

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di dalamnya baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang dapat hidup tanpa berkomunikasi. Apalagi di zaman modern ini ketika

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk menjalankan segala aktivitas atau kegiatan sehari-hari. Contoh dari

BAB I PENDAHULUAN. satunya melalui media massa, seperti televisi, radio, internet dan surat kabar.

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

SUBSTANSI IPS DAN KARAKTERISTIKNYA

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. permasalahan yang telah dirumuskan pada bagian terdahulu. Berdasarkan hasil analisis

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa perlu berkomunikasi. Manusia lahir

BAB I PENDAHULUAN. kita ketahui apabila kita perhatikan lebih jauh lingkungan sekitar kita.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas tinggi merupakan suatu bangsa yang akan mampu bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pesan bisa menjadi sebuah informasi yang sangat penting untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

TANGGAPAN MASYARAKAT WAJIB PAJAK KELURAHAN PAKOWA TERHADAP IKLAN PAJAK YANG DI TAYANGKAN DI SIARAN TELEVISI TRANS

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Salah satu manfaat yang dapat dirasakan sekarang ini adalah. akan meluaskan cakrawala pengetahuan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi.

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan informasi secara cepat kepada masyarakat yaitu televisi.

Landasan dan Tujuan Pendidikan Pancasila

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. media massa karena sifatnya yang lebih efisien dan cepat. Media massa kini tidak

PENDEKATAN ILMIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MADRASAH IBTIDAIYAH (Studi Analisis Desain Strategi Pendidikan Agama Islam)

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon)

BAB I PENDAHULUAN. membawa pengaruh terhadap munculnya berbagai macam produk sejenis, disertai

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan salah satu media massa yang paling banyak digunakan

A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, terutama dalam penyampaian informasi. mengubah sikap (attitude), pendapat (opinion) atau prilaku (behavior).

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkualitas. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. secara berbeda.usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sosio-ekonomi,

2015 PERSEPSI SISWI TERHADAP PENCITRAAN IDEAL REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan informasi pada era globalisasi pada zaman ini sangat begitu

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) sebagai salah satu mata

UJIAN AKHIR SEMESTER SEMESTER GANJIL TA. 2011/2012

BAB II KAJIAN PUSTAKA

IKLAN CENTRIN TV DAN MINAT BERLANGGANAN ICHE. A. C. NAPITUPULU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Media massa menjadi entertainer (penghibur) yang hebat karena bisa mendapatkan

Transkripsi:

- - -.. WAWASAN PEMANFAATAN MEDIA TELEVISI DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) Rudy Gunawan Universitas Muhammadlyah Prof. DR. HAMKA ABSTRACT Television Is e vlsuel eudlo (heerd end seen) electronicmedie, which can provideinfonnetionsuch as news end entertainment Including educationalmaterials. The objective of this papar is to find out howmediaeducation Is needed to help teachersto develop their students' understandingofsocial studies materials. The method used Is a descriptiveanalytical study of literature. It can be concluded /hat/he television mediahas a broadimpact In diversifying /hemedia or multimediaapplications. IPS willbe moremeaningful learningwhenusing the media of television effectivelyand efflcienliy. PENDAHULUAN Televisl adalah sebuah media komunikasi massa yang potensial, tidak saja untuk menyampaikan Informasi tetapi juga membentuk perilaku seseorang baik ke arah positif maupun negatlf, disengaja atau tidak. (Marshall,Wrendly, 2002:22). MenuM Ibrahim (1997:25) Serna kin lama TV dirasakan sebagal bagian dari kehidupan manusia dewasa Inl, bahkan pada kelompok masyarakat tertentu TV mutlak harus ada dan sulit membayangkan hldup tanpa TV. Ritme dan kegiatan hldup banyak dlatur oleh TV, suka atau tldak, sadar ataupun tidak (lbrahlm,1997:25). Luasnya dampak siaran teleyisl terhadap kehldupan mesyarakat, menjadikan TV 8eOOgal media yang efektif dan efislen untuk periuasan pendldikan. Informasi dapat dlterlma melalul TV kapan saja selama 24 jam. Dampakposltlf 8iaranlV tersebut, antara lain masyarakat dapat dengan mudah dan cepat memperoleh Informasl darl berbagal belahan dunla; dapat menunjang pengembangan IImu pengetahuan (pendldikan); dan seoogai media hlburan.dampak negatif slaranlv antara lain menlngkatnya perilaku konsumtlf dan hedonls dl kalanganmesyarakat; menlngkatnyatindakan kekerasan dan perkosaan; dan anak Ieblh banyak menonton aeara lv darlpada belajar. Untuk memlnl.malisasl dampak negatif tersebut, maka dampak posilifnya harus dlkembangkan dan d/kemas sedemlkian rupa sehlngga leblh menarik para pemlrsa. Menurut Effendy (1994:95), bahwa upaya mengoptimalkan daya pengaruh positif media lv dan kaset vidao yang audio-visual antara lain dengan menyiarkan.acara-acara TV yang mengarahkan masyarakat dari learning by listening (belajar dengan mendengarkan) dan learning by seeing (be/ajar dengan melihat) kepada learning by doing (belajar dengan melakukan). Pendidlkan IImu Pengetahuan Soslal (IPS) disebut juga sebagai Synthetic Science, karena konsep, generalisasi, dan temuan-temuan penelltian dltentukan atau dlobservasl setelah fakta terjadi (Welton dan Mallan,1988:66-67). Informasl faktual tentang kehldupan sosial atau masalah-masalah kontemporer yang terjadi di masyarakatdapat dltemukan dalam Iiputan (exposure) media massa (Wronski 1971:430-434), karena media massa dlyaklnl dapat menggambarkan realitas soslal dalam berbagai aspek kehldupan. Mesk/pun untuk Itu, Informasl atau pesan (massage) yang dltampllkannya di surat kabar atau majalah, dldengarkan di radio, dllihat dllv atau Internet telah melalul suatu saringan (filter) dan seleksl oleh pengelola media untuk berbagai kepentingannya, mlsalnya untuk kepentingan blsnls atau ekonomi, kekuasaan atau politlk, pembentukan opini publlk, hiburan hingga pendldikan. Menurut Rakhmat (1985:174) abad ke-21 disebut sebagai abad komunikasi massa, bahkan dalam WIDYA 2 Tahun 29 Nomor 319 April 2012

WAWASAN-----..,..--------'---------- pembabakan sejarah umatmanusia. McLuhan (1964;76) menyalakannya sebagal babak neo-tribal (sesudah babak tribal dan babak Gutenberg), yakni masa di mana alatalat elektronls memungklnkan manusia menggunakan beberapa macamalat Indara dalam komunlkasl. Tomer (1981) menamakannya sebagai The Third Wave. Tujuan penulisan Ini adalah untuk mengelahui peranan media pendldikan dalam membantu guruuntuk menumbuhkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran IPS. Metode yang dipakai dalam tulisan ini adalah metodedeskriptlfanalitis. PEMBAHASAN Pendldlkan Ilmu Pengetahuan Soslal (IPS) Menurut AI Muchlar (2004:2) pendldikan IPSsebagai salah satu program pendidikan, dihadapkan pada lanlangan untuk dapat menlngkatkan mutu pendidikan di Indonesia, sehingga menghasilkan manusia Indonesia yang mampu berbuat dan berkiprah dalam kehidupan masyarakat modem. IImu Pengelahuan Sosial (IPS) adalah sebuah program pendidikan dan bukan subdisiplin IImu tersendiri, sehlngga tldak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat IImu, dislplln Ilmu-lImu soslal (social sciences), maupun IImu pendidlkan (Somantri,2001 :89). AI Muchlar(2004;20) menyebutkan bahwa kondlsl pendidikan IPS pada saat ini menunjukkan beberapa kelemahan. baikdilihatdariproses maupun hasilbelajar, antara laindalam aspek metodologis, dimana pendeka1an eksposltoris sangat menguasai seluruh proses belajar (Somantri.1987:70). Aktivilas guru lebih menonjoldari padakegialan siswa dan belajarterbalas pada hapalan (Pelly,1990:30). Selain itu Soepardjo(1989;75) dalam AI Muchlar (2004;60) menemukan adanya kecenderungan di kalangan slswa dewasa ini yang menganggap bahwa IPS merupakan bidang studl yang menjemukan dan kurang menanlang mlnat belajar, bahkan lebih dari itu, dlpandang sebagal "kelas dua" balk oleh peserta didlk maupun orang tua mereka (Pelly,1990;45). Hal Inl disebabkan belum adanya budaya belajar slswa yang dalam konteks Inl dlartlkan bahwa belajar IPS bukan hanya menyangkut "What To Leam" melalnkan "How To Leam". Dengan kala lain belajar IPS seyogyanya dipandang dari aspek inslrumenlalnya, yaitu "Learning to Learn". Hamid Hasan (2007:54) menyebutkan bahwa Manusia memilikl berbagai kemampuan dan dimensi intelektual. Gardner (2006:50) menggambarkan tenlang dimensi kemampuan manusia dalam kehidupannya. liaporang mempunyal karakteristlk masing-masing yang unik dan tidak sama satu sama lain dan selama perjalanannya kemungkinan akan terjadi perubahan sehingga terjadl pergeseran dimensi kemampuan intelektual. Dalam hal Ini peranan pendidikan IPS yang multidimensi harus mampu pula mengembangkan berbagai aspek dimensi intelektual dan tidak hanya terpaku pada satu dimensi saja. Pada saat inipendidikan IPS masih terpaku pada teori-teori i1mu yang bersifat universal dan lidak bermualan Iokal. Dlmana sebagai pendidik baru, khususnya bidang IPS. pertu mengingat ungkapan Muhammad Halla, salahseorang tokoh besar bangsa Indonesia, yaitu "Da/am Mama/lhare dan mamajukan Ilmu Kareklarlah yang TanJtama, Buksn Kacardasan. Kurang Kacerdasan Dapa/ Dllsl, Kureng Karektar Suksr Mamanuhl " Kalimat di alas setldaknya mampu menggugah para guru IPS, bahwa pembelajaran bukan hanya menyampaikan materi supaya siswacerdas, telapi lebih dari itu, agar slswa didlk memllikl karakteristlk pribadi yang peka nurani dan tanggap nalarnya, untuk memecahkan berbagai persoalan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. "Guru blasa mampu mambarltahukan, Guru balk mampu menja/askan, Guru ulung mampu memperagakan Guru habal mampu mangllhaml." (WIlliam Arthur, dalam Eko Praselyo:2006:138) MenurutSukmadinala.2004:113-124; lilaar, 2003:240 243), berdasarkan pada fokus pengajaran, sekurang-kurangnya dikenal tlga poladesain kurikulum, yaltu: 1. SUbject Centered design; suatu desain kurikulum yang berpusat padabahan ajar. 2. Leamer Centered Design; suatu desain kurikulum yang mengutamakan paranan slswa. 3. Problem Centered Design; desaln kurikulum yang berpusat pada masalah-masalah yang dihadapl dalam masyarakat. Perkembangan desain penyusunan kurlkulum beserta jenis-jenis desainnya, penekanan dalam, WIDYA DU'W "",m..", UPT. PERPUSTAf<AAN Harajl Oijaga Heutuhannya 3 Tahun 29 Nomar 319April 2012

WAWASAN-------------------- kurikulumjatar belakang filsafat, sumber-sumber penyusunan kurikulum dan para pakar yang menganjurkan desain tersebut seperti terlihat pada tabel 1 di bawah ini. Tabel1. Desain Kurikulum Mnat dan kebutuhan.,.k Pooga~mandan minit.nak Pengalaman dan minatlnak R_ progresmsme Anak progresmsme Anak progresmsme Anak, masyarakat Pslkoll:9. Ina masyarakat Dalam berbagai Iiteratur, kurlkulum diartikan sebagai suatu dokumen atau rencana tertulis mengenal kualltas pendidlkan yang harus dimlllkl oleh peserla didik melalul suatu pengalaman belajar. Pengertian ini mengandung arti bahwa kurlkulum harus tertuang dalam satu atau beberapa dokumen atau rencana tertulis, yang berlslkan pernyataan mengenal kualitas yang harus dimlllki seorang peserta didik yang mengikuti kurikulum tersebut. Kualitas pendidikan di atas mengandung arti bahwa sebagai dokumen kurikulum merencanakan kualitas hash belajar yang harus dlmillki peserta dldik, kualltas bahanlkonten pendldikan yang harus dipelajarl peserta dldlk, kualltas proses pendldikan yang harus dialami peserta didik. Oleh karena itu Ide atau pemiklran kurlkulum IPS yang harus dikembangkan dalam era global adalah rekonstruksionisme sehingga tentunya proses pembelajaran IPS yang dikendaki harus mengejawantahkan ide-ide rekonstruksionisme. Dewey, I<Ipa11ick. Patker Dewey, Rugg, Sc:humakor Freire. -,Holt. IUicII Combs, Fantini. Maslow, Rogers Di Indonesia sendiri dalam Kurikulum Berbasls Kompetensi dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan IPS lebih cenderung ke arah rekonstrukslonisme. Secara tegas dinyatakan dalam kurikulum Pendidikan IPS pada rambu-rambu pembelajaran, bahwa pembelajaran Pendidikan IPS hendaknya merupakan pendekatan pembelajaran kontekstual, yang dapat dilaksanakan di antaranya melalui metode inquiry, problem solving, dan portfolio yang sebenamya disuarakan pula oleh para global refonnis dalam pendidikan IPS. Tujuan Pendldikan IPS 1.Membentuk manusia pembangunan yang ber-pancasila 2. Membentuk manusia yang yang sehat jasmani dan rohaninya yang meliputi pengetahuan dan ketrampilan 3. Dapat mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab 4. Dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh rasa tenggang rasa 5. Dapat mengembangkan kecerdasan yang yang tinggl disertai budi pekerti yang luhur 6. Mencintai bangsanya dan mencintal sesama manusla sesual ketentuan yang tennaksud Menurut Oemar Hamallk (1992:40) bahwa tujuan pendldlkan IPS berorientasi pade t1ngkah Iaku para slswa, yaltu: (1) Pengetahuan dan pemahaman. (2) Sikap hldup belajar, (3) Nllai-nllal 80sial dan slkap, (4) Ketrampllan. Selain Itu untuk membina anak didik menjadl warga negara yang baik yang memlliki pengetahuan dan kepedullan soslal yang berguna bagi dlrlnya serla bagl masyarakat dan nagara. Pendidikan IPS dapat dikatakan sebagai telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai mahluk soslal selalu hidup bersama dengan sesamanya. Pada saat inl dengan kemajuan teknologl (IPTEK) orang dapat berkomunlkasi dan menyampaikan Infonnasi dengan cepat dimanapun mereka berada melalui handphone dan internet. Media Televlsl (TV) Menurut Charles Wright (1985:30) TV sebagai media audio visual merupakan media komunikasi masse WIDYA 4 Tahun 29 Nomor 319 April 2012

I WAWASAN-------------------- potensial yang memllikl beberapa karakter khas, yaltu: 1. Bersltat, cepatdansellntas. 2. Mampu merebut 94 'I. saluren masuknya pesanpesan atau Informasi ke dalam plklran manusla malalul matadan tellnga. 3. Mampu membuat orang pada umumnya menglngat 85 % dart apa yang dlilhatdl layertv walaupun hanya sekall dltayangkan dan menglngat 50% setelah 3 jam kemudlan atau 65% setelah 3 harl kemudlan. 4. Tidak saja menyempelkan berite tetapi juga dapat membentuk pertlaku seseorang ke arah positifmaupun negatlt. Dalam IImu komunlkasl, pada tingkat analisls karakter, teknologi merupakan baglan dart studl soslal, Namun, begltu masuk kedalam media TVyang dlhadapi bukan lagl pesan yang memllikl konteks soslal, tetapl juga perangkat lunak dan perangkat keras yang berkonteks fislka (McLuhan,1964:8-9). Teorl-teori McLuhan tersebut menunjukkan adanya semangat bahwa untuk melakukan kajlan media bukan sekadar untuk kepentingan pragmatis, tetapl untuk memahaml kemanuslan dalam kehldupan masyarakat. Teknologi media menlmbulkan suatu perubahan nllal baru yang tumbuh dl masyarakalselanjutnya McLuhan (1964:44) menyebutkan terbentuknya "global Village" aklbat teknologl media. Pola kehidupan masyarekat daiam "global vfllage" tentunya merupakan kajian yang sangat menantang baglparapengkaji Studl Sosla!. Perubahan masyarakat desayang mengkota, lalu berada dl dalam desa dunia, proses perubahan semacem inltidakdapat dldekatl dengan model komunlkasl konvensional, yang mengasumslkan perubahan alam plklran khalayak sebagai haslldart efek pesan media. Model komunlkasl dengan menltlk beratkan pada efekpassn k1ranya hanya populer bagl pengkaji limu Komunikasl sebelum tahun 60-an, tetapl sudah tidak sesuai untuk menjelaskan fenomena media modem. Pandangan McLuhan memang terlalu jauh bagl pengkajl Studi Soslal yang umumya melakukan kajian posltivfsme dan berslfat pragmatis. Sementara hipotesa yang bertolak dart filsafat soslal dan berpretensl menjelaskan proses peradaban, sullt dlgunakan untuk menjelaskan obyek kajlan. Dalam memahaml masyarakat, semakin terasa perlunya pendekatan IInlas dislplln. Melalui hlpotesa McLuhan, dlmana para pengkajl limu Komunlkasl menempetkan dirt dalam menangkap fenomena soslal Media dl slnl dlbicarekan untuk menjelaskan tatanan dan niai kehklupan masyarakal Pengkaji harus bertolak menggunakan perspektifleort-teort yang berasal dart dlslplln studt Stud! Sosial termasuk kultural lainnya, sehlngga tenomena media akan terllhat lebih luas secara kontekstual. Katarkaltan Madia TV dangan Pambalajaran IPS Daiam Studl Sosial, spesiallsasi dlpertukan untuk efislensi belajar, tetapi saat menghadapl masyarakat, pengkajl pada haklkatnya tldak akan terpaku dengan speslalltas dislplln studi lersebul Tujuan seorang pengkaji Studi Soslal adalah mengenall fenomena masyarakat (policy dan society) dan kemudlan berusaha mengungkapkan makna kehldupan manusia dari realltasnya. Beberapa temuan penelltian yang menunjukkan keter1<altan media masse terulama dalam pembelajaran IPS diungkapkan oleh Splalna (Shaver,1991:300-309) yaltu: 1. Media massa, khususnya televlsl, telah begltu memasyerakat 2. Media masse berpengaruh terhadap proses sosialisasi. 3. Orang-orang leblh mengandalkan Informasi yang berasal dart media massa dartpada dart orang lain. 4. Para guru IPS pertu memberdayakan media massa sebagai sumber pembelajarannya. 5. Para orang tua dan pendldik, balk secara individu ataupun kaiompok, dlharapkan dapat memlnimalisasikan ataupun kelompok, dlharapkan dapat meminimalisasikan pengaruh negatif media massa dan mengoptimalkan dampak posltlfnya. PENUTUP Keslmpulan 1. Media televisl adalah suatu jenls komunlkasl yang dltujukan kapada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonlm melewatl media elektronik, sehlngga pesan informasl yang sama dapat diterima secara serentak dansesaat. 2. Pemanfaatan media TV artinya penggunaan bentuk media elektronik untuk tujuan tertentu yang dalam kajian Inl dlsebut sebagal sumber pembelajaran IPS. WIDYA ",,,L, r..:-" _L,! ::\J;'" '.'\ \' 5 Tahun 29 Nomor 319April 2012 j i

WAWASAN-------------------- 3. Guru dapat memanfaatkan atau memberdayakan media massa sebagai sumber pembelajaran IPSsecara optimal dan efektif sehingga dapat menunjang keberhasilan pembelajaran. Saran-saran 1. Sebagai sumber pembelajaran IPS, media pendidikan diperfukan untuk membantu gurudalam menumbuhkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran IPS. 2. Diversifikasi aplikasi media atau multi media, sangat direkomendasikan dalam proses pembelajaran IPS, misalnya melalui: pengalaman langsung siswa di Iingkungan masyarakat, dramatisasi, pameran dan kumpulan benda-benda; lelevisi danfilm; radio recording; gambar; toto da/am berbagai ukuran yang sesuai bagi pembelajaran IPS; DAFTAR PUSTAKA Al Muchtar, S. Pengembangan BerplkIrdanNllaldalsm Pandidlkan IPS.Gelar Pustaka Mandlri. Bandung, 2004. flj Muchtar, S. Otonomi Daarah danmultlkulturailsma. FPIPS UPI Bandung.2003. Effendy, O.U. IImu Komunikas/: Teorl den Praktik. Rema)a Rosdekarya. Bandung,l994 Hesen, Said Hamid. Pendidlkan IImu Sosial, Proyek Pendidikan Tenega Akademlk, Dirjen Dlkti, Depdlkbud. Jakarta,1996. Pldarta, M. Landasan Kependldikan. Jakarla: RlnekaC1pta.1997. Sapriya. StudlSosial:Konsep dan ModelPembelejaran. Buana Nusantara. Bandung,2002. Silberman, M.L AktJve Leamlng. Baodung: Nuansa Media.2004. Skeel, J.S. Elementary SocIal Studies: Challenges for Tomcnow's World. Harcourt Brace and Company. Florida.1995 Usman, M.U. Menjed/ Guru Profeslone/. Remaja Rosdakarya.Bandung,2003. Wahab, A.A. Reorlentasl dan RevltalisasiPend/dlkan IImu-i1mu SosIaI. Program Pascasaljana IKiPBandung. Bandung,l998. Wiriaatmadja, R. Pendidlkan SejBrah dllndonesib. Hisloris Utama Press. Bandung, 2002. hltp:lldlgllib.petra.ac.ld/viewer.php?page=l&submll.x=o&oubmit.y=o&gual=hlgh=hlgh&fname=/jiunkpals1i1kom12oob/jiunkpesno-s1 2008 51402087-9221-drama asia-chapter 1.pdl. makalah daridigllab Unlversllas Kristen Petra, tanpa Penulls, dlunduh tanggal12 April 2010 htlp:llre searchenglnes.com/mangkoes6-04-2html tentang Pernanfaatan MediaMassa sebagal Sumber Pembelajaran IPS di tlngkat Persekolahan yang dllulls oleh Drs. Ariel Achmad MSP, M.Pd.diunduh tanggal 12 April 2010. hltp:l/ashaddisireger.files.wordpress.comi2oo8108109.kedudukanteorknedla.4pdf tentang Kedudukan Teon dan Media dllullis oleh Ashadl Siregar dlunduh tanggal 12 April 2010 WASPADA DAN SElEKTIF TERHADAP PROGRAM TElEVISI YANG SOlEH DITONTON OlEHANAK MERUPAKAN KEWAJISAN ORANGTUA WIDYA 6 Tahun 29 Nomor 319April 2012